Anda di halaman 1dari 14

1

KAJIAN HUKUM PEMBATALAN SUATU AKTA OTENTIK SEBAGAI


LEGAL COVER PARA PIHAK TERKAIT DENGAN SYARAT SAHNYA
SUATU PERJANJIAN

Ashinta Sekar Bidari, SH, MH.


Fakultas Hukum - Universitas Surakarta
Email : ashintasb.lawfaculty@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana syarat


terjadinya pembatalan akta otentik dan akibat hukum yang timbul dari
adanya pembatalan akta otentik. Akta otentik merupakan legal cover yang
dimana mempunyai nilai kepastian hukum dan kekuatan pembuktian yang
sempurna bagi para pihak yang membuat. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian Hukum Normatif. Adapun sumber data yang menjawab setiap
pembahasan dari permasalahan yang timbul yaitu dengan pendekatan
kasus perdata mengenai pembatalan akta otentik dan pendekatan
perundang-undangan yang terkait dengan akta otentik. Dalam pendekatan
kasus perdata Nomor 143/Pdt.G/05/PN.Ska terjadi pembatalan akta
otentik berupa akta hibah. Alasan pembatalan akta otentik berupa akta
hibah adalah Tergugat (penerima hibah) terbukti menelantarkan
Penggugat (pemberi hibah) disaat Penggugat (pemberi hibah) tertimpa
musibah, hal ini memenuhi ketentuan Pasal 1688 ayat 3 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa suatu hibah dapat dilakukan pembatalan apabila
penerima hibah menolak memberi tunjangan nafkah kepada pemberi
hibah ketika pemberi hibah jatuh miskin. Mengacu kepada Pasal 1320
KUH Perdata tentang syarat sahnya suatu perjanjian yang terdiri dari
syarat subyektif dan syarat obyektif. Suatu akta dapat dibatalkan apabila
syarat subyketifnya tidak terpenuhi yaitu sepakat dan cakap. Dalam
perkara perdata ini, syarat subyektifnya sudah tidak terpenuhi karena
pihak pemberi hibah sudah tidak sepakat lagi untuk memberikan hibah
kepada penerima hibah dengan berdasar bukti bahwa penerima hibah
sudah menelantarkan kewajibannya. Akibat hukum dari pembatalan akta
otentik berupa akta hibah sudah tidak berkekuatan hukum lagi sehingga
tanah dan bangunan yang semula telah dihibahkan dan menjadi milik
Tergugat (penerima hibah) beralih kembali menjadi milik Penggugat
(pemberi hibah).

Kata Kunci : akta otentik, pembatalan, akibat hukum


2

Abstract

This research aims to understand how the requirements of the


cancellation of an authentic deed and due to law arising from the
cancellation of an authentic deed .An authentic deed is legal cover where
it has value of legal certainty and the power of proof that perfect for the
parties that make .The research is kind of normative legal research .The
data sources said any discussion of the problems arising namely with the
approach of civil cases on the cancellation of an authentic deed and the
approach of legislation associated with an authentic deed .In the approach
of the civil case No. 143/Pdt.G/05/PN.Ska happened the cancellation of an
authentic deed of the deed grants. Reasons for the cancellation of an
authentic deed certificate in the form of a grant is a defendant ( a recipient
of a grant ) has proved displaced its penggugat ( providers of the grants )
when penggugat ( providers of the grants ) hit by disaster, it fills the
provisions of article 1688 paragraph of Civil Code stating that a grant can
be done if the cancellation of a recipient of a grant refused to a living
allowance to grant providers when providers of the grants fallen into
poverty. Referring to article 1320 of Civil Code on the terms the validity of
an agreement consisting of the requirements subjective and objective
conditions .A certificate can be undone if the requirements subyketifnya
not met that is agreed and said .In this civil case , subjective conditions
have not met because the providers of the grants have not agreed again
to give grants to the grantee with based on evidence that recipients of
grants have abandoned their obligations .Due to the law of the
cancellation of an authentic deed of the deed grants are not a law again
and the land and building originally had been granted and belongs to the
defendant ( the grantee ) switch back to belong to the plaintiff ( providers )
grants

Keywrds: authentic act, cancellation, legal consequence

A. Latar Belakang ragam, dimana kebutuhan itu dapat


Manusia sebagai makhluk terpenuhi dengan mengadakan kerja
individu senantiasa membutuhkan sama. Manusia selain sebagai
hubungan dan menjalin kerja sama makhluk individu juga dikenal sebagai
dengan manusia lain. Dalam hidup makhluk sosial. Manusia sebagai
bermasyarakat manusia mempunyai makhluk sosial tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup yang beraneka kebutuhan hidupnya tanpa
2

mengadakan kerja sama dan reformasi terjadi perubahan lembaga


hubungan satu sama lain. notariat yang signifikan. Perubahan itu
ditandai dengan diundangkannya
Seiring berjalannya waktu, Undang-undang Nomor 30 Tahun
kebutuhan manusia semakin beragam 2004 tentang Jabatan Notaris yang
yang menyebabkan hubungan merupakan pengganti Peraturan
maupun kerja sama yang terjadi juga Jabatan Notariat (Stb. 1860-3) dan
semakin kompleks, khususnya pada
Reglement op Het Notaris Ambt in
hubungan bisnis. Dalam menjalin Indonesie (Stb. 1860: 3) yang dahulu
suatu hubungan maupun kerja sama,
merupakan peraturan Pemerintah
yang terpenting adalah kata sepakat Kolonial Belanda. Dalam Pasal 1
diantara kedua belah pihak. angka 1 Undang-undang Nomor 30
Kesepakatan tersebut harus saling Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,
menguntungkan bagi kedua belah
notaris didefinisikan sebagai pejabat
pihak yang bersepakat. Suatu umum yang berwenang untuk
kesepakatan akan mengikat kedua membuat akta otentik dan
belah pihak dalam suatu perjanjian, kewenangan lainnya sebagaimana
misalnya perjanjian jual beli, sewa dimaksud dalam undang-undang
menyewa, dan sebagainya yang tersebut. Dalam penjelasan Undang-
melibatkan dua orang atau lebih. Undang Nomor 30 Tahun 2004
Awalnya perjanjian yang terjadi hanya tentang Jabatan Notaris menyatakan
berupa perjanjian lisan yang hanya
bahwa Undang-undang Dasar Negara
mengutamakan pada azas
Republik Indonesia Tahun 1945
kepercayaan satu sama lain. Seiring menentukan secara tegas bahwa
dengan berjalannya waktu perjanjian Negara Republik Indonesia adalah
lisan tidak dapat memenuhi kebutuhan negara hukum. Prinsip dari negara
sebagai alat bukti di kemudian hari. hukum yaitu menjamin kepastian,
Para pihak yang bersepakat dalam ketertiban, dan perlindungan hukum
suatu perjanjian menghendaki suatu
yang berintikan kebenaran dan
kepastian hukum. Suatu kepastian keadilan. Kepastian, ketertiban, dan
hukum itu dapat diperoleh dari perlindungan hukum menghendaki
perjanjian tertulis yang dibuat oleh bahwa lalu lintas hukum dalam
pejabat yang berwenang. Salah satu kehidupan masyarakat memerlukan
pejabat yang berwenang untuk adanya alat bukti yang menentukan
membuat perjanjian tertulis yang dapat dengan jelas hak dan kewajiban
digunakan sebagai alat bukti di
seseorang sebagai subjek hukum
kemudian hari adalah Notaris. dalam masyarakat.
Lembaga Notaris masuk ke Akta notaris yang telah dibuat
Indonesia didasari oleh kebutuhan
pada awalnya tidak ada masalah,
akan suatu alat bukti. Pada era akan tetapi dalam pelaksanaannya
3

seringkali terjadi permasalahan, identifikasi masalah di atas, maka


permasalahan itu timbul ketika salah penulis membatasi permasalahan
satu pihak merasa dirinya dirugikan. pada pembatalan akta notaris.
Permasalahan tersebut pada akhirnya
menimbulkan suatu sengketa, dimana D. Tujuan Penelitian
salah satu pihak menghendaki Tujuan dalam penelitian ini
pembatalan atas akta notaris yang adalah untuk mengetahui syarat dan
telah dibuat sebelumnya. Indonesia kekuatan pembuktian akta notaris dan
adalah negara hukum, sebagaimana akibat hukum dari pembatalan akta
disebutkan dalam Penjelasan Undang- notaris.
undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 mengenai sistem E. Manfaat Penelitian
pemerintahan negara yang Manfaat penelitian ini adalah untuk
menyatakan: “Indonesia adalah menambah wawasan dan wacana
negara yang berdasarkan atas hukum. ilmu pengetahuan, khususnya
Negara Indonesia berdasar atas dibidang pembatalan akta notaris.
hukum, tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka”, sehingga apabila F. Tinjauan Pustaka
timbul suatu permasalahan sebaiknya Pengertian Akta Otentik
diselesaikan melalui lembaga
Akta adalah surat yang diberi
peradilan yang ada, tidak dengan jalan
tanda tangan, yang memuat
main hakim sendiri. Pihak-pihak yang
peristiwa-peristiwa yang menjadi
merasa dirugikan dapat mengajukan
dasar daripada suatu hak atau
suatu gugatan untuk pembatalan akta
perikatan, yang dibuat sejak semula
notaris tersebut ke Pengadilan Negeri
dengan sengaja untuk pembuktian.1
yang berkedudukan sebagai lembaga
yang berwenang. Akta otentik adalah akta yang
dibuat oleh atau di hadapan pejabat
B. Rumusan Masalah
yang berwenang untuk itu, sebagai
Berdasarkan latar belakang
bukti yang lengkap bagi kedua belah
masalah diatas maka dapat ditarik
pihak dan ahli warisnya serta orang
perumusan masalahnya yaitu :
yang mendapat hak darinya tentang
Bagaimana syarat terjadinya segala hal yang tersebut dalam surat
pembatalan akta otentik dan akibat itu dan bahkan tentang apa yang
hukum dari pembatalan akta otentik ? tercantum di dalamnya sebagai

C. Batasan Masalah 1 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara


Untuk memperjelas serta Perdata Indonesia, Yogyakarta :
memberi arah yang tepat dalam Liberty, 2002, Hlm 142
pembahasan ini dan berdasarkan
4

pemberitahuan saja sepanjang Tahun 2007), Akta kuasa untuk


langsung mengenai pokok dalam akta memasang hipotik (Pasal 1171
tersebut, hal ini diatur dalam Pasal KUHPerdata), Akta kuasa untuk
165 HIR, 285 RBg. mengangkat sumpah bagi salah
satu pihak yang bersengketa di
Akta otentik diklasifikasikan
pengadilan, karena alasan penting
lagi menjadi akta ambtelijk dan akta
hakim mengijinkan untuk itu
partai. Akta ambtelijk yaitu pejabat
(Pasal 1945 KUHPerdata). 3
menerangkan apa yang dilihat dan
dilakukannya sedang akta partai yaitu Pejabat umum yang diberi
pejabat menerangkan apa yang dilihat wewenang oleh Undang-undang
dan dilakukannya dan pihak-pihak untuk membuat akta otentik selain
yang berkepentingan mengakui notaris yaitu pegawai catatan sipil,
keterangan dalam akta tersebut panitera pengadilan dan jurusita.
dengan membubuhkan tanda tangan Pejabat umum yang diberi
mereka.2 wewenang itu dapat membuat akta
yang keabsahannya dapat dijamin
Alasan dari lahir dan
oleh Undang-undang, misalnya
terciptanya akta otentik yaitu:
akta pernikahan, akta kelahiran
a. Atas dasar permintaan atau yang dikeluarkan oleh pegawai
dikehendaki oleh yang catatan sipil, surat putusan hakim
berkepentingan, agar perbuatan yang dibuat oleh panitera
hukum mereka itu dinyatakan atau pengadilan serta surat panggilan
dituangkan dalam bentuk akta jurusita yang dibuat oleh jurusita.
otentik dan atau,
Terdapat kewenangan
b. Selain karena permintaan atau
lainnya yang dimiliki oleh notaris
dikehendaki oleh yang
selain membuat akta otentik yang
berkepentingan, juga karena
diatur dalam Undang-undang No. 2
Undang-undang menentukan agar
Tahun 2014 tentang Jabatan
untuk perbuatan hukum tertentu,
Notaris, yaitu diatur dalam Pasal
mutlak harus (dengan diancam
15 ayat 1 dan ayat 2. Kewenangan
kebatalan jika tidak) dibuat dalam
bentuk akta otentik, misalnya Akta 3 Wawan Setiawan, “Kedudukan Akta
pendirian sebuah Perseroan Notaris Sebagai Alat Bukti dan
Terbatas (Pasal 7 UU No. 40 Otentik Menurut Hukum Positif di
Indonesia”. Media Notariat. No. :
2 Abdulkadir Muhammad, Hukum 34-35-36-37 Edisi April-Juli-
Acara Perdata. Bandung : PT. Citra Oktober 1995. Jakarta : Ikatan
Aditya Bakti, 2000, Hlm 120 Notaris Indonesia,1995, Hlm 56
5

merupakan suatu tindakan hukum Akta notaris sebagai akta


yang dimiliki oleh suatu jabatan otentik merupakan alat bukti yang
yang diatur oleh perundang- sempurna, sebagaimana dimaksud
undangan yang berlaku. Pasal 15 dalam Pasal 1870 KUHPerdata. Akta
ayat 1 menyebutkan : otentik memberikan diantara para
pihak termasuk para ahli warisnya
Notaris berwenang membuat
atau orang yang mendapat hak dari
akta otentik mengenai semua
para pihak itu suatu bukti yang
perbuatan, perjanjian, dan
sempurna tentang apa yang
penetapan yang harus dilakukan
diperbuat atau dinyatakan di dalam
oleh peraturan perundang-undangan
akta ini. Kekuatan pembuktian
dan/ atau yang dikehendaki oleh
sempurna yang terdapat dalam
yang berkepentingan untuk
suatu akta otentik merupakan
dinyatakan dalam akta otentik,
perpaduan dari beberapa kekuatan
menjamin kepastian tanggal
pembuktian dan persyaratan yang
pembuatan akta, menyimpan akta,
terdapat padanya. Ketiadaan salah
memberikan grosse, salinan dan
satu kekuatan pembuktian ataupun
kutipan akta, semuanya itu
persyaratan tersebut akan
sepanjang pembuatan akta-akta itu
mengakibatkan suatu akta otentik
tidak juga ditugaskan atau
tidak mempunyai nilai kekuatan
dikecualikan kepada Pejabat lain
pembuktian yang sempurna dan
atau orang lain yang ditetapkan oleh
mengikat sehingga akta akan
Undang-undang.”
kehilangan keotentikannya dan tidak
Kewenangan Notaris menurut lagi menjadi akta otentik.
The Model Notary Act yaitu A notary
C.A. Kraan mengemukakan
is empowered to perform the
bahwa akta otentik mempunyai
following notarial acts :
beberapa ciri-ciri yaitu sebagai
a. acknowledgments;
berikut:
b. oaths and affirmation;
c. jurats; a. Suatu tulisan, dengan sengaja
d. signature witnessings; dibuat semata-mata untuk
e. copy certifications; dijadikan bukti atau suatu bukti
f. verifications of fact; and dari keadaan sebagaimana
g. any other acts so authorized by disebutkan di dalam tulisan
the law of this.4 dibuat dan dinyatakan oleh
Pejabat yang berwenang.
4 The Model Notary Act, Model Notary
Act. Publish As A Public Service by
The National Notary Association,
2010, Hlm 28
6

b. Suatu tulisan sampai ada bukti Pasal 1320 KUHPerdata ada empat
sebaliknya, dianggap berasal syarat sahnya perjanjian, yaitu :
dari Pejabat yang berwenang.
a. Sepakat mereka yang
c. Ketentuan perundang-undangan
mengikatkan dirinya
yang harus dipenuhi; ketentuan
b. Cakap untuk membuat suatu
tersebut mengatur tata cara
perjanjian
pembuatannya (sekurang-
c. Mengenai suatu hal tertentu
kurangnya memuat ketentuan-
d. Suatu sebab yang halal
ketentuan mengenai tanggal,
tempat dibuatnya akta suatu Dua syarat yang pertama, dinamakan
tulisan, nama dan syarat subyektif, karena mengenai
kedudukan/jabatan Pejabat yang orang-orangnya atau subyeknya yang
membuatnya c.q. data dimana mengadakan perjanjian, sedangkan
dapat diketahui mengenai hal- dua syarat yang terakhir dinamakan
hal tersebut). syarat-syarat obyektif karena
d. Seorang Pejabat yang diangkat mengenai perjanjiannya sendiri atau
oleh negara dan mempunyai obyek dari perbuatan hukum yang
sifat dan pekerjaan yang mandiri dilakukan itu.
(onafhankelijk-independence)
serta tidak memihak Ada implikasi hukum apabila
(onpartijdigheid-impartaility) salah satu syarat tersebut tidak
dalam menjalankan jabatannya. terpenuhi. Dalam hal syarat obyektif
e. Pernyataan dari fakta atau tidak terpemuhi, perjanjian itu batal
tindakan yang disebutkan oleh demi hukum. Artinya semula tidak
Pejabat adalah hubungan pernah dilahirkan suatu perjanjian
hukum di dalam bidang hukum dan tidak pernah ada suatu perikatan.
privat. 5 Dengan demikian, makan tiada dasar
untuk saling menuntut di depan hakim
Pengertian Pembatalan Akta (null and void). Dalam hal syarat
subyektif, jika syarat tidak terpenuhi,
Berbicara tentang pembatalan
perjanjian bukan batal demi hukum,
akta maka harus mengetahui syarat
tetapi salah satu pihak mempunyai
sahnya suatu perjanjian. Berdasarkan
hak untuk meminta supaya perjanian
itu dibatalkan. Pihak yang dapat
5 Habib Adjie, Hukum Notaris meminta pembatalan itu adalah pihak
Indonesia Tafsir Tematik Terhadap yang tidak cakap atau pihak yang
UU No. 30 Tahun 2004 tentang memberikan sepakatnya secara tidak
Jabatan Notaris. Bandung : PT.
Refika Aditama, 2009, Hlm 127
7

bebas. Perjanjian yang demikian laki lain padahal status dari Tergugat
dinamakan voidable / vernietigbaar.6 (penerima hibah) telah mempunyai
suami dan seorang anak. Para
G. Hasil dan Pembahasan
Penggugat (pemberi hibah) selaku
Berdasarkan penelitian yang
orang tuanya merasa sikap Tergugat
telah dilakukan, penulis menemukan
(penerima hibah) sangat tidak terpuji
salah satu kasus perdata tentang
dan tidak melaksanakan
pembatalan akta otentik. Kasus
kewajibannya sebagai seorang anak
pembatalan akta itu berupa
terhadap orang tuanya. Berdasarkan
pembatalan akta otentik berupa akta
hal tersebut, maka para Penggugat
hibah berdasarkan perkara perdata
(pemberi hibah) menghendaki untuk
Nomor 143/Pdt.G/05/PN.Ska.
membatalkan Akta Hibah yang telah
Berdasar perkara No.
dibuat. Dalam Hukum Perdata
143/PDT.G/05/PN.Ska mengenai
terdapat teori mengenai kewajiban
pembatalan Akta Hibah, perkara ini
anak terhadap orang tuanya yang
bermula dari Penggugat I (pemberi
diatur dalam Pasal 46 Undang-
hibah) memberikan tanah dengan
Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
luas 275 m2 dan bangunan yang
Perkawinan, selanjutnya akan disebut
berdiri diatasnya dengan persetujuan
dengan UUP. Menurut Pasal 46 UUP,
Penggugat II kepada anaknya yang
seorang anak wajib menghormati
dalam perkara ini berkedudukan
orang tuanya dan mentaati kehendak
sebagai Tergugat (pemberi hibah).
mereka yang baik. Seorang anak
Tergugat selaku anak yang telah
yang telah dewasa maka wajib
menerima hibah dari orang tuanya
memelihara sesuai kemampuan
tentunya tidak hanya mempunyai hak
orang tua dan keluarga dalam garis
saja atas hibah itu, akan tetapi juga
lurus ke atas apabila mereka
mempunyai kewajiban untuk
memerlukan bantuan. Berdasar
memelihara orang tuanya selaku
ketentuan Pasal 46 UUP maka
pemberi hibah. Dalam perkara ini
tindakan Tergugat (penerima hibah)
diuraikan bahwa ketika Penggugat I
sudah melanggar ketentuan Pasal 46
(pemberi hibah) mengalami musibah
UUP dimana ia tidak memelihara
yang berkaitan dengan hukum dan
pemberi hibah selaku orang tuanya
Penggugat II yang jatuh sakit, sikap
ketika tertimpa musibah.
dari Tergugat (penerima hibah) dinilai
tidak terpuji. Tergugat (penerima Alasan pembatalan suatu
hibah) meninggalkan dan hibah diatur dalam Pasal 1688
menelantarkan kedua orang tuanya KUHPerdata yang menyatakan
serta pergi dari rumah bersama laki- bahwa suatu hibah dapat dibatalkan
apabila memenuhi syarat-syarat
6 Subekti. Hukum Perjanjian, Jakarta : PT sebagai berikut:
Intermasa, 2002, Hlm 20
8

a. Karena tidak dipenuhinya syarat- oleh para pihak itu sendiri dan dengan
syarat dengan mana penghibahan cara mengajukan suatu gugatan
telah dilakukan. Dengan syarat di apabila terbukti terdapat pelanggaran
sini yang dimaksud adalah beban; hukum didalamnya. Dalam perkara
b. Jika si penerima hibah telah No. 143/PDT.G/05/PN.Ska ini
bersalah melakukan atau terdapat suatu pelanggaran hukum
membantu melakukan kejahatan berupa tindakan Tergugat (penerima
yang bertujuan mengambil jiwa si hibah) telah memenuhi ketentuan
penghibah, atau berupa kejahatan Pasal 1688 KUHPerdata dimana
lain terhadap si penghibah yang Tergugat (penerima hibah)
diancam undang-undang dengan menelantarkan orang tuanya selaku
hukuman pidana baik yang berupa para Penggugat (pemberi hibah)
kejahatan atau pelanggaran; disaat orang tuanya tertimpa
c. Jika ia menolak memberikan musibah. Berdasar hal tersebut maka
tunjangan nafkah kepada si para Penggugat (pemberi hibah)
penghibah, setelah jatuh dalam dalam hal ini selaku orang tua
kemiskinan. Tergugat (penerima hibah)
menghendaki pembatalan Akta Hibah
Akta hibah tersebut merupakan No. 136/Laweyan/1997 dengan
suatu perjanjian, dimana semua mengajukan gugatan di Pengadilan
perjanjian mengacu pada Pasal 1320 Negeri Surakarta.
KUHPerdata mengenai syarat sahnya
suatu perjanjian yang terdiri dari Berdasar putusan hakim yang
syarat subyektif dan syarat obyektif. membatalkan hibah berdasar Akta
Suatu akta dapat dibatalkan apabila Hibah tersebut membawa akibat
syarat subyektif sudah tidak hukum bagi para pihak yang ada
terpenuhi, sedangkan apabila syarat dalam akta tersebut, yaitu :
obyektif sudah tidak terpenuhi maka
a. Akibat hukum terdiri dari akibat
akta itu batal demi hukum. Dalam
hukum pada akta yang batal demi
perkara No. 143/Pdt.G/05/PN.Ska
hukum dan akibat hukum pada
syarat subyektif sahnya perjanjian
akta yang dibatalkan. Perkara No.
sudah tidak terpenuhi, yaitu para
Penggugat (pemberi hibah) merasa 143/PDT.G/05/PN.Ska merupakan
sudah tidak sepakat lagi dengan apa akta hibah yang dibatalkan,
sehingga akibatnya perbuatan
yang dituangkan dalam Akta Hibah
hukum yang dilakukan tidak
dan para Penggugat (pemberi hibah)
mempunyai akibat hukum sejak
merasa dirinya dirugikan, oleh karena
terjadinya pembatalan dan dimana
itu para Penggugat (pemberi hibah)
menghendaki pembatalan Akta Hibah. pembatalan atau pengesahan
perbuatan hukum tersebut
Pembatalan akta itu sendiri
tergantung pada pihak tertentu,
sebenarnya terdapat dua cara, yaitu
9

yang menyebabkan perbuatan b. Kekuatan Pembuktian Formal


hukum tersebut dapat dibatalkan.
Memenuhi ketentuan formal
Akta tersebut tetap berlaku dan
sebagai akta otentik, ditunjukkan
mengikat selama belum ada
dengan para pihak membubuhkan
putusan pengadilan yang telah
tanda tangan mereka di akhir akta.
memiliki kekuatan hukum tetap
yang membatalkan akta tersebut. c. Kekuatan Pembuktian Material
b. Akibat hukum yang terjadi setelah
dikeluarkannya putusan mengenai Ditunjukkan dengan apa yang
pembatalan Akta Hibah tersebut diterangkan dan dinyatakan oleh para
maka Akta Hibah itu sudah tidak pihak yang menghadap pejabat
mempunyai kekuatan hukum dan umum merupakan bukti yang benar
tidak dapat menjadi alat bukti yang bagi para pihak itu sendiri, bahwa
sempurna bagi para pihak yang telah terjadi suatu penghibahan atas
membuatnya. Hal ini berakibat tanah.
sesuatu yang telah dihibahkan ke
Alasan pembatalan akta otentik
Tergugat (penerima hibah) yaitu akan
yang berupa Akta Hibah dalam
kembali menjadi milik pemberi hibah.
perkara No. 143/Pdt.G/05/PN.Ska
adalah terdapat suatu bukti bahwa
H. Penutup
Tergugat (penerima hibah)
menelantarkan kedua orang tuanya
Kekuatan pembuktian akta
selaku para Penggugat (pemberi
otentik adalah sempurna dan
hibah). Tindakan Tergugat (penerima
mengikat bagi para pihak beserta ahli
hibah) yang tidak melaksanakan
waris atau orang yang mendapat hak
kewajibannya selaku anak telah
dari mereka dan bebas bagi pihak
relevan dengan ketentuan Pasal 1688
ketiga. Akta otentik mempunyai tiga
KUHPerdata ayat (3), yang
kekuatan pembuktian, yaitu kekuatan
menyatakan “Suatu penghibahan
pembuktian lahiriah, formal dan
tidak dapat dicabut dan karena itu
material. Akta otentik berupa Akta
tidak dapat pula dibatalkan, kecuali
Hibah juga memiliki kekuatan
dalam hal jika Penghibah jatuh miskin
pembuktian :
sedang yang diberi hibah menolak
a. Kekuatan Pembuktian Lahiriah untuk memberi nafkah kepadanya”.
Berdasarkan hal tersebut maka para
Memenuhi ketentuan lahir sebagai Penggugat (pemberi hibah)
akta otentik, yang menandakan menghendaki pembatalan atas Akta
dari luar serta dari kata-katanya Hibah itu.
bahwa akta tersebut berasal dari
seorang pejabat umum yaitu Mengacu pada Pasal 1320
Notaris. KUHPerdata mengenai syarat sahnya
10

suatu perjanjian yang terdiri dari I. DAFTAR PUSTAKA


syarat subyektif dan syarat obyektif.
Suatu akta dapat dibatalkan apabila Abdulkadir Muhammad. 2000. Hukum
syarat subyektif sudah tidak Acara Perdata. Bandung : PT. Citra
terpenuhi. Dalam perkara pembatalan Aditya Bakti.
akta hibah ini syarat subyektif sahnya
Habib Adjie. 2009. Hukum Notaris
perjanjian sudah tidak terpenuhi, yaitu
Indonesia Tafsir Tematik Terhadap
para Penggugat (pemberi hibah)
UU No. 30 Tahun 2004 tentang
merasa sudah tidak sepakat lagi
Jabatan Notaris. Bandung : PT.
dengan apa yang dituangkan dalam
Refika Aditama.
Akta Hibah dan para Penggugat
(pemberi hibah) merasa dirinya Subekti. 2002. Hukum Perjanjian.
dirugikan, oleh karena itu para Jakarta : PT Intermasa.
Penggugat (pemberi hibah)
menghendaki pembatalan Akta Hibah. Sudikno Mertokusumo. 2002. Hukum
Acara Perdata Indonesia.
Akibat hukum dari pembatalan Yogyakarta : Liberty.
akta otentik yang berupa Akta Hibah :
Wawan Setiawan. 1995. “Kedudukan
a. Akibatnya perbuatan hukum yang Akta Notaris Sebagai Alat Bukti
dilakukan tidak mempunyai akibat dan Otentik Menurut Hukum Positif
hukum sejak terjadinya di Indonesia”. Media Notariat. No. :
pembatalan dan dimana 34-35-36-37 Edisi April-Juli-
pembatalan atau pengesahan Oktober 1995. Jakarta : Ikatan
perbuatan hukum tersebut Notaris Indonesia.
tergantung pada pihak tertentu,
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang menyebabkan perbuatan
hukum tersebut dapat dibatalkan. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
b. Akibat hukum yang terjadi setelah Perkawinan
dikeluarkannya putusan mengenai
pembatalan Akta Hibah tersebut UU Nomor 2 Tahun 2014 tentang
maka Akta Hibah itu sudah tidak Jabatan Notaris
mempunyai kekuatan hukum dan
tidak dapat menjadi alat bukti yang
sempurna bagi para pihak yang
membuat akta otentik tersebut.
11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertandatangan di bawah ini;


1. Nama : Ashinta Sekar Bidari, S.H., M.H.
2. Tempat,tanggal lahir : Surakarta, 04 Nopember 1984
3. Alamat : Jl. Tamtaman IV RT 02 RW 10 Kelurahan Baluwarti
Kecamatan Pasar Kliwon
4. Nomor Telp/ Hp : 085647471122
5. Email :
6. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar Negeri Pamardisiwi (1994-2000)
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 03 Surakarta (2000-2003)
c. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Surakarta (2003-2006)
d. Perguruan Tinggi:
1) Sarjana Hukum (S1) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) (2006-2010)
2) Magister Hukum Bisnis (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
(2011-2013)

Surakarta, 20 Oktober 2014

Ashinta Sekar Bidari, SH, MH


2

PERNYATAAN PUBLIKASI

Judul Artikel : Kajian Hukum Pembatalan Akta Otentik Sebagai Legal Cover Para
Pihak Terkait Dengan Syarat Sahnya Suatu Perjanjian
Penulis : Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H.

Yang bertanda tangan dibawah ini penulis makalah dengan judul yang disebutkan
diatas:
Nama : Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H.
Instansi : Fakultas Hukum Universitas Surakarta
Alamat : Jalan Raya Palur KM 05 Surakarta

Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa penelitian ini


adalah hasil karya saya sendiri. Jika pada suatu saat ada pihak lain yang mengklaim
bahwa penelitian ini sebagai karyanya yang disertai dengan bukti yang cukup maka saya
bersedia membatalkan hak dan kewajiban yang melekat pada artikel tersebut.

Menyatakan tidak keberatan artikel dengan judul yang disebutkan diatas untuk dimuat
dan dipublikasikan dalam Proceeding atau Journal Fakultas Hukum Universitas
Surakarta dan editor berhak untuk mengedit sebagian dari isi tanpa merubah substansi
makalah.

Apabila terjadi tuntutan dari pihak lain tentang isi makalah yang telah dipublikasikan
pada jurnal atau proceeding lain sebelumnya, maka sepenuhnya bukan merupakan
tanggungjawab pengelola namun sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Surakarta, 20 Oktober 2014


Yang membuat pernyataan

Ashinta Sekar Bidari, SH, MH


3

UNIVERSITAS SURAKARTA

PERNYATAAN PENULIS

Judul : Kajian Hukum Pembatalan Akta Otentik Sebagai Legal Cover Para
Pihak Terkait Dengan Syarat Sahnya Suatu Perjanjian
Nama : Ashinta Sekar Bidari,SH,MH

1. Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa penelitian ini


adalah hasil karya saya sendiri. Jika pada suatu saat ada pihak lain yang mengklaim
bahwa penelitian ini sebagai karyanya yang disertai dengan bukti yang cukup maka
saya bersedia membatalkan hak dan kewajiban yang melekat pada artikel tersebut.
2. Saya menyatakan bahwa hasil penelitian diperbolehkan untuk disebarluaskan dan
dipublikasikan secara umum baik lewat seminar maupun jurnal oleh Universitas
Surakarta.

Surakarta, 20 Oktober 2014

Ashinta Sekar Bidari, SH, MH

Anda mungkin juga menyukai