Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rizki Agung Nugroho

NPM : 16.6.20-201.C.0394

S1 Teknik Elektro

1. Sistem Tenaga Listrik terdiri atas 3 Sub-sistem :

a) SUB-SISTEM PEMBANGKITAN :

Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik berfungsi membangkitkan energi listrik melalui berbagai
macam pembangkit tenaga listrik (PLTA, PLTU, PLTD, PLTP, PLTG, dsb). Pada Pembangkit Tenaga
Listrik ini sumber-sumber energi alam dirubah oleh penggerak mula menjadi energi mekanis yang
berupa kecepatan atau putaran, selanjutnya energi mekanis tersbut di rubah menjadi energi listrik
oleh generator.

Proses perubahan energi primer menjadi listrik pada pembangkit adalah sebagai berikut :
 Pada PLTU : Bahan bakar yang berasal dari fossil : batubara, minyak bumi, gas alam, dipakai
sebagai bahan bakar untuk memanaskan air dan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin
uap.
 Pada PLTD atau PLTG : Bahan bakar minyak atau gas alam dipakai untuk menggerakkan mesin
diesel atau turbin gas.
 Pada PLTN : bahan galian uranium atau thorium, menghasilkan reaksi yang mengeluarkan panas
dan memproduksi uap air untuk memutar turbin uap.
 Pada PLTA : energi potensial air diubah menjadi energi kinetic dan selanjutnya energi mekanik
memutar turbin air.
 Pada PLTB (Bayu) : Tenaga angin dipakai untuk memutar turbin.
 Pada PLTS (Surya) : Sinar matahari pada sel fotovoltaik menghasilkan arus listrik.

b) SUB-SISTEM TRANSMISI

Sub-Sistem Transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban
melalui saluran transmisi. Agar rugi-rugi energi listrik (losses) berkurang, maka energi listrik tersebut
ditransmisikan dengan saluran transmisi tegangan tinggi (150 kV) maupun tegangan ekstra tinggi(500
kV).

Untuk itu sebelum ditransmisikan, tegangan listrik terlebih dahulu dinaikkan pada trafo penaik
tegangan (step-up transformer). Saluran transmisi tegangan tinggi di PLN kebanyakan mempunyai
tegangan 66 kV, 150 kV dan 500 kV (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada
yang berupa kabel tanah, atau kabel laut. Misalnya yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura,
serta antara pulau Jawa dan Bali adalah kabel laut 150 kV.

c) SUB- SISTEM DISTRIBUSI


Sub-Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen ( pabrik, industri,
perumahan dan sebagainya). Listrik yang berasal dari saluran transmisi dengan tegangan Tinggi atau
Ekstra Tinggi, pada pada gardu induk diubah menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi
primer, yang selanjutnya diturunkan lagi menjadi tegangan rendah untuk konsumen

Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV. Sedangkan tegangan rendah adalah
380/220 V.

Jaringan antara pusat listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Sedangkan setelah keluar dari
GI biasa disebut jaringan distribusi,. Listrik yang disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka
kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan
rendah 380/220 Volt , kemudian disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN melalui
sambungan rumah.

Namun untuk Pelanggan-pelanggan dengan daya besar seperti pabrik-pabrik, listrik tidak
disalurkan lewat jaringan tegangan rendah, melainkan disambung langsung pada jaringan tegangan
menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan transmisi tegangan tinggi, untuk daya
yang lebih besar.

2. Gambar Single Line Diagram Electrical System


Penjelasan :

 Pembangkitan

Pembangkit tenaga listrik adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan-peralatan yang
digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik. Pembangkit listrik bekerja dengan mengubah energi
potensial menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Energi
potensial menggerakkan turbin kemudian putaran turbin yang merupakan energi mekanik digunakan
untuk memutar generator listrik. Generator listrik mengkonversi energi mekanik menjadi energi
listrik.

 Transmisi

Sistem transmisi adalah penyaluran energi listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dari
pembangkit listrik ke gardu induk Sebelum energi listrik ditransmisikan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menaikkan tegangan yang disuplai dari generator menjadi 70 kV, 150 kV atau 500
kV, sebab tegangan yang dikeluarkan dari generator hanya berkisar antara 6,6 kV sampai 24 kV.
Menaikkan tegangan berfungsi untuk mengurangi rugi daya pada saluran trasnmisi dan untuk
mengimbangi jauhnya jarak saluran transmisi. Kemudian listrik ditransmisikan melalui Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) atau melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET).

Gardu Induk merupakan bagian (sub sistem) dari sistem transmisi, berfungsi untuk :

 Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ketegangan tinggi lainnya (500
kV/150kV,150 kV/70 kV) atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 kV/20kV, 70
kV/20 kV).

 Pengukuran, pengawas operasi serta pengaturan pengaman dari sistem tenaga listrik.

 Pengaturan pelayanan beban (daya) ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke
gardu-gardu distribusi setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang (feeder)
tegangan menengah.

 Distribusi

Sistem Distribusi dimulai dari Gardu Induk dimana tegangan tinggi diturunkan menjadi tegangan
menengah sebesar 20 KV yang disebut tegangan distribusi primer. Kemudian tenaga listrik disalurkan
melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara ataupun saluran kabel bawah tanah. Pada
penyulang distribusi ini terdapat gardu-gardu distribusi. Fungsi Gardu Distribusi ini menurunkan
Tegangan Distribusi Primer menjadi Tegangan Rendah atau Tegangan Distribusi Sekunder sebesar 220
V. Konsumen tenaga listrik disambung dari Jaringan Tegangan Rendah(JTR) melalui Saluran
Rumah(SR). Dari SR, tenaga listrik masuk ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP) terlebih dahulu
sebelum memasuki Instalasi rumah milik konsumen. APP berfungsi membatasi daya dan mengukur
pemakaian energi listrik oleh konsumen.

3. Gambar dan Fungsi Bagian – Bagian PLTU


Bagian Utama

Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :

 Boiler

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam) yang
akan digunakan untuk memutar turbin.

 Turbin uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap menjadi energi putar
(energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin berputar
generator juga ikut berputar.

 Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah digunakan
untuk memutar turbin).

 Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :

 Desalination Plant (Unit Desal)

Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan
metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang
korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.

 Reverse Osmosis (RO)

Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang digunakan berbeda.
Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam yang
terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

 Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai

Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi untuk menghilangkan
endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air tersebut.

 Demineralizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air sebagai
fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung mineral berarti
konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air
tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan
PLTU.

 Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)

Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

 Chlorination Plant (Unit Chlorin)

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk
memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water intake. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat
perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.

 Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)

Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk
menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap bantu
(auxiliary steam).

 Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)

Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship
unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.

 Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang
(fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit
utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley)

4. Perencanaan System Tenaga Listrik

Pada proses perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik diperlukan adanya suatu prakiraan
kebutuhan tenaga listrik yang dapat memberikan informasi kepada pembuat kebijakan sehingga
dengan prakiraan yang baik akan dapat mengurangi resiko pembangunan yang tidak dibutuhkan.
Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah tergantung dari letak daerah, jumlah penduduk, standar
kehidupan, rencana pembangunan atau pengembangan daerah dimasa yang akan datang. Sehingga
dalam prakiraan diperlukan data yang mencakup perkembangan daerah, tingkat perekonomian
daerah maka dapat digunakan jumlah Produk Domestik Regional Bruto, kemudian jumlah penduduk
daerah tersebut, dan sebagainya. Prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat (lebih rendah
dari permintaan) dapat menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak mencukupi untuk melayani
konsumen yang dapat merugikan perekonomian Negara, bila prakiraan terlalu besar dari permintaan
maka akan mengalami kelebihan pembangkitan yang merupakan pemborosan karena listrik tidak
dapat disimpan. Agar gambaran akan kebutuhan energi listrik dan kebijakan energi listrik dapat
diketahui, maka perlu kiranya untuk melakukan perkiraan kebutuhan energi listrik
Dalam memprakirakan kebutuhan tenaga listrik tidak hanya didasarkan realisasi kebutuhan
tenaga listrik tahun-tahun sebelumnya saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain dalam
suatu daerah, misalnya jumlah penduduk dan pertumbuhan perekonomian daerah.

Dalam perkiraan jangka panjang terhadap konsumsi tenaga listrik dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:

Faktor Ekonomi, yang ditentukan melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

 Jumlah Penduduk.
 Jumlah Rumah Tangga
 Jumlah Pelanggan listrik sektor Rumah Tangga.
 Tarif Dasar Listrik.

5. Tiga Fase Seimbang

Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3
fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya
total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.

Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah

Pfase = Vfase.Ifase.cos θ

sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat
dituliskan dengan,

PT = 3.Vf.If.cos θ

• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan
perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya
total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:

PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

• Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya,
VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka
daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua
jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang
mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.

Anda mungkin juga menyukai