TUGAS RESUME
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fikih Zakat dan Wakaf
dengan dosen pengampu Dr. H. Mokh. Adib Sultan, S.T., M.T., Rida Rosida,
B.Sc., M.Sc., Fitranty
Disusun Oleh:
1. Pegantar/Perkenalan
Sejak awal, industri keuangan Islam telah menghadapi berbagai tantangan.
Beberapa dari tantangan ini bersifat eksternal dan bersifat hukum, dan tantangan
tersebut muncul dari kegagalan untuk mengenali sifat khusus perbankan dan
keuangan Islam sebagai industri yang tidak dapat menjual uang tunai melainkan
hanya sebagai aset dan jasa. Sebagai contoh, beberapa yurisdiksi tidak
mengizinkan bank syariah untuk memperdagangkan aset, sementara undang-
undang lain memperbolehkan bank syariah untuk memiliki aset tetapi
mengenakan pajak pada setiap transfer hak atas aset. Ini telah memaksa beberapa
bank untuk cenderung menghindari pembayaran pajak dengan mengurangi
beberapa langkah kontrak yang diperlukan, yang berpotensi menimbulkan
beberapa kekhawatiran Syariah.
Hukum juga dapat melarang bank untuk menyewakan aset kepada klien, dan
oleh karena itu, bank syariah tidak memiliki pilihan selain menghindari dan
mengeksekusi ijarah (sewa) dalam bentuk penjualan. Selain itu pasar modal
Islam yang vital seperti sukuk belum diatur sepenuhnya karena terkendala
berbagai hukum atua aturan. Selain itu, banyak pengadilan tidak mengakui
hukum Islam (Syariah) saat menangani perselisihan yang berkaitan dengan
keuangan Islam. Terlepas dari keseriusan tantangan hukum yang disebutkan di
atas, keuangan Islam juga menghadapi tantangan internal yang dapat
mempertaruhkan kredibilitasnya dan menimbulkan ancaman yang lebih serius
bagi keberhasilan jangka panjang dan kelangsungan hidupnya. Tantangan-
tantangan ini datang dari dalam industri dan tidak dapat disalahkan pada faktor-
faktor eksternal. Mereka termasuk orang-orang yang berkaitan dengan
kurangnya tata kelola Syariah yang kuat dan dapat ditegakkan, sehingga
menciptakan jalan untuk fatwa (pendapat Syariah yang diberikan oleh para
sarjana Syariah) belanja dan invasi beberapa produk kontroversial.
Selain itu, mereka juga berhubungan dengan metodologi yang digunakan di
bank syariah dalam menyusun produk pembiayaan mereka karena metodologi
ini telah menghasilkan sejumlah produk yang meminjam legitimasi mereka dari
sekadar kepatuhan pada teknik-teknik tertentu yang tidak berguna dan
membingungkan, hanya untuk membuat mereka terlihat berbeda dari
konvensional mereka. rekan-rekan. Tantangan seperti itu memerlukan
pendekatan yang tekun terhadap pengesahan produk dan transaksi Syariah,
terutama dengan meningkatnya kesadaran Syariah dari rata-rata nasabah dan
adanya kasus pengadilan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bersifat
kepatuhan terhadap Syariah.
Diskusi berikut membahas tantangan internal ini dengan terlebih dahulu
menyoroti kekurangan yang ada pada dewan pengawas syariah dan kemudian
kekurangan dalam metodologi pengembangan produk di bank-bank Islam.
4. Kesimpulan
Dari diskusi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perbankan dan
keuangan Islam menghadapi beberapa tantangan internal yang membutuhkan
tindakan segera. Sementara menghadapi tantangan eksternal mungkin di luar
kapasitas pemain industri, bank syariah tidak memiliki alasan untuk
mengabaikan atau menutup mata terhadap tantangan internal mereka, tantangan
tersebut dapat dihadapi dengan memberlakukan tata kelola Syariah untuk produk
dan kontrol Syariah. Reformasi metodologi pengembangan produk juga berada
dalam kemampuan bank syariah, dan sebagian besar beban berada di pundak
dewan syariah karena mereka harus memastikan sebelum mengesahkan produk
yang dibahasnya sehingga pada intinya berimplikasi pada syariah.
Jika ada tantangan dan tetap tidak teratasi, dikhawatirkan bahwa suatu hari
akan datang ketika orang akan benar-benar kehilangan kepercayaan pada
keuangan Islam, dan kemudian, bank syariah dan lembaga keuangan akan
kehilangan aset terbesar mereka; yaitu identitas Islam mereka, yang memberi
mereka pijakan yang kuat di industri keuangan global. Dalam analisis akhir,
membuat para pemain industri menyadari dan menghargai perlunya tata
pemerintahan Syariah dan reformasi metodologi produk yang mendesak adalah
tantangan yang sebenarnya, sementara mengerjakan sebuah mekanisme solusi
itu mudah, karena meskipun tidak perlu jenius untuk menilai masalahnya, tidak
ada kemauan tulus dari para pelaku pasar untuk mengubah status quo karena
alasan yang dijelaskan dalam makalah ini.