Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan.Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang pendidikan Falsafah dan Teori
Keperawatan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “TEORI
KEPERAWATAN IMOGENE KING & DOROTHY E. JOHNSON”
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki banyak kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima Kasih.

Cirebon, November 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1 Imogene M. King .......................................................................................... 5
2.2 Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King ................................................. 6
2.3 Konsep Interaksi Imogene M. King .............................................................. 7
2.4 Asumsi-Asumsi Utama Dan Teori ................................................................ 9
2.5 Penegasan Teoritis ....................................................................................... 11
2.6 Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan ................... 11
2.7 Dorothy E. Johnson ..................................................................................... 13
2.8 Teori Model Sistem Perilaku Johnson......................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 21
3.2 Saran ............................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan


aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan
dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau
bukti langsung.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang
berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin
(Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan
memanfaatan teori keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu
mahasiswa keperawatan dalam memahami bagaimana peran dan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu

1. Bagaimana teori konsep keperawatan Imogene M. King ?


2. Bagaimana teori konsep keperawatan Dorothy E. Johnson?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan Imogene M. King.


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan Dorothy E. Johnson.

1.4 Manfaat

1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang model-


model konsep keperawatan.
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar
tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib
perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
5. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini
sangatlah bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di
perhatikan dalam perawatan pasien.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Imogene M. King

A. Riwayat Hidup Imogene M. King


Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West
Point,Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah
lulus dari St John’s Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia
bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia
menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis
University. Pada tahun 1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di
Columbia University, New York,Dr. Montag sebagai ketua, dan
mendapatkan gelar Doktor Pendidikan Pada tahun 1961. Pada tahun 1972
ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa
pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan : Sistem, Konsep,
Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya
dalam gerakan teori keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul
Perawatan Teori, Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr.
Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981
yaitu : Toward a theory for nursing : General Concept of Human Behavior
(1961-1966), A Theory for Nursing : System, Concept, Process (1981),
Curriculum and Instruction In Nursing (1986).

5
2.2 Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King

Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang


terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir
dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,
interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian
tujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009)
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam
sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau
lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka
menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang
lebih besar (King,1995, p.18–19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam
interpersonal sistem perawat klien berinteraksi dalam suatuarea (space).
Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan. Adapun beberapa karakteristik
teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995) :

 Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu : persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
 Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
 Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku

6
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

2.3 Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya,


bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentang
manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,
kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari
keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat klien :

 Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.


 Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi interaksi.
 Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
 Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
 Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi.
 Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
 Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai


sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan
dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi :

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi


dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan

7
kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai
perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
 Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa
yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa
dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari
setiap manusia.
 Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. Konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,


dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan

8
yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan
kontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi
suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan (Murwani A, 2009).

2.4 Asumsi-Asumsi Utama Dan Teori

A. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King


1. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi
antara klien dan perawatyang selama pengkajian, pembuatan
tujuan, dan menjalankannya, terjadi transaksi dan tujuan dicapai.
2. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem
personal) atau kelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu
mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.
3. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran
sosial yang lazim suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam
penyesuaian terus-menerus terhadap stresor lingkungan melalui
penggunaan sumber-sumber yang optimum.

4. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap


sistem sosial dalam masyarakat sistem sosial adalah kekuatan
dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan

9
kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, lembaga komunitas, dan
industri.

B. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997)


Explicit:
1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan
lingkungan dengan tujuan kesehatan untuk manusia.
2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai
dengan hak dan respon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-
tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat klien.
4. Klien memiliki hak asasi dalam menerima informasi,
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi
oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun
klien juga berhak untuk menolaknya.
5. Pertanggung jawaban dalam pelayanan keperawatan pada
individu mencakup semua aspek termasuk dalam keputusan
memberi informasi.
6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.

Implicit:

1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.


2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.

10
2.5 Penegasan Teoritis

Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan


Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat klien
maka akan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan
dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat klien, maka tumbuh
kembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh
perawat dan klien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-
klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.

2.6 Aplikasi Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan

A. Pengkajian
1. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat
membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien
membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang
klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang, Pandangan

11
tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan
dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi
diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya
dengan diagnosa keperawatan.
C. Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalahtersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan
tujuan dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
D. Implementasi
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan
actual untuk mencapai tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
E. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang
dicapai danmembahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan(Perry & Potter, 2005).
Teori King berfokus pada interaksi perawat klien dengan
pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi
dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada
kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat

12
digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada
psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam
praktik klinik adalah (Meleis, 1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan
kesehatan lingkungan kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

2.7 Dorothy E. Johnson

A. Biografi Dorothy E. Johnson


Dorothy Johnson lahirkan di Savannah, Georgia, pada 1919. Dia seorang
Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas
Vanderbilt, Nashville, Tennesse, dan dia menguasai secara terbuka tentangi
lmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai penerbitan idenya tentang
keperawatan sekitar segera setelah wisuda dari Vanderbilt. Kebanyakan dari
hidupnya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari California,
LosAngles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar, dan pensiun, 1
Januari, 1978, dan setelah itu berada Florida.
Pada 1968, Johonson pertama mengusulkan modelnya dari perawatan oleh
perawat sebagai perbantuan perkembangan dari “efisien dan berfungsi
tingkah laku yang efektif pada pasien untuk mencegah penyakit.
Diidentifikasi sebagai satu sistem tingkah laku dengan subsistim multipel.
Dalam posisi ini Johnson mulai terintegrasikan konsep berhubungan ke model

13
sistemnya ke pekerjaannya adalah selanjutnya digambarkan oleh pernyataan
dia dari kepercayaan bahwa rawat adalah “dikaitkan dengan satu orang
sebagai satu utuh terintegrasi dan ini pada pengetahuan spesifik dari order
kita memerlukan.” Tidak hanya untuk merawat kebutuhan untuk
memedulikan bagian depan “utuh” klien kecuali generasi dari pengetahuan
rawat memerlukan ambil satu kursus pada arah dari keprihatinan dengan
kebutuhan seluruh dari klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru keperawatan menerbitkan konsep
dari keperawatan yang berlandaskan Johnson yaitu model sistem tingkah
laku. Grubbs, Holaday, Skolny, dan Riehl, Damus, dan Bor adalah beberapa
pengarang yang punya Johnson di interpretasikan. Roy dan Wu dan orang
lain berbagi kepercayaan mereka sekitar merawat pada waktu yang sama, dan
pengaruhnya Johnson, seperti guru besar mereka, apakah crearly dicerminkan
pada pekerjaan mereka. Pada 1980, Johnson menerbitkan konsepnya dari
“Model Sistem tingkah laku Dari Keperawatan”. Ini yang pertama pekerjaan
yang diterbitkan oleh Johnson bahwa menjelaskan secara lengkap definisinya
dari model sistem tingkah laku. Evolusinya pada pembangunan dari model
kompleks dengan jelas dipertunjukkan pada kemajuan dari idenya, dari
pekerjaannnya terpublikasi pada 1950 kemudian pekerjaan tersedia yang
terakhir diterbitkan pada 1980.

2.8 Teori Model Sistem Perilaku Johnson

Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system


theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli
perilaku dan biologi, output dari struktur dan proses-proses intra-organismik
yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsive terhadap
perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada
perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk
social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.

14
Sistem dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson
menyatakan , “ A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the
interpedence of its part.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi
berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi
bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu, manusia berusaha menjaga
keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi
terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

A. System perilaku (behavioral system).


System perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap
dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi
teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi
antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang
dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya . biasanya sikap
daqpat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku
berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan
adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas
suatu fungsi. System biasanya cukup fleksibel untuk mengakomodasi
pengaruh yang diakibatkan.
1. Subsistem
Karena behavioral system memiliki banyak tugas untuk
dikerjakan, bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-
subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan
“system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat
dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau
lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi
oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan
(interealated). Motivasi mengendalikan langsung aktifitas
subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan
kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran.

15
System yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di
control oleh factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen
yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency,
ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive
.
2. Subsitem attachement-affiliative.
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang
paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk
semua organisasi social. Pada tingkatan umum, hal itu memberikan
kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai
konsekuensinya adalah inklusi social, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat.

3. Subsistem dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu
mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan .
konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau
pengenalan dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilaku
dependency berubah, bergantung total kepada orang lain ke arah
bergantung kepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar.
Jumlah interpedency tertentu adalah penting untuk kelangsungan
kelompok sosial

4. Subsistem biologi
Subsistem biologis ingestion dan eliminasi “berkaitan
dengan kapan, bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi
apa kita makan dan kapan, bagaimana dan dengan komdisi apa kita
makan dan dengan kondisi apa kita buang.” Respon-respon ini
dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya pertimbangan
biologis.

16
5. Subsistem seksual

Subsistem seksual memiliki fungsi ganda yakni hasil


(procreation) dan kepuasan (gratification). Termasuk tapi tidak
dibatasi. Courting dan mating, system respon ini dimulai dengan
perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam
cakupan yang luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis
kelamin.

6. Subsistem agresif

Adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan


(preservation). Hal ini mengikuti garis pemikiran ahli ethologi
seperti Lorenz dan feshback bukanya dengan bantuan pemikiran
perilaku sekolah. Dianggap perilaku agresif tidak hanya di pelajari
tapi memiliki maksud utama membahayakan yang lain.
Bagaimanapun, masyarakat meminta batasan-batasan tersebut
diletakkan pada mode perlindungan diri dan orang-orang serta
harta milik mereka dihormati dan dilindungi.

7. Subsistem achievement

Subsistem achievement berusaha memanipulasi


lingkungan. Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi
atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. cakupan
perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual , fisikis, kreatif,
mekanis dan sosial.

Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan


lebih jauh teori manusia sebagai sistem perilaku (behavioral system). Yang
membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar sistem adalah
ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana sistem memiliki control
kecil atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan “sebagai kondisi

17
akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu
berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan lingkunganya. Homeostasis
adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem perilaku. Stabilitas adalah
pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat diiterima.
Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami overcompensate
berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan
untuk menjaga stabilitas dikosongkan . Stressor adalah stimulan eksternal dan
internal yang menghasilkan tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan .
Tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor, ia disebabkan karena
disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.

Sebagai objek studi empiris, prilaku mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebab terjadinya perilaku secara
langsung mungkin tidak dapat diamati.
2. Perilaku mengenal sebagai tingkatan, yaitu perilaku sederhana dan
steriotip, seperti perilaku binatang ber sel satu, perilaku kompleks seperti
perilaku sosial manusia, perilaku sederhana, seperti reflex, tetapi ada juga
yang melibatkan proses mental biologis yang lebih tinggi.

Kaum notivis beranggapan bahwa factor manusialah (factor P) yang berperang


dalam menentukan tingkah laku manusia sehingga apabilah P bersifat X (Px)
maka tingkah laku orang itu menjadi x pula (Bx). Demikian pula Py akan
menimbulkan By. Seperti seseorang yang memiliki sifat pemarah akan marah
dalam menghadapi situasi kesulitan. Sementara itu, seseorang yang sabar akan
bertambah sabar dalam situasi yang serupa. Di pihak lain, kaum empiris
berpendapat bahwa factor lingkunganlah (factor E) yang menentukan sehingga Ex
akan menimbulkan Bx, dan Ey menghasilkan By. Misalnya, jika seseorang
dimarahi maka ia akan merasa tidak senang, sedangkan apabilah ia di puji, ia akan
merasa senang. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuh- tumbuhan, binatang,

18
sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas
masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktvitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena itu, perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme respons. Skiner membedakan
adanya dua respon.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan


adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat di
klasifikasikan menjadi 3 kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)


2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior)
3. Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial


budaya, dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatan.

19
1. Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang


untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup
antara lain :

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet).


2. Olahraga teratur.
3. Tidak merokok.
4. Tidak minum minuman keras dan narkoba.
5. Istirahat yang cukup.
6. Mengendalikan stress.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
8. Perilaku sakit (illness behaviour).

Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit, dan sebagainya.

2. Perilaku perang sakit (the sick role behavior)

Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai perang yang mencakup hak-hak sakit
(right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini
harus diketahui oleh orang sakit sendiri amupun orang lain (terutama
keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran seorang sakit (the sick
role). Perilaku ini meliputi :

1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.


2. Mengenal atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak.
3. Mengetahui hak (misalnya, hak memperoleh perawatan, memperoleh.
pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit
(memberitahukan penyakitnya terhadap orang lain).

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus


mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal.

3.2 Saran

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model


konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk
meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di
sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau
kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak
mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan
rajin.

21
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan


http://rizmawan.blogspot.co.id/2013/11/model-keperawatan-menurut-
virginia.html
http://ortipersiani.blogspot.co.id/2011/12/model-perawatan-diri-self-care.html
http://nursingscience-2008.blogspot.co.id/2014/12/riwayat-hidup-imogene-m-
king.html
http://alviatus-evie.blogspot.co.id/2012/01/teori-keperawatan-dorothy-e-
johnson.html

22

Anda mungkin juga menyukai