Anda di halaman 1dari 8

FISIOLOGI MATA

Mata sebagai Pelindung

 Bulu mata : menangkap kotoran halus


 Kelopak mata : menjaga bagian anterior mata dari gangguan lingkungan dan
merangssang keluarnya air mata
 Kelenjar lakrimal : mmenghasilkan air mata sebagai pelumas

Refleks Pupil

Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membesarkan atau
mengecilkan diameter pupil. Besar kecil pupil di atur oleh otot-otot iris, yaitu otot sirkular
(konstriktor) dan otot radial (dilator).

Saat keadaan terang, saraf parasimpatis akan merangsang otot sirkular untuk berkonstriksi
dan memendek sehingga diameter pupil menjadi kecil, akibatnya cahaya yang masuk akan
berkurang.

Saat keadaan gelap atau redup, saraf simpatis akan merangsang otot radial untuk dilatasi
sehingga diameter pupil akan membesar dan jumlah cahaya yang masuk semakin banyak.

Media Refraksi

Refraksi atau pembiasan terjadi apabila ada sinar yang


melewati 2 medium dengan densitas yang berbeda. Apabila
densitas permukaan kedua lebih besar maka cahaya akan
melambat, sedangkan bila densitasnya lebih kecil cahaya akan
semakin cepat.

Pada mata, refraksi terjadi 75% di kornea dan 25% di lensa.


Pada lensa, semakin besar derajat kelengkungan, semakin
besar derajat pembelokan, dan semakin kuat lensa
Pada lensa konveks, berkas sinar akan mengalami konvergensi (memusat di 1 titik)
sedangkan pada lensa konkaf, sinar akan mengalami divergensi (menyebar).

Saat sumber cahaya berada jauh dari mata maka titik fokusnya seperti digambar. Namun
apabila sumber cahaya didekatkan, titik fokusnya akan semakin jauh karena lensa butuh jarak
untuk menyatukan berkas di satu titik, namun titik fokus dapat sependek dengan sumber
cahaya jauh apabila lensanya diperbesar.

Akomodasi

Akomodasi artinya kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa. Akomodasi diatur oleh otot
siliaris yang ada di sekitar lensa.

Apabila otot siliaris relaksasi maka


ligaentum suspensorium akan menegang
→ menark lensa → lensa menjadi gepeng
dan kurang refraktif. Relaksasi otot diatur
oleh saraf simpatis

Jika otot siliaris kontraksi → ligamentum


suspensorium lemas → tegangan tegangan
pada lensa menurun → lensa menjadi
bulat (cembung) dan lebih kuat. Kontraksi
diatur oleh saraf parasimpatis
Lapisan dalam Retina

Retina terdiri atas 3 lapisan

1. Lapisan pertama berisi sel batang & sel kerucut


2. Lapisan tengah : sel bipolar dan sel antarneuron
3. Lapisan dalam : sel ganglion, di mana akson dari sel-sel ganglion akan bersatu
membentuk saraf optik yang nantinya akan keluar dari retina. Tempat keluarnya saraf
optik dari retina disebut diskus optikus atau bintik buta.

Fotoreseptor

Fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel


kerucut. Fotoreseptor ini memiliki 3 segmen:

1. Segmen luar : untuk deteksi rangsangan


cahaya karena mengandung banyak
fotopigmen. Fotopigmen ada 2 yaitu Opsin
(glikoprotein) dan Retinal (turunan
vitamin A)
2. Segmen dalam mengandung perangkat
metabolik
3. Terminal sinaps : tempat pelepasan
neurotransmitter glutamat

Fototransduksi

Fototransduksi adalah proses pengubahan


rangsangan cahaya menjadi sinyal listrik.
Biasanya reseptor akan mengalami depolarisasi bila dirangsang, namun beda dengan mata,
karena reseptor mata akan mengalami hiperpolarisasi apabila terangsang oleh cahaya.

Keadaan Gelap

1. Retinal yang berada dalam konfirmasi 11-


cis-retinal berikatan dengan opsin

2. Kanal natrium (chemically-gated Na


channel) berikatan dengan cGMP di dalam
sel

3. Kanal terbuka

4. Tidak adanya cahaya -> peningkatan


cGMP

5. Banyak ion Na masuk -> depolarisasi

6. Depolarisasi mengakibatkan pembukaan


kanal kalsium di sinaps terminal

7. Efek akhirnya adalah pelepasan glutamat


yang merupakan neurotransmitter
penginhibisi

Keadaan Terang

1. Konformasi retinal berubah menjadi 11-


trans-retinal

2. Retinal tidak lagi menempel dengan


opsin

3. Mengubah konformasi opsin

4. Fotopigmen yang aktif -> mengaktifkan


transdusin -> mengaktifkan
fosfodiesterase

5. degradasi cGMP menyebabkan kanal Na


tertutup

6. Terjadi hiperpolarisasi

7. Penutupan kanal Ca2+

8. penurunan pelpasan glutamat


1. Isomerisasi
Saat ada rangsangan cahaya, terjadi perubahan konfigurasi retinal dari bentuk cis ke
trans mengakibatkan terjadi pelepasan retinal dari opsin.

2. Bleaching
Pelepasan retinal dari opsin membuat opsin menjadi tidak berwarna

3. Konversi
Adanya enzim retinal-isomerase yang akan mengubah konfigurasi trans-retinal
menjadi cis-retinal

4. Regenerasi
Cis-retinal kembali berikatan dengan opsin. Siklus berlanjut apabila terangsang oleh
cahaya lagi.

Proses Masuknya Cahaya

Cahaya → jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol oleh iris → berkas cahaya divergen
difokuskan ke titik focus → fotoreseptor → hiperpolarisasi → pengaktifan fotopigmen →
terbentuknya potensial reseptor → menghasilkan potensial aksi di sel ganglion →
pemrosesan visual ke otak
Mekanisme melihat

Anda mungkin juga menyukai