Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini berguna bagi tim penulis pada khususnya juga untuk para pembaca pada
umumnya.
Oksibil
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Definisi.............................................................................................................1
B .Latar belakang…………………………………………………………………2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUP......................................................................................3
A. Fungsi Ruang Jenazah ....................................................................................3
B. Persyaratan Khusus
C. Pelayanan
D. Ciri Khusus Pelayan Kamar Jenazah
E Jenis Pelayanan Terkait Kamar Jenazah
F Tujuan Pelayanan...........................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA.........................................................................................4
A. Ketentuan Umum Penangan Kamar Jenazah....................................................4
B. Kewaspadaan Universal Pada Pemulasaran Jenazah........................................4
C. Prosedur Kewaspadaan Universal Pemulasaran Jenazah..................................5
D. Tujuan Kewaspadaan Universal Pemulasaran Jenazah Penyakit Menular.......7
E. Prosedur Kewaspadaan Universal Pemulasaran Jenazah Penyakit Menular
F. Perawatan Jenazah di Ruang Perawatan
G. Dekontaminasi Alat .........................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Tujuan pelayanan kamar jenazah adalah pelayanan yang dilakukan pada jenazah yang
dirawat di rumah sakit maupun pasca bencana . Penyimpanan jenazah harus dilakukan
sebaik-baiknya sebelum dikuburkan sebagai penghormatan pada korban. Kamar jenazah
dapat diakses langsung oleh masyarakat. Tersedianya standar pelayanan kamar jenazah di
rumah sakit yang dapat dipakai acuan oleh rumah sakit dalam memberikan mutu pelayanan
yang baik bagi korban mati dan keluarga.
B. LATAR BELAKANG
Di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil kamar jenazah berada di bagian Barat. Kamar
jenazah tidak dapat dilalui oleh orang yang tidak berkepentingan. Lalu lintas hanya biasa
dilalui oleh petugas kamar jenazah.
Kamar jenazah suatu rumah sakit bukanlah satu – satunya pintu keluar masih ada
pintu keluar yang lain yaitu pintu kesembuhan dan pintu transisi. Penanganan jenazah yang di
lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil hanya sekedar melakukan perawatan
sebelum diperlihatkan kepada keluarga bukan pemulasaraan. Artinya perawatan jenazah di
Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil dilakukan oleh keluarga masing – masing. SDM di
kamar jenazah adalah seorang perawat yang mempunyai kemampuan dalam perawatan
jenazah. Perawat tersebut telah memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi sehingga selalu disiplin dalam penggunaan APD.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di rumah
sakit.Mengingat bahwa penularan penyakit dapat melalui udara, percikan dan
kontak,sehingga indikator kejadian infeksinosokomial menjadi penting untukdiperhatikan.
Selanjutnya salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksinosokomial adalah dengan
melakukan standar kamar jenazah yang baik.Selain itu pengetahuan dan perilaku petugas
kesehatan juga mempunyai peran yang sangat penting. Petugas kamar jenazah wajib
menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain (pasien dan pengunjung) serta
bertanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi Manajemen Rumah Sakit Paru Respira untuk dapat
melaksanakan pelayanan jenazah dalam upaya meningkatkan mutu pelayananrumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelakasanaan pelayanan di kamar jenazah yang merupakan salah
satu upaya rumah sakit dalam mencegah infeksi nosokomial.
b. Mencegah terjadinya infeksi pada petugas kesehatan, pasien, keluarga
dan masyarakat.
c. Sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pelayanan jenazah sebelum
ditunjukkan dan dibawa pulang oleh keluarga.
d. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
silang
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Persyaratan Khusus
1. Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan beberapa instalasi lain
yaitu Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap,Rawat Anak dan Ruang
Kebidanan
2. Area tertutup, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
3. Area yang merupakan jalur jenazah disarankan berdinding keramik, lantai kedap air,
tidak berpori, mudah dibersihkan.
4. Akses masuk-keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/double.
C .Pelayanan
Prinsip Pelayanan Jenazah
Perawatan jenazah terutama pada penderita dengan penyakit menular dilaksanakan
dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal dengan memperhatikan tradisi budaya dan
agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat
menasehati keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah
tidak menambah risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb.
Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan
memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai
bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan
berkembang dalam tubuh manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-HIV
meninggal, virus pun akan mati.
F. Tujuan Pelayanan
1. Pencegahan Penularan Penyakit
Apabila kamar jenazah menerima korban yang meninggal karena penyakit menular
misalnya HIV/AIDS, maka dalam perawatan jenazah perlu diterapkan prinsip prinsip
sebagai berikut :
a. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya menjadi tertular.
b. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran dll)
mengandung kuman sehingga menjadi sumber penularan.
c. Penerapan universal precaution :
1) Menggunakan tutup kepala
2) Menggunakan googles
3) Menggunakan masker
4) Sarung tangan
5) Skot/apron
6) Sepatu boot
d. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara :
dekontaminasi (direndam) dengan klorin 0,5% selama 10 menit.Pada kasus kematian
tidak wajar dengan korban yang diduga mengidap penyakit menular maka pelaksanaan
autopsi tetap mengacu prinsip-prinsip universal precaution. Tetapi apabila dapat
dikoordinasikan dengan penyidik untuk tidak dilakukan otopsi, cukup pemeriksaan luar.
2.Penegakan Hukum
BAB III
TATA LAKSANA
A. Ketentuan Umum Penanganan Jenazah
1. Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani
Pasien yang meninggal akibat penyakit menular.
2. APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien
tersebut meninggal dalam masa penularan
3. Jenazah dapat dibungkus dengan kain kafan atau lainnya. Setelah dibungkus
jenazah tidak boleh dibuka lagi.
4. Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah.
5. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah pasien dinyatakan
meninggal dunia oleh dokter.
6 .Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelum
jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
7. Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penangan khusus
bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas adat istiadat
dan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menular
meninggal dunia.
8. Untuk jenazah yang ada permintaan dari keluarga untuk di awetkan /formalin
petugas harus melakukan infoconsen terlebih dahulu.
9. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
10. Jenazah diantar oleh mobil jenazah, apabila keluarga menolak harus mengisi dan
menandatangani formulir penolakan.
11. Penggolongan sampah di kamar jenazah disesuaikan dengan penggolongan
sampah pada umumnya. Sampah dari kamar jenazah berupa ATK, seperti kertas,
bunga, dll masuk ke dalam sampah non medis, sedangkan sarung tangan, apron,
dll masuk ke dalam sampah medis.
4. Langkah-Langkah
a. Petugas membersihan tangan
b. petugas menggunakan APD sesuai dengan prosedur dan indikasi
c. petugas menjelaskan kekeluarga tentang tindakan yang akan di lakukan.
d. Petugas Memandikan Pasien di lakukan di ruangan pemandian jenazah
e. Petugas membersihkan dengan sabun dengan lembut, kemudian dibilas sampai bersih
f. Miringkan jenazah dan bersihkan kotorannya, dengan cara memeriksa daerah
dubur/kemaluan dan menekan perutnya.
g. Setelah jenazah bersih (jenazah tetap ditutup) diberikan kesempatan keluarga lain
yang akan menyiram Miringkan jenazah dan bersihkan kotorannya, dengan cara
memeriksa daerah dubur/kemaluan dan menekan perutnya jika masi ada di bersihkan
h. Setelah bersih jenazah kemudian dilap dengan handuk sampai kering.
i. Petugas memakaikan bedak pada jenazah terutama lipat paha, ketiak dan daerah
kemaluan
j. Untuk jenazah yang beragama kristen dipakaikan pakaian yang sudah disediakan oleh
keluarga dan setelah itu didoakan.
k. Untuk jenazah yang beragama islam diserahkan kekeluarga untuk dikafani dan setelah
itu didoakan
l. Untuk jenazah yang ada permintaan dari keluarga untuk dilakukan pengawetan dengan
formalin, keluarga harus mengisi form permintaan formalin dan menandatangani
inform consent.
Pengakhiran
1. Petugas Cleaning Service menyiapkan alat pelindung diri, seperti topi, masker, sarung
tangan karet, apron dan sepatu boot.
2. Persiapan alat dan bahan : kertas koran, lap sekali pakai, sapu, pengki, sikat, mop, ember,
karbol, dan wipol.
Cara Kerja :
H. Dekontaminasi Alat
Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan agar alat-alat kesehatan dapat
ditangani secara aman oleh petugas pembersih alat medis. Alat kesehatan yang dimaksud
adalah meja pemeriksaan, alat-alat bedah, sarung tangan dan peralatan kesehatan lain yang
terkontaminasi oleh cairan tubuh jenazah setelah pelaksanaan suatu prosedur atau tindakan
medis. Alat kesehatan yang digunakan direndam dalam larutan desinfektan yaitu chlorine
0.5% selama 10 – 30 menit. Dekontaminasi peralatan tidak bisa di rendam misalnya
permukaan meja, dapat dilakukan dengan menggunakan lap yang dibasahi desinfektan.
Langkah-langkah dekontaminasi alat sebagai berikut :
a. Pencucian dan pembilasan
Pencucian alat-alat kesehatan adalah proses secara fisik untuk menghilangkan darah,
cairan tubuh atau benda-benda asing (debu atau kotoran).Setelah dicuci dengan deterjen, alat
kesehatan dibilas dengan air bersih.
b. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Desinfeksi tingkat tinggi adalah suatu proses yang menghilangkan sebagian
besar mikro organisme namun tidak dapat membunuh endospora dengan sempurna
seperti tetanus dan gas gangren.
Cara melakukan DTT :
1) Merebus dalam air mendidih selama 20 menit.
2) Rendam dalam desinfektan kimiawi.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Formulir Edukasi
Berisi tentang kegiatan edukasi kepada keluarga terkait penyakit, prosedur dan lain-lain
2. Catatan data jenazah
Semua nama dan data tentang jenazah serta segala tindakan yang dilakukan terhadap
jenazah (perawatan jenazah yang dilakukan) ditulis disini
3. Formulir Serah Terima Jenazah
Sebagai tanda bukti penyerahan jenazah kepada keluarganya.
4. Cek list pembersihan kamar jenazah
Jadwal jam, peralatan dan tandatangan petugas yang membersihkan kamar jenazah.
Ditetapkan di : oksibil
Pada tanggal :