Anda di halaman 1dari 9

Konsep Sehat dan Sakit dalam Analisis Sosial Kesehatan

Satu pandangan dasar tentang manusia yang diikuti oleh pakar sosial kesehatan
(antropologi kesehatan, sosiologi kesehatan), dalam berbagai analisis mereka adalah
pandangan bahwa walaupun manusia secara biologis termasuk kategori mamalia, namun
manusia secara kualitatif dianggap berbeda dengan binatang. Satu kemampuan yang ada pada
manusia, yang dianggap oleh pakar manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk
lain di muka bumi, yaitu kemampuannya menggunakan, menciptakan, memahami, dan
menggunakan simbol-simbol dalam kehidupan mereka (Spradley, 1972).

Simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu. Semua
simbol melibatkan tiga unsur, simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara
simbol dengan rujukan. Ketiga hal ini merupakan dasar bagi semua makna simbolik (Blumer,
1969). Simbol itu sendiri meliputi apapun yang dapat dirasakan atau dialami. Seperti telah
disebutkan sebelumnya, bahwa simbol bersifat sosial yang dikembangkan dan diberi makna
dalam kehidupan individu manusia sebagai warga dari suatu antar individu. Beberapa simbol
yang membentuk suatu sistem yang terintegrasi secara fungsional serta menjadi suatu sistem
yang logico meaningful, yang kini biasa disebut sebagai kebudayaan.

Kebudayaan dewasa ini biasa diartikan sebagai jaringan simbol yang dipakai oleh
manusia untuk menafsirkan dan memahami lingkungan fisik, maupun non fisik, serta untuk
membimbing mewujudkan perilaku yang sesuai agar dapat merasa ‘krasan’ (settled) berada
dalam lingkungan tersebut. Istilah ‘kresan’ disini adalah dalam arti fisik, sosial, maupun
kejiwaan. Bilamana suatu perilaku seseorang tidak dapat membuat ‘krasan’, maka orang
tersebut akan berusaha untuk mengubah perilakunya. Jika usaha tersebut tetap tidak berhasil,
walaupun telah dilakukan berkali-kali, maka dia akan mempengaruhi atau mengubah
lingkungan tersebut. Jika langkah ini belum juga berhasil, maka dia akan pindah ke tempat
atau lingkungan lain dimana dia akan dapat merasakan krasan. Rasa ‘krasan’ inilah yang
terkait erat dengan soal kesehatan dalam sosial kesehatan tidak hanya diartikan secara fisik,
atau biomedis, tetapi juga secara sosial dan budaya, bahkan kejiwaan.

A. Konsep Sehat dan Kesehatan

Masalah kesehatan memang merupakan masalah yang sangat penting, bahkan saat ini
yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan suatu modal yang paling
berharga bagi manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, baik secara individual maupun
sosial. Kesehatan juga merupakan salah satu dasar bagi keberlangsungan hidip spesies
manusia. Namun demikian, makna sehat dan kesehatan ini sifatnya ternyata relatif. Dalam
masyarakat pendukung kebudayaan yang satu menafsirkan dua konsep ini, berbeda dengan
masyarakat pendukung kebudayaan lain. Kelompok sosial yang satu menafsirkan berbeda
dari kelompok sosial yang lain. Dalam hal ini bahasa sebagai suatu sistem simbol yang
bersifat sosial sangat besar peranannya, dalam membentuk persepsi dan tafsiran manusia
tentang masalah sehat (Field, n.d.; Young, 1980). Berikut beberapa pengertian sehat :
1. WHO ( 1947 )
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Mengandung tiga karakteristik :
a) merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b) memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
c) sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif
2. President’s Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )
Sehat itu bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses. Proses adaptasi individu yang
tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
3. Pender ( 1982 )
Sehat adalah aktualisasi ( perwujudan ) yang diperoleh individu melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas sosial. Definisi sehat menurut Pender ini mencakup stabilitas
dan aktualisasi
4. Payne ( 1983 )
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care
Resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara
adekuat.
 Self Care Resources => mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
 Self Care Action => perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
Kesehatan dalam antropologi kesehatan, tidak hanya dilihat sebagai suatu gejala
kultural, namun juga sebagai gejala yang terkait dengan gejala-gejala yang lain dalam
masyarakat; dan merupakan dua pandangan dasar cara memandang para pakar budaya
terhadap masalah kesehatan dalam masyarakat. Pandangan pertama disebut perspektif budaya,
sedangkan pandangan kedua adalah perspektif holistik, yang keduanya merupakan ciri
penting dari analisis sosial budaya. Sehat dan kesehatan berkaitan erat dengan unsur-unsur
kebudayaan lain dalam masyarakat.
Perkins (1983, dalam Azwar, 1983) mengemukakan bahwa sehat atau tidaknya
sesorang sangat bergantung pada keseimbangan relatif dari bentuk dan fungsi tubuh, yang
terjadi sebagai hasil kemampuan penyesuaian secara dinamis terhadap berbagai tenaga atau
kekuatan yang mengganggunya. Artinya, kesehatan seseorang bergantung pada faktor
lingkungan, pejamu dan bibit penyakit. Dari pengertian inilah dalam perkembangannya
mendasari timbulnya ilmu kesehatan lingkungan. Batasan tentang sehat dan kesehatan yang
digunakan oleh para dokter di rumah sakit, pada dasarnya hanya salah satu dari sekian
banyak cara mendefinisikan gejala tersebut; dan cara ini berakar pada sudut pandang filosofis
tertentu yang berasal dari dunia Barat. Batasan ini tentu saja dapat dan sangat mungkin
berbeda, dengan batasan yang diberikan oleh para tabib Cina, yang menggunakan cara lain
untuk melakukan penyembuhan, atau dengan batasan yang diberikan oleh seseorang dukun
Jawa atau petani perdesaan Jawa.

Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat

1. Status perkembangan
 Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon
terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan
mengatsainya. Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu
memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan
membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya
2. Pengaruh sosiokultural
 Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari
orang tua pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang. Orang
dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat
3. Pengalaman masa lalu
 Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi )
keadaan normal karena pengalaman sebelumnya
 Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
4. Harapan seseorang tentang dirinya
 Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik
maupun psikososialnya jika mereka sehat
Kesadaran yang mendalam di kalangan para pakar, bahwa pengertian sehat dan
kesehatan itu bersifat relatif; dan dipengaruhi oleh pengetahuan kebudayaan seorang individu.
Sehat dan kesehatan tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan suatu masyarakat,
merupakan kesadaran yang muncul dari perjumpaan mereka dengan berbagai macam suku
bangsa dengan kebudayaan yang sangat beraneka-ragam. Kesadaran tentang relativisme sehat
dan kesehatan, sangat mewarnai kajian-kajian sosial kesehatan; yang kemudian hasilnya
ternyata sangat bermanfaat, bagi usaha-usaha penyehatan masayrakat baik di negara-negara
Barat maupun di bagian dunia lainnya.
B. Konsep Sakit dan Penyakit
Batasan tentang konsep sakit dan penyakit dalam masyarakat juga beragam. Sakit
menurut suatu kelompok sosial, belum tentu sakit menurut suatu kelompok sosial yang lain.
Selain itu tanda-tanda sakit yang sama, dapat ditanggapi dan ditafsirkan secara berbedaoleh
kelompok sosial yang berbeda. Seperti halnya batasan sehat, peranan bahasa sangat besar
sebagai suatu sistem simbol yang bersifat sosial, dalam membentuk persepsi dan tafsiran
manusia tentang masalah sakit dan penyakit. Field (n.d.) menjelaskan dan membahas
mengenai masyarakat dalam mendefinisikan keadaan sakit (Illnes). Defiasi/penyimpangan
dari status sehat
1. Parsors ( 1972 )
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
2. Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
 Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
 Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah
Makna istilah sakit (Illnes) dan penyakit (Desease) dibedakan. Penyakit merupakan
konsepsi medis menyangkut suatu keadaan tubuh yang tidak normal karena sebab-sebab
tertentu yang dapat diketahui dari tanda-tanda dan gejala-gejala (sign and symptoms) oleh
para pakar. Keadaan sakit, lebih bersifat subjektif atau lebih bersifat perasaan pribadi, ketika
seseorang merasa kesehatannya terganggu; yang tampak dari keluhan sakit yang dirasakan,
misalnya merasa tidak enak badan. Dengan demikian, dapat terjadi orang dalam keadaan
sakit tanpa mengidap penyakit, dan sebaliknya seseorang mengidap penyakit tanpa merasa
dirinya dalam keadaan sakit.
Lemert (1964) membedakan penyakit dan keadaan sakit, dengan mendefinisikan
penyakit merupakan penyimpangan. Ia membedakan sebagai penyimpangan primer, yaitu
penyimpangan karena perubahan kondisi, dan penyimpangan sekunder, yaitu penyimpangan
perilaku karena adanya perubahan pengertian terhadap perubahan pengertian terhadap
perubahan tersebut. Jadi sikap tidak menghiraukan penyakit yang diidap merupakan
penyimpangan primer, dan perubahan perilaku yang disebabkan oleh penyakit atau
ditafsirkan sebagai keadaan sakit adalah penyimpangan sekunder. Pendapat ini dapat
digunakan untuk melihat dan menjelaskan peranan orang sakit (stick role). Istilah medis yang
digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas. Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit :
 Hasil intraksi sesorang dengan lingkungan
 Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam berdaptasi dengan lingkungan
 Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara factor : Host-Agent-Environment
Sakit berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan lain dalam masyarakat. Batasan
tentang sakit yang digunakan oleh para dokter di rumah sakit, pada dasarnya hanya salah satu
dari sekian banyak cara mendefinisikan gejala tersebut; dan cara ini berakar pada sudut
pandang filosofis tertentu yang berasal dari dunia Barat. Batasan ini tentu saja dapat dan
sangat mungkin berbeda, dengan batasan yang diberikan oleh para tabib Cina, yang
menggunakan cara lain untuk melakukan penyembuhan, atau dengan batasan yang diberikan
oleh seorang dukun Jawa atau petani perdesaan Jawa.
Perbedaan keadaan sakit dan penyakit sangat tergantung pada bagaimana seseorang
memaknai dan menggunakan istilah tersebut. Di kalangan para pakar, istilah penyakit
(desease) dimaknai sebagai kondisi tubuh atau bagian dari anggota tubuh yang mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi, yang menyebabkan kondisi tubuh sakit. Keadaan sakit
(illness) ditentukan oleh kualitas keadaan sakit tersebut, antara lain (1) keadaan moral yang
buruk; (2) perasaan tidak nyaman, seperti tidak senang, kesukaran, tidak aman, perasaan sakit
hati, perasaan kekurangan; dan (3) kondisi tubuh yang tidak sehat, sakit, atau berpenyakit.
Batasan tersebut menunjukkan, bahwa penyakit merupakan keadaan objektif, terlihat
adanya sesuatu yang rusak. Keadaan sakit merupakan keadaan bersifat subjektif, dan
berkaitan dengan akibat dari proses penyakit. Untuk menyatakan bahwa seseorang sakit,
harus dapat ditunjukkan tidak berfungsinya salah satu organ tubuh yang berakibat pada
gangguan sistem dalam tubuh dan kehidupan sosialnya. Sakit bukan hanya berarti perubahan
biologis, tetapi juga perubahan keadaan sosial. Dengan demikian, keadaan sakit ditunjukan
dari perubahan perasaan yang nyata dirasakan seseorang, yang terkadang dilebih-lebihkan.
Pakar kesehatan memaknai keadaan sakit dengan menyusun kategorinya secara
sistematis untuk penanggulangan, dan penyakit secara fisiologis digunakan untuk
menafsirkan dan mengobati keadaan sakit yang dikeluhkan pasien. Ini merupakan suatu
model klasik (Duff and Hollingshead, 1968), yang bermakna bahwa perawatan pasien secara
optimal harus melalui diagnosis sangat teliti; dan paramedis harus memberi obat sesuai
dengan hasil diagnosis. Namun, model ini terlalu sederhana untuk menjelaskan kenyataan
tentang perilaku sakit, dan akan menimbulkan berbagai persoalan serius dalam menangani
pasien. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat, dimana sehat dan sakit
berada pada suatu rentang yang setiap orang bergerak sepanjang rentang tersebut. Rentang
sehat dan sakit :
 Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan
seseorang
 Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual
 Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian
pada titik lain.

Berikut ini adalah Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”
Tahapan Sakit :
1) Tahap gejala
a) Tahap Transisi :
 Individu percaya ada kelainan dalam tubuhnya, merasa dirinya tidak sehat,
merasa timbulnya berbagai gejala, merasa ada bahaya.
 Mempunyai tiga asapek :
Secara Fisik : Nyeri, panas tinggi,
Kognitif : Interpretasi terhadap gejala
Respon emosi : Cemas
 Konsultasi dengan orang terdekat : gejala dan perasaan, kadang-kadang
mencoba pengobatan di rumah.
2) Tahap asumsi terhadap peran sakit ( Sick Role )
 Penerimaan terhadap sakit
 Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan
peran sakit
 Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri,
mengikuti nasehat teman/keluarga.
 Akhir dari tahap ini ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
baik.
 Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya.
 Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman
selanjutnya.
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
 Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif
sendiri
 Tiga type informasi :
Validasi keadaan sakit
Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti
Keyakinan bahwa mereka akan sembuh/lebih baik
 Jika tidak ada gejala : Individu mempresepsikan dirinya telah sembuh, jika
ada gejala kembali pada profesi kesehatan
4) Tahap ketergantungan
 Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakit,
orang akan menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan
 Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan
5) Tahap penyembuhan
 Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sehat dan
fungsi sebelum sakit
 Kesiapan untuk fungsi sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat

Kesadaran yang mendalam di kalangan para pakar, bahwa pengertian sehat dan sakit
itu bersifat relatif, dan dipengaruhi oleh pengetahuan kebudayaan seseorang individu. Sehat
dan sakit tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan suatu masyarakat, merupakan
kesadaran yang muncul dari perjumpaan mereka dengan berbagai macam suku bangsa
dengan kebudayaan yang sangat beraneka-ragam. Kesadaran tentang relatifisme sehat dan
sakit, sangat mewarnai kajian sosial kesehatan; yang hasilnya ternyata sangat bermanfaat bagi
usaha-usaha penyehatan masyarakat, baik di negara-negara Barat maupun di bagian dunia
lainnya.

Sumber :

 Azwar, Azrul. 1983. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara: Jakarta.


 Ritohardoyo, Su. 2006. Sosial Kesehatan untuk Kependudukan. Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
 UIN Alauddin. Konsep Sehat dan Sakit. http://www.uin-alauddin.ac.id/artikel-79-
konsep-sehat-dan-sakit.html. diakses tanggal 7 Oktober 2014 pukul 20.15

Anda mungkin juga menyukai