Hama adalah herbivore yang yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat
menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan. Penyakit diartikan kerusakan
tanaman akibat serangan organisme pathogen (jamur, bakteri, virus). Gulma adalah jenis
tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki, karena dapat menjadi pesaing tanaman pokok
dalam hal penyerapan air, unsur hara, cahaya. Akibat serangan hama, penyakit dan gulma
produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang
terjadi kegagalan panen.
Oleh karena itu kehadiran OPT perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah
melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian OPT pengenalan terhadap
jenis-jenis OPT serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan
kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.
4) Kutu Aphids sp
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna
agak kehitaman. kutu daun atau aphids berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya. Kutu
ini bersifat parthenogenesis yaitu sel telur dapat menjadi individu baru tanpa dibuahi.
Serangan kutu daun biasanya terjadi pada awal musim kemarau, yaitu pada saat udara
kering dan suhu tinggi. Bagian tanaman biasanya yang akan diserangadalah pucuk tanaman dan
daun muda. Hama ini biasanya hidup menggerombol sehingga mampu menutupi bagian tanaman
tersebut. Akibat dari serangan hama ini ialah tanaman akan menggerut serta pucuk akan
mengering dan melingkar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Yang sangat
menjengkelkan ialah kutu daun tersebut suka mengeluarkan caira yang manis seperti madu.
Akibatnya semut atau cendawan berwarna kehitaman yangsering disebut cendawan jelaga.
Pada serangan hebat, selain menjadi keriting,tanamanpun akan tertutupi lapisan hitam yang
berupa cendawan jelaga. Cendawan ini tentu akan menghalangi butiran hijau daun (klorofil)
untuk mendapatkan sinar matahari. Akibatnya fiotosintesis pada tanaman akan menjadi
terganggu. Bila hal ini dibiarkan maka tanaman dapat mati. Kutu ini juga sebagai vektor virus.
Cara pengendalian: Hama aphids antara lain dapat dikendalikan dengan cara berikut :
a) Penanaman secara serempak pada satu hamparan agar umur tanaman sama. Bila selisih
penanaman terlalu jauh maka hama akan berpindah dari tanaman tua ke tanaman muda.
b) Tanaman yang telah terserang parah dan terjangkit virus segera dicabut dan dibakar agar
tidak menular ke tanaman lain.
c) Pengendalian secara kimia menggunakan penyemprotan insektisida, baik kontak maupun
sistemik. Jenis-jenis insektisida yang dapat dipakai antara lain Tokuthion 500EC, Anthion
33 EC, Dibron 8 EC, Folithin 50 EC dan Curacron. Perfekthion 400 EC.
Waktu penyemprotan harus memperhatikan siklus hidup kutu daun yang hanya
memerlukan waktu 6 hari untuk menjadi dewasa dan beranak. Jadi selang waktu
penyemprotan 7 hari sekali, misalnya dapat dijadikan pertimbangan. Namun, bila terjadi
hal-hal di luar kebiasaan, seperti serangan mengganas, selang waktu penyemprotan
sebaiknya dilakukan kurang 7 hari.
Gambar 35 Serangan Kutu Aphids dan Hama Aphid
5) Tungau Merah
Tungau (Tetranychus bimaculatus) berbentuk seprti laba-laba, tetapi berukuran dari 1 mm
.daur hidup tungau sejak menetas hinggadewasa dan siap berkembangbiak sekitar 15 hari.
Tunggu dewasa berwarna merah dengan mulut putih. Sebagaimana hama lainnya, ada
kemungkinan tungau inipun menjadi vector penyakit virus. Tungau merah dapat meyebabkan
kerusakan pada daun, pucuk,dan tunas muda. Bagian yang diserang akan tumbuh tidak normal
yang kemudian terjadi perubahan warna. Selanjutnya daun akan merupuk dan mengkriting.
Tanda-tanda adanya tungau pada daun biasanya tampak dari titik yang sangat kecil
berwarna merah, kuning, atau keputihan. Titik-titik ini akan tampak bergerak lamban di bawah
lindungan sejenis benang sangat halus. Titik-titik inilah yang merupakan tungau tersebut. Titik
yang berwarna merah merupakantungau dewasa, sedangkan berwarna kuning atau putih
merupakan tungau muda atau telur-telur yang belum menetas sebagai hama, tungau melakukan
serangan mengganas saat musim kering dengan suhu cukup tinggi. Umumnya hama hama
penyebab daun kering sangat peka dengan curah huja tinggi dan kelembaban tinggi.
Cara pengendalian: Pengendalian hama tungau antara lain sebagai berikut:
a) Dilakukan sanitasi pertanaman, semua gulma dibersihkan. Tanaman terserang parah
dicabut dan dibakar.
b) Penggunaan pestisida yang tepat, yaitu akarisida. Akarisida yang dapat digunakan
misalnya Mitac 200 EC (amitraz) dapat juga menggunakan Tokuthion 500EC, Trihion 4
EC atau Omite 57 EC. Besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dilabel kemasan.
A B C
Gambar 37. A: Ulat Helicoverpa sp, B: Palpita sp., C:Spodoptera sp.
7) Lalat buah (Dacus sp)
Lalat buah merupakan hama utama dari famili Cucurbitaceae di daerah tropis dan sub-
tropis. Beberapa waktu yang lalu lalat buah (Bactrocera cucurbitaeCoquilett) lebih dikenal
sebagai Dacus cucurbitae. Serangan hama ini mengganas terutama pada musim hujan. Lalat
buah betina dewasa menusuk buah semangka untuk meletakkan telurnya didalam buah. Empat
hari kemudian, telur menetas menjadi larva yang memakan isi buah semangka.Buah semangka
yang terserang lalat buah ini menjadi busuk atau bentuknya abnormal.
Cara pengendalian: Pengendalian hama ini dengan cara antara lain sebagai berikut:
a) Sanitasi lingkungan pertanaman, buah-buah yang busuk segera dibersihkan dan dimusnahkan.
b) Memasang perangkap (sex pheromone) di dalam bekas botol air mineral. Sex pheromone
yang beredar saat ini menggunakan methil eugenol dipasaran disebut petro genol. Petro genol
diteteskan pada kapas ditambah dengan 1 -2 tetes insektisida, kemudian diletakkan di dalam
botol. Lalat buah jantan akan segera masuk dan terperangkap, kemudian mati.
c) Penyemprotan dengan insektisida dapat dilakukan pada saat pagi hari, saat masih ada embun,
sehingga lalat buah belum terbang. Contoh insektisida yang dapat digunakan yaitu Decis 2,5 EC
(deltamethrin) apabila sering hujan sebaiknya di campur dengan perek
d. Mengidentifikasi Hama
1). Melakukan pengamatan Hama
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengamatan /pemantauan / monitoring
hama tanaman buah semusim. Seperti:pengamatan secara teratur dengan menentukan beberapa
tanaman contoh sebagai obyek pengamatan yang mewakili tanaman lainnya, atau secara acak
dimana tanaman contoh tidak ditentukan namun diambil secara acak.
Ada beberapa macam cara penentuan tanaman contoh untuk diamati, diantaranya
secaradiagonal atau acak, yakni tanaman yang diamati berada pada garis diagonal didalam
petak/blok pengamatan yang telah terlebih dahulu ditentukan.(lihat bab pemangamatan gulma