Disusun Oleh:
Erwin Hidayat
KHG.D16019
Pengertian Konjungtivitis
Terlampir
Pemeriksaan Fisik
* Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan megurang
ke arah limbus.
* Edema konjungtiva
* Lakrimasi
* Kemungkinan adanya sekret:
* Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan
kelopak mata lengket saat bangun tidur.
* Berair/encer pada infeksi virus.
* Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema dan
infiltrasi).
* Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat ditemukan
pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang–kadang disertai
perdarahan subkonjungtiva kecil–kecil baik di konjungtiva palpebra
maupun bulbi yang biasanya disebabkan pneumokok atau virus.
* Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien
karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan
kemunduran visus/melihat halo.
Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan fisik, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang pada klien
yang mengalami konjungtivitis untuk mengetahui penyebab spesifik dari
konjungtivitis pada klien. Pada kasus, bayi B mengalami konjungtivitis setelah 2
hari kelahirannya dari ibu yang menderita infeksi gonnorhea. Kemungkinan jenis
infeksi yang dialami oleh bayi B adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri. Diagnosis pasti penyakit ini adalah pemeriksaan sekret dengan pewarnaan
metilen biru dimana akan terlihat diplokok di dalam sel leukosit. Dengan
pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau ekstraselular dengan sifat gram
negative. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat. Apabila
pada pewarnaan terlihat gram positif diplok batang intraselular, dapat dicurigai
konjungtivitis gonore.
Penatalaksanaan
Komplikasi
Komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya :
1. Glaukoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit
dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis.
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta adalah seringnya berupa ulkus
kornea.
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan psdeudomembranasea
7. Komplikasi konjungtivitis vernal.
Prognosis
Mata dapat terkena berbagai kondisi, beberapa diantaranya bersifat primer sedang
yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain,
kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan dapat
dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan. Bila segera diatasi,
konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Konjungtivitis bakteri yang
disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti HaemophilusInfluenzae, adalah
penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu.
Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1-3 hari. Namun jika penyakit
radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun
ablasi retina (Barbara C. Long, 1996).
Pathway
Infeksi konjungtiva
Hiperemi
Sintesis DNA dan RNA baru
Pembengkakan dan hipertrofi papilla
Mediator protein
Gangguan sensori- Gangguan
persepsi: pengelihatan rasa nyaman
Asetilkolin
Asetilkolin
Vasokontriksi,
metabolisme produksi
panas
Hipertermi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Data Pasien
b. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi :
Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan megurang ke
arah limbus.
Edema konjungtiva
Lakrimasi
Kemungkinan adanya sekret:
Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak
mata lengket saat bangun tidur.
Berair/encer pada infeksi virus.
Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien
karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan
kemunduran visus/melihat halo.
d. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan terlihat diplokok
di dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau
ekstraselular dengan sifat gram negative.
- Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat. Apabila pada
pewarnaan terlihat gram positif diplok batang intraselular, dapat dicurigai
konjungtivitis gonore.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
- Nyeri Akut
- Hipertermi
- Gangguan sensori persepsi : pengelihatan
- Gangguan rasa nyaman
Asuhan keperawatan
Terlampir
Evaluasi
Terlampir
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x24 NIC Label
berhubungan jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan Pain Management
dengan agen criteria hasil : - Gunakan komunikasi terapeutik agar - Komunikasi terapeutik digunakan
cidera (biologi, NOC Label pasien mengatakan pengalaman nyeri untuk mengetahui pengalaman nyeri
klien
psikologi, kimia, Pain Control - Ajarkan pasien untuk mengurangi nyeri
fisika) - Pasien dapat mengenal nyeri yang dialaminya dengan terapi nonfarmakologi ( teknik - Teknik distraksi dapat membuat klien
lebih relaks
(skala 5) relaksasi )
- Pasien mengetahui factor penyebab nyeri - Mengobservasi adanya respon
- Pasien dapat melaporkan nyeri pada petugas ketika nonverbal ketidaknyamanan - Reaksi nonverbal dapat menunjukkan
pasien berada pada skala nyeri ringan,
tidak dapat mengontrol nyeri - Anjurkan pasien untuk menggunakan sedang atau berat
- Pasien melaporkan perubahan gejala nyeri pengobatan nyeri yang adekuat
- Penggunaan agen-agen fakmakologi
- Kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk mengurangi rasa nyeri
dalam pemberian analgesik
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien, maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan
adalah :
- Pasien mengenal rasa nyeri yang dirasakannya
- Nyeri yang dirasakan dapat dikontrol oleh pasien
- Pasien menyatakan nyerinya sudah berkurang
- Wajah klien tidak terlihat masih meringis
2. Hipertermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x 24 NIC Label
berhubungan jam, diharapkan suhu tubuh klien dapat kembali dalam
Vital Sign Monitoring
dengan penyakit rentang normal dengan criteria hasil :
1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu 1. Dapat memberikan gambaran umum
NOC Label
dan respirasi yang tepat keadaan klien
Thermoregulation Vital Sign
2. Jelaskan upaya untuk mengatasi 2. Untuk mengurangi hipertermi klien
- Klien mengetahui batas normal suhu tubuh hipertermi
3. Memastikan tekanan darah klien tetap
- Klien mampu mengatasi hipertermi 3. Memonitor tekanan darah klien setelah stabil
klien melakukan pengobatan jika
memungkinkan
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien, maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan
adalah :- suhu tubuh pasien dapat kembali normal dalam rentang suhu 36,5 – 37,50 C
3. Gangguan Sensori Sensory Function Sensory Perceptual: Visual, Disturbed
Persepsi: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x Activity Therapy
Penglihatan 24 jam, diharapkan klien mampu untuk melihat - Berkolaborasi dengan ahli terapi dalam - klien mendapatkan terapi pemulihan lebih
berhubungan dengan normal kembali dengan kriteria hasil : merencanakan dan memonitoring lengkap jika dikolaborasikan dengan tim
dengan perubahan - Klien dapat menggerakkan bola mata ke segala program pelatihan yang dijalankan klien medis lain
integrasi sensori arah (mata kanan dan kiri dapat bergerak kea rah sesuai keperluan
kanan, kiri, atas, bawah, serta memutar) - Perawat mengetahui komitmen klien - perawat dapat membantu klien dalam
- Penglihatan klien menjadi semakin jelas (tidak dalam meningkatkan kemampuan gerak menjalankan komitmennya tersebut
kabur) matanya untuk kembali normal
- Dapat membedakan setiap warna yang dilihat - Membantu klien untuk fokus dalam - Meyakinkan klien agar selalu semangat
- Tidak merasakan pusing saat melatih otot mata latihan yang dapat dilakukannya dan tidak memikirkan keurangan yang
- Mata klien dapat membuka dan menutup dengan dibandingkan dengan kekurangan yang dimilikinya, dengan begitu klien akan
normal tanpa diberi tekanan/paksaan dimiliki klien dapat menjalankan terapinya dengan
maksimal tanpa pikiran yang negative
- Membantu klien untuk mengidentifikasi - Karena klien memiliki hambatan dalam
dan memperoleh sumber daya yang melihat, perawat dapat membantu untuk
diperlukan untuk kegiatan yang ingin mencarikan sarana yang sesuai dengan
dilakukan klien latihan yang dilakukan klien
- Menjelaskan kepada klien tujuan dari - Klien mengetahui kegunaan dari latihan
latihan yang dilakukan yang dilakukan dan agar klien semakin
kuat dalam menjalankan terapi
- Menginstruksikan kepada klien atau - klien tidak sesuka hati melakukan terapi,
keluarganya mengenai aturan dalam padahal pada terapi yang dilakukan
kegiatan fisik, sosial, spiritual, dan memiliki aturan dan tujuan spesifik
kognitif yang dilakukan dalam tertentu yang harus ditaati
mempertahankan fungsi dan kesehatan
mata klien
- Memfasilitasi aktivitas tambahan ketika - klien dapat melaksanakan terapinya
klien memiliki waktu yang kurang untuk walaupun dengan waktu kurang
latihan
- Catat reaksi klien ketika ada penglihatan - perawat dapat mengetahui suasana hati
yang tampak kurang pada klien (seperti: klien, apakah sedang baik dan bisa untuk
depresi, menarik diri, ataupun menolak) ditemui dan diajak berbicara atau tidak
- Mendeskripsikan lingkungan di sekitar - perawat dapat membantu klien
klien mengetahui dimana letak benda-benda
yang berada di sekelilingnya walaupun
dalam keadaan penglihatan yang kurang
baik, dan klien mampu memperkirakan
sendiri jarak benda atau tempat yang
ingin ditujunya
- Membacakan surat, koran, dan sumber - klien selalu mendapatkan informasi yang
informasi lainnya kepada klien terkini dan terpercaya walaupun sedang
dalam keadaan sakit
4. Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC Label:
nyaman …x24 jam, diharapkan gangguan rasa kenyamanan Environmental Management
berhubungan pasien kembali normal dengan kriteria hasil: a) Ciptakan lingkungan yang aman bagi a) Pasien dapat merasa nyaman dengan
dengan gejala NOC Label: pasien. lingkungannya.
terkait penyakit Comfort Status : Enviroment b) Keluarkan benda berbahaya dari b) Menghindari sesuatu yang tidak
a) Suhu rungan dalam rentang normal (skala lingkungan. diinginkan terjadi pada pasien.
4) c) Identifikasi kebutuhan keamanan c) Untuk mempermudah memberikan
b) Lingkungan yang mendukung untuk pasien, berdasarkan tingkat fungsi fisik perawatan yang sesuai pada pasien.
beristirahat (skala 4) dan fungsi kesadaran dan sejarah
c) Membersihkan lingkungan yang tidak perilaku.
nyaman (skala 4)
d) Penyinaran dalam ruangan (skala 4)
e) Privasi (skala 4)
f) Menginginkan kesiapan adaptasi (skala 4)
g) Lingkungan yang bersahabat (skala 5)
Endurance
a) Aktivitas (skala 4)
b) Pola makan (skala 3)
c) Energi yang dipulihkan setelah istirahat
(skala3)
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien, maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan
adalah :
- Penglihatan klien menjadi jelas, tidak kabur
- Klin mampu menggerakkan bola mata secara maksimal
- Klien tidak melaporkan adanya ketidaknyamanan
- Tidak adanya respon klien terhadap ketidaknyamanan
DAFTAR PUSTAKA