PENDAHULUAN
1
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan dan pemerataan kesehatan di
wilayah kerjanya melalui pelayanan kesehatan.2
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
dengan tutup usia, sehingga nantinya tercapai maksud dan tujuan dari SKN yaitu
pembangunan kesehatan. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan ialah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap individu, agar dapat
mewujudkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Salah satu usaha
pelaksanaannya adalah dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan
merata bagi seluruh masyarakat.
Dinas kesehatan (DINKES) Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu
instansi pemerintah daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pembangunan pada bidang kesehatan dengan unit kerja pelayanan kesehatan langsung
yaitu puskesmas, pustu, polindes dan poskesdes. Sarana Pelayanan Kesehatan
Rujukan di Kabupaten Aceh Besar yaitu 1 Unit RSUD. Pada tahun 2015 jumlah
sarana pelayanan dasar adalah Jumlah puskesmas Perawatan 24 Unit dan Puskesmas
Non Perawatan 4 Unit, sedangkan jumlah pustu 71 unit, poskesdes 245 unit dan juga
Polindes 89 unit. Puskesmas sebagai suatu sarana pelaksana fungsi teknis pelayanan
kesehatan dan melaksanakan seluruh kegiatan program kesehatan masyarakat seperti
upaya promotif, preventif dan kuratif menjadikan puskesmas sebagai ujung tombak
dari pembangunan dalam bidang kesehatan. Maka berdasarkan laporan diatas
sebelumnya, maka penulis tertarik menuliskan makalah yang berjudul Pelayananan
Puskesmas di Pukesmas Baitussalam Aceh Besar.
2
Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya harus berorientasi kepada
masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu
tugasnya adalah ditempatkan di Puskesmas. Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Merupakan bentuk dari pertanggungjawaban dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Senior (KKS) pada Puskesmas dan melengkapi tugas Kepaniteraan
Klinik Senior pada Laboratorium Ilmu Kedokteran Keluarga, Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Komunitas.
2. Melatih diri untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga pengalaman
sebagai bekal bila kelak menjadi dokter keluarga atau dokter yang bertugas di
tingkat kecamatan yaitu di Puskesmas.
3. Mengetahui secara aktual dan lebih jelas mengenai kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.2
b. MISI
1. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumberdaya mmanusia
puskesmas Baitussalam.
5
2. Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas baitussalam
3. Melayani masyarakat secara terpadu untuk mendorong masyarakat hidup
bersih dan sehat secara mandiri.
4. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
MOTTO
“ Sehati dalam melayani”
6
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
7
sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa.Konsep berdasarkan wilayah
kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu,
dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan
dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan
nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter
disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita
III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar
30.000 jiwa.
Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-daerah
tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan
untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah
satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut dengan nama
puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas Pembina.
Dan puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut
puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak
itu puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
8
Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75 tahun 2014 dibagi menjadi 3
(tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas.Walaupun secara umum memiliki
kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari masing-masing
kategori puskesmas.
1) Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan.Sebagai unsur pimpinan, Kepala Puskesmas mempunyai
tugas pokok dan fungsi untuk memimpin, mengawasi dan mengoordinasi
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan
jabatan fungsional.
2) Unit Tata Usaha
Unit Tata Usaha adalah unit yang bertanggungjawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:
- Data dan informasi
- Perencanaan dan penilaian
- Keuangan
- Umum dan kepegawaian
3) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas adalah unit yang
berfungsi dalam upaya kesehatan masyarakat (termasuk pembinaan terhadap
UKBM/Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan upaya kesehatan
perorangan, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional.Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap
daerah.Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VI
9
2.9 AZAS PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas adalah:
1) Azas Pertanggung jawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah.Dalam arti puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
10
d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan diluar
gedung puskesmas lainnya pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas
pertanggung-jawaban wilayah.
2) Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat.Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakatperlu dihimpun
melalui pembentukan badan penyantunan puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanaka oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain:
a) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita
(BKB).
b) Upaya pengobatan: posyandu, pos obat (POD).
c) Upaya kesehatan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(kadarzi).
d) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren).
e) Upaya kesehatan lingkungan: kelompuk pemakai air (pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
f) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu lansia, panti wreda.
g) Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
h) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM)
i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),
pembinaan pengobatan tradisional (battra)
11
j) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.
3) Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
Ada dua keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
a) Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab
puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
- Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
- Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, keseehatan gigi.
- Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
dan promosi kesehatan.
b) Keterpaduan lintas sector
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara
lain:
- Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
12
- Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
- Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PKLB.
- Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, koperasi.
- Upaya pembiayaan dan jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha.
- Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
4) Azaz Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan.Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbale balik, baik secara vertikal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit.Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal
maupun vertikal).Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya
13
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk kembali ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam,yaitu:
- Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan anatara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.
- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenags ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
14
- Rujukan operasional yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
15
BAB III
DEMOGRAFI DAN KEADAAN UMUM PUSKESMAS BAITUSSALAM
SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT
3.1 Demografi
16
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Baitussalam
Dalam menjalankan program upaya pelayanan kesehatan susunan organisasi
Puskesmas Baitussalam terdiri dari:
a. Unsur pimpinan yaitu Kepala Puskesmas
b. Unsur pembantu yaitu Urusan Tata Usaha
c. Unsur pelaksana, dilaksanakan oleh 6 program kegiatan pokok puskesmas dan
6 program pengembangan.
Jumlah tenaga pelaksana yang ada hingga tahun 2019 sebanyak 66 orang
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Data jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas Baitussalam Tahun 2019
17
3.3 Kegiatan di Puskesmas Baitussalam
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan juga upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan lingkungan.
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
d. Pelayanan gizi, dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care; dan/atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
18
1. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan membantu individu atau kelompok masyarakat
untuk merubah perilaku agar mencapai tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Pelaksanaan program promosi kesehatan berupa sosialisasi program puskesmas
penyuluhan, pembagian poster, leaflet, brosur dan lain-lain.Penyuluhan kesehatan
dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pasien
di kamar periksa dokter dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
posyandu, kelompok arisan PKK dan juga pertemuan LKMD, atau secara tidak
langsung dengan memberikan contoh yang positif dari pimpinan dan petugas
kesehatan di puskesmas, tersedianya media penyuluhan seperti poster di ruang tunggu
dan pada dinding puskesmas, membagikan brosur atau selebaran tentang kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja.
Penyuluhan yang dilakukan bersamaan dengan kegitan lain di antaranya
Posyandu, UKS, Imunisasi dan lain-lain baik di dalam gedung maupun di luar
gedung. Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
setiap program. Setiap petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat memiliki tugas penyuluhan.
19
3. Penyehatan lingkungan pemukiman
4. Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida
5. Pengawasan pengelolaan sampah
6. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum (TPU) dan tempat pembuatan
penjualan makanan dan minuman (TP2M).
Semua kegiatan tersebut diatas sebagian besar dijalankan melalui edukasi
secara langsung kepada masyarakat yang berobat ke Puskesmas Baitussalam.
20
a) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan
dan pelayanan kesehatan Trimester I, dimana usia kehamilan 1-12
minggu, meliputi identitas / Biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat ekonomi, pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.
21
pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun diluar gedung
puskesmas ( termasuk bidan desa / polindes dan kunjungan rumah ),
termasuk pemberian vitamin A 2 kali dan persiapan KB pasca
persalianan, dengan ketentuan :
1. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari.
2. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu ( 8-14 hari ) setelah
persalinan.
3. Kunjungan Nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu ( 35 – 42 hari )
setelah persalinan.
22
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan
penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu
(D/K), Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S),
kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S).Pemantauan
status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan
bulanan posyandu yang dkidasarkan pada indikator SKDN tersebut.
Indikator yang dipakai adalah N/D ( Jumalah anak yang berat badannya
naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %).
Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan M/D dan D/S
setiap bulan pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pemantauan
status gizi dilaporkan setiap bulan dengan pergunakan format laporan yang
telah ada. Balita yang datang dan ditimbang (D/S).
5. Imunisasi
23
a. Penularan langsung dari manusia ke manusia (Mis: Tuberkulosis, penyakit
kelamin).
b. Penularan tidak langsung, baik dengan perantara benda kotor (Mis: kolera,
disentri) atau dengan perantara serangga atau gigitan bintang (Mis: Malaria,
demam berdarah dengue, rabies, filariasis)
Unit P3M melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan di atas,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibatnya.
3. Kegiatan pengobatan penyakit
4. Pendataan jumlah penderita dan melaporkan kejadian luar biasa (KLB) ke
Dinkes.
5. Pencarian jumlah dari penderita penyakit menular.
Untuk mengantisipasi masalah di atas upaya pencegahan yang dilakukan
meliputi:
1. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibat-
akibatnya.
2. Memberikan pelayanan pengobatan bagi penderita penyakit menular.
3. Memberikan imunisasi atau kekebalan terhadap bayi, anak, ibu hamil dan
7. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pengobatan
yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit/ gejalanya, di
lakukan oleh tenaga kesehatan. Bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas di
arahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnose) penyakit dan pengobatan yang
sederhana. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Baitussalam sebagian besar adalah
pasien berobat jalan. Pasien berobat tersebut dilakukan pemeriksaan dan pemberian
obat-obatan selama tiga hari. Selain itu, Puskesmas Baitussalam memiliki Instalasi
Gawat Darurat dengan petugas yang cukup berpengalaman.
8. Upaya Kesehatan Jiwa
24
Tujuannya untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi - tingginya
dalam masyarakat.
Kegiatan :
- Mengenali penderita yang memerlukan bantuan psychiatrik
- Memberikan pertolongan psychiatrik pertama
- Merencanakan pengobatannya
- Mengurus pengirimannya (bila perlu)
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa.
- Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh
25
2. Upaya Kesehatan Olahraga
Terdapat beberapa tujuan dari upaya kesehatan olahraga, seperti pencegahan
penyakit, pemeliharaan kesehatan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi, dan
pengobatan akibat cedera latihan. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka upaya
kesehatan olahraga adalah pemeriksaan kesehatan berkala dan penentuan takaran
latihan.
26
- Memberikan perawatan gigi secara teratur kepada anak sekolah, ibu hamil yang
dikirimkan oleh bagian KIA.
27
pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau
tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga
tetap fungsional puskesmas yang diatur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
28
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DOKTER MUDA
DI PUSKESMAS BAITUSSALAM
4.1 Jenis Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dokter Muda selama berada di stase
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Baitussalam, antara lain:
- Poliklinik Umum
- Poli PTM
- Poli anak /MTBS
- Unit Gawat darurat
29
4.1.3 Unit Gawat Darurat
Apabila ada pasien di UGD kami dari dokter muda membantu dokter dan
perawat yang bertugas di UGD seperti melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik serta
melakukan tindakan debridement, hecting, ganti perban dan lain sebagainya.
4.1.5 Senam
Cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan
kekuatan, kecepatan dan juga keserasian gerakan fisik yang teratur. Kegiatan ini
dilakukan setiap hari Jum’at pagi.
30
Daftar Pasien Poli Umum
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIANGNOSA
TINGGAL
1 Miftahul R 1999 Neuhen Dispepsia
2 Fahril Maulidin 2007 Lam Ujong Urtikaria
3 Nurul Hafsah 1988 Lam Ujong Dispepsia
4 Mardiwani 1981 Lam Asan OA
5 Mardiana. Y 1979 MLR OA
6 Andi Fitria Hasra 2005 Neuhen Dermatitis Alergi
7 Tajura Al Riski 2003 MLR ISPA
8 Yulia Selfi 1988 Cot Paya OA + Dispepsia
9 Ratriawati 1872 Neuhen Dispepsia
10 Jamlah. S 1958 Neuhen OA
11 Maulida 1996 K. Meuria Dispepsia
12 Ermiati 1985 Lam Asan Dispepsia
13 Alfian Tanjung 1994 B. Krueng TB Paru
14 Faridah 1963 B. Krueng OA+HT
15 M. Hendra Mustafa 2003 KCA Dermatitis Seboroik
16 Afdhal Aulia 2008 Kajhu Scabies
17 Naufal Al Hafidh 2009 Kajhu Scabies
18 Irdayani 1995 MLR CC
19 Ayra Azkia 2018 Cadek GEA
20 Ummu Alman Sofyan 2016 Neuhen DKA
21 Nora Kasmira 1981 MLR ISPA
22 Warsini 1985 Lampineung ISPA+Dispepsia
23 Intan. H 2004 Lampineung KIR Sehat
24 Ulfa Syabilia 2012 Cadek ISPA
25 Suwarti 1976 Labui Konjungtivitis+Dispepsia
26 M.Azril 2009 Lambada CC
27 Agustina 1990 Lam Asan KIR Sehat
28 Nuraflah 1970 MLR OA+ Dermatitis Venenata
29 Arsal Erdogen 2010 K.Meuria CC
30 Furqan Kamara 2011 Lambada CC
31 Aisyah Maja 1977 Lambada Dispepsia
32 Nuraini 1981 Lam Ujong ISPA
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Mariana 1977 MLR OA+Dispepsia
2 Intan Mutia Sari 2007 Neuhen Dispepsia
3 Abdurrahman 1972 Baet OA
31
4 Putri Zahrani Nasa 2017 Baet DKA
5 Saifullah Idris 1989 Kajhu DKA
6 Sulaiman Daud 1952 Neuhen CC+Dispepsia
7 Agustina 1975 Lambada Hiperkolestrole
8 M. Maulizar 2008 Lambada CC
9 Archat 1963 Lambada CC + Dispepsia + OA
10 Qori Zahra 2012 Kajhu Susp morbili
11 Erlina 1982 Kajhu CC
12 Noval Mukaram 2011 Kajhu ISPA
13 Mursalin 1982 k. meuria ISPA
14 Irwanto 1969 MLR D Alergica
15 Yuliza 1984 Kajhu Kir sehat
16 Rosmiati 1978 KCA CC + D Alergica
17 Ilyas Tahur 1954 Lambada Dyspepsia + OA
18 Anisah 2003 Kajhu Dyspepsia
19 Anisa Bilqis 2009 Kajhu ISPA
20 Nurlela 1954 Kajhu Dyspepsia
21 Sutrisno 1998 Lampineung Dyspepsia
22 Ramlah 1950 Kajhu Dyspepsia
23 Muslinulyadi 1974 Kajhu Kir sehat
24 Nurul Azmi 1987 Lambada Pusing
25 Khalida Zia 1993 Lamujong Faringitis
26 Mezaria 2010 Kajhu Congjungtivitis
27 Sukri 1963 Kajhu Nyeri post op
28 Rova Al Qaushar 2012 Kajhu Susp morbili
29 Surhani Al Bakar 1981 MLR Dyspepsia
30 Hasmanidar 1974 MLR Cystitis
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Hasmanidar 1974 M.L.R. Cystitis
2 Dahniar 1970 Lambada Dyspepsia
3 Afzalul Riski 2008 Lambada CC + Dyspepsia
4 Zubaidah 1949 Kajhu OA
5 Cut Mikaila Aliqa 2010 Kajhu CC + COnjungtivitis
6 Cut Nurul Izzah 1997 Cadek Hipersekresi kelj.
7 Basyiah 1958 Lamujong Kir sehat
8 Hasballah 1958 Lamujong Kir sehat
9 Sarah Azwara 2009 Labui Susp. Morbili
10 Marlina 1976 Labui CC
11 Amrina 1968 M.L.R. Konsul Kolestrol
12 Supardi 1970 Kajhu Insect Bite
13 Widatul Jannah 1992 M.L.R. Kir sehat
14 Maryati 1985 M.L.R. Stomatitis
32
15 Syamsuddin Mahmud 1954 Lambada Scabies
16 Zuhra 1985 Lampineung Dyspepsia + OA + CC
17 M. Fery Satria 2011 Lamujong GEA
18 Yulidar 1987 M.L.R. Tonsilitis
19 Rohani 1955 Lambada OA
20 Ti Aisyah 1984 Kajhu Batuk lama
21 Mamur Jaya 2008 Kajhu ISPA + TV
22 Mahmuddin 1979 Cot Paya ISPA
23 Bukhari M. Nur 1967 Lam Asan Dyspepsia
24 M. Arif 2004 Lam Asan D. Alergica
25 Jasbah 1964 K.C.A. OA + Dyspepsia
26 Zuraida Ahmad 1972 Lambada Hiperkolestrol
27 T. M. Fazlan 2008 M.L.R. Scabies
28 T.M. Fazlin 2008 M.L.R. Scabies
29 Marzuki Syarifuddin 1969 Lampineung CC
30 Zaidan Alfaiz 2005 Lampineung CC
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Monita 1996 M.L.R. ISPA
2 Putri Hadi Pratiwi 2010 Neuhen ISPA
3 Sanusi 1960 Lambada Dyspepsia
4 Safrina 1979 M.L.R. CC
5 Amrina 1968 M.L.R. Dyspepsia
6 Akhyar Adrian 2008 M.L.R. Tonsilitis dengan abses
7 T. Hafizul Furqan 2007 Cadek KIR Sehat
8 Asyifa Ulqalbi 2013 KCA D. Alergica
9 Safriani 1983 Neuhen Cephalgia
10 M. Hanafiah 1985 B. Krueng KIR Sehat
11 Elza Olivia 2004 Kajhu KIR Sehat
12 Dina Berliani 2004 Kajhu KIR Sehat
13 Samsul Anwar 1977 B. Krueng KIR Sehat
14 Razami 1960 M.L.R. CC + HT
15 Fatimah 1967 Kajhu Xanthelasma
16 Rahmati 1993 Kajhu ISPA
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Adliansyah 1988 Lampineung KIR Sehat
2 M. Zein 1955 Cadek CC
3 Sulaiman Basyah 1966 Lamujong CC
33
4 Roza Fakhrunnisa 1993 Kajhu OA
5 Meri Susanti 1988 K. Meuria KIR Sehat
6 Fitria Fatharani 2009 Kajhu D. Alergica
7 M. Tariq Iqbal 2005 M.L.R. Dyspepsia
8 Mirzahriansyah 1995 M.L.R. KIR Sehat
9 Asmaryadi 1975 Cot Paya Conjungtivitis
10 Darmi 1985 Neuhen Dyspepsia
11 Dewnal Saputra 2008 Cot Paya Dyspepsia
12 Zahwana Halya 2011 Lam Asan D. Alergica
13 Susanti 1979 Kajhu Dyspepsia
14 Siti Salwa 2012 Kajhu CC
15 M.Darmi 1980 M.L.R. Diare
16 Anita 1983 K.C.A. DKA + Infeksi
Sekunder
17 M. Rizki Maulana 2010 K.C.A. DKA + Infeksi
Sekunder
18 Aulya Putri 2002 Lamujong DKA + Infeksi
Sekunder
19 Nuraini 1981 Lamujong OA
20 Riza Fauziah 1991 K. Meuria KIR Sehat
21 Parhan Khalis 2007 Neuhen CC
22 Ismail Yatim 1954 Lam Asan OA + Dyspepsia
23 Mawardi 1982 Kajhu KIR Sehat
24 Ferawati 1987 Kajhu DKA
25 Aisyah Azzuhra 2013 Kajhu D. Alergica
26 Junaidiyah 1983 Lambada OA + Dyspepsia
27 Rahmayani 1979 Lambada Faringitis
28 Alwi Yusuf 1972 Lambada lhok D. Alergica
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Sri Minardi 1988 Kajhu CC + Dyspepsia
2 Siti Fitriani 1987 Neuhen Dyspepsia + GEA
3 Nur Astari 1979 B. Krueng CC
4 Dian Novita Sari 1990 Cot Paya Cek up
5 Hafidz 2009 Kajhu Faringitis
6 Nurbayani 1982 Lam Ujong Urtikaria
7 Ulfa Khairunisa 2013 Lam Ujong Varicella
8 Sanusi 1960 Lambada Dyspepsia + OA + HT
9 Ismail Jinib 1963 Lambada D. Alergica
10 Ainun Mardhiah 1971 M.L.R. DM Tipe II + Febris
11 Afrida 1958 Lam Ujong Asma Bron. +
Dyspepsia
12 M. Nur 1989 Lamnga CC
34
13 Asjad Salsabila 2012 Neuhen CC
14 Hamidah 1974 Kajhu OA + Tinia Pedis
15 Nilawati 1977 Kajhu CC + Sinusitis
16 Zia Ulhaq 1997 Kajhu CC
17 Tarmizi Ismail 1970 Lambada OA
18 M. Nasir 1979 M.L.R. Dyspepsia + OA
19 Faridah 1963 B. Krueng OA
20 Yusrizal 1985 Kajhu Cephalgia + Dyspepsia
21 Raja Kasuma 2008 Kajhu GEA
22 Nadiratul Ulfa 2002 M.L.R. Myalgia
23 Mehran 1941 B. Krueng OA + Dyspepsia
24 Raihan 1968 Neuhen OA
25 Nurmala 1972 Neuhen OA + Faringitis
26 Suci Ramadhani 1996 B. Krueng KIR Sehat
27 Zamzami 1955 Lam Ujong Kebas-kebas
28 Naziatul Misra 1990 B. Krueng KIR Sehat
29 Husaini 1993 Kajhu Dyspepsia
30 M. Al Ichson 2012 Lampineung ISPA + DKA
31 Putri Nur Fajri 2006 Lampineung DKA
32 Anisah 1975 Neuhen D. Alergica
33 Muammar 2011 Neuhen Sariawan
34 Husriawati 2008 Lam Asa CC
35 Hayatun Nufus 1996 M.L.R. KIR Sehat
36 Dian Eka Putri 1996 B. Krueng KIR Sehat
37 M. Al Hafis 2000 lampineung Conjungtivitis
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Arifin 1953 Labui Vulnus laceratum
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Ahmad 1996 Kleng Meuria Vulnus Insivum
2 Ahmad Stagi 2015 Blang Krueng Vulnus Laceratum
3 M. Isa 1980 Blang Kreung Vulnus Laceratum
4 Bukhari 1978 Lampineng Vulnus insivum
5 Alkindi 1980 Lambada Asthma
35
6 Zainal Abidin 1954 Kajhu Vulnus Laceratum
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Madhan 1957 Kajhu Abses
2 Khairunnas 2013 Kajhu Abses
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 M. Nazarul Faiz 1989 Cadek Corpus Alienum
2 M. Rizal Idris 1980 M.L.R Vulnus incisivum
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Tuti Malini 1955 MLR DM + HT + OA
2 M.Fdanil Alfal 2002 Baet VSD
3 Nurullah 1974 Baitussa lam Kelainan refraksi
4 M. Daffa Arya 2018 Lam Ujong Sub auricula papular
5 Riskia 1985 cadek HNP
6 Muliadi 1977 Lam Ujong Kelainan refraksi ODX
7 Masyitah .H 1999 KCM Kelainan refraksi ODX
8 T.Syamsul Qamari 2009 Kaju Cp.ODX
9 Waznia 1991 Labui Ispa
10 Syarifuddin Makam 1970 MLR DM
11 Farida 1965 MLR HT
12 Desi ramayani 2000 KCA Mammary Bioplasia
13 Fitra amelia 2017 Lambada Konjungtivitis
14 Ummiyati 1981 Blang krueng Refraksi ODX
15 Suardi 1959 Lampineung CAD
16 Ilyas ismail 1954 MLR Keratinisasi a/r ankle
17 Cut sakinah 1975 kaju Glukoma OD
18 Rita suriani 1984 MLR otalgia
19 Mardiana 1974 MLR Post mastektomi
36
Tanggal 13 November 2019
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Rusli ismail 1948 Bait Katarak OS
2 Kartini 1983 MLR Perigium OS
3 Zulmaini 1977 K. Meuria OMSK
4 Darmawi 1975 kajhu Kelainan refraksi
5 Ruhaidah 1974 Blang krueng Refraksi ODX
6 Idris 1974 kahju Kelainan refraksi
7 syarkawi 1982 Kajhu Epilepsi
8 Fatimah 1980 Lambada Otalgia
9 Emi fauziah 1980 Lambada Otalgia
10 Ainsyiah budiman 1957 Bireun CKD stg 5
11 R.furqan fadillah 2006 Neuheun Kelainan refraksi
12 Nurhayati 1968 Neuheun HT+OA
13 Sriyati 1984 Lambada Dm
14 Salbiah 1960 Blang krueng OMSK
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Marlan 1965 Neuheun PPOK
2 Suwardi 1959 Lampineung LBP
3 Fendi syahputra 1991 Kajhu Furolitiasis s
4 Irawati 1956 Cadek Cystitis
5 Mutia balqis 1997 Blang krueng OMA
6 Nurjannah 1949 K.Meuria Dm + OA
7 Annisyah 1969 MLR Asma broncial+HT
8 Rahimah 1977 KCA. DM
9 Basyiah 1966 MLR HT+OA
10 Nurhasiah 1973 MLR HT+ Dispespsia
11 M.sultan alfarisi 2016 KCA OMA
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Nurhayati 1974 lambada PRB
2 Ianita 1965 Kajhu DM+OA
3 Eliwati 1981 MLR HT+CC
4 M.Dahlan 1964 lampineung HT
5 Irfandi ismail 1974 Labui Post Stroke
6 Bukhari Ar 1966 MLR Dm+insomnia
37
7 Samsul bahri 1980 K.Meuria Refraksi ODS
8 mariadiana 1966 kajhu Conjungtivitis OS
TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Khairan 1947 MLR DM
2 Annisah 1975 Neuheun dispepsia
3 Cut rasyidah 1955 B. Krueng HT
4 Syukri 1956 Kajhu LBP
5 Saed ajmi 1957 Kajhu HT+DM
TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Fahira 2018 Neuheun CC + Miliaria
2 Maqfirah 2014 MLR CC
3 M. Ikbal 2014 Lambada CC
4 Tiara Al Hiqmah 2017 Kajhu CC
5 M. Habibie 2014 KCA CC
6 Liza Maulidia 2014 Lambada CC
7 Kaysa Shafawa 2017 Kajhu GEA
TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 M. Arkan 2015 Labui GE + CC
2 Arsya Maulana 2019 KCA CC
3 Azzamul Syarifi 2015 KCA CC
4 Arifa Syakira 2018 Kajhu CC
5 David Aulia 2015 MLR CC
TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Fatur Khan Zhaafir 2015 Kajhu CC
2 Jahira Afrani 2018 Lam Ujong DKA
38
3 M. Iqbal 2015 MLR CC
4 M. Zikri 2015 Kajhu CC
39
DAFTAR PUSTAKA
2. Depkes RI, 2009, Kebijakan Dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010)
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.
40
Foto bersama dokter–dokter puskesmas baitussalam
41
42