AYU FATMASARI
NIM. P17212195031
Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda
maupun tua, orang kaya maupun orang miskin. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit mematikan di dunia dan saat ini terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga
setelah penyakit jantung dan kanker. Penyakit ini sangat terkait dengan pola hidup
Hipertensi adalah keadaan rata-rata tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada kondisi istirahat selama beberapa kali
dan “sedang”. Sehingga The Joint National Committtee on detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) membuat suatu klasifikasi hipertensi seperti
A. Hipertensi Primer
Hipertensi primer (essensial atau idiopatik) adalah suatu kategori umum peningkatan
tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang tidak diketahui dan
bukan suatu entitas tunggal. Tekanan darah orang dengan kecenderungan genetik
misalnya, kegemukan, stres, merokok, konsumsi garam berlebih, diet yang kurang
+
mengandung buah, sayuran, dan produk susu yaitu rendah K dan Ca+. Hipertensi
B. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh masalah primer lain,
misalnya akibat gangguan ginjal, gangguan sistem endokrin, dan gangguan sistem
abnormal sehingga terjadi hipertensi. Namun tidak semua penyebab hipertensi dapat
diketahui dengan jelas. Menurut Corwin (2010, hlm 486), kebanyakan kasus
McPhee & Ganong (2010, hlm 342-346), hipertensi sekunder disebabkan oleh
a. Koarktasio Aorta
Ginjal menyekresi air lebih cepat daripada garam. Peningkatan konsumsi garam
c. Kelainan ginjal
sekresi renin oleh ginjal. Sekresi renin akan merangsang sistem renin-angiotensin
f. Kelainan neurologis
sistem saraf pusat. Otak akan mengirimkan respons berupa rangsangan untuk
pengaturan tekanan darah melalui saraf otonom. Kelainan pada sistem saraf pusat
a. Riwayat keluarga
intraseluler dan penurunan ratio potassium. Klien yang memiliki orang tua dengan
b. Usia Hipertensi
Hipertensi primer muncul antara usia 30 – 50 tahun. kejadian meningkat pada usia
c. Jenis kelamin
Secara umum angka kejadian hipertensi lebih tinggi laki laki daripada wanita
sampai usia 55 tahun. Antara usia 55 – 74 tahun resikonya hampir sama, setelah
d. Etnik
Angka kematian pada hipertensi orang dewasa, berturut-turut terjadi paling rendah
pada wanita kulit putih yaitu 4,7 %, pria kulit putih 6,3 %, pria kulit hitam 22,5 %,
dan yang paling tinggi adalah wanita kulit hitam yaitu 29,3 %. Alasan peningkatan
pada kulit hitam itu tidak jelas tetapi peningkatan ini didukung oleh tanda jumlah
renin yang lebih rendah, sensitivitas vasopresin lebih tinggi, pemasukan garam
a. Stres
Faktor lingkungan atau kejadian dan fenomena fisik dapat menyebabkan stres.
b. Obesitas
Kegemukan terutama pada bagian tubuh atas dimana terjadi peningkatan jumlah
lemak di pinggang. Seseorang yang kelebihan berat badan pada daerah pantat,
pinggul dan paha beresiko lebih rendah untuk terjadi hipertensi sekunder.
yang secara tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Muatan sodium dapat
hipertensi.
e. Penyalahgunaan zat
kejadian hipertensi lebih tinggi pada klien yang minum lebih dari 30 cc etanol
hipertensi terjadi karena tekanan darah di dalam pembuluh darah meningkat di atas
sepertiga bawah spons. Selama stres, ketakutan ekstrim, dan kerja tubuh meningkat
berat terjadi rangsangan pada pusat vasomotor. Pusat vasomotor mengirimkan impuls
melalui medulla spinalis dan saraf simpatis perifer ke hampir semua arteri, arteriol,
dan vena. (Guyton dan Hall, 2007, hlm 216-218). Pada saat yang bersamaan selama
terjadi stres atau kerja tubuh berat, ujung saraf simpatis pada masing masing jaringan
dan arteriol. Sekresi hormon epinephrine juga akan dilepaskan di dalam sirkulasi
darah (Guyton & Hall, 2007, hlm 211). Proses ini akan menyebabkan peningkatan
peningkatan tekanan arteri. Proses lain yang terjadi pada ginjal adalah angiotensin II
menyebabkan penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjal, akibatnya terjadi
tekanan arteri selama berjam-jam bahkan berhari-hari (Guyton & Hall, 2007, hlm
234).
(asimptomatik), namun terdapat beberapa tanda dan gejala klinis yang dapat terjadi
apabila tekanan darah meningkat semakin buruk. Penderita hipertensi akan merasakan
nyeri kepala oksipital yang dapat semakin parah pada saat bangun di pagi hari yang
disebabkan oleh peningkatan intra kranial, epistaksis yang mungkin terjadi karena
gangguan sistem vaskular, bruits atau bising pembuluh darah yang dapat terdengar di
daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis. Penderita
juga akan merasakan perasaan pening, bingung dan keletihan akibat penurunan
perfusi darah yang diebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah, pengelihatan kabur
akibat kerusakan retina, nokturia akibat peningkatan aliran darah ke ginjal dan
peningkatan filtrasi oleh glomerulus, dan oedema yang disebabkan oleh peningkatan
faktor komplikasi akibat hipertensi. Menurut Kowalak (2011: 183) studi yang
2. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sedimen, sel darah merah atau sel darah
serum yang sebagai indikator penyakit ginjal atau keadaan hipokalemia yang
ginjal kronis. Ukuran ginjal yang lebih kecil dari ginjal lain adalah indikator
1.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita hipertensi adalah penyakit pada
damage) (Lewis, Heitkemper & Dirksen, 2000 dalam Sepdianto, 2008). Menurut
1. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan darah tinggi di otak, atau akibat
embolus di otak. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
oksigen dan iskemia jantung pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel
mengakibatkan stroke.
3. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah tinggi
darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
5. Kejang dapat terjadi pada wanita pre-eklamsi. Perfusi plasenta yang tidak adekuat
dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah. Bayi lahir dengan berat
rendah akan mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang selama