Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH VERTIGO

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“VERTIGO” tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas dari dosen. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam dalam isi maupun
sistematiknya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata yang kami sampaikan, selamat mempergunakan dan mempelajari makalah
ini sebaik-baiknya, semoga ada guna dan bermanfaat bagi setiap orang yang mempelajarinya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menjadi
masalah bagi sebagian besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar
saja misalnya hari ini terjadi, besok hilang, namun ada vertigo yang kambuh lagi
setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Penyebab vertigo umumnya terjadi
disebabkan oleh stress, mata lelah, dan makan atau minum tertentu. Pada umumnya
vertigo tidak disebabkan kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan
ketegangan atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar, dan di dalam
kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat dan ketika seorang yang mengidap
vertigo tidak berada pada tempat yang aman ketika gejalanya timbul maka dapat
mengakibatkan terjadinya cedera (Junaidi, 2013).
Vertigo diangap bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit
penyebabnya. Salah satu gejala vertigo ialah ilusi bergerak, penderita merasakan atau
melihat lingkungannya bergerak padahal lingkungannya diam atau penderita
merasakan dirinya bergerak padahal tidak. Penyebab gangguan keseimbangan dapat
merupakan suatu kondisi anatomis atau suatu reaksi fisiologis sederhana yang dapat
menganggu kehidupan seorang penderita vertigo (Wreksoatmodjo, 2004; Dewanto,
2009)
Vertigo salah satunya diakibatkan oleh terganggunya sistem vestibular yang terbagi
menjadi vertigo perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular) dan vertigo sentral
(akibat gangguan pada saraf vestibular atau hubungan sentral menuju batang otak atau
cerebellum). Gangguan keseimbangan tersebut beragam bentuknya dan penyebabnya
pun bermacam-macam, pada saat tertentu kondisi gangguan keseimbangan ini dapat
mengancam jiwa. Banyak sistem atau organ pada tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Diantara sistem ini yang
banyak perannya ialah system vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik
(Lumbantobing, 2004)

B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian vertigo
2. Mengetahui faktor penyebab dari vertigo
3. Mengetahui tanda dan gejala dari vertigo
4. Mengetahui proses perjalanan vertigo
5. Mengetahui penatalaksanaan vertigo

C. MANFAAT
Agar mahasiswa lebih memahami tentang vertigo dan cara perawatannya baik secara
medis maupun non medis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGERTIAN
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya. Dapat disertai gejala lain terutama dari jaringan otonomik dari alat keseimbangan
tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala
atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic ( nistagismus, unstable) dan otonomik ( pucat,
keringat dingin, mual, muntah dan pusing) .Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi,
termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor.

B.ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990) etiologi dari vertigo dapat berupa:
a. Lesi vestibular :
1. Fisiologik
2. Labirinitis
3. Menière
4. Obat misalnya quinine, salisilat.
5. Otitis media
6. Motion sickness
7. Benign post-traumatic positional vertigo
b. Lesi saraf vestibularis
1. Neuroma akustik
2. Obat misalnya streptomycin
3. Neuronitis
4. vestibular
5. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
c. Infark atau perdarahan pons
1.Insufisiensi vertebro-basilar
2.Migraine arteri basilaris
3.Sklerosi diseminata
4.Tumor
5.Epilepsy lobus temporal
Sedangkan penyebab lainnya adalah:
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a.Telinga bagian luar : serumen, benda asing
1) Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta
akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa
dengan perdarahan
2) Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,
vertigo postural.
3) Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor
b.Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok
jantung
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues
c. Trauma kepala/ labirin : Hal ini sering terjadi sesudah cidera kepala dan
sering berhubungan dengan nyeri kepala
d. Tumor: Yang paling sering adalah neuro akustika
e. Migren
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula
adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik
6. Intoksikasi

C. TANDA DAN GEJALA


1. Tanda dan gejala vertigo periferal (vestibulogenik) antara lain sebagai berikut :
a. Pandangan gelap
b. Rasa lelah dan stamina menurun
c. Jantung berdebar
d. Hilang keseimbangan
e. Tidak mampu berkonsentrasi
f. Perasaan seperti mabuk
g. Otot terasa sakit
h. Mual dan muntah-muntah
i. Memori dan daya pikir menurun
j. Sensitif pada cahaya terang dan suara
k. Berkeringat
2. Tanda dan gejala vertigo sentral (Non-vestibuler) antara lain sebagai berikut :
a. Penglihatan ganda
b. Sukar menelan
c. Kelumpuhan otot-otot
d. Sakit kepala parah
e. Kesadaran terganggu
f. Hilangnya koordinasi
g. Mual dan muntah
h. Tubuh terasa lemah
D.PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, saraf-Saraf yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N III, IV dan VI.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik. Reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi
tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi akan terganggu akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom.di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan
dan gejala lainnya.
E.PATHWAY

F.KOMPLIKASI
1). Cedera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbanag akibat terganggunya
saraf VIII (vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk
tetap berdiri berjalan.
2). Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktifitas. Mereka lebih
sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lam dan gerak
yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
3). Stroke
G.PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
1. Anti kolinergik
a) Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
b) Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
2.Simpatomimetika
a). Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
3. Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
Golongan antihistamin,Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus
vestibularis adalah:
a) Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
b) Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
1. Terapi kausal
sebagian besar kausa vertigo tidak diketahui penyebabnya, sehingga terapi biasanya
bersifat simtomatik. Terapi kausal disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
2. Terapi simtomatik
ditujukan kepada 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonomnya. Pemilihan
obat-obat anti vertigo tergantung pada efek obat bersangkutan, berat ringan vertigo
dan fasenya. Misalnya pada fase akut dapat diberikan obat penenang untuk
menghilangkan rasa cemas, disamping anti vertigo lainnya.
3. Terapi Rehabilitasi
Bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi
pada pasien dengan gangguan vestibuler. Beberapa bentuk latihan yang dapat
dilakukan adalah latihan vestibuler, latihan visual vestibuler atau latihan berjalan.
b.penatalaksanaan non medis
1.jahe

Khasiat jahe sudah dikenal sejak lama sebagai obat yang ampuh mengatasi mual, muntah-
muntah, dan pusing. Selain itu, jahe juga bisa melancarkan peredaran darah sehingga otak pun akan
mendapatkan suplai oksigen dari darah. Jika vertigo kambuh karena terjadinya infeksi virus atau
bakteri, fungsi jahe sebagai antiradang bisa menolong Anda lebih cepat.

2.ginkgo biloba

Ginkgo biloba mampu memicu peredaran darah menuju kepala, otak, dan telinga bagian
dalam. Selain itu, tanaman kuno yang bisa hidup selama ratusan tahun ini kaya akan
antioksidan yang berguna untuk mencegah kerusakan sel serta saraf otak.
Anda bisa memaanfaatkan daun ginkgo biloba kering dengan menyeduhnya bersama
daun teh dalam air hangat. Selain menggunakan daunnya, biji ginkgo biloba matang pun
bisa Anda campurkan ke dalam masakan seperti bubur dan tumisan sayur sebagai
penyedap alami.
3.lada merah
Lada merah (juga dikenal sebagai cayenne pepper) akhir-akhir ini menjadi salah satu
rempah yang populer di kalangan pencinta gaya hidup sehat. Ternyata, lada merah juga
baik untuk orang dengan vertigo.
Rempah-rempah yang biasanya tersedia dalam bentuk bubuk ini kaya akan kandungan
capsaicin yang mampu menyeimbangkan keping darah (trombosit) serta melancarkan aliran
darah menuju otak dan telinga bagian dalam. Capsaicin juga berkhasiat untuk
meringankan sakit kepala yang dirasakan saat vertigo kambuh. Lada merah bisa Anda
gunakan sebagai bumbu masak atau campuran minuman air lemon.
4.biji ketumbar
Biji ketumbar adalah salah satu jenis rempah yang sangat umum di Indonesia. Pasalnya,
bumbu masak ini sangat mudah ditemukan di pasar atau supermarket dan kegunaannya
begitu beragam. Siapa sangka, biji ketumbar juga bisa Anda manfaatkan sebagai pereda
vertigo.
Ketumbar berfungsi sebagai antiradang untuk melawan infeksi virus atau bakteri penyebab
vertigo. Di samping itu, ketumbar juga kaya akan zat besi yang bisa membantu menambah
dan melancarkan peredaran darah dalam tubuh.
H.PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo
antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
2. Pemeriksaan khusus
a. ENG
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a. Radiologik dan Imaging
b. EEG, EM
DAFTAR PUSTAKA

Corwin,Elizabeth J,.2009. Buku saku patofisiologi, Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif M .dkk. 2000.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan , Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai