Sementara pada periode yang sama 2017 lalu, dia menuturkan Polda Riau dan
jajaran hanya menyita 55,34 kilogram sabu-sabu dari operasi masif yang
digelar di seluruh Bumi Lancang Kuning tersebut.
Bahkan, angka pengungkapan selama delapan bulan tahun 2018 ini juga tidak
sebanding dengan pengungkapan sepanjang satu tahun 2017 lalu, yang
berdasarkan catatan Antara hanya sebanyak 116 kilogram sabu-sabu.
Selain itu, dia juga menilai keberadaan kurir-kurir narkoba yang menerima
bayaran tidak seberapa sementara narkoba yang mereka bawa dalam jumlah
besar menjadi salah satu faktor maraknya peredaran barang haram itu di Riau.
“Untuk itu, saya meminta kepada masyarakat jangan sampai tergiur untuk
menjadi kurir. Karena ancaman hukuman sangat berat,” ujar Nandang disela-
sela gelar perkara pengungkapan 33 kilogram sabu-sabu di Riau tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis dari Ditresnarkoba Polda Riau,
terdapat 1.041 perkara yang ditangani sepanjang delapan bulan pertam tahun
ini. Dari seluruh perkara itu menjerat sebanyak 1.465 tersangka.
Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau menjadi jajaran dengan barang bukti
sitaan terbesar mencapai 90,76 kilogram sabu-sabu dan 66.915 ekstasi serta
4.600 happy five.
Polresta Pekanbaru pada posisi ke tiga dengan total barang bukti sabu-sabu
seberat 37,89 kilogram serta 7.223 ekstasi dan 3.395 happy five. Kemudian
Polres Dumai menempai posisi empat dengan barang bukti sabu-sabu seberat
26,025 kilogram dan 1.633 ekstasi. (Ant/Red)