Anda di halaman 1dari 27

PRODUCT KNOWLEDGE INAT

No. Kategori Produk Ruang Lingkup


1 General Taxes 1. Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT Masa PPh
Pasal 4 ayat (2).
Tax Service
(SPT Masa & SPT 2. Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT Masa PPh
Tahunan/Monthly & Annual Tax Pasal 23/26.
Return)
3. Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT Masa PPh
Pasal 21/26.

1. Monthly Compliance

4. Melakukan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25/29 (PP 46).

5. Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT Masa PPN.

Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT PPh Badan


untuk tahun pajak XXXX.

2. Yearly Compliance (PPh Badan)

Melakukan perhitungan, penyusunan dan pelaporan SPT PPh OP untuk t

3. Yearly Compliance (PPh OP)


1. Melakukan perhitungan PPh Pasal 21 seluruh pegawai untuk periode
Desember XXXX.
2. Membuat bukti potong 1721-A1 tahun pajak XXXX, khusus untuk
pegawai tetap.
3. Melakukan analisa terhadap potensi temuan pajak dan
meminimalisir temuan tersebut.
4. Melengkapi e-spt PPh Pasal 21 masa Desember XXXX.
5. Mencetak formulir 1721-A1 tahun pajak XXXX untuk seluruh
4. End of Year Compliance (PPh 21 Desember ) pegawai.
6. Melaporkan SPT PPh Pasal 21 masa Desember XXXX ke masing-
masing KPP.
7. Memberikan saran terkait kewajiban PPh Pasal 21 tahun XXXX (tahun
berikutnya) dengan acuan PPh Pasal 21 tahun XXXX (tahun
sebelumnya).

2. Tax Consultant Online Memberikan jasa konsultasi, berupa informasi mengenai perpajakan
(by email / phone) atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh WP (Badan /
Online Tax Consultation OP) berkaitan dengan aspek pajak PPh OP, PPN dan PotPut (aturan
(by email, phone, video call,) terkini, perhitungan SSP Masa terkini).

3. Correspondence with KPP Melakukan korespondensi dengan KPP sebagai pihak ketiga yang diberi
kuasa oleh Wajib Pajak (Badan / OP) dalam menjawab surat himbauan
yang diterima oleh WP (Badan / OP) sampai didapat keputusan final
Correspondence with KPP dari KPP berkaitan dengan himbauan tersebut.

4. Others (by request) 1. Pengumpulan dokumen-dokumen pendukung pengajuan NPWP


terkait.
Penanganan Kasus Perpajakan 2. Proses pengajuan NPWP.
Non Litigasi 3. Melakukan monitoring Proses Pengajuan termasuk melakukan
komunikasi dengan Petugas KPP terkait.
komunikasi dengan Petugas KPP terkait.

1. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Mengajukan permohonan WP (Badan / OP) untuk menjadi Pengusaha
Kena Pajak (PKP) sesuai dengan persyaratan yang tertulis dalam regulasi
perpajakan sampai WP (Badan / OP) tersebut mendapat surat
pengukuhan sebagai PKP dari KPP.

2. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Mengajukan permohonan WP (Badan / OP) untuk memperoleh Surat


Keterangan Bebas sesuai dengan persyaratan yang tertulis dalam
regulasi perpajakan sampai WP (Badan / OP) tersebut mendapat
legalisasi Surat Keterangan Bebas dari KPP.
3. Permohonan PP 46 untuk dibebaskan
Mengajukan permohonan WP (Badan / OP) untuk memperoleh Surat
Keterangan Bebas sesuai dengan persyaratan yang tertulis dalam
regulasi perpajakan sampai WP (Badan / OP) tersebut mendapat
legalisasi Surat Keterangan Bebas dari KPP.

4. Permohonan Surat Keterangan PP 23 untuk


dibebaskan
Pengajuan Surat Keterangan (SKet)

1. Melakukan interview dan diskusi terkait Surat Keterangan yang


dihadapi Klien.
2. Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung terkait Surat
Keterangan tersebut.
3. Pembuatan draft Surat Permohonan Surat Keterangan Fiskal.
4. Pengajuan Surat Keterangan ke Unit terkait dalam DJP.
5. Pengajuan Surat Keterangan Fiskal (SKF) 5. Menjalin komunikasi yang baik terkait Surat Keterangan seperti yang
diharapkan.
1. Melakukan interview dan diskusi terkait Pengajuan WP Patuh. 2.
Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung terkait Surat
Permohonan tersebut.
3. Pembuatan draft Surat Permohonan Wajib Pajak Patuh.
4. Pengajuan Surat Permohonan ke Unit terkait dalam DJP.
5. Menjalin komunikasi yang baik terkait Surat Permohonan seperti
yang diharapkan.

6. Pengajuan Wajib Pajak (WP) Patuh

1. Pengumpulan dokumen-dokumen pendukung pengajuan Perubahan


data WP terkait.
2. Proses pengajuan Perubahan data WP.
3. Melakukan monitoring Proses Pengajuan termasuk melakukan
komunikasi dengan Petugas KPP terkait.

7. Perubahan Data Wajib Pajak (WP)

1. Melakukan interview dan diskusi terkait isu yang dihadapi Klien.


2. Mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung terkait isu tersebut.
3. Pembuatan draft Surat Permohonan Penegasan.
4. Pengajuan Surat Penegasan ke Unit terkait dalam DJP.
5. Menjalin komunikasi yang baik terkait penegasan isu seperti yang
8. Surat Penegasan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) diharapkan.
1. Pengumpulan dokumen-dokumen pendukung pengajuan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak terkait.
2. Mempersiapkan fomulir/Surat Proses pengajuan Permohonan
9. Pengajuan Surat Perintah Membayar Kelebihan Transfer.
Pajak 3. Melakukan monitoring Proses Pengajuan termasuk melakukan
komunikasi dengan Petugas KPP terkait.

5. Preventive Taxes Melakukan perencanaan pajak untuk suatu transaksi yang spesifik serta
tidak bersifat rutin sehingga dapat mencapai suatu penghematan pajak
(tax savings) atau juga penghindaran pajak yang diperbolehkan oleh
Undang-Undang (tax avoidance).
1. Tax Planning

1. Memeriksa keakuratan dan ketepatan perhitungan yang dilakukan


WP (Badan / OP) terhadap berbagai aspek pajak.
2. Memastikan penyetoran SSP sesuai dengan perhitungan yang telah
dilakukan.
3. Memeriksa kepatuhan WP (Badan / OP) terhadap pelaporan SSP
berbagai aspek pajak.
4. Memeriksa ketepatan pencatatan transaksi dalam COA GL.
2. Tax Review 5. Memeriksa proses pengarsipan yang dilakukan telah tepat (daluarsa
dokumen).

6. Corrective Taxes Melakukan komunikasi secara aktif dengan KPP baik secara lisan
maupun tertulis berkaitan dengan pemeriksaan terhadap WP (Badan /
Penanganan Kasus Perpajakan OP) yang sedang berlangsung, kemudian membuat tanggapan terhadap
Litigasi Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) yang dilakukan oleh KPP
1. Pemeriksaan sampai mendapatkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dari KPP (dengan
pilihan: SKP Lebih Bayar / SKP Nihil / SKP Kurang Bayar / SKP Kurang
Bayar Tambahan).
Mengajukan surat keberatan kepada KPP (maksimal 3 bulan setelah WP
menerima SKP), mempersiapkan data pendukung baru, menghadiri
proses keberatan di KPP (jika WP menunjuk konsultan sebagai
kuasanya) sampai dengan closing keberatan dan menerima hasil
keberatan.

Memberikan pendampingan kepada client terkait proses pengajuan


2. Keberatan keberatan yang didasari oleh peraturan perpajakan yang berlaku.

Tax Objection

Mengajukan surat untuk banding, memberikan tanggapan atas surat


uraian banding yang dikeluarkan DJP, mengikuti proses persidangan
sampai akhirnya menerima keputusan banding.

Mengajukan proses penyelesaian sengketa pajak melalui pengadilan


pajak, dan menyiapakan dokumen-dokumen pendukung yang yang
diperlukan dalam proses pengadilan pajak.

3. Banding

Tax Court

7. Transfer Pricing Documents Menentukan karakteristik entitas sebuah perusahaan, membuat FAR
Analysis (Functional Asset Risk), menentukan metodologi perhitungan
TP, dan menentukan kewajaran transaksi yang dilakukan baik intra-
TP Docs company maupun inter-company.
PRODUCT KNOWLEDGE INATAX

Input Dekiverable
1. Rekapan semua transaksi dilampiri dengan bukti pendukung (invoice pembelian, daftar sales, GL). 1. SPT Pasal 4 ayat (2).
2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).

1. Rekapan semua transaksi dilampiri dengan bukti pendukung (invoice, daftar sales, GL). 1. SPT Pasal 23/26.
2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).

1. Data pegawai: status pegawai, data NPWP, data mulai kerja setiap pegawai, data mutasi pegawai, no. 1. SPT Pasal 21/26.
identitas semua pegawai (KTP, NIK). 2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
2. Data gaji pegawai (data payroll, termasuk di dalamnya kenaikan gaji atau bonus yang diterima pegawai),
data premi asuransi & data iuran pensiun (berkaitan dengan prosentase Jamsostek yang dibayarkan
perusahaan dan pegawai).
3. Data Keuangan (COA rugi laba).

1. Bukti Setoran Pajak 1. SPT Pasal 25/29.


2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
1. Rekapan semua transaksi dilampiri dengan bukti pendukung (invoice, faktur pajak). 1. SPT PPN.
2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
1. Legal Document Perusahaan (Akta Pendirian, NPWP dan SKT, PKP, SIUP). 1. SPT PPh Badan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan berkaitan dengan data pengurus / pemegang saham). 2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
3. Laporan Rugi Laba untuk tahun pajak XXXX. 3. Laporan Ekualisasi Omset & PPh 21, 23, 4 ayat (2).
4. Neraca untuk tahun pajak XXXX.
5. SPT PPh Badan untuk tahun pajak sebelumnya.
6. Data dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang meliputi NPWP KAP, Laporan Keuangan hasil audit (note: jika
memakai akuntan publik).
7. General Ledger Tahun XXX.

1. Bukti Potong 1721 A1 atau bukti potong lainnya. 1. SPT PPh OP.
2. Laporan Laba Rugi untuk tahun pajak XXXX. 2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
3. Neraca untuk tahun pajak XXXX.
4. SPT PPh OP untuk tahun pajak sebelumnya.
1. Data pegawai: status pegawai, data NPWP, data mulai kerja setiap pegawai, data mutasi pegawai, no. 1. SPT PPh OP.
identitas semua pegawai (KTP, NIK). 2. Bukti Penerimaan (apabila dilaporkan oleh tim kami).
2. Data SPT 21 masa Januari'XX - November'XX, data rekapan SSP, data base e-SPT Januari'XX - November'XX,
data SPT masa Desember tahun sebelumnya.
3. Data gaji pegawai (payroll, termasuk di dalamnya kenaikan gaji atau bonus yang diterima pegawai), data
premi asuransi & data iuran pensiun (berkaitan dengan prosentase Jamsostek yang dibayarkan perusahaan
dan pegawai).
4. Data Keuangan (COA rugi laba).

Menyesuaikan materi/konsultasi yang disampaikan sebelum konsultasi berlangsung 1. Jawaban atas pertanyaan klien (by email/phone/video call), akan dirangkum
secara tertulis dan dikirimkan melalui email atau media lainnya (download).

1. Surat Himbauan dari KPP. 1. Surat jawaban ke KPP dan bukti penerimaan.
2. Rekapan semua transaksi dilampiri dengan bukti pendukung (invoice, faktur pajak). 2. Surat Tagihan Pajak (STP).
3. Surat Ketetapan Pajak (SKP)

A. Wajib Pajak Orang Pribadi:


Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas berupa:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia
2. Fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi
Warga Negara Asing.
Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas berupa:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia, atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin
Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing, dan fotokopi dokumen izin
kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan
listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran listrik; atau
2. Fotokopi e-KTP bagi Warga Negara Indonesia dan surat pernyataan di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi
yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena menghendaki
secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita kawin yang memilih
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan:
• fotokopi Kartu NPWP suami;
• fotokopi Kartu Keluarga; dan
• fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan menghendaki melaksanakan
hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami.
4. Fotokopi Kartu Keluarga; dan
5. Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan menghendaki melaksanakan
hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami.

B. Untuk Wajib Pajak Badan (profit oriented)


1. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau
surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;
2. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal
penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; dan
3. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala
Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.

C. Untuk Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non profit oriented)
1. Fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan surat keterangan domisili dari pengurus
Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).
D. Untuk Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau
pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja
sama operasi (Joint Operation), berupa :
1. Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation);
2. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint
Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk
kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga
Negara Asing; dan
4. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala
Desa.

E. Untuk Wajib Pajak Bendahara:


1. Fotokopi surat penunjukan sebagai Bendahara; dan
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.

F. Untuk Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu:
1. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak pusat atau induk;
2. Surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan; dan
3. Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan; atau
4. Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran listrik atau surat pernyataan
di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.
1. Akta pendirian dan perubahan terakhir. 1. Surat Pengukuhan sebagai PKP.
2. Surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Bentuk Usaha Tetap (BUT).
3. Fotokopi KTP salah seorang pengurus.
4. Fotokopi paspor disertai surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya
Lurah atau Kepala Desa (bagi orang asing).
5. Dokumen ijin usaha dan / atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
6. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari pejabat daerah sekurang-kurangnya Lurah / Kepala Desa.
7. Fotokopi NPWP Badan.
8. Denah Lokasi.
9. Foto tempat usaha dari depan.
10. Foto ruangan kerja yang ada karyawannya.
11. Surat kuasa wajib pajak badan, fotokopi NPWP dan fotokopi KTP.

1. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak sebelumnya. 1. Surat Keterangan Bebas dari KPP
2. Surat pernyataan yang ditandatangani Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
3. Dokumen-dokumen pendukung transaksi seperti Surat Perintah Kerja, Surat Keterangan Pemenang Lelang
dari Instansi Pemerintah, atau dokumen pendukung sejenis lainnya.
A. Untuk SKB PPN: 1. Surat Keterangan Bebas dari KPP
1. Menyampaikan surat permohonan SKB PPN ke KPP PKP terdaftar. Jika dibuat oleh kuasa maka dilampirkan
surat kuasa.
2. Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. Fotokopi surat pengukuhan PKP.
4. Surat Perintah Kerja (jika proyek dinas) atau dokumen kerja lain yang setara.

B. Untuk SKB PPh:


1. Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak
diajukan permohonan, untuk Wajib Pajak yang telah terdaftar pada Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak
diajukannya Surat Keterangan Bebas
2. Menyerahkan surat pernyataan yang menyatakan bahwa peredaran bruto usaha yang diterima atau
diperoleh termasuk dalam kriteria untuk dikenai Pajak Penghasilan bersifat final disertai lampiran jumlah
peredaran bruto setiap bulan sampai dengan bulan sebelum diajukannya Surat Keterangan Bebas, untuk Wajib
Pajak yang terdaftar pada Tahun Pajak yang sama dengan Tahun Pajak saat diajukannya Surat Keterangan
Bebas;
3. Menyerahkan dokumen-dokumen pendukung transaksi seperti Surat Perintah Kerja, Surat Keterangan
Pemenang Lelang dari Instansi Pemerintah, atau dokumen pendukung sejenis lainnya.
4. Permohonan harus ditandatangani oleh Wajib Pajak, atau dalam hal permohonan ditandatangani oleh
bukan Wajib Pajak harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Undang-
Undang KUP. (2) Permohonan ini harus diajukan untuk setiap jenis pemotongan pajak (PPh Pasal 21, Pasal 22,
Pasal 22 impor dan/atau Pasal 23)

1. Mengisi Surat Permohoan SKF dengan lengkap, benar dan jelas dengan melampirkan :
a. Fotocopy SPT Tahunan dan Tanda Terimanya Tahun Terakhir
b. Fotocopy SPT Masa 3 (tiga) bulan terakhir
c. Fotocopy SPPT dan STTS PBB tahun terakhir
d. Fotocopy Sertifikasi Badan Usaha (SBU)
2. Tidak memiliki atau telah melunasi tunggakan pajak terhutang;
3. Memasukkan SPT Tahunan sampai dengan tahun terakhir;
4. Melaporkan SPT Masa sampai dengan SPT masa pada saat pengajuan SKF.
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun terakhir;
2. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk
setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
3. SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa pajak
berikutnya;
4. Tidak mempunyai tunggakan Pajak untuk semua jenis pajak:
* kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;
* tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir;
5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terakhir; dan
6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan
pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

Mengisi formulir yang telah disediakan di KPP, menandatanganinya dan melampirkan :


1. Asli SKT, Pengukuhan PKP dan Kartu NPWP
2. Fotokopi akta perubahan dan surat persetujuan BKPM untuk perubahan nama perusahaan, jenis usaha dan
pengurus (untuk PMA)
3. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang untuk perubahan alamat
4. Asli surat kuasa (bagi pengurus yang diwakili kuasanya)
5. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau paspor ditambah surat pernyataan tempat
tinggal/domisili dari yang bersangkutan bagi orang asing (formulir terlampir) karena pindah tempat tinggal
atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak yang sama
1. Legal Document Perusahaan (Akta Pendirian, NPWP dan SKT, PKP, SIUP). 1. Report untuk melakukan Tax Planning.
2. Struktur Organisasi Perusahaan berkaitan dengan data pengurus / pemegang saham).
3. Laporan Rugi Laba untuk tahun pajak XXXX.
4. Neraca untuk tahun pajak XXXX.
5. SPT PPh Badan, SPT PPh OP, SPT PPN, SPT Pasal 4 ayat (2); Pasal 23/26; Pasal 25/29 untuk tahun pajak XXXX.
6. Data dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang meliputi NPWP KAP, Laporan Keuangan hasil audit (note: jika
memakai akuntan publik)

1. Legal Document Perusahaan (Akta Pendirian, NPWP dan SKT, PKP, SIUP). 1. Report untuk melakukan Tax Review.
2. Struktur Organisasi Perusahaan berkaitan dengan data pengurus / pemegang saham).
3. Laporan Rugi Laba untuk tahun pajak XXXX.
4. Neraca untuk tahun pajak XXXX.
5. SPT PPh Badan, SPT PPh OP, SPT PPN, SPT Pasal 4 ayat (2); Pasal 23/26; Pasal 25/29 untuk tahun pajak XXXX.
6. Data dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang meliputi NPWP KAP, Laporan Keuangan hasil audit (note: jika
memakai akuntan publik).
7. General Ledger Tahun XXX.
8. Neraca Percobaan/Trial Balance tahun XXX.

1. Surat Pemeriksaan dari KPP. 1. Berita Acara Pemeriksaan.


2. SPT PPh Badan untuk tahun yang diperiksa. 2. Bukti Penerimaan Dokumen.
3. Daftar Dokumen yang sudah diberikan WP (Badan / OP), disertai dengan bukti tanda terima dokumen. 3. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP).
4. Daftar dokumen yang baru akan diberikan ke KPP. 4. Surat Tanggapan atas SPHP.
5. Permintaan kertas kerja kepada Pemeriksa. 5. Surat Ketetapan Pajak (SKP) dari KPP.
1. Surat Ketetapan Pajak dari KPP. 1. Surat Keberatan kepada KPP.
2. SPT PPh Badan untuk tahun yang diperiksa. 2. Surat Keputusan atas Keberatan.
3. Daftar Dokumen yang sudah diberikan WP (Badan / OP), disertai dengan bukti tanda terima dokumen.
4. Daftar dokumen yang baru akan diberikan ke KPP.
5. Permintaan kertas kerja kepada Pemeriksa.

1. Surat Ketetapan Pajak yang akan diajukan keberatan (Copy).


2. SSP (Surat Setoran Pajak) beserta tanda bukti pembayaran jika ada (Asli & Copy).
3. Kartu/Surat Izin dan Surat Kuasa khusus (Asli & Copy).
4. Seluruh SPT (Surat Pemberitahuan) beserta tanda terima (Asli & Copy).
5. Akte Pendirian Perusahaan (Asli & Copy).

1. Surat Keputusan Keberatan dari KPP. 1. Surat Pengajuan Banding.


2. SPT PPh Badan untuk tahun yang diperiksa. 2. Surat Keputusan Banding.
3. Daftar Dokumen yang sudah diberikan WP (Badan / OP), disertai dengan bukti tanda terima dokumen.
4. Daftar dokumen yang baru akan diberikan ke KPP.
5. Permintaan kertas kerja kepada Pemeriksa.

1. Surat sanggahan yang telah ditandatangani lengkap oleh klien (Asli & Copy).
2. Surat Keberatan beserta tanda terima (Asli & Copy).
3. SSP (Surat Setoran Pajak) beserta tanda bukti pembayaran (Asli & Copy).
4. Kartu/Surat Izin dan Surat Kuasa khusus pengadilan pajak (Asli & Copy).
5. Seluruh SPT (Surat Pemberitahuan) beserta tanda terima (Asli & Copy).
6. Akte Pendirian Perusahaan (Asli & Copy).

1. Struktur Organisasi Holding Company. 1. Transfer Pricing Document untuk tahun pajak tertentu.
2. Dokumen pendukung (invoice, kontrak kerja dengan mother company, aturan tertulis berkaitan dengan
management fee, bukti komunikasi tertulis (email), management tools).
3. Draft pertanyaan/wawancara seputar proses bisnis client.
4. List produk yang dihasilkan oleh client.
Konsultasi Fee

Anda mungkin juga menyukai