Anda di halaman 1dari 4

2.

Delegasi dan Pedoman Pendelegasian


Delegasi melibatkan penugasan tanggung jawab baru kepada bawahan dan
wewenang tambahan untuk melaksanakannya. Meskipun delegasi dianggap sebagai
jenis dari kepemimpinan partisipatif tetapi delegasi berbeda dari kepemimpinan
partisipatif lainnya seperti konsultasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Delegasi sering melibatkan pengalihan tanggung jawab utama untuk jenis keputusan
tertentu kepada individu atau kelompok, sedangkan prosedur partisipatif lainnya tidak
melibatkan redefinisi peran yang serupa.

Jenis dari Delegasi


 Delegasi yang meliputi wewenang tugas atau tanggung jawab baru yang
berbeda kepada bawahan. Contohnya seorang pekerja produksi yang
diberikan tanggung jawab untuk memesan material diberi kepercayaan
untuk mendadatangi kontrak bersama supplier
 Delegasi hanya melibatkan spesifikasi wewenang dan arahan tambahan
untuk tugas dan penugasan yang sama yang sudah dilakukan oleh
bawahan
 Delegasi yang memberikan wewenang bawahan untuk melakukan
persetujuan atau pengambilan keputusan dengan izin atasan sebelumnya
 Persyaratan pelaporan adalah aspek lain dari delegasi yang memiliki variasi
yang cukup besar. Jumlah otonomi bawahan lebih besar ketika laporan
diperlukan hanya jarang. Misalnya manajer membuat laporan kerja
mingguan dari pada harian
 Otonomi bawahan lebih besar ketika informasi terperinci langsung ke
bawahan, yang kemudian diizinkan untuk memperbaiki masalah.

Keuntungan dari Delegasi

Salah satu keuntungan dari delegasi adalah peningkatan kualitas keputusan.


Delegasi kemungkinan akan meningkatkan kualitas keputusan jika bawahan memiliki
lebih banyak keahlian dalam bagaimana melakukan tugas daripada manajer. Delegasi
juga cenderung meningkatkan kualitas keputusan ketika pekerjaan yang dilakukan
bawahan membutuhkan tanggapan cepat terhadap situasi yang berubah dan jalur
komunikasi tidak memungkinkan manajer untuk memantau situasi dengan cermat dan
membuat penyesuaian cepat.

Keuntungan potensial lain dari delegasi adalah komitmen bawahan yang lebih
besar untuk mengimplementasikan keputusan secara efektif. Pendelegasian tanggung
jawab dan wewenang tambahan dapat membuat pekerjaan bawahan lebih menarik,
menantang, dan bermakna. Dengan mendelegasikan tugas dan fungsi yang kurang
penting kepada bawahan, seorang manajer memiliki waktu tambahan untuk tanggung
jawab yang lebih penting. Delegasi adalah cara untuk memfasilitasi pengembangan
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawab utama di posisi yang
lebih tinggi.

Alasan Kurangnya Delegasi

Beberapa aspek kepribadian manajer dikaitkan dengan kegagalan untuk


mendelegasikan, termasuk keinginan yang kuat untuk memiliki kekuasaan, rasa tidak
aman, kebutuhan yang tinggi untuk pencapaian, dan kesulitan dalam membentuk
hubungan.

Delegasi tidak absolut karena seorang manajer akan tetap mempertanggung


jawabkan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahanya. Untuk menghindari resiko
kesalahan, manajer yang merasa tidak yakin mungkin mendelegasikan tugas yang
penting kepada bawahan yang dipercaya atau tidak sama sekali. Manajer yang
menginginkan prestasi atau pengakuan lebih memilih melakukan tugas-tugas penting
dan menantang daripada mendelegasikan ke bawahannya.

Kegagalan untuk mendelegasikan juga terkait dengan karakteristik bawahan,


seperti keahlian tugas dan tujuan bersama. Manajer enggan mendelegasikan tanggung
jawab yang signifikan kepada bawahan yang tidak memiliki keahlian yang diperlukan.

Apa yang didelegasikan

 Mendelegasikan tugas yang bisa dilakukan dengan lebih baik oleh


bawahan. Terkadang bawahan lebih mengetahui permasalahan yang terjadi
dan memiliki informasi lebih banyak sehingga bawahan tersebut bisa
mengambil keputusan lebih cepat dan tepat
 Delegasikan tugas yang mendesak tetapi bukan prioritas tinggi. Misalnya
sebuah pekerjaan tersebut harus diselesaikan dengan cepat tetapi manajer
tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya
 Mendelegasikan tugas yang relevan dengan karier bawahan. Dengan
pendelegasian ini memberikan kesempatan bawahan untuk meningkatkan
kemampuannya.
 Delegasikan tugas dengan kesulitan yang sesuai. Tugas yang didelegasikan
harus menantang bagi bawahan, tetapi tidak terlalu sulit sehingga bawahan
memiliki sedikit harapan untuk melakukannya dengan sukses
 Delegasikan tugas yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Tugas
yang menyenangkan bisa meningkatkan kepuasan kerja bawahan. Tugas
yang tidak menyenangkan harus dibagi oleh bawahan atau dirotasi di antara
mereka untuk menghindari persepsi pilih kasih dan ketidakadilan dalam
penugasan kerja.
 Mendelegasikan tugas yang tidak terpusat pada peran manajer. Tugas yang
berpusan pada peran manajer memiliki resiko dan tanggung jawab yang
besar.

Bagaimana cara memberikan delegasi

 Tentukan tanggung jawab dengan jelas. Bawahan harus mengerti dengan


tanggung jawab barunya, jelaskan hasil yang diharapkan dari tugas yang
didelegasikan, klarifikasi tujuan dan prioritas, dan beri tahu orang tersebut
(bawahan) tentang tenggat waktu yang harus dipenuhi, lakukan kontrol
terhadap bawahan yang menjadi delegasi.
 Berikan otoritas yang memadai dan tentukan batas-batas kebijaksanaan.
Ada beberapa keputusan yang tidak bisa dilakukan tanpa ada persetujuan
terlebih dahulu sehingga mengetahui batas wewenang yang bisa dilakukan
sangat penting
 Tentukan persyaratan pelaporan. Penting bagi bawahan untuk memahami
jenis-jenis informasi yang harus dilaporkan, seberapa sering laporan
diberikan, dan memantau proses
 Memastikan bawahan menerima tanggung jawab tersebut. Untuk
menyukseskan delegasi, bawahan harus terima dan memiliki komitmen
untuk melakukan tugas yang didelegasikan
 Meberikan informasi kepada orang yang harus tahu. Orang yang berkaitan
dengan tugas-tugas delegasi ini harus diberi tahu tentang tanggung jawab
dan wewenang baru dari bawahan yang menjadi delegasi
 Pantau kemajuan dengan cara yang tepat. Rapat tinjauan kemajuan
memungkinkan manajer untuk memantau kemajuan bawahan tanpa harus
mengawasi terlalu dekat setiap hari.
 Atur bawahan untuk menerima informasi yang diperlukan.
 Berikan dukungan dan bantuan, tetapi hindari delegasi terbalik. Manajer
harus memberikan dukungan psikologis kepada bawahan yang frustasi
tetapi harus tetap menghindari delegasi terbalik misalnya ketika bawahan
meminta bantuan menyelesaikan permasalahan, bawahan tersebut harus
ditanyakan tentang solusi apa yang ia miliki
 Membuat kesalahan menjadi pengalaman belajar. Kesalahan dan
kegagalan harus diperlakukan dengan serius, tetapi tanggapannya
janganlah berupa kritik dan pemojokkan. Kesalahan bisa menjadi
pengalaman dengan mengidentifikasi kesalahan tersebut guna menghindari
kesalahan yang sama di masa depan.

3. Pemberdayaan dan Program Pemberdayaan


Istilah pemberdayaan psikologis menggambarkan bagaimana motivasi intrinsik dan
kapsitas diri orang dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan, karakteristik pekerjaan,
struktur organisasi, dan kebutuhan dan nilai-nilai mereka sendiri. Spreitzer (1995)
mengatakan pemberdayaan psikologis meliputi empat elemen yang sangat penting
yaitu makna, determinasi diri, kapasitas diri dan dampak.
Seseorang akan merasa lebih terberdayakan bila isi dan tanggung jawab pekerjaan
konsisten dengan nilai dan ide, orang memiliki kapabilitas untuk mentukan bagaimana
dan mengapa pekerjaan itu dilakukan, orang memiliki keyakinan tinggi bahwa ia mampu
melakukan pekerjaannya dengan efektif dan orang percaya bahwa mereka memiliki
dampak penting bagi pekerjaan dan lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai