Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
LINDA LISTIYAWATI
NIM: P11 093
DI SUSUN OLEH :
LINDA LISTIYAWATI
NIM: P11 093
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN TERAPI BERMAIN CAR TRACK
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SELAMA MENJALANI
PERAWATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN An.F DENGAN
TALASEMIA MAYOR DI RUANG MELATI 2 RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA“.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program DIII
Keperawatan serta pembimbing dalam pemyusunan Karya Tugas Ilmiah yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
v
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sbar wawasannya serta
ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................... .................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................... .................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... ............. v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Talasemia
1. Definisi ............................................................................... 7
2. Klasifikasi ........................................................................... 8
3. Etiologi .... ........................................................................... 8
4. Manifestasi Klinnis .. ........................................................... 8
5. Patifisiologi ... ...................................................................... 9
6. Penatalaksanaan ... ............................................................... 10
7. Komplikasi .......................................................................... 11
8. Pemeriksaan Penunjang .. .................................................... 11
9. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Talasemia Mayor ........ 12
B. Kecemasan
1. Definisi ............................................................................... 19
2. Etiologi ............................................................................... 19
3. Derajat Kecemasan ............................................................. 20
vii
C. Terapi Bermain
1. Definisi Bermain Bagi Anak ............................................... 22
2. Fungsi Bermain Bagi Anak ................................................ 23
3. Karakteristik Permainan Pada Anak Pra Sekolah ............... 23
4. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit ....................................... 24
5. Keuntungan Bermain Di Rumah Sakit ............................... 24
BAB III LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ............................................................................ 26
B. Pengkajian .................................................................................. 26
C. Perumusan Masalah Keperawatan ............................................. 32
D. Perencanaan Keperawatan ......................................................... 33
E. Implementasi Keperawatan ........................................................ 35
F. Evaluasi Keperawatan ................................................................ 38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................................. 41
B. Diagnosa .................................................................................... 44
C. Intervensi ................................................................................... 47
D. Implementasi ............................................................................... 50
E. Evaluasi ...................................................................................... 53
F. Keterbatasan Penulis .. ................................................................ 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................... 56
B. Saran .......................................................................................... 58
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
abnormal yang dihasilkan mempunyai masa hidup yang pendek dan cepat
sekali diurai oleh tubuh, sehingga terjadi anemia (Lyen, 2003). Terdapat
rantai globin yang kurang, lalu pada talasemia mayor terjadi homozigot
terjadi kombinasi sickle cell dengan talasemia. Semua bentuk talasemia ini
mengakibatkan berkurangnya lama hidup sel darah merah/ red blood cell
(Saputra, 2013).
Laut Tengah, Timur Tengah atau Asia. Kelainan darah ini jarang
1
2
dengan angka 23 per 1.000 dari 240 juta penduduk, maka diperkirakan ada
didapatkan salah satu masalah keperawatan yang sering muncul pada anak
Berdasarkan jurnal Hermiati dan Marita (2013) salah satu upaya yang
dini. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit.
tetap ada. Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkn dari
orang dewasa yang dapat menurunkan stres anak, media yang baik bagi
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
disesuaikan dengan usia anak. Usia prasekolah isi permainan yang cocok
146-147).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Talasemia Mayor.
5
Talasemia Mayor.
Talasemia Mayor.
Mayor.
C. Manfaat Penulisan
Talasemia Mayor.
2. Bagi Perawat.
datang.
hospitalisasi.
5. Bagi Pembaca.
LANDASAN TEORI
A. Talasemia
1. Definisi
sintesis salah satu rantai dalam HbA (normalnya rantai α2β2). Kelainan
darah merah. Gangguan genetik tersebut terjadi akibat dari penurunan laju
94).
karakteristik proses sintesis yang defektif pada satu atau lebih rantai
abnormal yang dihasilkan mempunyai masa hidup yang pendek dan cepat
Zhang,2003).
7
8
2. Klasifikasi
a. Talasemia β minor
b. Talasemia β mayor
globin
c. Talasemia β intermedia
talasemia.
3. Etiologi
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita talasemia mayor
a. Lethargi
9
b. Pucat
c. Kelemahan
d. Anoreksia
e. Sesak nafas
g. Pembesaran limpa
h. Menipisnya kartilago
i. Disrytmia
5. Patofisiologi
polipeptida rantai alpa dan dua rantai beta. Pada beta thalasemia yaitu
tidak adanya atau kurangnya rantai beta dalam molekul hemoglobin yang
disintegrasi. Hal ini menyebabkan sel darah merah menjadi hemolisis dan
ditemukan pada Talasemia Beta dan kelebihan rantai Beta dan gamma
beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil badan Heinz, merusak sampul
stimulasi yang konstan pada bone marrow, produksi RBC di luar menjadi
RBC menyebabkan bone marrow menjadi tipis dan mudah pecah atau
6. Penatalaksanaan
a. Tranfusi darah: dilakukan dengan interval dua atau tiga minggu sekali.
mengakibatkan komplikasi.
seumur hidup.
7. Komplikasi
b. Fraktur patologis
c. Aritmia jantung
d. Gagal hati
e. Gagal jantung
f. Kematian
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pengkajian
(Nursalam, 2008:21).
1) Pengkajian Fisik
a) Riwayat keperawatan
2) Pengkajian psikososial
yang digunakan.
b. Diagnosa Keperawatan
nutrisi ke sel.
c. Rencana Keperawatan
mengarah pada hasil klien yang dapat diprediksi. Klien dan perawat
nutrisi ke sel.
Kriteria Hasil :
Intervensi:
membran mukosa.
intervensi.
atau gelisah.
aktivitas.
Kriteria hasil:
Intervensi:
atau kelelahan.
klien terpenuhi.
Kriteri hasil:
a) BB normal
Intervensi:
intervensi.
anak meningkat.
intervensi nutrisi
Kriteria hasil:
Intervensi:
diderita anak.
d. Perencanaan Permulangan
ditentukan.
B. Kecemasan
1. Definisi
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang
2. Etiologi
perawatan.
20
3. Derajat Kecemasan
Tabel 2.1
Derajat Kecemasan
SCORE
NO KRITERIA
0 1 2 3 4
1 Perasaan Cemas:
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Tidak bisa istirahat tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Ketakutan
a. Pada gelap
b. Pada orang lain
c. Ditinggal sendiri
4 Gangguan tidur
a. Sukar tidur
b. Terbangun dimalam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Banyak mimpi buruk
5 Gangguan kecerdasan
a. Sukar konsentrasi
b. Daya ingat turun
c. Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi
a. Hilangnya minat
b. Sendiri
c. Bangun dini hari
d. Perasaan berubah-ubah
21
10 Gejala reproduksi
a. Rasa tertekan/ sempit didada
b. Rasa tercekik
c. Sering menarik nafas
d. Nafas pendek/ cepat
11 Pencernaan
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri sebelum/ sesudah
makan
e. Rasa penuh/ kembung
f. Mual muntah
g. BAB lembek/ konstipasi
12 Gejala onogenital
a. Sering BAK
b. Tidak dapat menahan kencing
13 Gejala autoimun
a. Mulut kering
b. Muka merah
c. Mudah berkeringat
d. Kepala terasa berat
22
14 Tingkah laku
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Jari gemetar
d. Kerut kening
e. Muka tegang
f. Otot tegang mengeras
Keterangan : Score :
Nilai 0 : tidak cemas 0 : tidak ada gejala
Nilai 1 : Ringan < 14 : tidak ada cemas
Nilai 2 : Sedang 14-20 : kecemasan ringan
Nilai 3 : Berat 21-27 : kecemasan sedang
Nilai 4 : Berat sekali 42-56 : kecemasan berat
42-56 : kecemasan sangat berat
(Hawari, 2012)
C. Terapi Bermain
karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat
menurunkan stress anak, media yang baik bagi anak untuk belajar
Karakteristik jenis permainan yang dapat dilakukan pada anak pra sekolah
antara lain:
a. Buku bacaan.
24
d. Bahan dari lempung, cat kuku, pasir yang dibuat bangunan atau
melihat adonan.
g. Mengenakan pakaian.
h. Musik yang ada suara lagunya, papan tulis sederhana seperti menulis
sederhana.
dirumah sakit:
terapiutik.
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis membahas tentang pemberian terapi bermain terhadap
dengan talasemia mayor di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang
telah dilakukan pada tanggal 10 april 2014 – 11 april 2014. Asuhan keperawatan
dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Klien datang ke RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 April 2014 dari poli
26
adalah Ny.W usia 39 tahun tinggal di Sukoharjo, Ny.W adalah ibu dari
An.F.
lelah dan kepala sering terasa pusing, penampilan anak juga terlihat lemah
Hasilnya kadar Hemoglobin anak 7,5 g/dl, yang berarti kadar hemoglobin
turun maka orang tua mengajak anak untuk periksa ke poli anak RSUD
untuk dilakukan tranfusi darah. Sekarang anak masih terlihat pucat, lemas,
dan mengeluh pusing. Dan untuk perawatan yang kedua sekarang anak
masih terlihat gelisah dan takut terhadap tindakan medis, kontak mata
klien dengan perawat juga kurang baik. Klien tidak memiliki riwayat
orang tua. Ayah klien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dan
berjenis kelamin laki-laki semua. Ibu klien merupakan anak terakhir dari 4
27
keturunan.
Anak lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 2800 gram,
kelahiran secara spontan di bidan terdekat. Saat ini anak berusia 6 tahun
lebih 2 bulan dengan berat badan 20 kg dan panjang badan 122 cm.
dengan anak makan 3x sehari menggunakan nasi dan lauk namun anak
tidak menyukai makan dengan sayuran, tidak ada keluhan mual ataupun
muntah setelah anak makan. Anak minum 8-9 gelas perhari, dengan air
Selama sakit anak makan habis satu porsi dan makan sebanyak 3x
sehari dengan nasi dan lauk tanpa sayur, anak terkadang merasa mual
setelah selesai makan. Anak minum 6-7 gelas perhari dengan air putih
dan susu.
c. Pola Eliminasi
28
Sebelum masuk rumah sakit anak BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak dan tidak bercampur darah. BAK klien kurang lebih
4-5 kali sehari dengan pancaran kuat, warna kuning jernih dengan bau
khas.
Selama sakit klien sudah dua hari belum BAB. BAK klien selama
sakit 3-4 kali sehari dengan pancaran kuat warna kuning pekat dan bau
khas/ amoniak.
d. Pemeriksan Fisik
dengan TD: 90/60 mmHg, S: 360C, RR: 22x/menit, dan Nadi 86x/menit
terlihat bersih dan tidak rontok. Sclera mata klien putih, pupil terlihat
klien terletak di tengah wajah/ simetris, septum tidak ada/ bersih. Warna
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada distensi vena
leher.
29
ada jejas, vocal fremitus antara paru kanan dan kiri sama, saat diperkusi
terdengar suara sonor, lalu pada saat auskultasi terdengar suara BJ I dan
abdomen anak, namun perut anak terlihat sedikit buncit, bising usus
dengan baik. Pada Ekstermitas akral teraba sedikit dingin serta tangan
kanan klien terpasang infus. Dari semua pengkajian head to toe pada
kelemahan klien.
sedang dengan suara tidak stabil, gejala sensorik berat, gejala jantung
f. Pemeriksaan Penunjang
klien pada tanggal 10 april 2014 adalah 7,5 g/dl dengan status dibawah
normal, nilai normal adalah 11,5- 15,5 g/dl. Setelah dilakukan tranfusi
menjadi 12,5 g/dl, leukosit 8,3 x10^3/ul dengan nilai normal 4,0- 11
g. Terapi Medis
31
didapatkan hasil bahwa keluarga mengatakan anak mudah lelah dan sering
merasa pusing, klien saat ini terlihat lemas dengan TD: 90/ 60 mmHg, RR:
fisik.
ditunjukkan oleh klien dengan gelisah dan takut, kontak mata klien yang
efek hospitalisasi.
lelah dan didapatkan resiko jatuh berat dengan score 13 (Lampiran 3), Hb:
7,5 g/dl, lingkungan yang tidak terorganisani, serta keadaan ruangan yang
belum dikenal oleh klien maka dapat diambil masalah keperawatan dengan
C. Perencanaan Keperawatan
dengan kriteria hasil tidak ada keluhan setelah aktivitas, akral klien tidak
teraba dingin, tidak ada perubahan tanda vital saat klien sakit. Tindakan
yang dapat dilakukan perawat untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil
tersebut adalah dengan kaji aktivitas klien saat perawatan dirumah sakit
untuk pemilihan intervensi/ bantuan yang akan diberikan pada klien, kaji
adanya sesak nafas dan nyeri dada setelah beraktifitas untuk menunjukkan
kolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian asupan gizi yang tinggi
efek hospitalisasi pada klien. Tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai
hilang dengan kriteria hasil RR normal ( 20-45 x/ menit) nadi normal (90-
150 x/menit) klien tidak terlihat takut lagi tehadap tindakan keperawatan,
kontak mata klien terhadap petugas kesehatan terlihat baik. Tindakan yang
dapat dilakukan perawat untuk mencapai tujuan antara lain adalah dengan
situasi dan lingkungan rumah sakit supaya anak dan keluarga merasakan
pada klien dengan kriteria hasil Hemoglobin normal (11,5-15,5 g/dl), skor
resiko jatuh turun/ menjadi skala ringan (score 7-11), klien tidak mudah
resiko jatuh/ cidera pada klien, anjurkan keluarga dan klien untuk
D. Implementasi Keperawatan
intoleransi aktifitas klien dilakukan pada jam 13.25 WIB adalah dengan
percaya diri anak, anak mengatakan perasaannya saat ini lebih nyaman,
klien juga terlihat tersenyum kepada perawat. Pada jam 14.20 WIB
untuk makan dan klien terlihat makan dengan disuapin oleh ibu klien.
April 2014 dilakukan mulai jam 08.30 dengan mengkaji aktifitas klien,
tanggal 10 April 2014 jam 13.05 WIB dengan mengkaji tanda-tanda vital
bersedia anak diukur tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, dan pernafasan
anak, hasil dari pengkajian tanda-tanda vital adalah Suhu: 36,60C, Nadi:
88x/ menit teraba cepat, RR: 24x/ menit. Pada jam 13.10 WIB perawat
klien mengatakan keadaan klien baik-baik saja dan anak terlihat takut dan
tidak kooperatif, kontak mata dengan perawat tidak baik. Pada jam 13.35
36
obyektif perawat melihat anak sedikit takut dan diam, tidak banyak bicara
dengan perawat. Pada hari kedua tanggal 11 April 2014 jam 08.20 WIB
keadaanya saat ini baik-baik saja, data obyektif didapatkan klien terlihat
senang dan tersenyum kepada perawat, ekspresi wajah klien terlihat baik.
Pada jam 09.30 WIB perawat memantau tanda-tanda vital klien, data
vital meliputi nadi, suhu, dan pernafasan, data obyektif didapatkan klien
terlihat kooperatif dan tidak takut terhadap perawat, hasil tanda-tanda vital
adalah nadi: 84 x/menit, suhu: 36,4 0C, pernafasan 22 x/menit. Pada jam
kecemasan klien, data obyektif perawat didapatkan klien lebih rileks dan
tanggal 10 April 2014 jam 13.45 WIB perawat mendampingi klien dalam
terlihat didampingi ibu saat pergi kekamar mandi. Pada jam 14.10 WIB
didapatkan klien mengatakan keadaannya saat ini baik-baik saja, lalu dari
hasil pengamatan perawat klien terlihat tenang dan nyaman, tidak terlihat
E. Evaluasi Keperawatan
terhadap klien pada tanggal 10-11 April 2014. Evaluasi pada diagnosa
2014 jam 14.35 WIB dengan data subyektif klien dan keluarga
mengatakan klien berani dan bisa melakukan toileting secara mandiri, dari
mandi secara mandiri namun tetap dalam pengawasan pearawat/ orang tua.
38
sakit, kaji adanya sesak nafas dan nyeri dada setelah beraktivitas, ciptakan
hari kedua tanggal 11 April 2014 pada jam 11.20 WIB didapatkan data
dari keluarga dan klien yang mengatakan bahwa anak tidak mengalami
bahwa klien terlihat tidak mudah lelah dengan tanda-tanda vital, suhu: 36,4
0
C, nadi: 84 x/menit, pernafasan: 22 x/menit. Masalah pada klien sudah
mulai tanggal 10-11 April 2014 jam 14.30 WIB, dengan data subyektif
dari klien dan keluarga yang mengatakan bahwa klien merasa lebih
klien pada hari pertama terhadap masalah klien adalah masalah teratasi
untuk mengurangi cemas. Pada tanggal 11 April 2014 jam 11.40 WIB
klien dan keluarga mengatakan anak tidak lagi merasa takut saat perawatan
dirumah sakit, dari pengamatan perawat klien terlihat terlihat tenang dan
39
adalah 13 (Lampiran 4) yang berarti tidak ada cemas pada anak. Dari data
pada tanggal 10 April 2014 jam 14.40 WIB dengan data dari keluarga dan
perawat didapatkan data bahwa klien terlihat lemas dan kelelahan setelah
terjadi dan perawat melakukan planning dengan kaji keadaan umum klien,
dampingi klien dalam aktivitas berat, anjurkan keluarga dan klien untuk
resiko jatuh pada jam 11.55 WIB, keluarga dan klien mengatakan bahwa
klien saat ini merasa lebih baik, klien juga tidak mengalami jatuh ataupun
klien tidak terlihat anemis dengan kadar hemoglobin 12,5 g/dl, resiko jatuh
intervensi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pemberian terapi bermain
car track terhadap penurunan kecemasan selama menjalani perawatan pada An.F
itu penulis akan membahas mengenai kesesuaian dan kesenjangan yang terjadi
antara teori dan kenyataan pada pasien talasemia mayor yang meliputi dari
A. Pengkajian
data keluarga mengatakan bahwa selama dirumah anak merasa mudah lelah
dan kepala sering terasa pusing, penampilan anak juga terlihat lemah dan
pucat. Sebelum dibawa kerumah sakit anak telah dilakukan pemeriksaan kadar
anak 7,5 g/dl. Setelah dikaji oleh perawat, ternyata anak memiliki riwayat
Dr.Moewardi Surakarta pada awal bulan maret untuk dilakukan tranfusi darah.
Sekarang anak masih terlihat pucat, lemas, dan mengeluh pusing. Dan untuk
perawatan yang kedua sekarang anak masih terlihat gelisah dan takut terhadap
tindakan medis, kontak mata klien dengan perawat juga kurang baik. Menurut
40
41
Hockkenberry & Wilson (2007) dalam Indanah dkk (2010) pada pasien
Perubahan secara fisik antara lain mengalami anemia yang bersifat kronik
anorexia, nyeri dada dan tulang serta intoleran aktivitas. Sedangkan dengan
kadar hemoglobin 7,5 g/dl serta tanda-tanda mudah lelah, lemas, pucat, nyeri
pada perut sudah merupakan tanda dari talasemia. Tanda dan gejala yang
sering muncul pada penderita talasemia mayor antara lain adalah: pucat,
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang
obatan. Dalam keluarga klien juga tidak terdapat riwayat penyakit keturunan.
(Suriadi, 2010: 29). Dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan orang tua
gejala klinis ringan atau tidak memberikan gejala klinis yang jelas.
Anak lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 2800 gram, kelahiran
secara spontan di bidan terdekat. Saat ini anak berusia 6 tahun lebih 2 bulan
42
dengan berat badan 20 kg dan panjang badan 122 cm. Indeks masa tubuh
NCHS adalah 1,074 (berdasar berat badan) dan 1,013 (berdasar tinggi badan),
Sebelum masuk rumah sakit nutrisi klien cukup terpenuhi, anak makan
3x sehari dengan nasi dan lauk namun anak tidak menyukai makan dengan
sayuran.tidak ada keluhan mual ataupun muntah setelah anak makan. Anak
minum 8-9 gelas perhari, dengan air putih dan susu. Selama sakit anak makan
habis satu porsi dann makan sebanyak 3x sehari dengan nasi dan lauk tanpa
sayur, anak terkadang merasa mual setelah selesai makan. Anak minum 6-7
gelas perhari dengan air putih dan susu. Dari data pengkajian nutrisi terjadi
tidak menyukai sayuran namun pola makan anak tetap dijaga oleh keluarga.
90/60 mmHg, S: 360C, RR: 22x/menit, dan Nadi 86x/menit teraba lemah.
Pada pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan yang berlebih. Hasil
teraba, kondisi rambut serta kulit kepala terlihat bersih dan tidak rontok.
Sclera mata klien putih, pupil terlihat isokor, serta konjungtiva yang anemis.
43
Kebersihan telinga klien terjaga, letak telinga juga simetris, dan ketajaman
tidak ada/ bersih. Warna bibir klien terlihat kecoklatan, membrane mukosa
juga terlihat lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
anemia karena kadar hemoglobin yang rendah. Sel darah merah pada penderita
merah. Gangguan genetik tersebut terjadi akibat dari penurunan laju sintesis
oksigen ke dalam jaringan. Sel darah merah sendiri cenderung rapuh dan
score 13 yang berarti masuk dalam resiko tinggi (Lampiran 3). Aktivitas klien
sebelum sakit dapat dilakukan secara mandiri. Selama klien sakit aktivitas
makan/ minum, mandi, toileting dan berpakaian dibantu oleh keluarga karena
medis dan keperawatan dapat dikaji dengan Hars-Score dengan jumlah score
44
kecerdasan sedang, perasaan depresi berat, gejala somatic/ fisik (otot) sedang
dengan suara tidak stabil, gejala sensorik berat, gejala jantung dan pembuluh
darah berat dengan rasa lemas, lesu, berdebar-debar, gejala produksi ringan,
pencernaan sedang, onogenital ringan, gejala autoimun berat, dan tingkah laku
berat.
Kecemasan berat dan resiko jatuh tinggi pada anak yang mengalami
perawatan di rumah sakit dikarenakan terjadi anemia pada anak serta terjadi
serta perasaan takut anak terhadap tindakan dari perawatan. Menurut Supartini
(2004) perasaan cemas yang muncul pada anak dapat timbul karena
menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa
tidak aman dan nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya,
dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Pada penelitian Hermiati dan Marita
dari beberapa tindakan dan prosedur yang dilakukan. Hal ini menimbulkan
B. Diagnosa Keperawatan
yang didapat selama proses pengkajian (Nursalam, 2008: 21). Pada teori yang
fungsi keluarga (Suriadi dan Yuliani, 2010: 32). Selanjutnya dari data
menemukan diagnosa baru yang tidak terdapat pada teori talasemia yaitu
dan resiko jatuh yang berhubungan dengan penyakit akut: talasemia mayor.
pertama bahwa keluarga mengatakan anak mudah lelah dan sering merasa
pusing, klien saat ini terlihat lemas denga TD: 90/ 60 mmHg, RR: 22x/menit,
dengan tindakan medis ditunjukkan oleh klien dengan gelisah dan takut,
kontak mata klien yang kurang baik kepada petugas kesehatan, serta score
berat. Dari data tersebut muncul masalah keperawatan yaitu kecemasan yang
46
yaitu dengan menilai perilaku yang gelisah dan kontak mata yang buruk,
afektif yang gelisah dan distres aerta ketakutan, fisiologis pada wajah yang
dirumah sakit yang dialami oleh seorang anak dapat menimbulkan berbagai
pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan kecemasan. Cemas yang
muncul dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan fisik rumah
sakit antara lain bangunan/ ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian
anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan,
seperti takut, cemas, tegang, nyeri, dan perasaan yang tidak menyenangkan
lainnya, sering kali dialami anak. Efek hospitalisasi pada anak sering dialami
oleh anak saat mengalami perawatan dirumah sakit. Dampak negatif dari efek
yang sedang dijalani pada anak. Reaksi yang dimunculkan pada anak akan
keluarga bahwa anak lemas dan mudah lelah dan didapatkan score resiko jatuh
13 (resiko berat), Hb: 7,5 g/dl, serta keadaan ruangan yang belum dikenal oleh
klien maka dapat diambil masalah keperawatan dengan resiko jatuh yang
47
pada diagnosa resiko jatuh antara lain kurangnya pengawasan orang tua,
memiliki pencahayaan yang redup, ruang yang tidak dikenal, kondisi cuaca
(misalnya lantai basah, es), sakit akut, anemia, neoplasma (misalnya letih/
intoleransi aktivitas, namun dengan tindakan tranfusi darah pada An.F maka
meningkat dan dalam batas normal (11,5-15,5 g/dl), oleh karena itu untuk
C. Intervensi Keperawatan
yang sifatnya tersendiri berasal dari strategi yang teridentifikasi dan mengarah
pada hasil klien yang dapat diprediksi. Klien dan perawat dilibatkan dalam
dengan kriteria hasil tidak ada keluhan setelah aktivitas, akral klien tidak
teraba dingin, tidak ada perubahan tanda vital saat klien sakit. Rencana
keperawatan yang dapat dilakukan pada klien antara lain adalah kaji aktivitas
bantuan yang akan diberikan pada klien, kaji adanya sesak nafas dan nyeri
dada setelah beraktivitas untuk menunjukkan upaya jantung dan paru untuk
dan paru, kolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian asupan gizi yang
tinggi energi untuk memberikan asupan gizi yang adekuat pada klien (Axton,
2013: 36).
hospitalisasi pada klien. Tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah
kriteria hasil RR normal (16-20 x/ menit) nadi normal (60-100 x/menit) klien
tidak terlihat takut lagi tehadap tindakan medis dan keperawatan, kontak mata
klien terhadap petugas kesehatan terlihat baik. Rencana tindakan yang akan
dilakukan pada klien antara lain adalah mengkaji perasaan klien untuk
rumah sakit supaya anak dan keluarga merasakan nyaman dan mengurangi
nafas dalam untuk mengurangi rasa cemas klien, ajarkan tehnik distraksi
berhubungan dengan penyakit akut: talasemia mayor. Tujuan dan kriteria hasil
selama 2 x 24 jam maka tidak akan terjadi resiko jatuh/ cidera pada klien
dengan kriteria hasil Hemoglobin normal (11,5-15,5 g/dl), skor resiko jatuh
turun/ menjadi skala ringan (skor 7-11), klien tidak mudah merasa lelah.
Intervensi yang dapat dilakukan perawat antara lain kaji keadaan umum klien
klien dalam aktivitas berat untuk mencegah terjadinya cidera pada klien,
D. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih baik
diagnosa pertama yaitu intoleransi aktivitas dilakukan selama dua hari mulai
dengan ahli gizi untuk memberikan tambahan energi pada klien, perawat
pengkajian nyeri serta sesak nafas setelah beraktivitas karena anak saat itu
masih dalam keadaan lemah dan lemas, aktivitas klien masih terbatas. Pada
hari kedua tindakan yang dilakukan hanya mengkaji aktivitas anak karena
keadaaan anak secara umum sudah baik dan sudah dilakukan tindakan tranfusi
darah, anak sudah tidak lagi terlihat lemas (Axton, 2013: 36).
melakukan relaksasi nafas dalam saat merasa takut/ cemas. Tindakan yang
menganjurkan relaksasi nafas dalam karena pada hari pertama klien belum
51
relaksasi nafas dalam pun belum dilakukan karena perawat sudah melakukan
(2004) dalam Hermiati dan Marita (2013) untuk mengurangi kecemasan saat
tanggal 10-11 April 2014 perawat mendampingi klien dalam aktifitas klien
secara umum kepada klien. Menurut Alimul (2007) dalam Dilfera dan Zadam
sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Ketakutan anak
E. Evaluasi
setiap hari selama dua hari pengelolaan terhadap klien pada tanggal 10-11
April 2014.
tanggal 11 April 2014 pada jam 11.20 WIB didapatkan data dari keluarga dan
tidak mudah lelah dengan tanda-tanda vital, suhu: 36,4 0C, nadi: 84 x/menit,
intervensi. Kriteria hasil pada tujuan keperawatan adalah tidak ada keluhan
setelah aktivitas sudah ditunjunkkan oleh klien, tidak ada perubahan tanda-
tanda vital pada klien selama sakit, akral klien tidak teraba dingin. Hasil
istirahat, tingkat daya tahan yang adekuat untuk beraktivitas (Judith, 2007:4).
11 April 2014 jam 11.40 WIB klien dan keluarga mengatakan anak tidak lagi
merasa takut saat perawatan dirumah sakit, dari pengamatan perawat klien
terlihat terlihat tenang dan kooperatif dalam tindakan keperawatan. Dari data
sudah teratasi dan perawat menghentikan intervensi. Kriteria hasil pada tujuan
medis dan keperawatan sudah ditunjukkan klien dengan tanda klien lebih
kooperatif terhadap tindakan medis dan keperawatan, kontak mata klien pada
kepada perawat. Evaluasi pada diagnosa kecemasan sesuai kriteria hasil yang
pada jam 11.55 WIB, keluarga dan klien mengatakan bahwa klien saat ini
tidak terlihat anemis dengan kadar hemoglobin 12,5 g/dl. Kesimpulan yang
54
intervensi. Kriteria hasil klien terpenuhi dengan hasil kadar hemoglobin klien
dalam batas normal (12,5 g/dl), skor resiko jatuh klien menjadi ringan skore
10 (Lampiran 4). Hasil evaluasi sesuai dengan kriteria hasil diagnosa resiko
jatuh yaitu resiko cidera akan berkurang, sebagaimana termuat dalam menjadi
F. Keterbatasan Penulis
BAB V
A. Simpulan
penderita sering mengalami lemah, cepat lelah, dan merasa pusing, anak
juga terlihat anemis karena kadar hemoglobin yang rendah. Saat perawatan
dikenal baik oleh anak sering didapatkan score resiko jatuh yang berat
pada anak.
ahli gizi untuk pemberian makanan bergizi tinggi energi. Pada diagnosa
dilakukan pada anak prasekolah salah satunya adalah dengan track car.
mayor sudah sesuai dengan intervensi yang dibuat perawat. Dan Terapi
klien, kecemasan klien teratasi dengan terapi bermain, tidak terjadi resiko
jatuh.
B. Saran
anak.
Delaney, Tara. 2010. 101 Permainan dan Aktivitas Untuk Anak-Anak Penderita
Autisme, Asperger, dan Gangguan Pemrosesan Sensorik. ANDI:
Yogyakarta.
Donna, Wong. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol.1. EGC: Jakarta.
Handayani, Wiwik dan Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika: Jakarta.
Hawari, Dadang. 2011. Stress Cemas Dan Depresi: Edisi 2. FKUI: Jakarta.
Hermiati, Dilfera dan Marita, Zadam. 2013. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Yang Dirawat
Diruang Edelwis RSUD Dr. M Yunus Bengkulu.
http://stikesdehasen.ac.id/downlot.php?file=16%20Dilfera.docx. Diakses
tanggal 24 April 2014.
Lyen, Kennet dkk. 2003. Apa yang Ingin Anda Ketahui Tentang Merawat Balita
1-5 Tahun. Gramedia: Jakarta.
Marmy dan Kukuh Raharjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Pohan, dkk. 2013. Efek Kelasi Ekstrak Etanol Daun Mangifera foetida pada
Feritin Serum Penderita Talasemia di RS Cipto Mangunkusumo, Tahun
2012. http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/1595/1342.
Diakses tanggal 14 April 2014.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC:
Jakarta.
Suryanti, dkk. 2011. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami Terhadap
Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=2447. Diakses tanggal 31
Maret 2014.