Anda di halaman 1dari 6

BAB I

DEFINISI SALEP
Salep (unguents) merupakan preparat setengah padat untuk pemakaian
luar. Preparat farmasi setengah padat seperti salep, sering memerlukan
penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba, pada formulasi untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang terkontaminasi. Pengawet-
pengawet ini termasuk hidroksibenzoat, fenol-fenol, asam benzoat, asam sorbat,
garam amonium kuartener, dan campuran-campuran lain. Preparat setengah
padat menggunakan dasar salep yang mengandung atau menahan air, yang
membantu pertumbuhan mikroba supaya lebih luas daripada yang mengandung
sedikit uap air, dan oleh karena itu merupakan masalah yang lebih besar dari
pengawetan (Chaerunnisa, 2009).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispend homogen
dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau tengik. Kadar
kecuali dinyatakan lain dan untuk salap yang mengandung obat keras atau obat
narkotik , kadar bahan obat adalah 10 %. Kecuali dinyatakan sebagai bahan
dasar digunakan Vaselin putih . Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan
pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar berikut: dasar salep senyawa
hidrokarbon Vasellin putih, vaselin kuning atau campurannya dengan malam
putih, dengan Malam kuning atau senyawa hidrokarbon lain yang cocok; dasar
salep serap lemak bulu domba dengan campuran 8 bagian kolesterol 3 bagian
stearik alcohol 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih, campuran 30
bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; dasar salap yang dapat
dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; dasar salap yang dapat larut dalam air
Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang
homogen (Anif, 2000)
1.1 PENGGOLONGAN SALEP
1. Menurut Konsistensinya, salep digolongkan menjadi 5 golongan :
a. Unguenta : adalah salep yang memiliki konsistensi seperti mentega.
Tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga.
b. Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap
kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c. Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung
bagian kulit yang diberi.
d. Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung presentase
tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras.
e. Gelones Spumae (Jelly) : adalah suatu salep yang lebih halus.
Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin.

2. Menurut Efek Terapinya, salep digolongkan menjadi 3 golongan :


a. Salep Epidermic (Salep Penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk
melindung kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak
diabsorbsi. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon
(vaselin).
b. Salep Endodermic
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak
melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Dasar salep yang baik adalah
minyak lemak.
c. Salep Diadermic (Salep Serap)
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit
dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya.
Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.
3. Menurut Dasar Salepnya, salep digolongkan menjadi 2 golongan :
a. Salep hydrophobic : yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak,
misanya campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak
tercuci dengan air.
b. Salep hydrophilic : yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar
salep tipe o/w atau seperti dasar salep hydrophobic tetapi
konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain
campuran sterol dan petrolatum. (Depkes, 1994).

1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANAGN SALEP


a. Kelebihan
Adapun kelebihan menggunakan sediaan salep adalah :
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. Sebagai bahan pelumas pada kulit.
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
dengan larutan berair dan rangsang kulit.
4. Sebagai obat luar

b. Kekurangan
Di samping kelebihan tersebut, ada kekurangan berdasarkan basis di
antaranya yaitu :
1. Kekurangan basis hidrokarbon
Sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta
sulit tercuci hingga sulit di bersihkan dari permukaan kulit.
2. Kekurangan basis absorpsi :
Kurang tepat bila di pakai sebagai pendukung bahan bahan antibiotik
dan bahan bahan kurang stabil dengan adanya air Mempunyai sifat
hidrofil atau dapat mengikat air .
1.3 BAHAN PENYUSUN DASAR SALEP
Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak (bebas air) antara
lain vaselin putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampur ke
dalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat
dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar hidrokarbon
dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar hidrokarbon ini juga sukar dicuci,
tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Contoh :
petrolatum, paraffin, minyak mineral.
Dasar salep absorpsi
Dasar salep absorpsi Dibagi menjadi 2 tipe :
a. Yang memungkinkan percampuran larutan berair, hasil dari pembentukan
emulsi air dan minyak. Misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin
anhidrat.
b. Yang sudah menjadi emulsi air minyak (dasar emulsi), memungkinkan
bercampur sedikit penambahan jumlah larutan berair. Misalnya lanolin
dan cold cream.
Dasar salep ini berguna sebagai emolien walaupun tidak menyediakan
derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep berlemak. Seperti dasar
salep berlemak dasar salep serap tidak mudah dihilangkan dari kulit oleh
pencucian air. Dasar-dasar salep ini berguna dalam farrnasi untuk pencampuran
larutan berair kedalam larutan berlemak. Contoh : petrolatum hidrofilik,
lanolin, dan lanolin anhidrida, cold cream.
Dasar salep serap dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat) dan kelompok kedua
terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai
emolien.
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidofilik
yang lebih tepat disebut “krim”. Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai “dapat
dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah, sehingga
lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi
lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep hidrokarbon.
Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan
mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. Bahan obat
tertentu dapat diserap lebih baik oleh kulit jika dasar salep lainnya. Contoh :
salep hidrofilik
Dasar salep larut air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari
konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan
seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan
tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini
lebih tepat disebut “gel”. Dasar salep ini mengandung komponen yang larut
dalam air. Tetapi seperti dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air, basis
yang larut dalam air dapat dicuci dengan air. Basis yang larut dalam air
biasanya disebut greaseless karena tidak mengandung bahan berlemak. Karena
dasar salep ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, larutan air tidak
efektif dicampurkan dengan bahan tidak berair atau bahan padat. Contohnya
salep polietilen glikol.
Pemilihan dasar salep yang tepat untuk dipakai dalam formulasi
tergantung pada pemikiran yang cermat atas beberapa faktor berikut:
a. Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari dasar salep
b. Keinginan peningkatan oleh dasar salep absorbsi perkutan dari obat
c. Kelayakan melindungi lembab dari kulit oleh dasar salep
d. Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam dasar salep
e. Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar
salep.
Semua faktor ini dan yang lainnya harus ditimbang satu terhadap yang
lainnya untuk memperoleh dasar salep yang paling baik. Harus dimengerti
bahwa tidak ada dasar salep yang ideal dan juga tidak ada yang memiliki semua
sifat yang diinginkan. Sebagai contoh suatu obat yang cepat terhidrolisis, dasar
salep hidrolisis akan menyediakan stabilitas yang tinggi. Walaupun dari segi
terapeutik dasar salep yang lain dapat lebih disenangi. Pemilihannya adalah
untuk mendapatkan dasar salep yang secara umum menyediakan segala sifat
yang dianggap paling diharapkan.
2. Tinjauan Bahan Aktif
a. Karakteristik Fisika Kimia
8-Carboxyoctyl (E)-4-(2S,3R,4R,5S)-5-((2S,3S,4S,5S)-2,3-epoxy-5-hydroxy-4-
methylhexyl)-3,4-dihydroxytetrahydro-2H-pyran-2-yl)-3-methylcrotonat

Anda mungkin juga menyukai