Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah
pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen masyarakat
secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan dicapai melalui
pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan
masyarakat. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan
melalui puskesmas.1
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic
six) dan juga beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan.
Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sangat
mempengaruhi pelayanan kesehatan. Upaya guna meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, salah satunya adalah dengan
meningkatkan akses dari pelayanan kesehatan dasar. Peran dan fungsi puskesmas dan
jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dijenjang
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi penting. Puskesmas

1
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan dan pemerataan kesehatan di
wilayah kerjanya melalui pelayanan kesehatan.2
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
dengan tutup usia, sehingga nantinya tercapai maksud dan tujuan dari SKN yaitu
pembangunan kesehatan. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan ialah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap individu, agar dapat
mewujudkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Salah satu usaha
pelaksanaannya adalah dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan
merata bagi seluruh masyarakat.
Dinas kesehatan (DINKES) Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu
instansi pemerintah daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pembangunan pada bidang kesehatan dengan unit kerja pelayanan kesehatan langsung
yaitu puskesmas, pustu, polindes dan poskesdes. Sarana Pelayanan Kesehatan
Rujukan di Kabupaten Aceh Besar yaitu 1 Unit RSUD. Pada tahun 2015 jumlah
sarana pelayanan dasar adalah Jumlah puskesmas Perawatan 24 Unit dan Puskesmas
Non Perawatan 4 Unit, sedangkan jumlah pustu 71 unit, poskesdes 245 unit dan juga
Polindes 89 unit. Puskesmas sebagai suatu sarana pelaksana fungsi teknis pelayanan
kesehatan dan melaksanakan seluruh kegiatan program kesehatan masyarakat seperti
upaya promotif, preventif dan kuratif menjadikan puskesmas sebagai ujung tombak
dari pembangunan dalam bidang kesehatan. Maka berdasarkan laporan diatas
sebelumnya, maka penulis tertarik menuliskan makalah yang berjudul Pelayananan
Puskesmas di Pukesmas Baitussalam Aceh Besar.

1.2 Latar Belakang

2
Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya harus berorientasi kepada
masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu
tugasnya adalah ditempatkan di Puskesmas. Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Merupakan bentuk dari pertanggungjawaban dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Senior (KKS) pada Puskesmas dan melengkapi tugas Kepaniteraan
Klinik Senior pada Laboratorium Ilmu Kedokteran Keluarga, Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Komunitas.
2. Melatih diri untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga pengalaman
sebagai bekal bila kelak menjadi dokter keluarga atau dokter yang bertugas di
tingkat kecamatan yaitu di Puskesmas.
3. Mengetahui secara aktual dan lebih jelas mengenai kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI PUSKESMAS


Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah
ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak
mencakup aspek pembiayaan.4
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja.4
Sejalan dengan semangat otonomi daerah, maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
mandiri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi : kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas.

2.2 WILAYAH KERJA


Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas

4
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.2

2.3 VISI dan MISI PUSKESMAS


a. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
a) Lingkungan sehat
b) Perilaku sehat
c) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d) Derajat kesehatan penduduk kecamatan
b. Misi Puskesmas
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya

2.4 VISI DAN MISI PUSKESMAS BAITUSSALAM


a. VISI
Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup bersih dan sehat di
Kecamatan Baitussalam.

b. MISI
1. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumberdaya mmanusia
puskesmas Baitussalam.

5
2. Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas baitussalam
3. Melayani masyarakat secara terpadu untuk mendorong masyarakat hidup
bersih dan sehat secara mandiri.
4. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
 MOTTO
“ Sehati dalam melayani”

2.5 FUNGSI PUSKESMAS


Ada 3 fungsi utama dari puskesmas, yaitu :
 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
 Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
 Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
 Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program.

2.6 TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH PUSKESMAS


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan pada Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:

6
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

2.7 PERAN PUSKESMAS


Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat
kerja kesehatan nasional (RAKERKESNAS) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan
upaya mengorganisasi system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari
kegiatan–kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Puskesmas saat
itu dibedakan dalam empat macam yaitu :
1. Puskesmas tingkat desa
2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten
Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi tiga
kategori yaitu :
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga para medic
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
dirasakan pembagian puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, oleh
karena itu puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama

7
sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa.Konsep berdasarkan wilayah
kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu,
dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan
dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan
nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter
disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita
III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar
30.000 jiwa.
Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-daerah
tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan
untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah
satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut dengan nama
puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas Pembina.
Dan puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut
puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak
itu puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)

2.8 STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


Pola struktur organisasi pusat kesehatan masyarakat ( puskesmas) telah diatur
dalam peraturan mentri kesehatan (Permenkes / PMK) No.75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Dengan adanya permenkes tersebut maka seluruh
puskesmas harus menjadikannya sebagai acuan dalam penyusunan struktur
organisasi. Jika masih ada puskesmas yang menggunakan struktur yang lama maka
mereka harus mengubahnya dan ,menyesuaikannya.

8
Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75 tahun 2014 dibagi menjadi 3
(tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas.Walaupun secara umum memiliki
kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari masing-masing
kategori puskesmas.

1) Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan.Sebagai unsur pimpinan, Kepala Puskesmas mempunyai
tugas pokok dan fungsi untuk memimpin, mengawasi dan mengoordinasi
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan
jabatan fungsional.
2) Unit Tata Usaha
Unit Tata Usaha adalah unit yang bertanggungjawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:
- Data dan informasi
- Perencanaan dan penilaian
- Keuangan
- Umum dan kepegawaian
3) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas adalah unit yang
berfungsi dalam upaya kesehatan masyarakat (termasuk pembinaan terhadap
UKBM/Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan upaya kesehatan
perorangan, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional.Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap
daerah.Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VI

9
2.9 AZAS PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas adalah:
1) Azas Pertanggung jawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah.Dalam arti puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

10
d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan diluar
gedung puskesmas lainnya pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas
pertanggung-jawaban wilayah.
2) Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat.Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakatperlu dihimpun
melalui pembentukan badan penyantunan puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanaka oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain:

a) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita
(BKB).
b) Upaya pengobatan: posyandu, pos obat (POD).
c) Upaya kesehatan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(kadarzi).
d) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren).
e) Upaya kesehatan lingkungan: kelompuk pemakai air (pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
f) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu lansia, panti wreda.
g) Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
h) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM)
i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),
pembinaan pengobatan tradisional (battra)

11
j) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.
3) Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
Ada dua keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
a) Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab
puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
- Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
- Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, keseehatan gigi.
- Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
dan promosi kesehatan.
b) Keterpaduan lintas sector
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara
lain:
- Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.

12
- Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
- Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PKLB.
- Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, koperasi.
- Upaya pembiayaan dan jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha.
- Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
4) Azaz Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan.Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbale balik, baik secara vertikal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit.Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal
maupun vertikal).Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya

13
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk kembali ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam,yaitu:
- Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan anatara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.
- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenags ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.

14
- Rujukan operasional yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

15
BAB III
DEMOGRAFI DAN KEADAAN UMUM PUSKESMAS BAITUSSALAM
SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT

3.1 Demografi

Gambar 3.1. Puskesmas Baitussalam Tampak Depan

Gambar 3.2. Puskesmas Baitussalam

16
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Baitussalam
Dalam menjalankan program upaya pelayanan kesehatan susunan organisasi
Puskesmas Baitussalam terdiri dari:
a. Unsur pimpinan yaitu Kepala Puskesmas
b. Unsur pembantu yaitu Urusan Tata Usaha
c. Unsur pelaksana, dilaksanakan oleh 6 program kegiatan pokok puskesmas dan
6 program pengembangan.
Jumlah tenaga pelaksana yang ada hingga tahun 2019 sebanyak 66 orang
dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.2. Data jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas Baitussalam Tahun 2019

No. Tenaga Kesehatan Total


1. Ka. Puskesmas 1
2. Dokter Umum 3
3. Dokter gigi 1
4. Perawat 11
5. Perawat gigi 4
6. Bidan 34
7. Penyuluh Kesmas 2
8. Tenaga gizi 1
9. PekaryaKes 2
10. Farmasi 1
11. Sanitarian 3
12. Adminkes 2
13. Epidkes 1
14. Staff Rekam Medis 1
15. Sopir 1
16. Cleaning Service 1
Jumlah 68

17
3.3 Kegiatan di Puskesmas Baitussalam
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan juga upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan lingkungan.
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
d. Pelayanan gizi, dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care; dan/atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

3.4 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat,
yang keduanya jika ditinjau berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sesuai dengan tenaga dan juga fasilitas yang
ada di Puskesmas Baitussalam, adapun usaha kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Baitussalam adalah:

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

18
1. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan membantu individu atau kelompok masyarakat
untuk merubah perilaku agar mencapai tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Pelaksanaan program promosi kesehatan berupa sosialisasi program puskesmas
penyuluhan, pembagian poster, leaflet, brosur dan lain-lain.Penyuluhan kesehatan
dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pasien
di kamar periksa dokter dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
posyandu, kelompok arisan PKK dan juga pertemuan LKMD, atau secara tidak
langsung dengan memberikan contoh yang positif dari pimpinan dan petugas
kesehatan di puskesmas, tersedianya media penyuluhan seperti poster di ruang tunggu
dan pada dinding puskesmas, membagikan brosur atau selebaran tentang kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja.
Penyuluhan yang dilakukan bersamaan dengan kegitan lain di antaranya
Posyandu, UKS, Imunisasi dan lain-lain baik di dalam gedung maupun di luar
gedung. Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
setiap program. Setiap petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat memiliki tugas penyuluhan.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Tujuan dari penyehatan kesehatan lingkungan adalah untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman melalui kegiatan sanitasi dasar. Kegiatan yang
dilakukan selalu mengikutsertakan peran serta masyarakat dan juga keterpaduan
pengelolaan melalui analisis dampak lingkungan. Kegiatan upaya penyehatan
lingkungan ini akan bertujuan untuk merubah, menanggulangi dan menghilangkan
unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh yang jelek terhadap kesehatan
masyarakat, dengan harapan berupa angka kesakitan terutama penyakit menular dapat
diturunkan atau dihilangkan.Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain:
1. Penyehatan air bersih
2. Penyehatan pembuangan kotoran

19
3. Penyehatan lingkungan pemukiman
4. Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida
5. Pengawasan pengelolaan sampah
6. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum (TPU) dan tempat pembuatan
penjualan makanan dan minuman (TP2M).
Semua kegiatan tersebut diatas sebagian besar dijalankan melalui edukasi
secara langsung kepada masyarakat yang berobat ke Puskesmas Baitussalam.

3. Upaya Kesehatan Ibu Anak Dan Keluarga Berencana


Tujuan
Mengurangi kematian dan kesakitan ibu, bayi dan anak
Kegiatan
- Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi
anak balita dan anak prasekolah
- Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
- Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
- Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali,
polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
- Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
- Pelayanan keluarga berencana
- Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan
- Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan , memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan
- Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun
bayi
Kunjungan Ibu Hamil dilakukan secara berkala yang dibagi :

20
a) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan
dan pelayanan kesehatan Trimester I, dimana usia kehamilan 1-12
minggu, meliputi identitas / Biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat ekonomi, pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.

b) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)


Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang ke empat atau
lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan pada trimester ke 3, usia kehamilan >32 minggu,
meliputi anamnesa, pemeriksaan kehamilan, dan pelayanan kesehatan,
pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/
diperlukan, diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyakit,
terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan resiko tinggi), sikap dan
rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester 1 ( K1), usia kehamilan 1- 12
minggu
2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13 - 24
minggu
3. Minimal 2 kali pada trimester III (K3-K4) usia kehamilan > 24
minggu.
c) Kunjungan ibu nifas ( Kf Lengkap )
Kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan yang berkompeten
minimal 3 kali sesuai jadwal untuk mendapatkan pelayanan dan

21
pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun diluar gedung
puskesmas ( termasuk bidan desa / polindes dan kunjungan rumah ),
termasuk pemberian vitamin A 2 kali dan persiapan KB pasca
persalianan, dengan ketentuan :
1. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari.
2. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu ( 8-14 hari ) setelah
persalinan.
3. Kunjungan Nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu ( 35 – 42 hari )
setelah persalinan.

4. Upaya Perbaikan Gizi


Tujuan
untuk meningkatkan taraf gizi masyarakat
Kegiatan
Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka,
mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi, memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama
dalam rangka program KIA dan melaksanakan program-program :
- Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
- Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
kepada balita dan ibu menyusui
- Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita. SKDN sendiri
mempunyai singatan sebagai berikut :
S = Jumlah balita yang ada di wilayah posyandu
K = Jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS (Kartu Menuju
Sehat)
D = Jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini
N = Jumlah balita yang naik berat badannya

22
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan
penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu
(D/K), Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S),
kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S).Pemantauan
status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan
bulanan posyandu yang dkidasarkan pada indikator SKDN tersebut.
Indikator yang dipakai adalah N/D ( Jumalah anak yang berat badannya
naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %).
Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan M/D dan D/S
setiap bulan pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pemantauan
status gizi dilaporkan setiap bulan dengan pergunakan format laporan yang
telah ada. Balita yang datang dan ditimbang (D/S).

5. Imunisasi

6. Upaya Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular


Tujuannya adalah Mengurangi insidens penyakit menular sampai tingkat
serendah-rendahnya dan mencegah dan membatasi wabah penyakit.
Cara-cara penularan penyakit menular atau infeksi bisa melalui:

23
a. Penularan langsung dari manusia ke manusia (Mis: Tuberkulosis, penyakit
kelamin).
b. Penularan tidak langsung, baik dengan perantara benda kotor (Mis: kolera,
disentri) atau dengan perantara serangga atau gigitan bintang (Mis: Malaria,
demam berdarah dengue, rabies, filariasis)
Unit P3M melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan di atas,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibatnya.
3. Kegiatan pengobatan penyakit
4. Pendataan jumlah penderita dan melaporkan kejadian luar biasa (KLB) ke
Dinkes.
5. Pencarian jumlah dari penderita penyakit menular.
Untuk mengantisipasi masalah di atas upaya pencegahan yang dilakukan
meliputi:
1. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibat-
akibatnya.
2. Memberikan pelayanan pengobatan bagi penderita penyakit menular.
3. Memberikan imunisasi atau kekebalan terhadap bayi, anak, ibu hamil dan

7. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pengobatan
yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit/ gejalanya, di
lakukan oleh tenaga kesehatan. Bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas di
arahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnose) penyakit dan pengobatan yang
sederhana. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Baitussalam sebagian besar adalah
pasien berobat jalan. Pasien berobat tersebut dilakukan pemeriksaan dan pemberian
obat-obatan selama tiga hari. Selain itu, Puskesmas Baitussalam memiliki Instalasi
Gawat Darurat dengan petugas yang cukup berpengalaman.
8. Upaya Kesehatan Jiwa

24
Tujuannya untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi - tingginya
dalam masyarakat.
Kegiatan :
- Mengenali penderita yang memerlukan bantuan psychiatrik
- Memberikan pertolongan psychiatrik pertama
- Merencanakan pengobatannya
- Mengurus pengirimannya (bila perlu)
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa.
- Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada.
1. Upaya Kesehatan Sekolah
Terdapat beberapa indikator dari upaya kesehatan sekolah, seperti:
- Pencegahan penyakit
- Pemeliharaan kesehatan
- Tingkat gizi yang cukup
- Lingkungan sekolah yang sehat
- Kebiasaan hidup sehat
- Penjaringann anak sekolah
- Pemeriksaan berkala
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai pelayanan kesehatan dalam
bidang sekolah seperti:
- Membuat lingkungan hidup sekolah yang sehat
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pelayanan kesehatan/kesehatan gigi di sekolah

25
2. Upaya Kesehatan Olahraga
Terdapat beberapa tujuan dari upaya kesehatan olahraga, seperti pencegahan
penyakit, pemeliharaan kesehatan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi, dan
pengobatan akibat cedera latihan. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka upaya
kesehatan olahraga adalah pemeriksaan kesehatan berkala dan penentuan takaran
latihan.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Terdapat beberapa tujuan upaya kesehatan olahraga, yakni melaksanakan
pembinaan keluarga dan kelompok, kelompok khusus seperti panti asuhan dan panti
wreda (jompo), memberikan pelayanan perawatan paripurna. Sesuai dengan tujuan,
maka kegiatan PKM dititikberatkan pada keluarga dan kelompok khusus.

4. Upaya Kesehatan Kerja


Tujuan dari upaya kesehatan kerja adalah meningkatkan kemampuan tenaga
kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan produktivitas kerja
dengan sasaran yaitu tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi, tapi kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang
memadai,misalnya; petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil /industri
tumah tangga, pekerja bangunan, kaki lima, pekerja wanita khususnya usia muda, dan
lain-lain.

5. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Tujuan dari upaya kesehatan gigi dan mulut adalah mencapai tingkat kesehatan
gigi masyarakat setinggi – tingginya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan dari upaya keseatan gigi dan
mulut, seperti:
- Merencanakan, melaksanakan dan menilai program kesehatan gigi

26
- Memberikan perawatan gigi secara teratur kepada anak sekolah, ibu hamil yang
dikirimkan oleh bagian KIA.

6. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan usia lanjut yaitu upaya kesehatan paripurna di bidang
kesehatan para usia lanjut. Yang termasuk pasien geriartri ialah:
- Pasien dengan usia 45 – 70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi
patologik
- Pasien dengan usia lebih dari 70 tahun walaupun dengan hanya satu kondisi.
Upaya kesehatan paripurna usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan
peningkatan dan pemulihan Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas
secara khusus ialah:
- Penyuluhan
- Deteksi dan diagnosa dini
- Proteksi dan tindakan khusus
- Pemulihan

7. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan unit-unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk
ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan
prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, pada beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada
kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik
tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun bentuk rawat inap. Keberadaan
pelayanan medik spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan

27
pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau
tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga
tetap fungsional puskesmas yang diatur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

28
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DOKTER MUDA
DI PUSKESMAS BAITUSSALAM
4.1 Jenis Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dokter Muda selama berada di stase
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Baitussalam, antara lain:
- Poliklinik Umum
- Poli PTM
- Poli anak /MTBS
- Unit Gawat darurat

4.1.1 Poli Umum


Poli umum adalah pelayanan kesehatan rawat jalan dengan tujuan utama
menyembuhkan masalah penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan dan juga pencegahan penyakit. Pelaksanaan kegiatan
poliklinik dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu pada pukul 08.30-13.30 WIB.
Kegiatan yang dilakukan pada poliklinik antara lain anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa, penulisan resep dan memberikan edukasi terhadap pasien di bawah
bimbingan dr. Cut Vichyana.

4.1.2 Poli Anak (MTBS)


Poli anak/MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) memberikan pelayanan
kesehatan bagi balita dan anak. Pelaksanaan kegiatan di Poli MTBS dilaksanakan
setiap hari Senin – Sabtu pada pukul 08.30 – 13.30 WIB. Kegiatan yang dilakukan
antara lain adalah anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, penulisan resep dan
memberikan edukasi terhadap pasien di bawah bimbingan dr. ASTUTI MARISA.

29
4.1.3 Unit Gawat Darurat
Apabila ada pasien di UGD kami dari dokter muda membantu dokter dan
perawat yang bertugas di UGD seperti melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik serta
melakukan tindakan debridement, hecting, ganti perban dan lain sebagainya.

4.1.4 Poli PTM (Penyakit Tidak Menular)


Poli PTM adalah poli yang menjalankan layanan kesehatan untuk jenis-jenis
penyakit yang tidak menular.

4.1.5 Senam
Cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan
kekuatan, kecepatan dan juga keserasian gerakan fisik yang teratur. Kegiatan ini
dilakukan setiap hari Jum’at pagi.

4.1.6 Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang
diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan kegiatan ini untuk
mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu
secara individu atau pun kelompok dengan menyampaian pesan. Kegiatan
penyuluhan ini di lakukan dokter muda setiap hari Jumat, pukul 10.00 WIB – selesai.

30
Daftar Pasien Poli Umum

Tanggal 11 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIANGNOSA
TINGGAL
1 Miftahul R 1999 Neuhen Dispepsia
2 Fahril Maulidin 2007 Lam Ujong Urtikaria
3 Nurul Hafsah 1988 Lam Ujong Dispepsia
4 Mardiwani 1981 Lam Asan OA
5 Mardiana. Y 1979 MLR OA
6 Andi Fitria Hasra 2005 Neuhen Dermatitis Alergi
7 Tajura Al Riski 2003 MLR ISPA
8 Yulia Selfi 1988 Cot Paya OA + Dispepsia
9 Ratriawati 1872 Neuhen Dispepsia
10 Jamlah. S 1958 Neuhen OA
11 Maulida 1996 K. Meuria Dispepsia
12 Ermiati 1985 Lam Asan Dispepsia
13 Alfian Tanjung 1994 B. Krueng TB Paru
14 Faridah 1963 B. Krueng OA+HT
15 M. Hendra Mustafa 2003 KCA Dermatitis Seboroik
16 Afdhal Aulia 2008 Kajhu Scabies
17 Naufal Al Hafidh 2009 Kajhu Scabies
18 Irdayani 1995 MLR CC
19 Ayra Azkia 2018 Cadek GEA
20 Ummu Alman Sofyan 2016 Neuhen DKA
21 Nora Kasmira 1981 MLR ISPA
22 Warsini 1985 Lampineung ISPA+Dispepsia
23 Intan. H 2004 Lampineung KIR Sehat
24 Ulfa Syabilia 2012 Cadek ISPA
25 Suwarti 1976 Labui Konjungtivitis+Dispepsia
26 M.Azril 2009 Lambada CC
27 Agustina 1990 Lam Asan KIR Sehat
28 Nuraflah 1970 MLR OA+ Dermatitis Venenata
29 Arsal Erdogen 2010 K.Meuria CC
30 Furqan Kamara 2011 Lambada CC
31 Aisyah Maja 1977 Lambada Dispepsia
32 Nuraini 1981 Lam Ujong ISPA

Tanggal 12 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Mariana 1977 MLR OA+Dispepsia
2 Intan Mutia Sari 2007 Neuhen Dispepsia
3 Abdurrahman 1972 Baet OA

31
4 Putri Zahrani Nasa 2017 Baet DKA
5 Saifullah Idris 1989 Kajhu DKA
6 Sulaiman Daud 1952 Neuhen CC+Dispepsia
7 Agustina 1975 Lambada Hiperkolestrole
8 M. Maulizar 2008 Lambada CC
9 Archat 1963 Lambada CC + Dispepsia + OA
10 Qori Zahra 2012 Kajhu Susp morbili
11 Erlina 1982 Kajhu CC
12 Noval Mukaram 2011 Kajhu ISPA
13 Mursalin 1982 k. meuria ISPA
14 Irwanto 1969 MLR D Alergica
15 Yuliza 1984 Kajhu Kir sehat
16 Rosmiati 1978 KCA CC + D Alergica
17 Ilyas Tahur 1954 Lambada Dyspepsia + OA
18 Anisah 2003 Kajhu Dyspepsia
19 Anisa Bilqis 2009 Kajhu ISPA
20 Nurlela 1954 Kajhu Dyspepsia
21 Sutrisno 1998 Lampineung Dyspepsia
22 Ramlah 1950 Kajhu Dyspepsia
23 Muslinulyadi 1974 Kajhu Kir sehat
24 Nurul Azmi 1987 Lambada Pusing
25 Khalida Zia 1993 Lamujong Faringitis
26 Mezaria 2010 Kajhu Congjungtivitis
27 Sukri 1963 Kajhu Nyeri post op
28 Rova Al Qaushar 2012 Kajhu Susp morbili
29 Surhani Al Bakar 1981 MLR Dyspepsia
30 Hasmanidar 1974 MLR Cystitis

Tanggal 13 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Hasmanidar 1974 M.L.R. Cystitis
2 Dahniar 1970 Lambada Dyspepsia
3 Afzalul Riski 2008 Lambada CC + Dyspepsia
4 Zubaidah 1949 Kajhu OA
5 Cut Mikaila Aliqa 2010 Kajhu CC + COnjungtivitis
6 Cut Nurul Izzah 1997 Cadek Hipersekresi kelj.
7 Basyiah 1958 Lamujong Kir sehat
8 Hasballah 1958 Lamujong Kir sehat
9 Sarah Azwara 2009 Labui Susp. Morbili
10 Marlina 1976 Labui CC
11 Amrina 1968 M.L.R. Konsul Kolestrol
12 Supardi 1970 Kajhu Insect Bite
13 Widatul Jannah 1992 M.L.R. Kir sehat
14 Maryati 1985 M.L.R. Stomatitis

32
15 Syamsuddin Mahmud 1954 Lambada Scabies
16 Zuhra 1985 Lampineung Dyspepsia + OA + CC
17 M. Fery Satria 2011 Lamujong GEA
18 Yulidar 1987 M.L.R. Tonsilitis
19 Rohani 1955 Lambada OA
20 Ti Aisyah 1984 Kajhu Batuk lama
21 Mamur Jaya 2008 Kajhu ISPA + TV
22 Mahmuddin 1979 Cot Paya ISPA
23 Bukhari M. Nur 1967 Lam Asan Dyspepsia
24 M. Arif 2004 Lam Asan D. Alergica
25 Jasbah 1964 K.C.A. OA + Dyspepsia
26 Zuraida Ahmad 1972 Lambada Hiperkolestrol
27 T. M. Fazlan 2008 M.L.R. Scabies
28 T.M. Fazlin 2008 M.L.R. Scabies
29 Marzuki Syarifuddin 1969 Lampineung CC
30 Zaidan Alfaiz 2005 Lampineung CC

Tanggal 14 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Monita 1996 M.L.R. ISPA
2 Putri Hadi Pratiwi 2010 Neuhen ISPA
3 Sanusi 1960 Lambada Dyspepsia
4 Safrina 1979 M.L.R. CC
5 Amrina 1968 M.L.R. Dyspepsia
6 Akhyar Adrian 2008 M.L.R. Tonsilitis dengan abses
7 T. Hafizul Furqan 2007 Cadek KIR Sehat
8 Asyifa Ulqalbi 2013 KCA D. Alergica
9 Safriani 1983 Neuhen Cephalgia
10 M. Hanafiah 1985 B. Krueng KIR Sehat
11 Elza Olivia 2004 Kajhu KIR Sehat
12 Dina Berliani 2004 Kajhu KIR Sehat
13 Samsul Anwar 1977 B. Krueng KIR Sehat
14 Razami 1960 M.L.R. CC + HT
15 Fatimah 1967 Kajhu Xanthelasma
16 Rahmati 1993 Kajhu ISPA

Tanggal 15 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Adliansyah 1988 Lampineung KIR Sehat
2 M. Zein 1955 Cadek CC
3 Sulaiman Basyah 1966 Lamujong CC

33
4 Roza Fakhrunnisa 1993 Kajhu OA
5 Meri Susanti 1988 K. Meuria KIR Sehat
6 Fitria Fatharani 2009 Kajhu D. Alergica
7 M. Tariq Iqbal 2005 M.L.R. Dyspepsia
8 Mirzahriansyah 1995 M.L.R. KIR Sehat
9 Asmaryadi 1975 Cot Paya Conjungtivitis
10 Darmi 1985 Neuhen Dyspepsia
11 Dewnal Saputra 2008 Cot Paya Dyspepsia
12 Zahwana Halya 2011 Lam Asan D. Alergica
13 Susanti 1979 Kajhu Dyspepsia
14 Siti Salwa 2012 Kajhu CC
15 M.Darmi 1980 M.L.R. Diare
16 Anita 1983 K.C.A. DKA + Infeksi
Sekunder
17 M. Rizki Maulana 2010 K.C.A. DKA + Infeksi
Sekunder
18 Aulya Putri 2002 Lamujong DKA + Infeksi
Sekunder
19 Nuraini 1981 Lamujong OA
20 Riza Fauziah 1991 K. Meuria KIR Sehat
21 Parhan Khalis 2007 Neuhen CC
22 Ismail Yatim 1954 Lam Asan OA + Dyspepsia
23 Mawardi 1982 Kajhu KIR Sehat
24 Ferawati 1987 Kajhu DKA
25 Aisyah Azzuhra 2013 Kajhu D. Alergica
26 Junaidiyah 1983 Lambada OA + Dyspepsia
27 Rahmayani 1979 Lambada Faringitis
28 Alwi Yusuf 1972 Lambada lhok D. Alergica

Tanggal 16 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Sri Minardi 1988 Kajhu CC + Dyspepsia
2 Siti Fitriani 1987 Neuhen Dyspepsia + GEA
3 Nur Astari 1979 B. Krueng CC
4 Dian Novita Sari 1990 Cot Paya Cek up
5 Hafidz 2009 Kajhu Faringitis
6 Nurbayani 1982 Lam Ujong Urtikaria
7 Ulfa Khairunisa 2013 Lam Ujong Varicella
8 Sanusi 1960 Lambada Dyspepsia + OA + HT
9 Ismail Jinib 1963 Lambada D. Alergica
10 Ainun Mardhiah 1971 M.L.R. DM Tipe II + Febris
11 Afrida 1958 Lam Ujong Asma Bron. +
Dyspepsia
12 M. Nur 1989 Lamnga CC

34
13 Asjad Salsabila 2012 Neuhen CC
14 Hamidah 1974 Kajhu OA + Tinia Pedis
15 Nilawati 1977 Kajhu CC + Sinusitis
16 Zia Ulhaq 1997 Kajhu CC
17 Tarmizi Ismail 1970 Lambada OA
18 M. Nasir 1979 M.L.R. Dyspepsia + OA
19 Faridah 1963 B. Krueng OA
20 Yusrizal 1985 Kajhu Cephalgia + Dyspepsia
21 Raja Kasuma 2008 Kajhu GEA
22 Nadiratul Ulfa 2002 M.L.R. Myalgia
23 Mehran 1941 B. Krueng OA + Dyspepsia
24 Raihan 1968 Neuhen OA
25 Nurmala 1972 Neuhen OA + Faringitis
26 Suci Ramadhani 1996 B. Krueng KIR Sehat
27 Zamzami 1955 Lam Ujong Kebas-kebas
28 Naziatul Misra 1990 B. Krueng KIR Sehat
29 Husaini 1993 Kajhu Dyspepsia
30 M. Al Ichson 2012 Lampineung ISPA + DKA
31 Putri Nur Fajri 2006 Lampineung DKA
32 Anisah 1975 Neuhen D. Alergica
33 Muammar 2011 Neuhen Sariawan
34 Husriawati 2008 Lam Asa CC
35 Hayatun Nufus 1996 M.L.R. KIR Sehat
36 Dian Eka Putri 1996 B. Krueng KIR Sehat
37 M. Al Hafis 2000 lampineung Conjungtivitis

Daftar Pasien IGD

Tanggal 12 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Arifin 1953 Labui Vulnus laceratum

Tanggal 13 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Ahmad 1996 Kleng Meuria Vulnus Insivum
2 Ahmad Stagi 2015 Blang Krueng Vulnus Laceratum
3 M. Isa 1980 Blang Kreung Vulnus Laceratum
4 Bukhari 1978 Lampineng Vulnus insivum
5 Alkindi 1980 Lambada Asthma

35
6 Zainal Abidin 1954 Kajhu Vulnus Laceratum

Tanggal 14 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Madhan 1957 Kajhu Abses
2 Khairunnas 2013 Kajhu Abses

Tanggal 15 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 M. Nazarul Faiz 1989 Cadek Corpus Alienum
2 M. Rizal Idris 1980 M.L.R Vulnus incisivum

Daftar Pasien Poli PTM

Tanggal 12 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Tuti Malini 1955 MLR DM + HT + OA
2 M.Fdanil Alfal 2002 Baet VSD
3 Nurullah 1974 Baitussa lam Kelainan refraksi
4 M. Daffa Arya 2018 Lam Ujong Sub auricula papular
5 Riskia 1985 cadek HNP
6 Muliadi 1977 Lam Ujong Kelainan refraksi ODX
7 Masyitah .H 1999 KCM Kelainan refraksi ODX
8 T.Syamsul Qamari 2009 Kaju Cp.ODX
9 Waznia 1991 Labui Ispa
10 Syarifuddin Makam 1970 MLR DM
11 Farida 1965 MLR HT
12 Desi ramayani 2000 KCA Mammary Bioplasia
13 Fitra amelia 2017 Lambada Konjungtivitis
14 Ummiyati 1981 Blang krueng Refraksi ODX
15 Suardi 1959 Lampineung CAD
16 Ilyas ismail 1954 MLR Keratinisasi a/r ankle
17 Cut sakinah 1975 kaju Glukoma OD
18 Rita suriani 1984 MLR otalgia
19 Mardiana 1974 MLR Post mastektomi

36
Tanggal 13 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Rusli ismail 1948 Bait Katarak OS
2 Kartini 1983 MLR Perigium OS
3 Zulmaini 1977 K. Meuria OMSK
4 Darmawi 1975 kajhu Kelainan refraksi
5 Ruhaidah 1974 Blang krueng Refraksi ODX
6 Idris 1974 kahju Kelainan refraksi
7 syarkawi 1982 Kajhu Epilepsi
8 Fatimah 1980 Lambada Otalgia
9 Emi fauziah 1980 Lambada Otalgia
10 Ainsyiah budiman 1957 Bireun CKD stg 5
11 R.furqan fadillah 2006 Neuheun Kelainan refraksi
12 Nurhayati 1968 Neuheun HT+OA
13 Sriyati 1984 Lambada Dm
14 Salbiah 1960 Blang krueng OMSK

Tanggal 14 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Marlan 1965 Neuheun PPOK
2 Suwardi 1959 Lampineung LBP
3 Fendi syahputra 1991 Kajhu Furolitiasis s
4 Irawati 1956 Cadek Cystitis
5 Mutia balqis 1997 Blang krueng OMA
6 Nurjannah 1949 K.Meuria Dm + OA
7 Annisyah 1969 MLR Asma broncial+HT
8 Rahimah 1977 KCA. DM
9 Basyiah 1966 MLR HT+OA
10 Nurhasiah 1973 MLR HT+ Dispespsia
11 M.sultan alfarisi 2016 KCA OMA

Tanggal 15 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Nurhayati 1974 lambada PRB
2 Ianita 1965 Kajhu DM+OA
3 Eliwati 1981 MLR HT+CC
4 M.Dahlan 1964 lampineung HT
5 Irfandi ismail 1974 Labui Post Stroke
6 Bukhari Ar 1966 MLR Dm+insomnia

37
7 Samsul bahri 1980 K.Meuria Refraksi ODS
8 mariadiana 1966 kajhu Conjungtivitis OS

Tanggal 16 November 2019

TEMPAT
NO. NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Khairan 1947 MLR DM
2 Annisah 1975 Neuheun dispepsia
3 Cut rasyidah 1955 B. Krueng HT
4 Syukri 1956 Kajhu LBP
5 Saed ajmi 1957 Kajhu HT+DM

Daftar Pasien Poli MTBS

Tanggal 12 November 2019

TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Fahira 2018 Neuheun CC + Miliaria
2 Maqfirah 2014 MLR CC
3 M. Ikbal 2014 Lambada CC
4 Tiara Al Hiqmah 2017 Kajhu CC
5 M. Habibie 2014 KCA CC
6 Liza Maulidia 2014 Lambada CC
7 Kaysa Shafawa 2017 Kajhu GEA

Tanggal 13 November 2019

TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 M. Arkan 2015 Labui GE + CC
2 Arsya Maulana 2019 KCA CC
3 Azzamul Syarifi 2015 KCA CC
4 Arifa Syakira 2018 Kajhu CC
5 David Aulia 2015 MLR CC

Tanggal 14 November 2019

TEMPAT
NO NAMA UMUR DIAGNOSA
TINGGAL
1 Fatur Khan Zhaafir 2015 Kajhu CC
2 Jahira Afrani 2018 Lam Ujong DKA

38
3 M. Iqbal 2015 MLR CC
4 M. Zikri 2015 Kajhu CC

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, 2011. Pedoman Pelayanan Puskesmas Kesehatan

2. Depkes RI, 2009, Kebijakan Dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010)
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.

3. Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK II/2004

4. Effendi. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta;EGC.

5. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV


Sagung Seto

40
Foto bersama dokter–dokter puskesmas baitussalam

41
42

Anda mungkin juga menyukai