Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


Oleh: Muhamad Afandi
Dosen PGSD FKIP Universitas Islam Sultan Agung

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah dan bermetode
yang dilakukan oleh guru/peneliti didalam kelas dengan mengunakan tindakan-tindakan untuk
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau berada dalam
keilmuan dan metode yaitu cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis berdasarkan fakta untuk
menemukan, membuktikan, mengembangkan dan mengevaluasi suatu pengetahuan. Guru dalam
melakukan penelitian tindakan kelas ada tiga hal yang penting yaitu sebagai guru apa yang akan
ditingkatkan, dengan apa meningkatkan, serta siapa yang ditingkatkan, maka guru yang tahu
kondisi kelasnya, setelah guru melakukan penelitian tindakan kelas maka guru membuat laporan
kegiatan ilmiah yaitu laporan penelitian hasil lapangan, maka hasil penelitian tersebut dikemas
menjadi karya tulis ilmiah tentu karya tulis ilmiah mempunyai kaidah penulisan dengsn demikian
hasil penelitian tersebut diringkas sesuai dengan sistematika dan selanjutnya, disusun menjadi
naskah yang diterbitkan dalam media jurnal ataupun media lain sehingga dapat menyumbangkan
kepada khazanah ilmu pengetahuan. Pendidikan disekolah dasar terdapat pada mata pelajaran
seperti Mata Pelajaran PKn, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, bahasa Indonesia. Seorang
pendidik harus mampu memiliki kemampuan dalam memahami konsep kurikulum sebagai mata
pelajaran, kurikulum sebagi pengalamn belajar, kurikulum sebagai program dengan demikian guru
juga diharapkan dapat merancang pembelajaran yang mendidik pada setiap kurikulum dalam
satuan pendidikan di seklah dasar serta mampu merancang penilain proses dan hasil belajar.

Kata Kunci: PTK, Pembelajaran, Sekolah Dasar

A. PENDAHULUAN dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan


Seorang guru mempunyai empat kompetensi yang harus diajarkannya beserta metodenya,
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa
professional dan sosial. Menurut Undang- kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat
Dosen, kompetensi profesional adalah oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk
“kemampuan penguasaan materi pelajaran pengabdian. Apabila kita kelompokkan
secara luas dan mendalam”. kompetensi terdapat tiga jenis tugas gurAu, yakni tugas
profesional merupakan kemampuan yang dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru
sebagai guru profesional. Kompetensi merupakan profesi atau pekerjaan yang
profesional meliputi kepakaran atau keahlian memerlukan keahlian khusus atau

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 1


profesioanalisme guru. Arti dari profesional kelas harus dibuat menjadi demokratis dengan
adalah sebuah profesi yang tidak dapat pola hubungan “Saya oke, kamu juga ke”
dilakukan oleh sembarangan orang Usman (Beechhold, 1971) dalam (Prayitno, 2005: 7).
(2006: 6). Kompetensi profesionalisme guru terdapat
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, dalam Depdiknas (2004: 9) “kompetensi
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti profesional meliputi pengembangan profesi,
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan
hidup. Mengajar berarti meneruskan dan kajian akademik”. Pengembangan profesi
mengembangkan ilmu pengetahuan dan meliputi mengikuti informasi perkembangan
teknologi. Sedangkan melatih berarti iptek yang mendukung profesi melalui
mengembangkan keterampilan-keterampilan berbagai kegiatan ilmiah, mengalihbahasakan
pada siswa. Guru yang profesional akan buku pelajaran/karya ilmiah, mengembangkan
mampu menciptakan perubahan-perubahan berbagai model pembelajaran, menulis
mutu pendidikan yang sangat mendasar. Dan makalah, menulis/menyusun diktat pelajaran,
perubahan itu akan sangat tergantung kepada menulis buku pelajaran, menulis modul,
apa yang guru lakukan dan guru pikirkan menulis karya ilmiah, melakukan penelitian
tentang pendidikan. ilmiah (action research), menemukan
Guru merupakan kunci keberhasilan teknologi tepat guna, membuat alat
pendidikan. Dengan tugas profesional dan peraga/media, menciptakan karya seni,
didukung oleh kompetensi pedagogiknya, mengikuti pelatihan terakreditasi, mengikuti
guru berfungsi membantu orang lain (peserta pendidikan kualifikasi, dan mengikuti
didik) untuk belajar dan berkembang; kegiatan pengembangan kurikulum.
membantu perkembangan intelektual, Pemahaman wawasan meliputi memahami
personal dan social warga masyarakat yang visi dan misi, memahami hubungan
memasuki sekolah (Cooper, 1982: 2). Guru pendidikan dengan pengajaran, memahami
harus memperhatikan dan memahami suasana konsep pendidikan dasar dan menengah,
kelas dan menangani kelas secara sejuk, tidak memahami fungsi sekolah, mengidentifikasi
meledak-ledak (Silberman, 1970), karerna permasalahan umum pendidikan dalam hal
“language of acceptance is so powerful” proses dan hasil belajar, membangun sistem
(Gordon, 1974:55). Sikap guru sangat yang menunjukkan keterkaitan pendidikan
berpengaruh terhadap tingkah laku dan dan luar sekolah. Penguasaan bahan kajian
kegiatan belajar siswa (Smith, 1978). Suasana akademik meliputi (1) memahami struktur

2 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, disyaratkan, seperti kompetensi pedagogik
(3) menguasai substansi kekuasaan sesuai diantaranya akan menjadikan guru tersebut
dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan lebih memiliki kinerja yang profesional.
siswa. Guru dalam melakukan penelitian tindakan
Tugas utama guru, selain mendidik adalah kelas ada tiga hal yang penting yaitu sebagai
mengajar sebagai pengajar, guru guru apa yang akan ditingkatkan, dengan apa
dihadapkan pada tuntutan profesi untuk meningkatkan, serta siapa yang ditingkatkan,
melakukan upaya perbaikan atas kekurangan- maka guru yang tahu kondisi kelasnya, setelah
kekurangan dalam melaksanakan tugasnya. guru melakukan penelitian tindakan kelas
Secara empiris, guru yang berpengalaman maka guru membuat laporan kegiatan ilmiah
mengajar secara tidak disadari telah yaitu laporan penelitian hasil lapangan, maka
melakukan sejumlah kegiatan tambahan yang hasil penelitian tersebut dikemas menjadi
tidak tercantum dalam satuan pelajaran tetapi karya tulis ilmiah tentu karya tulis ilmiah
ia telah melaksanakan Penelitian Tindakan mempunyai kaidah penulisan dengsn
Kelas. Dengan demikain bahwa penelitian dan demikian hasil penelitian tersebut diringkas
karya tulis ilmiah merupakan pengembangan sesuai dengan sistematika dan selanjutnya,
profesi guru dimana seorang guru dapat disusun menjadi naskah yang diterbitkan
melakukan penelitian tindakan kelas yang dalam media jurnal ataupun media lain
disebut dengan kegiatan ilmiah seorang guru sehingga dapat menyumbangkan kepada
mengembangkan inovasinya dalam khazanah ilmu pengetahuan.
pembelajaran seperti menggunakan metode, Menurut UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang
strategi media demi meningkatkan kompetensi Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan
profesionalnya. Berkaitan dengan bagan di kompetensi pedagogik adalah kemampuan
atas, yaitu pada aspek pelaksanaan proses mengelola pembelajaran peserta didik. Jika
pendidikan khususnya pembelajaran yang dikaitkan dengan strategi mengajar, seorang
terjadi di sekolah dimana salah satu aktor pengajar memiliki keyakinan filosofis tentang
yang sangat berperan aktif adalah guru, oleh pengajaran yang memperhatikan latar
karenanya sumber daya manusia khususnya belakang pengetahuan dan pengalaman,
guru harus dapat diberdayakan dengan baik situasi kepribadian dan lingkungan sebagai
agar tujuan pembelajaran yang diinginkan tujuan pembelajaran yang melibatkan siswa
dapat dicapai. Kinerja guru yang profesioanl dan guru.
yang memiliki beberapa kompetensi yang

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 3


Oleh karena itu, secara pedagogi diperlukan 2 menganalisis hasil evaluasi. Pengembangan
tindakan perbaikan yang saling berkaitan satu peserta didik. Dalam pengembangan peserta
sama lain, yaitu (a) secara bertahab dilakukan didik terdiri atas mengkaji dan
reorientasi terhadap kandungan dan tatanan isi mengidentifikasi potensi peserta didik,
program pengajaran, dan (b) dilakukan membuat program pengembangan,
perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan di melaksanakan program pengembangan serta
bidang sistem penyampaian, dalam hal ini mengevaluasi program pengembangan peserta
yang secara sistimatis bergeser dari teaching- didik.
based approach kepada learning-based Komptensi pedagogik untuk disekolah dasar
approach. Dengan kata lain, sistem terdapat pada mata pelajaran seperti Mata
penyampaian harus lebih berdampak Pelajaran PKn, IPS, Bahasa Indonesia,
membelajarkan dari pada mengajarkan (T. Matematika, bahasa Indonesia. Seorang
Raka Joni, 2000:2) pendidik harus mampu memiliki kemampuan
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dalam memahami konsep kurikulum sebagai
terdiri atas: menerapkan keterampilan dasar mata pelajaran, kurikulum sebagi pengalamn
mengajar dan lingkungan belajar yang belajar, kurikulum sebagai program dengan
kondusif, melaksanakan pembelajaran yang demikian guru juga diharapkan dapat
sesuai dengan karakteristik peserta didik, merancang pembelajaran yang mendidik pada
menerapkan model-model pembelajaran, setiap kurikulum dalam satuan pendidikan di
memanfaatkan lingkungan sekolah, seklah dasar serta mampu merancang penilain
mengelola kelas dengan memanfaatkan proses dan hasil belajar.
potensi yang ada pada peserta didik.
Memanfaatkan teknologi. Dalam
memanfaatkan teknologi terdiri atas: B. PEMBAHASAN
mengenal berbagai jenis teknologi, memilih 1. Penelitian Tindakan Kelas
berbagai jenis teknologi, mengkaji, dan a) Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan berbagai teknologi. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. bahasa Inggris Classroom Action Research,
Dalam mengevaluasi proses dan hasil yang dikenal dengan sinkatan PTK yaitu
pembelajaran terdiri atas mengkaji teori, penelitian yang dilakukan dikelas oleh
jenis, dan prosedur evaluasi, melaksanakan guru/peneliti untuk mengetahui yang berarti
evaluasi proses dan hasil pembelajaran, penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas

4 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


untuk mengetahui akibat tindakan yang tindakan kelas dihentikan. Kelas-sekelompok
diterapkan pada suatu subyek penelitian di siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas pelajaran yang sama dari guru yang sama.
pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin Penelitian tindakan kelas atau disebut PTK
pada tahun 1946, yang selanjutnya adalah penelitian yang mengangkat masalah-
dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti masalah yang aktual yang dilakukan oleh para
Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John guru yang merupakan pencermatan kegiatan
Elliot, Dave Ebbutt dan sebaginya. Dengan belajar yang berupa tindakan untuk
demikian konsep penelitian tindakan kelas memperbaiki dan meningkatkan praktik
semakin berkembang sesuai dengan pembelajaran di kelas secara lebih profesional
perkembangan ilmu pengetahuan dan (Taniredja, Pujiati dan Nyata, 2010:16-17).
teknologi, Pemahaman konsep penelitian Penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh
tidakan banyak para peneliti atau penulis Wahidmurni & Ali (2008:14) bahwa
menjelaskan konsep yang memang “Penelitian Tindakan Kelas diartikan sebagai
dibutuhkan dalam pelaksanaannya di dalam upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru
proses pembelajaran. atau peneliti untuk memecahkan masalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action pembelajaran melalui penelitian”.
Research), sesuai dengan namanya maka ada Penelitian tindakan kelas dapat diartikan
tiga kata yang masing-masing kata mempunya sebagai “proses pengkajian masalah
pengertian. Adapun pengertian tiap kata pembelajaran didalam kelas melalui refleksi
tersebut yaitu: Penelitian-merupakan kegiatan diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
ilmiah dengan menggunakan metode yang tersebut dengan cara melakukan berbagai
berdasarkan fakta untuk menemukan, tindakan yang terencana dalam situasi nyata
membuktikan, mengembangkan dan serta menganalisis setiap pengaruh dari
mengevaluasi suatu pengetahuan, dalam hal perlakuan tersebut”. Sanjaya. W. (2009:26).
ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Sebagai mana dikemukakan oleh Aqib Z
Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang sengaja (2009:13) bahwa “penelitian tindakan kelas
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam merupakan suatu pencermatan terhadap
penelitian berbentuk rangkaian langkah-langkah kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
(siklus) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, dalam kelas”. Dengan demikian “penelitian
observasi dan refleksi yang terus mengalir tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
menghasilkan siklus baru sampai penelitian terhadap kegitan belajar berupa sebuah

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 5


tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
dalam kelas secara bersamaan”. Suwandi Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu
(2010:10) tugas pokok sebagai seorang guru, karena
Penelitan tindakan juga dikemukakan oleh merupakan suatu kegiatan penelitian yang
Madya (2009:11) bahwa “penelitian tindakan terintegrasi dengan pelaksanaan proses
berurusan langsung dengan praktik dalam pembelajaran. Dengan melakukan penelitian
situasi alami, penelitiannya adalah pelaku tindakan kelas guru menjadi kreatif karena
praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya
penelitiannya. Lingkup ajangnya terbatas, yang inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
paling menonjol adalah bahwa penelitian berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta
tindakan ditunjukan untuk melakukan bahan ajar yang dipakainya.
perubahan situasi tempat penelitian dilakukan Dari beberapa pengertian diatas, Penelitian
guna mencapai perbaikan praktik secara tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai
incremental dan berkelanjutan”. Secara singkat suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah dan
Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti
oleh Syukri (2008:6) bahwa “penelitian didalam kelas dengan mengunakan tindakan-
sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan pembelajaran. Ilmiah yaitu suatu yang bersifat
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari atau berada dalam keilmuan dan metode yaitu
tindakan-tindakan mereka (guru) dalam cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis
melaksanakan tugasnya. Aqib (2006: 13-14) berdasarkan fakta untuk menemukan,
mengemukakan beberapa alasan pentingnya membuktikan, mengembangkan dan
dilaksanakan penelitian tindakan kelas mengevaluasi suatu pengetahuan. Penelitian
diantaranya sebagai berikut: Penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah-
tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat langkah (siklus) yang terdiri dari perencanaan,
guru menjadi peka dan tanggap terhadap tindakan, observasi dan refleksi yang terus
dinamika pembelajaran di kelasnya. Penelitian mengalir menghasilkan siklus baru sampai
tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja penelitian tindakan kelas dihentikan.
guru sehingga menjadi profesional. Dengan
melakukan tahap-tahapan dalam penelitian b) Prinsip PTK
tindakan kelas, guru mampu memperbaiki Prinsip dalam penelitian tindakan kelas adalah:
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang

6 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


1) PTK dilakukan tidak mengganggu dalam RPP yang menjadi perhatian dalam
komitmennya sebagai pendidik dalam hal ini adalah pada komponen penilaian,
proses belajar mengajar artinya seorang artinya apabila satu RPP akan digunakan
guru dalam melaksanakan tugasnya untuk satu kali pertemuan maka harus ada
mengikuti kalender akademik, dimana penilaian, namun apabila satu RPP untuk
setiap satuan pendidikan telah mengatur dua kali pertemuan maka penilaian
Silabus yang berkenaan dengan SK dan dilasanakan pada pertemuan kedua,
KD yang harus di selesaikan dalam penilain disi yang dimaksud adalam
semesternya. penilaian untuk mengetahui peningkatan
2) Kolaboratif PTK bisa dilakukan dengan pada aspek kognitif, afektif dan aspek
guru, kepala sekolah, pengawas, praktisi psikomotor.
sehingga mendukung kelancaran 4) Teknik pengumpulan data dalam hal ini
pelaksanaannya. Dalam hal ini kolaborasi adalah teknik tes dan non tes yang
membantu pelaksanaan tindakan baik digunakan dalam mengembangkan
sebagai observer maupun sebagai intrumen penilain, Teknis tes misalnya Tes
pelaksana tindakan dan ini disepakati Pilihan Ganda, menjodohkan, jawaban
bersama sesua dengan kemampuannya singkat dan lain-lain. Teknik Non Tes
kolaborasi. misalnya angket, wawancara, skala,
3) Siklus yang diterapkan hendaknya portopolio dan lain-lain. Teknik
mengutamakan pada ketercapaian kriteria pengumpulan data diharapkan tidak
keberhasilan, dan dikembangkan dengan menuntut waktu dan cara yang berlebihan.
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan 5) Metodologi yang digunakan hendaknya
refleksi. yang terus mengalir menghasilkan dapat dipertanggung jawabkan secara
siklus baru sampai penelitian tindakan kelas ilmiah sepertihalnya setting penelitian,
dihentikan. Dalam siklus terdiri dari subyek penelitian, teknik dan alat
bebrapa pertemuan atau tindakan setipa pengumpulan data, analisi data, indikaor
pertemuan idealnya tiga pertemuan namun keberhasilan dan prosedur penelitian.
peneliti mempertimbangkan deangan 6) Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan
materi pelajaran maka dalam hal ini hipotesis secara meyakinkan,
minimal dua kali pertemuan, RPP yang mengembangkan inovasi metode, strategi
digunakan dalam penelitian tindakan yang dapat diterapkan pada situasi kelas,
hendaknnya meperhatikan komponen serta memperoleh data yang dapat

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 7


digunakan untuk membuktikan hipotesis 3) Meningkatkan praktek dalam proses
tindakannya. pembelajaran dikelas,
7) Masalah yang terungkap adalah masalah 4) Meningkatkan komunikasi antar teman
yang benar-benar membuat Guru galau, sejawat dengan adanya kolaborasi dalam
sehingga atas dasar tanggung jawab penelitian,
profesional, dia didorong oleh hatinya 5) Meningkatkan kemampuan malakukan
untuk memiliki komitmen dalam rangka penelitian dikalangan guru.
menemukan jalan keluarnya melalui PTK. Secara umum manfaat Penelitian Tindakan
8) PTK dilaksanakan mengikuti kaidah ilmu Kelas menurut Suwandi S (2010:15)
pengetahuan. disebutkan bahwa guru dapat melakukan
inovasi pembelajaran, Guru dapat
c) Tujuan dan manfaat PTK meningkatkan kemampuan reflektifnya dan
Seperti penelitian pada umumnya bahwa ada mampu memecahkan memecahkan masalah
tujuan penelitian yang diinginkan menurut dalam pembelajaran yang muncul, Melalui
Sanjaya (2009: 33) bahwa tujuan Penelitian PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan
Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk secara kreatifkurikulum dikelas atau sekolah,
meningkatkan kualitas dan hasil belajar secara Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan
praktis. Penelitian tindakan kelas dalam guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan
pelaksanaannya sangat kondisional dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan
situasional. Menurut Madya (2009: 25) untuk bermuara pada tercapainya peningkatan
mengembangkan keterampilan atau professional guru,
pendekatan baru dan untuk memecahkan Dengan demikian manfaat penelitian tindakan
masalah dengan penerapan langsung pada kelas sebagai berikut:
ruang kelas atau ajang dunia kerja. 1) Untuk memngembangkan inovasi
Tujuan penelitian tindakan kelas dapat pembelajaran dikelas, orang guru dalam
dirumuskan sebagai berikut; melaksanakan pembelajaran harus
1) Memperbaiki dan meningkatkan Mutu merancang pembelajaran yang mendidik
pendidikan, maupun merancang penilaian yang baik
2) Meningkatkan layanan profesional guru dalam pembelajaran.
dalam konteks layanan kepada peserta 2) Untuk meningkan iklim dikelas yang
didik, kondusif melalui perbaikan secara
berkesinambungan dalam hal ini aktifitas

8 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


guru dan siswa dalam pembelajaran terjadi terjadi. Kurikulum sebagai mata pelajaran
eksplorasi, elaborasi dan konformasi merupakan sejumlah mata pelajaran yang
dimana guru menjelaskan materi sampai harus ditempuh oleh anak didik dalam kurun
siswa menukan konsep dari materi, dan waktu tetentu untuk memperoleh ijazah
juga guru sebagai fasilitator dalam kegiatan dengan demikian di sekolah dasar terdapat
siswa baik berdiskusi, mengerjakan LKS mata pelajaran IPS, PKn, Bahasa Indonesia,
dan juga praktik dalam mnggunakan media Matematika dan juga IPA. Lima mata
atau alat peraga.. pelajaran merupakan esensi dari pada
3) Dapat dijadikan sebagai upaya kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah
pengembangan kurikulum tingkat satuan dasar dimana lima mata pelajaran memiliki
pendidikan, dalam hal ini guru memahami ruang lingkup sebagi berikut:
kurikulum sebagai mata pelajaran, 1. Pendidikan Kewarganegaraan SD
kurikulum sebagai pengalam belajar dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
juga kurikuum sebagai perencanaan mencakup kajian dan pembahasan tentang
program dalam satuan pendidikan. pemerintahan, konstitusi, lembaga
4) Untuk meningkatkan kinerja serta demokrasi, rule of law, hak dan kewajuban
profesionalisme guru melalui penelitian warga negara, proses demokrasi, partisipasi
tindakan kelas, seorang guru menguasai aktif dan keterlibatan warga negara dalam
raung lingkup setiap mata pelajaran yang masyarakat madani, pengetahuan tentang
ada dalam satuan pendidikan baik mata lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat
pelajaran PKn, IPS, Bahasa, Matematika, dalam pemerintahan, warisan politik,
IPA yang terdapat pada satuan pendidikan administrasi publik dan sistem hukum,
sekolah dasar.. pengetahuan tentang proses seperti
kewarganegaraan aktif, refleksi kritis,
d) Esensi Lima Mata Pelajaran di Sekolah penyelidikan dan kerjasama, keadilan
Dasar sosial, pengertian antar budaya, dan
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kelestarian lingkungan hidup, serta hak
dirancang oleh guru untuk membantu, asasi manusia (ICCE, 2003:2)
membimbing, dan memotivasi siswa Sofhian (2011: 6) mendefinisikan
mempelajari suatu informasi tertentu dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai
suatu proses yang telah dirancang secara proses pendewasaan bagi warga Negara
masak mencakup segala kemungkinan yang dengan usaha sadar dan terencana melalui

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 9


pengajaran dan pelatihan sehingga terjadi kebermanfatan terhadap instrumentasi dan
perubahan pada warga Negara tersebut praksis pendidikan setiap warga negara
dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku dalam konteks sistem pendidikan nasional
yang bersifat kritis dan emansipatorik. (Wiranaputra, 2004).
Selanjutnya Azra dalam Sofhian (2011: 8) Menurut Azra (Tanireja, 2009: 2) secara
mendefinisikan pendidikan bahasa Civic Education oleh sebagian
kewarganegaraan adalah pendidikan yang pakar diterjemahkan ke dalam Bahasa
cakupannya sangat luas dengan mencakupi Indonesia menjadi Pendidikan
pendidikan demokrasi (Democracy Kewarganegaraan dan Pendidikan
Educational) pendidikan Hak Asasi Kewarganegaraan. Pendidikan
Manusia (HAM), pemerintahan, konstitusi, Kewarganegaraan menurut Zamroni
rule of law, hak dan kewajiban warga (Tanireja, 2009: 3) adalah pendidikan
Negara, partisipasi aktif dan keterlibatan demokrasi yang bertujuan untuk
warganegara dalam masyarakat madani. mempersiapkan warga masyarakat berpikir
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kritis dan bertindak demokratis, melalui
salah satu dari lima tradisi Pendidikan aktifitas menanamkan kesadaran kepada
Ilmu Pengetahuan Sosial yakni citizenship generasi baru bahwa demokrasi adalah
tranmission, saat ini sudah berkembang bentuk kehidupan masyarakat yang paling
menjadi tiga aspek pendidikan menjamin hak-hak warga masyarakat.
Kewarganegaraan (citizenship education), Demokrasi adalah suatu learning process
yakni aspek akademis, aspek kurikuler, dan yang tidak dapat begitu saja meniru dan
aspek social budaya. Secara akademis mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.
pendidikan kewarganegaraan dapat Sofhian (2011: 10) menjelaskan bahwa
didefinisikan sebagai suatu bidang kajian materi pokok pendidikan kewarganegaraan
yang memusatkan telaahannya pada meliputi Nasionalisme (Bangsa dan
seluruh dimensi psikologis dan sosial Identitas Nasional), Pancasila, Negara,
budaya kewarganegaraan individu, dengan Kewarganegaraan, konstitusi, good
menggunakan ilmu politik, ilmu governance, pemerintah dan Pemerintahan,
pendidikan sebagai landasan kajiannya hubungan sipil-militer, hubungan Agama
atauan penemuannya intinya yang dan Negara, Masyarakat Madani,
diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang demokrasi, dan Hak Asasi Manusia. Selain
relevan, dan mempunyai implikasi itu (Balitbang Depdiknas, 2002: 3) tujuan

10 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


rumpun pelajaran Kewarganegaraan adalah No. 20 Tahun 2006) dikemukakan bahwa
untuk memberikan kompetensi-kompetensi IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji
sebagai berikut : seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan generalisasi yang berkaitan dengan
kreatif dalam menanggapi isu sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi.
kewarganegaraan. Sedangkan Sapriya (2009: 7) mengartikan
b) Berpartisipasi secara bermutu dan bahwa mata pelajaran IPS merupakan
bertanggung jawab, dan bertindak sebuah nama mata pelajaran integrasi dari
secara cerdas dalam kegiatan mata pelajaran sejarah, geografi, dan
bermasyarakat, berbangsa, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
bernegara. lainnya. Trianto (2010:171) menambahkan
c) Berkembang secara positif dan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
demokratis utnuk membentuk diri merupakan integrasi dari berbagai cabang
berdasarkan pada karakter-karakter ilmu-ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah,
masyarakat indonesia agar dapat hidup geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
bersama dengan bangsa-bangsa budaya.
lainnya. Adapun Moeljono Cokrodikardjo dalam
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain Daldjoeni (1997:3) mengemukakan bahwa
dalam percaturan dunia secara langsung IPS adalah perwujudan dari suatu
atau tidak langsung dengan memanfaatkan pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial.
teknologi informasi dan komunikasi Ia merupakan integrasi dari berbagai
Dari paparan di atas maka pendidikan cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
kewarganegaraan disekolah dasar dapat antropologi budaya, psikologi, sejarah,
diartikan sebagai ilmu pendidikan yang geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi
membekali peserta didik dengan dengan manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
kemampuan dasar tetang hubungan instruksional dengan materi dan tujuan
warganegara dengan negara/ pemerintah yang disederhanakan agar mudah
dan warga negara dengan warganegara dipelajari.
lain. Nu’man Soemantri dalam Daldjoeni
2. IPS SD (1997:3) menyatakan bahwa IPS
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang
Pendidikan (KTSP) 2006 (Permendiknas disederhanakan untuk pendidikan tingkat

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 11


SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan a) Mengenal konsep-konsep yang
mengandung arti: a) menurunkan tingkat berkaitan dengan kehidupan
kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya masyarakat dan lingkungannya.
dipelajari di universitas menjadi pelajaran b) Memiliki kemampuan dasar berfikir
yang sesuai dengan kematangan berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) memecahkan masalah, dan
mempertautkan dan memadukan bahan keterampilan sosial dalam kehidupan
aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan sosial.
kehidupan masyarakat sehingga menjadi c) Memiliki komitmen dan kesadaran
pelajaran yang mudah dicerna. terhadap nilai-nilai sosial dan
Nasution dalam Daldjoeni (1997:3) kemanusiaan.
mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang d) Memiliki kemampuan berkomunikasi,
merupakan fusi atau paduan sejumlah mata bekerjasama dan berkompetisi dalam
pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS masyarakat majemuk di tingkat lokal,
merupakan bagian kurikulum sekolah yang nasional, dan global.
berhubungan dengan peran manusia dalam Oleh karena itu IPS ditingkat sekolah pada
masyarakat yang terdiri atas berbagai dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan
subjek sejarah, ekonomi, geografi, para peserta didik sebagai warga negara yang
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. menguasai pengetahuan (knowledge),
Dengan kata lain, menurut (Sapriya, ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudies
2009:10) IPS terdiri dari sejumlah mata and values) yang dapat digunakan sebagai
pelajaran yang terpadu seperti: antropologi, kemampuan untuk memecahkan masalah
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu pribadi atau masalah sosial serta kemampuan
hukum, filosofi, ilmu politik, psikologi, mengambil keputusan dan berpartisipasi
agama dan manusia. dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan agar menjadi warga negara yang baik.
Pendidikan (KTSP) 2006 yang tercantum 3. Bahasa Indonesia SD
dalam dokumen Permendiknas Nomor 20 Bahasa memiliki peran sentral dalam
Tahun 2006 disebutkan bahwa tujuan perkembangan intelektual, sosial, dan
pendidikan IPS adalah agar siswa memiliki emosional peserta didik dan merupakan
kemampuan sebagai berikut : penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

12 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


diharapkan membantu peserta didik memusatkan perhatian kepada
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya pengembangan kompetensi bahasa peserta
orang lain, mengemukakan gagasan dan didik dengan menyediakan berbagai
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
yang menggunakan bahasa tersebut, dan guru lebih mandiri dan leluasa dalam
menemukan serta menggunakan menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kemampuan analitis dan imaginatif yang kesastraan sesuai dengan kondisi
ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa lingkungan sekolah dan kemampuan
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan peserta didiknya; orang tua dan
kemampuan peserta didik untuk masyarakat dapat secara aktif terlibat
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dalam pelaksanaan program kebahasaan
dengan baik dan benar, baik secara lisan daan kesastraan di sekolah; sekolah dapat
maupun tulis, serta menumbuhkan menyusun program pendidikan tentang
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan
manusia Indonesia. keadaan peserta didik dan sumber belajar
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa yang tersedia; daerah dapat menentukan
Indonesia merupakan kualifikasi bahan dan sumber belajar kebahasaan dan
kemampuan minimal peserta didik yang kesastraan sesuai dengan kondisi dan
menggambarkan penguasaan pengetahuan, kekhasan daerah dengan tetap
keterampilan berbahasa, dan sikap positif memperhatikan kepentingan nasional.
terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Standar kompetensi ini merupakan dasar diharapkan juga peserta didik memahami
bagi peserta didik untuk memahami dan kurikulum, strategi pembelajaran, penilaian
merespon situasi lokal, regional, nasional, pembelajaran, dan kompetensi dasar pada
dan global. Dengan standar kompetensi Pembelajaran Sekolah Dasar
mata pelajaran Bahasa Indonesia ini Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan
diharapkan: peserta didik dapat salah satu pembelajaran yang wajib
mengembangkan potensinya sesuai dengan diajarkan di Sekolah Dasar di wilayah
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia
serta dapat menumbuhkan penghargaan penting diajarkan mengacu pada tujuan
terhadap hasil karya kesastraan dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia:
intelektual bangsa sendiri; guru dapat

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 13


a) Berkomunikasi secara efektif dan 3) Guru dapat memusatkan perhatian
efisien sesuia dengan etika yang kepada pengembangan kompetensi
berlaku, baik secara lisan maupun bahasa peserta didik dengan
tulisan. menyediakan berbagai kegiatan
b) Menghargai dan bangga menggunakan berbahasa dan sumber belajar,serta
bahasa Indonesia sebagai bahasa lebih mandiri dan leluasa dalam
persatuan dan bahasa Negara. menentukan bahan ajar kebahasaan dan
c) Memahami bahasa Indonesia dan kesastraan sesuai dengan kondisi
menggunakannya dengan tepat dan lingkungan sekolah dan kemapuan
kreatif untuk berbagai tujuan. peserta didiknya.
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk 4) Orang tua dan masyarakan dapat secara
meningkatkan kemampuan intelektual, aktif memberikan masukan dan bantuan
serta kematangan spiritual, moral, terhadap perencanaan, pelaksanaan,
emosional, dan sosial. maupun penilaian pembelajaran
e) Menikmati dan memanfaatkan karya kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
sastra untuk memperluas wawasan, 5) Sekolah dapat mengembangkan
memperhalus budi pekerti, serta program pendidikan kebahasaan dan
meningkatkan pengetahuan dan kesastraan sesuai dengan keadaan
kemampuan berbahasa. (Mulyasa,2008: peserta didik dan sumber belajar yang
240) tersedia.
Dengan adanya tujuan pembelajaran 6) Daerah dapat menentukan bahan dan
bahasa Indonesia tersebut maka sumber belajar kebahasaan dan
diharapkan: kesastraan sesuai dengan kondisi dan
1) Menghargai dan membanggakan sastra kekhasan daerah dengan tetap
Indonesia sebagai khasanah budaya dan memperhatikan kepentingan nasional.
intelektual manusia Indonesia. (Mulyasa,2008:240).
2) Peserta didik dapat mengembangkan Dengan demikian pembelajaran bahasa
potensinya sesuai dengan kemampuan, indonesia di sekolah dasar melalui interaksi
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat guru dan peserta didik dengan
menumbuhkan penghargaan terhadap menggunakan berbagai model dan metode
hasil karya kesastraan dan hasil pembelajaran sehingga peserta didik
intelektual bangsa sendiri.

14 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


memilki kemampuan menulis, membaca, oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh
menyimak dan mendengarkan. adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
4. IPA SD Dari pendapat di atas maka dapat
Sejak peradaban manusia, orang telah disimpulkan bahwa IPA merupakan
berusaha untuk mendapat sesuatu dari alam pengetahuan dari hasil kegiatan manusia
sekitarnya. Mereka telah mampu yang diperoleh dengan menggunakan
membedakan hewan atau tumbuhan yang langkah-langkah ilmiah yang berupa
dapat dimakan. Mereka mulai metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil
mempergunakan alat untuk memperoleh eksperimen atau observasi yang bersifat
makanan, mengenal api untuk memasak. umum sehingga akan terus di
Semuanya itu menandakan bahwa mereka sempurnakan.
telah memperoleh pengetahuan dari IPA sebagai produk merupakan akumulasi
pengalaman. Menurut H.W Fowler (dalam hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan
Trianto, 2010: 136) IPA adalah umumnya telah tersusun secara lengkap
pengetahuan yang sistematis dan dan sistematis dalam bentuk buku teks.
dirumuskan, yang berhubungan dengan Dalam pengajaran IPA seorang guru
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan dituntut untuk dapat mengajak anak
terutama atas pengamatan dan deduksi. didiknya memanfaatkan alam sekitar
Selain itu, menurut Aly dan Rahma (2010 : sebagai sumber belajar. Alam sekitar
18) IPA adalah pengetahuan teoritis yang merupakan sumber belajar yang paling
diperoleh/disusun dengan cara yang otentik dan tidak akan habis digunakan.
khas/khusus, yaitu melakukan observasi Proses IPA tidak lain adalah metode
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan ilmiah. Untuk anak SD, metode ilmiah
teori, eksperimentasi, observasi dan dikembangkan secara bertahap dan
demikian seterusnya kait-mengkait antara berkesinambungan, dengan harapan bahwa
cara yang satu dengan cara yang lain. pada akhirnya akan terbentuk paduan yang
Menurut Wahyana (dalam Trianto, 2010: lebih utuh sehingga anak SD dapat
136) IPA adalah suatu kumpulan melakukan penelitian sederhana. Jadi, pada
pengetahuan tersusun secara sistematik, hakikatna, dalam proses mendapatkan IPA
dalam penggunaannya secara umum diperlukan sepuluh keterampilan dasar.
terbatas pada gejala-gejala alam. Oleh karena itu, jenis-jenis keterampilan
Perkembangannya tidak hanya ditandai dasar yang diperlukan dalam proses

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 15


mendapatkan IPA disebut juga berlangsungnya kerjasama dimaksudkan
keterampilan proses. Untuk memahami untuk memperoleh pengetahuan lebih
sesuatu konsep, siswa tidak diberitahu oleh banyak. Melalui kerjasama, anak didik
guru, tetapi guru member peluang pada akan belajar bersikap kooperatif, dan
siswa untuk memperoleh dan menemukan menyadari bahwa pengetahuan yang
konsep melalui pengalaman siswa dengan dimiliki orang lain mungkin lebih banyak
mengembangkan keterampilan dasar dan lebih sempurna daripada yang
melalui percobaan dan membuat dimilikinya. Oleh karena itu, untuk
kesimpulan. meningkatkan pengetahuannya ia merasa
Menurut Sulistyorini (2007 : 10), makna membutuhkan kerjasama dengan orang
sikap pada pengajaran IPA SD/MI dibatasi lain.
pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap 5. Matematika di SD
alam sekitar. Setidak-tidaknya ada Menurut Russefendi (Suwangsih dan
sembilan aspek sikap dari ilmiah yang Tiurlina, 2006:3) Kata matematika berasal
dapat dikembangkan pada anak usia dari perkataaan Latin mathematika yang
SD/MI, yaitu: a) sikap ingin tahu, b) sikap mulanya diambil dari perkataan Yunani
ingin mendapatkan sesuatu yang baru, c) mathematike yang berarti mempelajari.
sikap kerja sama, d) sikap tidak putus asa, Perkataan itu mempunyai asal katanya
e) sikap tidak berprasangka, f) sikap mathema yang berarti pengetahuan atau
mawas diri, g) sikap bertanggung jawab, h) ilmu (knowledge, science). Kata
sikap berpikir bebas, i) sikap kedisiplinan mathematike berhubungan pula dengan
diri. kata lainnya yang hampir sama, yaitu
Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika mathein atau mathenein yang artinya
siswa melakukan diskusi, percobaan, belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
simulasi, atau kegiatan di lapangan. Dalam katanya, perkataan matematika berarti
hal ini, maksud dari sikap ingin tahu ilmu pengetahuan yang didapat dengan
sebagai bagian sikap ilmiah adalah suatu berpikir (bernalar). Matematika lebih
sikap yang selalu ingin mendapatkan menekankan kegiatan dalam dunia rasio
jawaban yang benar dari obyek yang (penalaran) bukan menekankan dari hasil
diamati. Melalui kerja kelompok, maka eksperimen atau hasil observasi.
tembok ketidaktahuan dapat dikuak untuk Matematika terbentuk karena pikiran-
memperoleh pengetahuan. Disini,

16 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


pikiran manusia yang berhubungan dan mengaplikasikan konsep atau
dengan idea, proses, dan penalaran. algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
Definisi matematika menurut Kline dan tepat, dalam pemecahan masalah.
(Suwangsih dan Tiurlina, 2006:4) bahwa 2) Menggunakan penalaran pada pola dan
matematika itu bukan pengetahuan sifat, melakukan manipulasi
menyendiri yang dapat sempurna karena matematika dalam membuat
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika generalisasi, menyusun bukti, atau
itu terutama untuk membantu dalam menjelaskan gagasan dan pernyataan
memakai dan menguasai permasalahan matematika
sosial, ekonomi, dan alam. 3) Memecahkan masalah yang meliputi
Berdasarkan pendapat para ahli diatas kemampuan memahami masalah,
dapat disimpulkan bahwa matematika merancang metode matematika,
adalah ilmu yang berkaitan dengan logika menyelesaikan metode dan
yang terbagi dalam empat bagian yaitu menafsirkan solusi yang diperoleh.
aljabar, geometri, aritmatika dan analisis. 4) Mengomunikasikan gagasan dengan
Menurut Sagala (2010:61) pembelajaran simbol, tabel, diagram, atau media lain
adalah membelajarkan siswa untuk memperjelas keadaan atau
menggunakan pendidikan maupun teori masalah.
belajar. Corey (Sagala, 2010:61) 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
berpendapat bahwa konsep pembelajaran matematika dalam kehidupan, yaitu
adalah suatu proses dimana lingkungan memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
seseorang secara disengaja dikelola untuk minat dalam mempelajari matematika,
memungkinkan ia turut serta dalam serta sikap ulet dan percaya diri dalam
tingkah laku tertentu dan dalam kondisi- pemecahan masalah.
kondisi khusus atau menghasilkan respon Sedangkan dari beberapa uraian diatas,
terhadap situasi tertentu. dapat disimpulkan bahwa belajar
Dalam KTSP mata pelajaran matematika di matematika adalah usaha perubahan tingkah
SD/MI (Permendiknas, 2006:30) bertujuan laku secara sadar pada individu yang salah
agar peserta didik memiliki kemampuan satunya mencakup perubahan kognitif yang
sebagai berikut : bersifat konstan/ menetap dalam mencari
1) Memahami konsep matematika, ilmu pengetahuan khususnya berkaitan
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dengan penalaran.

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 17


C. SIMPULAN mata pelajaran IPS, PKn, Bahasa Indonesia,
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Matematika dan juga IPA. Lima mata
Research), sesuai dengan namanya maka ada pelajaran merupakan esensi dari pada
tiga kata yang masing-masing kata mempunya kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah
pengertian. Adapun pengertian tiap kata dasar
tersebut yaitu: Penelitian-merupakan
kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode
DAFTAR PUSTAKA
yang berdasarkan fakta untuk menemukan,
membuktikan, mengembangkan dan
Aqib, Z. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
mengevaluasi suatu pengetahuan, dalam hal Bandung: Ypramawidya.
ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2010).
Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, Bumi Aksara

yang dalam penelitian berbentuk rangkaian Joni, Raka, T. (2000) Materi Program
langkah-langkah (siklus) yang terdiri dari Lokakarya Bantuan Teknis Bidang
Pedagogi. Proyek DUE-like TPB-ITB
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
yang terus mengalir menghasilkan siklus baru Madya, S. (2009). Teori dan Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
sampai penelitian tindakan kelas dihentikan.
Kelas-sekelompok siswa yang dalam waktu Muliawan U. J. (2010). Penelitian Tindakan
Kelas. Yogyakarta: Grava Media
yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama. Mulyasa, E (2010). Penelitian Tindakan
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran merupakan suatu ---------------(2010). Kurikulum Tingkat Satuan
kegiatan yang dirancang oleh guru untuk Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
membantu, membimbing, dan memotivasi
siswa mempelajari suatu informasi tertentu Salam Burhanuddin, H. (2002) Pengantar
Pedagogik dan dasar-dasar Ilmu
dalam suatu proses yang telah dirancang secara Mendidik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
masak mencakup segala kemungkinan yang
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan
terjadi. Kurikulum sebagai mata pelajaran Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
merupakan sejumlah mata pelajaran yang Group

harus ditempuh oleh anak didik dalam kurun Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan
waktu tetentu untuk memperoleh ijazah Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
dengan demikian di sekolah dasar terdapat

18 Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014


Sofhian, S dan Asep S. (2011). Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) : TIM ICCE, (2004). Buku Panduan Dosen
Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Demokrasi. Bandung: Fokusmedia. Education) Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, dan Masyarakat Madani.
Sulistyorini, S.(2007). Model Pembelajaran Jakarta: TIM ICCE dan The Asia
IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya Foundation.
dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Undang-undang Republik Indonesia No 14
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Tahun (2005), Tetang Guru dan Dosen.
(PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional.
Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka Jakarta.

Suwangsih, E. dan Tiurlina. (2006). Model Usman U, M. (2006) Menjadi Guru


Pembelajaran Matematiak. Bandung: Profesional. Bandung: PT. Remaja
UPI PRESS. Rodaskara.

Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Wahidmurni, Ali Nur. (2008). Penelitian
Kelas. Jogjakarta: DIVA Press Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
dan Umum Dari teori Menuju Praktik
Syah, M. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Disertai contoh Hasil Penelitian.
Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Malang: UM Press
Rosdakarya.
Yusuf, S (2007). Bahan Ajar Pedagogik
Taniredja, T., dkk. (2010). Pendidikan Pendidikan Dasar.Prodi Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Dasar SPs UPI. Bandung.
Muhammadiyah: Bandung: Alfabeta.

Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014 19

Anda mungkin juga menyukai