Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333079674

Makalah Dampak Industri 4.0

Article · May 2019

CITATIONS READS
0 15,615

1 author:

Muhammad Rafli Fadillah


Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Rafli Fadillah on 14 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tugas Makalah
Dampak Industri 4.0
Mata Kuliah KU4078 Studium Generale

Kelas/No. Kelompok : 03/07


Fikri Irfandi 13315036
Churrotul Aini 13315084
Ferisyal Ramli 13316002
Candra Hesen Parera 13515019
Muhammad Rafli Fadillah 13515115
Fahruddin Ar-Rozi 13615034

MATA KULIAH DASAR UMUM


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar di bidang teknologi yang menyebabkan
perubahan di bidang lainnya. Revolusi industri dimulai pada tahun 1750 dan biasa disebut
revolusi industri 1.0 ketika ditemukan mesin uap. Revolusi industri 2.0 dimulai ketika
adanya pergantian penggunaan mesin uap ke mesin yang menggunakan tenaga listrik.
Revolusi industri 3.0 dimulai ketika proses produksi sudah menggunakan mesin yang mampu
bergerak dan dikontrol, mulai digunakannya robot sederhana, hingga penggunaan komputer.
Saat ini revolusi industri sudah mencapai tahap yang lebih tinggi yang disebut revolusi
industri 4.0. Di era ini sistem diarahkan ke bentuk digital dibantu dengan jaringan. Di
Indonesia revolusi industri 4.0 sudah merambah di berbagai bidang kehidupan seperti
pemerintahan, transportasi, pendidikan, dan ekonomi. Akibatnya banyak perubahan dan
dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik oleh pelaku maupun pengguna. Namun
makalah hanya akan membahas dampak revolusi industri 4.0 bidang transportasi.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah-masalah akan dibahas adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai revolusi industri 4.0?


2. Bagaimana perbedaan kehidupan sehari-hari pengemudi ojek setelah terkena revolusi
industri?
3. Bagaimana kesiapan masyarakat Indonesia terhadap revolusi industri 4.0?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai revolusi industri


terutama revolusi industri 4.0.
2. Untuk mengetahui perbedaan kehidupan sehari-hari pengemudi ojek setelah terkena
revolusi industri.
3. Untuk mengetahui kesiapan masyarakat Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Revolusi Industri

Revolusi industri adalah perubahan cepat di bidang ekonomi dan produksi berupa
peningkatan efisiensi yang menyebabkan pengaruh ke bidang-bidang kehidupan lainnya.
Hingga sekarang ini telah terjadi 4 kali revolusi industri mulai dari revolusi industri 1.0, dan
sekarang ini yang sedang terjadi yaitu revolusi 4.0. Revolusi industri pertama ditandai
dengan dipergunakannya mesin untuk mempermudah pekerjaan. Pada revolusi industri kedua
mulai diberlakukannya produksi massal. Revolusi industri ketiga ditandai dengan adanya
komputer dan automatisasi industri. Dan revolusi industri keempat ini ditandai dengan
munculnya cyber physical system.

Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi industri keempat. Pada revolusi industri keempat
ini diperkenalkannya istilah ​machine learning​, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk
belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi
yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Namun, ​machine learning ini masih masih
terbatas untuk melakukan hal-hal tertentu. Di indonesia, revolusi industri ini
sangatmempengaruhi setiap bidang kehidupan. Contoh yang dapat kita lihat sehari hari yaitu
adanya ojek online, online shopping, dan diberlakukannya uang elektronik. Namun, selain
memiliki dampak yang positif, dampak negatif dari revolusi industri 4.0 ini juga tidak dapat
dihindarkan. Tidak hanya indonesia, negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan
Amerika Serikat saja masih terus menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi
industri keempat ini, karena revolusi ini masih berlangsung atau bahkan dapat dibilang baru
dimulai.

Ojek ​Online

Ojek ​online merupakan salah satu jasa transportasi berbasis aplikasi ​mobile dengan
menggunakan jaringan internet untuk dapat menggunakannya. Karena penggunaan jaringan
internet tersebut, aplikasi ojek ​online dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Ojek ​online
hadir sebagai solusi untuk permasalahan mengenai transportasi yang ada di Indonesia. ojek
online menawarkan sebuah solusi yang mempertemukan penyedia jasa ojek dengan
konsumen yang membutuhkan.

BAB III. METODE PENELITIAN

Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara dan
kuesioner. Tujuan dari penggunaan metode tersebut adalah untuk mendapat informasi
tentang dampak revolusi industri terhadap kehidupan sehari-hari. Metode wawancara
dilakukan secara langsung dengan koresponden. Koresponden yang dipilih adalah pengemudi
ojek ​online dan juga pengemudi ojek konvensional (pangkalan). Pemilihan tersebut
dilakukan agar informasi yang didapatkan bersifat kontras antara kehidupan sebelum dan
setelah adanya aplikasi ojek ​online.​

Metode kuesioner dibuat dalam bentuk Google Forms dan disebar kepada mahasiswa ITB
melalui sebuah URL. Koresponden kuesioner lalu diberikan beberapa pertanyaan pilihan
ganda untuk dijawab. Pada kuesioner identitas responden dirahasiakan.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Kuesioner

Pada penelitian ini, penulis juga menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Institut
Teknologi Bandung (ITB). Didalam kuesioner, penulis mencantumkan beberapa pertanyaan
yaitu apakah anda tahu tentang revolusi industri 4.0, apakah anda mendukung kehadiran
revolusi industri 4.0 di Indonesia, seberapa siapkah Indonesia menghadapi revolusi industri
4.0, berapa besar dampak industri 4.0 dalam kehidupan sehari-hari, serta pada bidang
manakah industri 4.0 paling dibutuhkan di Indonesia.

Dari total seluruh responden kuesioner (73 orang mahasiswa ITB), sebanyak 93% telah
mengetahui seluk beluk Revolusi Industri 4.0, sedangkan sisanya belum terlalu mengetahui
apa itu Revolusi Industri 4.0.
Gambar 1. Hasil Kuesioner Pengetahuan Revolusi Industri 4.0

Senada dengan data responden sebelumnya, 93% responden yang telah mengetahui Industri
4.0 mendukung secara pribadi kehadiran Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Dan sedangkan
7% sisa belum siap untuk mendukung kehadiran Revolusi Industri 4.0

Gambar 2. Hasil Kuesioner Dukungan Kehadiran Revolusi Industri 4.0

Pendapat responden mengenai kesiapan Negara Indonesia menyatakan 7% tidak siap, 29%
kurang siap, 38% cukup siap, 18% siap dan 7% sangat siap

Gambar 3. Hasil Kuesioner Kesiapan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0


Sedangkan pada pertanyaan seberapa besar dampak Revolusi Industri 4.0 pada kehidupan
sehari menyatakan 4% sangat kecil, 4% kecil, 15% sedang, 51% besar, 26% sangat besar.

Gambar 4. Hasil Kuesioner Dampak Revolusi Industri 4.0

Pada pertanyaan pada bidang apa Revolusi Industri 4.0 paling dibutuhkan di Indonesia, 23%
menyatakan pada transportasi, 23% pada pemerintahan, 19% pada wirausaha, 3% pada
wisata, 22% pada pendidikan dan 10% sisanya pada bidang yang lain.

Gambar 5. Hasil Kuesioner Bidang Revolusi Industri 4.0 Untuk Indonesia

Analisis Hasil Kuesioner

Dari hasil kuesioner yang telah disebutkan di atas, 93% responden mengetahui dan siap
menghadapi revolusi industri 4.0. Sedangkan 7% dari responden belum cukup mengetahui
tentang revolusi industri 4.0 dan belum siap menghadapinya. Padahal responden yang
diambil merupakan mahasiswa ITB yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia
dan merupakan kampus yang paling terkait dengan pengaruh revolusi industri ini. Apabila
sebagian kecil mahasiswa ITB saja belum begitu mengetahui seluk beluk revolusi industri
4.0, apalagi bagi sebagian masyarakat yang masih awam terhadap teknologi.
Mengenai kesiapan negara Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0, porsi terbesar
pada jawaban “cukup siap” dengan nilai 38%. Hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia
dirasa cukup dan siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kenapa dikatakan cukup
dikarenakan oleh kondisi lingkungan masyarakat sendiri dimana Indonesia belum terlalu
memanfaatkan akibat dari revolusi industri 4.0. Hal tersebut karena faktor internal dari
individu masyarakat Indonesia sendiri contohnya karena keterbatasan dalam penyediaan alat
untuk membantu menggunakan hasil dari revolusi industri 4.0.

Untuk pertanyaan mengenai dampak revolusi industri 4.0 dalam kehidupan sehari-hari,
sebagian besar berpendapat bahwa revolusi industri ini memiliki dampak yang besar terhadap
kehidupan. Hal ini terlihat dari menjamurnya industri 4.0 dimasyarakat, seperti online
shopping, ojek online, uang elektronik, dan lain sebagainya. Hal ini sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat, dengan adanya ojek online, masyarakat tidak perlu menunggu angkot
atau pergi ke pangkalan untuk naik ojek, dengan adanya online shopping masyarakat tidak
perlu ke pasar untuk membeli barang, dan dengan adanya uang elektronik masyarakat tidak
perlu membawa uang untuk transaksi.

​ an Pangkalan
Hasil Wawancara Pengemudi Ojek ​Online d

Pada penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara dengan pengemudi ojek ​online​, salah
satunya dengan Pak Bambang. Pak Bambang sekarang sudah berumur 50 tahun lebih dan
sudah bekerja sebagai pengemudi ojek ​online ​selama 3 tahun. Sebelumnya Pak Bambang
bekerja di suatu proyek di bagian logistik. Berpindahnya Pak Bambang ke ojek ​online k​ arena
usia Pak Bambang sudah tidak muda lagi dan bekerja di proyek mengharuskan Pak Bambang
untuk sering keluar kota. Bekerja sebagai ojek ​online ​merupakan pilihan yang tepat bagi Pak
Bambang. Selain menghasilkan pendapatan yang lebih besar, pekerjaan ojek ​online l​ ebih
ringan dibandingkan bekerja di proyek. Selama 3 tahun bekerja sebagai ojek ​online,​ Pak
Bambang mengaku bahwa pendapatan sebagai pengemudi ojek ​online i​ ni sudah terbilang
cukup untuk menghidupi keluarganya. Namun, untuk mendapatkan penghasilan yang cukup,
Pak Bambang harus bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga pukul 10 malam. Selain itu, keluh
kesah sebagai ojek ​online ​juga tidak sedikit seperti halnya dihadang oleh ojek pangkalan
ketika mengantar penumpang ke kawasan ojek pangkalan.
Pengemudi ojek ​online y​ ang diwawancarai selanjutnya bernama Suriman. Sebelum menjadi
pengemudi ojek ​online ​ia berprofesi sebagai satpam di Bandung Elektronik Center (BEC)
Bandung. Ia memutuskan berhenti menjadi satpam dan bekerja menjadi pengemudi ojek
online k​ arena jam kerja pengemudi ojek ​online t​ idak dibatasi sehingga kemungkinan
pendapatan lebih bisa dicapai. Saat menjadi satpam ia mendapatkan gaji Rp
2.700.000,00/bulan dan saat menjadi pengemudi ojek ​online ​ia mampu menghasilkan hingga
Rp 200.000/hari. Ia mulai mencari penumpang sekitar jam 07.00 dan berhenti saat pukul
21.00 dengan istirahat siang dan makan di rumah Dengan pendapatan yang lebih banyak ia
sekarang sudah mempunyai rumah sederhana dan bisa menyekolahkan 2 anaknya yang saat
ini masih SMP dan SD.

Wawancara juga dilakukan pada 4 narasumber pengemudi ojek pangkalan. Mereka telah
berprofesi sebagai pengemudi ojek pangkalan selama 20 tahun. Mereka berempat rata-rata
bekerja mulai pukul 6 pagi hingga pukul 18 sore. Pendapatan mereka sehari rata-rata
Rp80.000,00. sebelum menjamurnya ojek ​online​. Setelah ojek ​online ​menjamur, pendapat
turun drastis sampai kisaran Rp10.000,00 hingga maksimal Rp30.000,00. Jika sedang sangat
sepi, sehari hanya mendapatkan Rp5.000,00. atau bahkan tidak mendapat penghasilan sama
sekali. Mereka berempat bekerja sambilan sebagai penjaga pertigaan di dekat pangkalan
secara bergantian setiap jam untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

Mereka belum siap menghadapi begitu cepatnya arus perkembangan teknologi. Mereka
mempermasalahkan beberapa hal terkait beroperasinya ojek ​online.​ Mereka berpendapat
seharusnya operasi ojek ​online ​tidak semudah ini. Di awal-awal, mereka harus memiliki
modal Rp5.000.000,00 untuk membeli trayek selain untuk motor dan kelengkapannya,
sedangkan para pengemudi ojek ​online ​tidak perlu membeli trayek.

Ketika ditanyakan kepada mereka, kenapa tidak merangkap sebagai ojek ​online s​ ekaligus.
Mereka beralasan untuk menjadi ojek ​online p​ un harus memiliki modal. Mereka tidak
memiliki motor yang memenuhi spesifikasi minimum, juga tidak memiliki ​gadget ​untuk
penggunaan aplikasi.

Mereka berharap kepada pemerintah agar bisa mengatur regulasi dengan baik operasi ojek
online d​ an ojek pangkalan agar tidak jadi sengketa. Atau mungkin memberikan mereka
View publication stats

modal agar bisa bergabung dengan ojek ​online ​ataupun dapat berpindah profesi untuk
menjadi wirausahawan.

Analisis Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara tersebut, kita melihat bahwa dengan adanya industri 4.0 memang
sangat membantu sebagian masyarakat indonesia yang mampu untuk mengikuti
perkembangan industri 4.0 ini seperti halnya ojek online. Pekerjaan sebagai driver ojek
online saat ini memang cukup banyak diminati oleh masyarakat. Orang yang sebelumnya
tidak bekerja, menjadi sangat terbantu dengan adanya ojek online karena siapa saja
diperbolehkan untuk ikut dan syaratnya pun tidak terlalu sulit, yaitu mampu untuk membawa
motor dan memiliki kelangkapan berkendara. Orang yang sebelumnya sudah bekerja pun
juga banyak yang bergabung ke ojek online. Hal ini karena proses untuk bergabung yang
cukup mudah, pekerjaannya tidak terikat, serta pendapatannya yang cukup tinggi.

Dilain sisi masih ada pihak yang terkena dampak negatif seperti halnya ojek pangkalan.
Setelah adanya ojek online, pendapatan mereka menurun cukup drastis. Mereka bukan berarti
tidak mau mengikuti perkembangan industri 4.0 ini, namun mereka tidak mampu untuk
mengikutinya, salah satu masalahnya adalah modal yang tidak mamadai. Untuk bergabung
dengan ojol, memang modal yang diperlukan tidak sedikit serta kendaraan harus memenuhi
spesifikasi minimum. Dan mereka berharap adanya kebijakan dari pemerintah terkait hal ini,
atau setidaknya disediakan modal untuk mereka untuk berpindah profesi.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Adanya Revolusi Industri 4.0 menjadikan penghasilan masyarakat bertambah, dalam hal
ini contohnya pengemudi ojek online yang sebelumnya berprofesi sebagai satpam.
2. Adanya beberapa kalangan masyarakat yang belum siap menerima akibat dari Industri
4.0, dalam pembahasan ini adalah para pengemudi ojek pangkalan.
3. Perlunya regulasi dari pemerintah yang bersifat ​win-win solution untuk mengatasi
sengketa antara ojek pangkalan dengan ojek ​online.​
4. Memberikan sosialisasi dan pencerdasan kepada masyarakat kalangan bawah sekalipun
untuk terbuka dengan perkembangan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai