Oleh
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas paper yang
berjudul ”Dampak Postifi Penerapan Sistem Pertanian Terpadu Ditinjau dari Aspek
Konservasi Lingkungan” ini dengan baik tanpa terkendala suatu halangan apapun.
Penulis juga berterimakasih kepada sumber informasi baik media cetak maupun
media elektronik yang membantu penulis dalam menggali informasi yang
diperlukan. Dan penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada pihak-pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral
maupun material.
Penulis,
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengertian .......................................................................... 2
2.2 Dampak Positif Sistem Pertanian Terpadu dalam Aspek Lingkungan 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini menjadikan sistem pertanian terpadu berdampak baik terhadap aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan. Ini dikarenakan sistem pertanian terpadu
menitikberatkan kepada pembangunan hang berkelanjutan yang adakan terjadi pada
beberapa tahun kedepan.
Mengetahui pengertian SPT ( Sistem Pertanian Terpadu ) serta dampak positif nya
pada aspek lingkungan.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian
Sistem pertanian terpadu adalah sistem pengelolaan (usaha) yang
memadukan komponen pertanian dan perkebunan, seperti tanaman, peternakan
(hewan) dan perikanan (ikan) bahkan pariwisata dalam suatu kesatuan yang utuh.
Definisi lain menyatakan, SPT adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan
ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang
optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar (Preston, 2000).
Sistem ini akan signifikan dampak positifnya dan memenuhi kriteria
pembangunan pertanian berkelanjutan karena berbasis organik dan
dikembangkan/diarahkan berbasispotensi lokal (sumberdaya lokal). Tujuan
penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input
dari luar (input/masukan rendah) sehingga dampak negatif sebagaimana
disebutkan di atas, semaksimal mungkin dapat dihindaridan berkelanjutan
(Supangkat, 2009).
Prinsip keterpaduan dalam SPT yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Agroekosistem yang berkeanekaragaman tinggi yang memberi jaminan
yang lebih tinggi bagi petani secara berkelanjutan;
2. Diperlukan keanekaragaman fungsional yang dapat dicapai dengan
mengkombinasikan spesies tanaman dan hewan yang memiliki sifat saling
melengkapi dan berhubungan dalam interaksi sinergetik dan positif, dan
bukan hanya kestabilan yang dapat diperbaiki, namun juga produktivitas
sistem pertanian dengan input yang lebih rendah;
3. Dalam menerapkan pertanian berkelanjutan diperlukan dukungan
sumberdaya manusia, pengetahuan dan teknologi, permodalan, hubungan
produk dan konsumen, serta masalah keseimbangan misi pertanian dalam
pembangunan;
4. Pemanfaatan keanekaragaman fungsional sampai pada tingkat yang
maksimal yang menghasilkan sistem pertanian yang kompleks dan terpadu
yang menggunakan sumberdaya dan input yang ada secara optimal;
5. Menentukan kombinasi tanaman, hewan dan input yang mengarah pada
produktivitas yang tinggi, keamanan produksi serta konservasi sumberdaya
yang relatif sesuai dengan keterbatasan lahan, tenaga kerja dan modal.
Reijntjes (1999) mengatakan, hewan atau ternak bisa beragam fungsi dalam
sistem usaha tani lahan sempit, hewan memberikan berbagai produk, seperti daging,
susu, telur, wol, dan kulit. Selain itu, hewan juga memiliki fungsi sosiokultural,
misalnya sebagai mas kawin, untuk pesta upacara dan sebagai hadiah atau pinjaman
yang memperkuat ikatan sosial.
Dalam kondisi input luar rendah, integrasi ternak ke dalam sistem pertanian
penting, khususnya untuk :
2. Memindahkan unsur hara dan energi antara hewan dan tanaman melalui pupuk
kandang dan pakan dari daerah pertanian dan melalui pemanfaatan hewan penarik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ananto, Eko dkk. 1994. ”Studi tenaga kerja pertanian di Jawa Tengah,” dalam
Buletin Enjiniring Pertanian: 1 (1): hlm. 1-8.
Dinas Pertanian Provinsi DIY. 2010. Master Plan Integrated Farming Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.Dinas Pertanian Provinsi DIY, Yogyakarta.
Fagi, A.M. dan Irsal Las. 2007. Membekali Petani dengan Teknologi Maju Berbasis
Kearifan Lokal pada Era Revolusi Hijau Lestari. Dalam Kasryno, F., E.
Pasandaran dan A.M. Fagi. Membalik Arus: Menuai Kemadirian Petani.
Yayasan Padi Indonesia, Bogor.