Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Penyusunan Makalah Evaluasi
Ekonomi Mineral tentang “Neraca, Laba/Rugi dan Aliran Kas”.
Tujuan penyusunan Makalah ini ialah untuk melengkapi tugas mata kuliah Kuliah
Evaluasi Ekonomi Mineral dan menambah pengetahuan lebih dan lebih lagi.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari dosen
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dengan selesainya makalah ini saya
menyampaikan banyak terimakasih atas bimbingan dan dukungan moril kepada dosen yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap semoga dengan disusunya makalah ini dapat memberikan manfaat yang
positif bagi para pembaca.
Wahyu A. Rahman
1
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
3.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian, elemen serta bentuk laporan rugi laba
2. Mengetahui penyajian pos tidak biasa
3. Mengetahui Laporan Laba Ditahan
4. Mengetahui pengertian dan elemen neraca
5. Mengetahui Laporan Arus Kas
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Bentuk Laporan Rugi Laba
Menurut Baridwan (2000, hal 39-40) Laporan Rugi Laba dalam penyajiannya dibagi
menjadi dua bentuk yaitu :
1. Bentuk Single Step
Laporan R/L bentuk ini sering disebut laporan langsung. Dengan kata lain adalah laporan rugi
laba yang menggabungkan seluruh pendapatan dan beban perusahaan menjadi satu kelompok,
baik pendapatan dan beban operasional maupun non operasional. Tahapan penyusunan laporan ini
ada tiga, yaitu :
a. rincian semua pendapatan operasional dan non operasional
b. rincian semua beban operasional dan non operasional
c. selisih semua pendapatan dan beban. Ditemukanlah angka/jumlah yang menunjukkan laba atau
rugi.
2. Bentuk Multiple Step
Bentuk ini juga disebut bentuk bertahap yaitu bentuk laporan rugi-laba yang unsur pendapatan
maupun beban dipisahkan atas dasar operasional dan non operasional. Cara penyusunannya adalah
sebagai berikut :
a. Bagian pertama adalah perincian pendapatan operasional
b. Bagian kedua adalah perincian beban operasional
c. Bagian ketiga adalah perincian pendapatan maupun beban non operasional
d. Bagian terakhir untuk mencari saldo rugi – laba bersih.
5
Berdasarkan pendekatan modified all inclusive concept, perusahaan dapat melaporkan irregular
items sebagai bagian dari net income-nya. Salah satu irregular items adalah pos luar biasa
(extraordinary items).
6
Pos luar biasa dalam laporan laba rugi disajikan setelah laba yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan. Hakikat dari pos luar biasa dan pertimbangan yang mendasari pengelompokan kejadian
atau transaksi tersebut sebagai pos luar biasa harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Dengan demikian, pengguna laporan keuangan tetap dapat melakukan evaluasi mengenai kinerja
perusahaan yang berasal dari kegiatan normal selama periode tersebut sekaligus juga melihat
pengaruh dari pos luar biasa terhadap perhitungan laba rugi perusahaan untuk periode yang
bersangkutan.
Ilustrasi penyajian Pos Luar Biasa dalam laporan laba rugi perusahan sebagai berikut :
Tangguhan xxxxxxx
7
b. adanya penyesuaian periode sebelumnya ( prior period adjusment) dan perubahan kebijakan
akuntansi ( change in accounting policy)
c. adanya deviden ( cash devicend, stock devidend, property dividend dan scrip dividend)
d. adanya transaksi atas treasury stock
e. adanya penyesuaian akibat quasi reorganization
Laporan laba ditahan berisikan informasi mengenai perubahan laba ditahan perusahaan yang
menyebabkan terjadinya perubahan modal sendiri perusahaan. Perhitungan laba ditahan adalah laba
bersih dikurangi deviden yang dibagikan. Laba ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan
peningkatan laba perusahaan pada tahun mendatang. Laporan ini digunakan investor untuk menilai
usulan kebijakan manajemen perusahaan mengenai deviden. Pembagian deviden yang merupakan hak
pemegang saham yang diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) biasanya tidak dibagikan
seluruhnya, tetapi sebagian digunakan kembali untuk berinvestasi. Sebagian yang digunakan untuk
berinvestasi inilah menjadi laba ditahan perusahaan. Semakin besar laba ditahan perusahaan akan
semakin besar aset perusahaan, dan dapat dikatakan perusahaan tersebut “sehat”.
8
Mengacu pada pendapat Munawir (2004) aset dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama, yaitu:
a. Aset lancar
Munawir (2004, h14) menyatakan aset adalah uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat
dicairkan, ditukarkan menjadi uang tunai, dijual, atau digunakan periode pada berikutnya paling lama
satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal.
9
Dalam penyajiannya, menurut Hackel dan Livnat (1996, hal 146-164), laporan arus kas dibagi
dalam tiga kelompok yaitu :
a. Aktivitas Operasional (Operating)
Adalah kelompok yang meliputi seluruh transaksi dan kegiatan lainnya yang tidak termasuk di dalam
kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan. Secara lebih jelas, arus kas yang berasal dari
kegiatan opersional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi barang dan penyediaan jasa.
Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas hasil dari transaksi dan kegiatan lainnya yang ikut
menentukan laba bersih.
b. Aktivitas Investasi ( Investing)
Adalah kelompok yang meliputi pembelian dan penagihan piutang, pengembalian persediaan barang
dagang, pembayaran pinjaman, pengadaan serta penjualan equitas dan harta kekayaan perusahaan
(tanah), bangunan, dan peralatan serta aktiva-aktiva produktif lainnya yaitu aktiva yang digunakan
oleh perusahaan untuk melakukan produksi barang dan jasa.
c. Aktivitas Pendanaan atau pembiayaan ( Financing)
Adalah kelompok yang meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas
investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta pembayan kembali hutang oleh pemiliknya atau
sebaliknya penyelesaian kewajiban perusahaan kepada pemilik, dan perolehan serta pembayaran
sumber daya lainnya yang berasal dari pembiayaan jangka panjang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Dalam laporan rugi laba ada sejumlah elemen atau istilah yang melekat secara umum. Elemen
ini tercatat dalam laporan rugi laba perusahaan. Antara lain Pendapatan, Beban, Laba dan Rugi.
Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran, gempa, dan sebagainya perusahaan dapat
menganut salah satu dari dua perlakuan yaitu Current Operating Performance dan All Inclusive.
Perusahaan juga dapat menggunakan pendekatan modified all inclusive concept, perusahaan dapat
melaporkan irregular items sebagai bagian dari net income-nya. Salah satu irregular items adalah pos
luar biasa (extraordinary items).
Suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa jika memenuhi dua
kriteria yaitu bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi. Penerapan kedua kriteria di atas harus
dihubungkan dengan sifat dan karakteristik dari kegiatan perusahaan serta faktor geografis
perusahaan.
Laba ditahan ( retained earning ) merupakan laba bersih yang tidak didistribusikan kepada para
pemegang saham.
Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan mengenai jumlah aktiva, hutang, serta
modal suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aset, kewajiban
dan ekuitas.
Laporan arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam penyajiannya laporan arus kas dibagi dalam tiga kelompok yaitu aktivitas operasi,
aktivitas inventasi dan aktivitas pendanaan.
3.2 Saran
Untuk mempermudah keinginan perusahaan yaitu memperoleh laba semaksimal mungkin maka
perusahaan perlu membuat laporan rugi laba, karena dengan membuat laporan rugi laba, maka
perusahaan dapat mengevaluasi perkembangan dari perusahaan.
Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam kondisi yang
sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan dalam pos akuntansi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, SE, MM, AK dan Abu Bakar Arif, SE, MM, 2003, Akuntansi Keuangan Dasar 2,
Grasindo:Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2009. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Salemba Empat:Jakarta.
Prastowo, Dwi dan Julianty Rika, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama.
PP. AMP YKPN: Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi
12