Anda di halaman 1dari 5

Riwayat Hidup

1. Nama Lengkap Warsidah, S.Si, M.Si, Apt.


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NIP/NIK 197304122000032001 / 7371105808730018
4. NIDN 0012047304
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kalumpang, 12 April 1973
6. E-mail warsidah@mipa.untan.ac.id
7. Nomor Telp/HP 081257189586
8. Nama Institusi Tempat Kerja Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
9. Alamat Kantor
78124
10 Nomor Telp/Fax (0561) 577963 / 577963

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Universitas Universitas
-
Tinggi Hasanuddin Hasanuddin
Bidang Ilmu Farmasi Kimia -
Tahun Masuk –
1991 – 1997 1999 – 2001 -
Lulus
Distribusi Beberapa
Penentuan Aktifitas Logam Esensial pada
Judul Skripsi/Tesis/ Hipnotik Sedatif Spons Clathria
-
Disertasi Beberapa Senyawa basilana asal perairan
Turunan Barbiturat Spermonde Sulawesi
Selatan
Prof. Dr. Elly Prof. Dr. Alfian Noor,
Nama Pembimbing -
Wahyudin, DEA, Apt. M. Sc

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Rp)
1 2019 Karakterisasi, Uji Antioksidan dan Uji DIPA 20.000.000
Antimikroba Protein dari Ale-ale
(Meretrix spp.) Sebelum dan Sesudah
Fermentasi
2. 2018. Identifikasi Bakteri Serasah Daun
Avicennia lanata yang Terdekomposisi DIPA 15.000.000
pada Hutan Mangrove Desa Sungai
Bakau Kecil
3. 2013 Analisa Proksimat, Uji Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan pada Buah
Tampoi (Baccaurea macrocarpa)

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


Volume/Nomor/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
. PengujianAktivitas Sitotoksik dan 4/30/2013
Penenentuan Spesies Bakter Marina Chimica Acta
Simbion Spons Haliclona sp.
2. Analisa Proksimat, Uji Fitokimia Jurnal Khatulistiwa 2015
dan Aktivitas Antioksidan pada
Buah Tampoi (Baccaurea
macrocarpa)
3. Isolat from Spons Haliclona sp. International Journal Submitted 10
As Antibacterial and Antioxidant of Pharmacy and Maret 2019
Pharmaceutical https://innovareaca
Sciences (IJPPS) demics.in/journals/
index.php/ijpps
4. Isolasi dan karakterisasi Bakteri Jurnal Laut
Asam Laktat (BAL) dari Ale-ale Khatulistiwa 2/3/2019
dan Cincalok
5. Aktivitas Amilolitik Mikrofungi
Endofit Serasah Daun dan Daun
Mangrove Avicennia di Desa Jurnal Laut 2/1/2019
Sungai Bakau Kecil Kabupaten Khatulistiwa
Mampawah

6. Isolasi dan Identifikasi Fungi


Berasosiasi Lamun Thalassia Jurnal Laut 2/3/2019
hemprichii dari Perairan Pulau Khatulistiwa
Kabung

.7. Sintesis TiO2/Ti dengan Teknik Indonesian Journal of


Anodisasi dan Uji Aktivitas Pure and Applied 2/3/2019
Fotokatalisis sebagai Antibakteri Chemistry
Escherichia coli (IJoPAC)
Ringkasan Proposal Disertasi
Judul :
Pengembangan Ekstrak Rumput Laut (Seaweeds) sebagai Biostimulant Pertumbuhan
Tanaman untuk Optimalisasi Pertanian di Lahan Gambut

Latar Belakang
Program peningkatan produktivitas pertanian oleh pemerintah telah dilakukan secara
berkesinambungan sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Di sisi lain beberapa komoditas pertanian seperti jagung dan kedelai mengalami kenaikan
permintaan untuk keperluan industri makanan dan pakan di sektor peternakan dan perikanan.
Kebutuhan pangan dan industri dari beberapa produk pertanian tidak sebanding dengan luasan
lahan yang tersedia dan layak sebagai lahan pertanian seperti lahan dengan karakter tanah
alluvial dan lahan basah. Hal ini mendorong dilakukannya upaya pembukaan dan
pemanfaatan lahan-lahan marginal seperti lahan gambut dan lahan bekas tambang yang
memiliki areal yang luas tetapi dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian membutuhkan
penanganan dan teknologi khusus terkait dengan sifat tanah dan jenis komoditas pertaniannya.

Lahan gambut dengan sifat keasaman yang sangat tinggi (pH 3-5) karena kandungan asam
organik yang tinggi seperti asam fulvat dan asam humat. Sifat kimia gambut yang menjadi
kendala untuk pemanfaatannya adalah tingkat kemasaman yang tinggi (Andriesse, 1988;
Masganti et al., 1994; Masganti, 2003a). Kondisi pH yang rendah ini secara tidak langsung
akan menghambat ketersediaan unsur-unsur hara makro seperti P, K, dan Ca, dan sejumlah
unsur hara mikro (Masganti dan Fauziati, 1999; Masganti, 2003a). Porositas tanah gambut
umumnya relatif tinggi antara 70-95%. Hasil penelitian Nugroho dan Widodo (2001)
menunjukkan porositas tanah gambut berkisar 83,62 sampai 95,13%. Perbedaan porositas
tanah gambut menyebabkan perbedaan kemampuan menahan air.Karakteristik pori tanah
gambut yang labil menyebabkan kemampuan meretensi air, nutrisi dan mineral yang ada di
tanah sangat rendah sehingga kandungan unsur hara makro (Ca, K, Mg, P) dan mikro (Cu,
Zn, Mn, dan B) untuk kesuburan tanaman sangat kurang. Adimihardja et al. (1998)
melaporkan bahwa ketersediaan P dalam gambut di beberapa lokasi PLG Sejuta Hektar
(Kalimantan Tengah) berkisar dari rendah hingga tinggi. Kadar P-tersedia dalam gambut
Bereng Bengkel, Kalimantan Tengah tergolong sedang (Masganti, 2003a). Kisaran
kandungan N gambut yang terbentuk dari kayu/pohon adalah 0,3-4,0% (Andriesse, 1988),
sedang Maas et al. (1997) melaporkan bahwa kadar N gambut dari Pangkoh adalah sebesar
0,75%. Selain ketersediaan P yang rendah, tanah gambut kahat (deficiency) K, Mg, dan Ca.
Kejenuhan basa (Ca, Mg, K, Na) tanah gambut berkisar 5-10%, padahal secara umum
kejenuhan basa yang baik agar tanaman dapat menyerap basa-basa dengan mudah adalah
sekitar 30% (Soepardi dan Surowinoto, 1982). Kejenuhan basa tanah gambut di Kalimantan
Tengah, rata-rata lebih kecil dari 10% (Salampak, 1999; Sitorus et al., 1999; Masganti,
2003a).
Selain kahat hara makro, tanah gambut juga kahat hara mikro khususnya Cu dan Zn
(Suryanto, 1988; Salampak, 1999). Hal ini disebabkan terbentuknya senyawa organikmetalik
yang menyebabkan unsur mikro tidak atau kurang tersedia (Spark et al., 1997). Pada tanah
gambut yang mengalami perombakan lanjut, karboksilat dan fenolat merupakan gugus
fungsional penting yang mengikat logam, dimana urutan pengikatannya adalah Cu>Pb>Zn>
Ni>Co>Mn> (Saragih, 1996; Salampak, 1999). Kekahatan hara mikro disebabkan
terbentuknya senyawa organo-metal yaitu ikatan fiksasi antara asam-asam organik dengan Cu,
atau Zn, sehingga menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Tingginya kadar asam
fenolat pada tanah gambut menyebabkan kahat Cu (Sabiham et al., 1997). Dilaporkan juga,
tingginya produksi CO2 yang membentuk senyawa bikarbonat dapat menyebabkan kahat Zn
(Moormann and Bremenn, 1978). Ketersediaan hara Cu dan Zn yang rendah pada tanah
gambut juga dapat disebabkan pH yang rendah. Widjaja-Adhi (1976) melaporkan hasil padi
pada tanah gambut Riau memberikan respon yang baik dengan pemberian kapur, N, P, K, dan
S. Pemberian hara mikro Cu pada tanah gambut menurunkan gabah hampa dan meningkatkan
hasil padi (Ambak et al., 1992).
Untuk itu perlu dilakukan berbagai usaha yang dapat membantu kesuburan tanah gambut serta
meningkatkan produktivitas tanaman pertanian yang dipilih untuk dibudidayakan di lahan
tersebut sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan sistem pertanian yang ramah lingkungan
dan berkesinambungan. Penggunaan biostimulan pada tanaman budidaya pertanian
merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan produktivitas tanaman dengan menekan
biaya produksi pupuk kimia.
Biostimulan atau dikenal dengan Agricultural biostimulant merupakan substansi mineral dan
mikroorganisme yang berperanan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, melalui proses
yang secara alamiah berlangsung di dalam tanaman seperti mengoptimalkan proses
penyerapan nutrisi dan meningkatkan efisiensi nutrien, meningkatkan daya tahan tubuh
tanaman terhadap stress akibat perubahan kondisi atau cekaman dalam lingkungan abiotik.
Salah satu sumber biostimulan adalah ekstrak dari beberapa jenis rumput laut yang mampu
mempengaruhi perkecambahan, pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman (Khan,
Rayirath, Subramanian, Jithesh, Rayothah, Hodges, Alan, Craigie, Norrie, Prithiviraj, 2009).
Di Indonesia penelitian mengena rumput laut sebagai biostimulan belum banyak dilakukan
terutama dalam bidang bioteknologi dan pertanian, sedangkan kekayaan alam laut Indonesia
sangat tinggi dan beragam terutama pada keanekaragaman rumput lautnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2016), didapat beberapa jenis rumput laut di
Pulau Kasiak Gadang, Kota Padang. Di mana diantaranya adalah 4 spesies yang berasal dari
kelompok Phaeophyta yaitu, Padina minor, Sargassum crassifolium, Sargassum cristaefolium
dan Turbinaria decurrens.
Penelitian mengenai rumput laut sebagai biostimulan sudah mulai dikembangkan di beberapa
negara lainnya seperti Negara Uni Eropa, Amerika dan India. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Kalaivanan, Chandrasekaran, dan Venkatesalu (2012), pemberian ekstrak
rumput laut Caulerpa scalpelliformis terhadap tanaman Vigna mungo (L.) dapat
meningkatkan persentase perkecambahan, panjang tajuk dan akar, serta menghasilkan
kandungan biokimia tajuk dan akar yang lebih tinggi (klorofil, karotenoid dan asam amino,
gula tereduksi dan kandungan gula total serta aktivitas α-amilase dan β-amilase). Pada
penelitian lainnya, pemberian ekstrak rumput laut terhadap perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman tomat, dapat meningkatkan faktor perkecambahan dan efektif meningkatkan tinggi
tanaman pada pemberian konsentrasi 0,2% ekstrak rumput laut jenis Ulva lactuca dan Padina
gymnospora. (Hernández-Herrera, Santacruz-Ruvalcaba, Ruiz-López, Norrie dan Hernández-
Carmona, 2013).
Secara umum, ekstrak rumput laut sebagai biostimulan telah terbukti mengandung zat esensial
yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu kandungan unsur makro dan
mikro elemen, dimana rumput laut memiliki kandungan makro dan mikro elemen yang cukup
tinggi (Hernández-Herrera, dkk, 2013). Komponen senyawa bioaktif di dalam rumput laut
sangat dipengaruhi oleh perbedaan jenis rumput laut dan lokasi pengumpulan rumput laut.
Dalam penelitian ini, sampel rumput laut akan diambil dari perairan Kalimantan Barat antara
lain, Caulerpa sp, Padina Sp, Sargassum sp dan Ulva sp.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak kasar dari jenis rumput laut manakah yang terbaik untuk menunjang
pertumbuhan tanaman pada tanah gambut?
2. Bagaimana mekanisme aktivitas biostimulant dalam menunjang kesuburan tanaman di
lahan gambut?
3. Pada taraf konsentrasi berapakah dari ekstrak kasar rumput laut yang mampu
meningkatkan produktivitas tanah di lahan gambut ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis rumput laut yang menjadi sumber biostimulan terbaik yang mampu
menunjang kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman di lahan gambut
2. Mengetahui konsentrasi terbaik dari beberapa jenis ekstrak rumput laut bagi
pertumbuhan tanaman di taanah gambut.
3. Mengetahui hubungan interaksi antara jenis rumput laut dan taraf konsentrasi terhadap
pertumbuhan tanaman di lahan gambut.

Rancangan Penelitian :

Skala Laboratorium :
1. Ekstraksi 4 spesies Rumput Laut yang ada di perairan Kalimantan Barat
2. Uji aktivitas kemampuan ekstrak rumput laut dalam mendesorpsi sumber
mineral Cu, Zn, P, Ca, K, Mg pada media tanah gambut.
3. Uji kapasitas biochar dalam meretensi mineral Cu, Zn, P, Ca, K dan Mg
berdasarkan derajat kehalusan biochar >mesh 50 dan <mesh50 dengan media
tanah gambut

Skala Rumah Kasa / Polybag


Pengujian 2 ekstrak rumput laut paling baik dengan amelioran biochar pada tanaman
dalam polybag dengan media tanah lahan gambut yang akan dijadikan pengujian akhir.

Skala Lahan
Pengujian formulasi ekstak rumput laut dan amelioran biochar terbaik pada lahan
gambut.

Anda mungkin juga menyukai