Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS IKAN GURAMI DI

KABUPATEN BANYUMAS

Yusuf Enril Fathurrohman, Kusnandar, Bekti Wahyu Utami


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telepon : +62 271 637457
Email : yusuf.enril@gmail.com/085291276191

Abstract: The research aims to identify the variability, strategies


alternative and strategies priority that can be applied. The research was
conducted in the village Kalikidang Sokaraja Banyumas district which
The method of data analysis that we used are matrix IFE, EFE matrix,
SWOT matrix and matrix QSP. The result of this research showed (1) a
major strength in the development of gouramy agribusiness ini
Kalikidang Village is focused on enlargement and the major weakness is
the small capital. While the main opportunities is there are many people
who support the development of gouramy agribusiness and the main
threat is rising prices of productions factors. (2) There are 8 alternative
strategy produced, two S-O strategies, two W-O strategies, two S-T
strategies, two W-T strategies. (3) The priority of strategy is to maintain
market and further strengthen the relationship with the relevant
stakeholders in the development of agribusiness of gouramy investment

Keywords : variability, strategies, gouramy agribusiness

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan, alternatif


serta prioritas strategi yang dapat diterapkan. Penelitian dilakukan di
Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yang
Metode analisis data yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE,
matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil penelitian menunjukkan (1)
kekuatan utama pengembangan agribsinis ikan gurami di Desa
Kalikidang yaitu terfokus pada pembesaran. Sedangkan kelemahan yang
paling mendasar yaitu permodalan yang kecil. Peluang utama adalah
banyak pihak yang mendukung pengembangan agribisnis ikan gurami
sedangkan ancaman yang paling besar yaitu harga faktor produksi yang
semakin meningkat. (2) Tedapat 8 alternatif strategi yang dihasilkan
yaitu dua strategi S-O, dua strategi W-O, dua strategi S-T, dua strategi
W-T. 3) Prioritas strategi yang dihasilkan adalah mempertahankan
pasar dan lebih memperkuat hubungan dengan stakeholder terkait
penanaman modal dalam pengembangan agribisnis ikan gurami.

Kata Kunci: keragaan, strategi, agribisnis ikan gurami


PENDAHULUAN merupakan peringkat ke-4 dalam
produksi hasil perikanan budidaya di
Indonesia sebagai negara Jawa Tengah (Dinas Perikanan Jawa
agraris dengan pembangunan di Tengah, 2006-2009). Hal tersebut
bidang pertanian menjadi prioritas didukung dengan SK Menteri
utama memberikan komitmen tinggi Kelautan dan Perikanan RI yang
terhadap pembangunan ketahanan menyatakan Kabupaten Banyumas
pangan (UU No.7 tahun 1996 sebagai daerah “minapolitan”.
tentang pangan). Disamping itu salah Disamping itu Kabupaten Banyumas
satu sektor pertanian yang sangat memiliki komoditas unggulan
berperan dalam pembudidayaan perikanan air tawar yaitu ikan gurami
sumberdaya di perairan adalah yang dikenal bernilai ekonomi
perikanan (UU No. 9 tahun 1985 penting dan harganya di pasar cukup
tentang perikanan) dimana perikanan tinggi (Effendi, 2006) dan kini sudah
merupakan kegiatan usaha yang banyak dibudidayakan secara intensif
mencakup penangkapan dan budi (Hastuti et al, 2003). Menurut data
daya (BPS, 2009). Subsektor dinas perikanan Kabupaten
perikanan sendiri memiliki berbagai Banyumas, pada tahun 2010
tujuan penting dalam pembangunan produksi benih ikan gurami
pertanian dan nasional seperti mencapai 287.421.922 ekor dan ikan
menyediakan bahan baku industri gurami konsumsi 1.422.534 ekor.
perikanan, meningkatkan pendapatan Produksi ini adalah produksi
dan kesejahteraan masyarakat, tertinggi diantara budidaya
meningkatkan lapangan kerja dan komoditas ikan lainnya. Lebih jauh
kesempatan berusaha, meningkatkan lagi, pembudidayaan gurami ini
perlindungan dan rehabilitasi serta memiliki sentra diwilayah tertentu di
memenuhi kebutuhan konsumsi ikan kabupaten Banyumas seperti di Desa
bagi masyarakat. Lebih lanjut Kalikidang Kecamatan Sokaraja
subsektor perikanan seharusnya sebagai sentra pembesaran.
dikembangkan menjadi sektor Di sisi lain belum
unggulan dengan dukungan dari dari terpenuhinya permintaan ikan
berbagai pihak (Kurniawan, 2001), konsumsi di lokal Kabupaten
terlebih saat ini usahatani di bidang Banyumas maupun di luar Banyumas
perikanan air tawar memiliki prospek serta berbagai keadaan seperti
yang sangat baik (Murtidjo, 2001). masalah permodalan dan sarana
Sehingga diharapkan di masa prasarana menyebabkan
mendatang subsektor perikanan terhambatnya perkembangan usaha
bukanlah sebagai alternative yang agribisnis ikan gurami ini. Hal
dipilih namun sebagai komplementer tersebut tentunya menjadi tantangan
dan saling mendukung baik bagi tersendiri bagi petani ikan gurami
input maupun output. maupun pemerintah daerahterkait
Pengembangan subsektor bagaimana mewujudkan potensi
perikanan di Kabupaten Banyumas pasar yang besar tersebut menjadi
memiliki peluang usaha yang sangat sebuah pasar yang nyata bagi produk
besar karena menunjukkan ikan Banyumas.
produktivitas yang cukup tinggi dan
Tujuan penelitian ini adalah Kelompok tani ini memfasilitasi
mengetahui keragaan agribisnis ikan masyarakat yang membutuhkan
gurami di Kabupaten Banyumas; kolam untuk di kelola. Dilihat dari
merumuskan alternatif dan prioritas segi waktu budidaya pembesaran
strategi yang dapat diterapkan. dalam ikan gurami biasanya memakan
mengembangkan agribisnis ikan waktu yang relatif cukup lama yaitu
gurami di Kabupaten Banyumas. sekitar 4-6 bulan untuk panen
(Kholish, 2009).
METODE PENELITIAN Petani gurami di Desa
Kalikidang rata-rata berusia antara
Lokasi Penelitian 15 sampai 65 tahun serta tidak
Lokasi penelitian ini mengenyam pendidikan terlalu tinggi
dilakukan di Desa Kalikidang (SD-SMP). Pada kegiatan agribisnis
Kecamatan Sokaraja Kabupaten ikan gurami, kebanyakan masyarakat
Banyumas sebagai sentra di Desa Kalikidang sudah memiliki
pembesaran gurami pada bulan pengalaman yang cukup lama yaitu
Agustus-September 2012 sekitar 10 tahun karena usahatani ini
Anlisis Data sudah dilakukan secara turun
Data yang diperoleh dari temurun. Petani gurami di Desa
hasil identifikasi baik internal Kalikidang biasanya hanya
maupun eksternal di analisis mengelola 1-2 kolam karena
menggunakan analisis SWOT yang keterbatasan modal dan kebanyakan
telah dikembangkan oleh David profesi mereka yang hanya sebagai
(2009) untuk mengetahui kekuatan buruh tani. Sehingga untuk saat ini
dan kelemahan serta peluang dan budidaya gurami hanya sebagai
ancaman yang dapat berfungsi penghasilan tambahan saja. Kolam
sebagai dasar untuk perumusan dan yang ada memiliki ukuran berbeda-
pengembangan kebijakan (Nurul et beda dengan rata-rata kolam
al, 2011). Alat analisis yang berukuran 250 m2. Petani gurami
digunakan menggunakan matriks dalam sekali panen mampu
IFE, matriks EFE, matriks SWOT menghasilkan 2 kali lipat dari benih
dan matriks QSP (Kasim et al, 2011). yang ditebar dalam kurun waktu 4-6
bulan. Secara keseluruhan dari
HASIL DAN PEMBAHASAN seluruh kolam yang ada di desa
Kalikidang mampu memproduksi 8
Keragaan Agribisnis Ikan Gurami kwintal tiap pekannya dengan dua
di Desa Kalikidang kali panen.
Kegiatan agribisnis ikan Dilihat dari aspek
gurami yang dilakukan di Desa usahataninya dalam satu musim
Kalikidang Kecamatan Sokaraja panen sekitar 4-6 bulan dengan benih
Kabupaten Banyumas adalah awal 377 kg per dua kolam
usahatani pembesaran ikan gurami mengeluarkan biaya sebesar Rp
untuk dikonsumsi. Pada lokasi 16.175.819,8 yang meliputi biaya
tersebut terdapat kelompok tani untuk sarana produksi (benih, pakan,
pembudidaya ikan gurami yang pupuk, obat, dll), tenaga kerja luar,
cukup besar bernama “Ulam Sari”. sewa kolam, transportasi, dan sewa
peralatan. Penerimaan yang diterima baik (administrasi dan penjadwalan)
dengan hasil produksi sebanyak karena didukung dari pengalaman
742,17 kg per dua kolam dengan yang cukup lama akan pembesaran
harga jual Rp 27.041/kg sebesar Rp ikan gurami, hanya saja terdapat
20.902.833,3 atau Rp 10.451.406,65 beberapa petani gurami yang tidak
per kolamnya sehingga pendapatan mau mengikuti kesepakatan bersama
yang diperoleh sebesar Rp antar petani.
4.727.013,5 per dua kolam atau Rp Analisis faktor eksternal dalam
2.532.328,7 per kolam. penelitian ini meliputi kondisi
Analisis Faktor Internal dan ekonomi, sosial budaya dan
Faktor Eksternal lingkungan, pemerintahan,
Perumusan strategi dimulai teknologi, dan persaingan.
dengan menganalisis faktor internal Berdasarkan tabel 2 hasil
dan eksternal usahatani untuk identifikasi eksternal menunjukkan
mengidentifikasi faktor-faktor bahwa kondisi ekonomi yang tidak
strategis yang menjadi kekuatan dan menentu sangat berpengaruh
kelemahan serta peluang dan terhadap harga faktor produksi dan
ancaman dalam mengembangkan tenaga kerja; adanya berbagai
agribisnis ikan gurami di Kabupaten dukungan dari berbagai pihak yang
Banyumas. sangat membantu dan perlunya
Analisis faktor internal dalam memperhatikan terkait kondisi
penelitian ini meliputi analisis internal petani maupun hubungan
terhadap keuangan,produksi, petani dengan pengepul; perhatian
pemasaran, dan manajemen. khusus dari pemerintah yang sangat
Berdasarkan tabel 1 hasil siginifikan terhadap budidaya gurami
identifikasi internal menunjukkan dari segi kebijakan maupun bantuan
bahwa sebagian besar petani gurami berupa sarana produksi, prasarana,
memiliki masalah keuangan yaitu dan program-program serta
permodalan yang terbatas; pada sosialisasi yang diberikan; mesin
proses produksi atau keberjalanan budidaya yang sulit dijangkau secara
budidaya petani gurami meskipun financial oleh masing-masing petani;
masih ada beberapa kendala sarana dari kondisi persaingan usaha
prasarana dan kurang optimalnya agribisnis pembesaran ikan gurami di
pengelolaan namun sebagian petani Desa Kalikidang cukup
gurami sudah menerapkan Standard menguntungkan karena selain
Operational Procedure; daerah rendahnya tingkat persaingan,
Kalikidang merupakan daerah yang pesaing utama yakni dari daerah
selalu menjaga keberlanjutan Tulungagung sudah tidak memasuki
produksi akan kebutuhan pasar wilayah bagian barat serta didukung
terhadap ikan gurami walaupun; permintaan akan ikan gurami yang
petani gurami di Desa Kalikidang besar.
sudah menerapkan manajemen yang
Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Internal Pengembangan Agribisnis Ikan
Gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
Aspek Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
Aspek Keuangan - 1. Permodalan yang kecil

Aspek Produksi 1. Terdapat SOP (Standart 1. Sarana dan prasarana produksi yang belum
Operating Procedure) memadai
2. Inovasi pakan tambahan 2. Petani belum mengefisienkan dan
3. Kualitas hasil panen yang baik memanfaatkan waktu produksi secara
dibandingkan dengan yang lain optimal
3. Petani belum mampu mengendalikan resiko
budidaya ikan gurami dengan baik (SDM
penanganan resiko kurang)
4. Pengelolaan ikan gurami kurang optimal
Aspek Pemasaran 1. Kontinuitas hasil produksi -

Aspek Manajmen 1. Memiliki penjadwalan dan 1. Tidak semua petani gurami mau mengikuti
pencatatan administrasi yang kesepakatan bersama antar petani.
baik 2. Adanya petani yang tidak konsisten dalam
2. Memiliki pengalaman yang budidaya
cukup lama dalam
membudidayakan gurami
3. Terfokus pada pembesaran
Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Tabel 2. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal Pengembangan Budidaya Ikan


Gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
Aspek Peluang(Opportunity) Ancaman(Threats)
Eksternal
Kondisi - 1. Harga faktor produksi yang semakin
ekonomi meningkat
2. Kenaikan upah tenaga kerja
Aspek Sosial 1. Banyak pihak yang mendukung 1. Kesenjangan sosial
Budaya dan pengembangan agribisnis ikan 2.Adanya komplain dari pelanggan/pembeli
lingkungan gurami terkait kondisi ikan gurami
2. Kondisi lingkungan yang aman dan 3. Musim kemarau yang menghambat produksi
terkendali. 4. Air yang kurang baik
3. Musim hujan yang mendukung
pengembangan gurami
Aspek 1. Perhatian pemerintah terhadap
Pemerintahan pengembangan budidaya gurami
(kebijakan dan bantuan yang
diberikan)
Aspek - 1. Mesin budidaya yang tergolong mahal
Teknologi
Aspek 1. Rendahnya tingkat persaingan -
Persaingan 2. Hilangnya pesaing utama
3. Permintaan terhadap ikan gurami besar
Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Matrik IFE yang berkaitan dengan kekuatan dan


Matriks IFE digunakan untuk kelemahan yang dianggap penting.
mengetahui faktor-faktor internal Nilai kumulatif matrik IFE pada
dari usaha agribisnis ikan gurami pengembangan agribisnis ikan
gurami menurut tabel 3 adalah Kecamatan Sokaraja Kabupaten
2,760629921. Menurut David (2009) Banyumas. Pengembangan
nilai tersebut mengidentifikasikan agribsinsis budidaya gurami yang
bahwa agribisnis ikan gurami terfokus pada pembesaran menjadi
memiliki posisi internal yang cukup faktor kunci kekuatan terbesar
kuat, sehingga dapat dikatakan petani dengan skor 0,358267717.
sudah mampu memanfaatkan Sedangkan kelemahan terbesar
kekuatan untuk mengatasi kelemahan terdapat pada faktor permodalan
dalam pengembangan agribisnis ikan yang kecil dengan skor 0,102362205.
gurami di Desa Kalikidang

Tabel 3.Matrik Internal Factor Evaluation (IFE)


Faktor –faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor
No.
Kekuatan
1. Terdapat SOP (Standard Operational 0,076115486 3,5 0,266404199
Procedure)
2. Inovasi pakan tambahan 0,062992126 3,2 0,201574803

3. Kualitas hasil panen yang lebih baik 0,078740157 3,7 0,291338583


dibandingkan yang lainnya
4. Kontinuitas hasil produksi 0,083989501 4 0,335958005

5. Memiliki penjadwalan dan 0,083989501 3,7 0,310761155


pencatatan administrasi yang baik
6. Petani memiliki pengalaman yang 0,089238845 3,7 0,330183727
cukup lama dalam membudidayakan
gurami
7. Terfokus pada pembesaran 0,091863517 3,9 0,358267717

Kelemahan
1. Permodalan yang kecil 0,102362205 1 0,102362205

2. Sarana dan prasarana produksi yang 0,062992126 1,5 0,094488189


belum memadai
3. Petani belum mengefisienkan dan 0,047244094 1,9 0,08976378
memanfaatkan waktu produksi secara
optimal
4. Petani belum mampu mengendalikan 0,060367454 1,8 0,096587927
resiko budidaya ikan gurami dengan
baik (SDM penanganan resiko
kurang)
5. Pengelolaan ikan gurami kurang 0,05511811 1,8 0,099212598
optimal
6. Tidak semua petani mau mengikuti 0,052493438 1,9 0,099737533
kesepakatan bersama antar petani
7. Adanya petani yang tidak konsisten 0,052493438 1,6 0,083989501
dalam budidaya ikan gurami
Total 1,000 2,760629921

Sumber : Analisis Data Primer, 2012


Matrik EFE menunjukkan bahwa petani ikan
Matriks EFE digunakan untuk gurami merespon secara baik
mengevaluasi faktor-faktor peluang dan ancaman yang ada.
eksternaldari usaha agribisnis ikan Faktor peluang terbesar dalam
gurami yang berkaitan dengan pengembangan agribisnis ikan
peluang dan ancaman yang dianggap gurami adalah Banyak pihak yang
penting. mendukung pengembangan
Nilai kumulatif matriks EFE agribisnis ikan gurami dengan skor
pada pengembangan agribisnis ikan 0,367430025dan ancaman terbesar
gurami yang disajikan pada tabel 4 yaitu harga faktor produksi yang
diperoleh nilai indeks kumulatif semakin meningkat dengan skor
sebesar 2,986259542. Hasil tersebut 0,30229.

Tabel 4. Matrik Ekternal Factor Evaluation (EFE)


Faktor –faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor
No.
Peluang
1. Banyak pihak yang mendukung 0,096692112 3,8 0,367430025
pengembangan agribisnis ikan gurami
2. Kondisi lingkungan yang aman dan 0,091603053 3,7 0,338931298
terkendali
3. Permintaan pasar terhadap ikan gurami 0,073791349 3 0,221374046
besar
4. Perhatian pemerintah terhadap 0,078880407 3 0,236641221
pengembangan budidaya ikan gurami
5. Rendahnya tingkat persaingan 0,06870229 2,6 0,178625954

6. Hilangnya pesaing utama 0,076335878 3,1 0,236641221

7. Musim hujan yang mendukung 0,071246819 3,1 0,22086514


pengembangan ikan gurami
Ancaman
1. Harga sarana produksi yang semakin 0,083969466 3,6 0,30229
meningkat
2. Kenaikan upah tenaga kerja 0,076335878 3 0,229008

3. Kesenjangan social 0,053435115 2,3 0,122901

4. Adanya komplain dari pembeli dan 0,045801527 1,8 0,082443


pelanggan/pembeli terkait kondisi ikan
gurami
5. Mesin budidaya yang tergolong mahal 0,038167939 1,5 0,057252

6. Musim kemarau yang menghambat 0,071246819 2,6 0,185242


produksi
7. Air yang kurang baik 0,073791349 2,8 0,206616

Total 1,000 2,986259542


Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Formulasi Alternatif Strategi berkembang dan mempertahankan
Setelah mengidentifikasi pasar dan lebih memperkuat
faktor-faktor internal dan eksternal hubungan dengan stakeholder terkait
yang menjadi kekuatan dan penanaman modaldalam
kelemahan serta peluang dan pengembangan agribisnis ikan
ancaman dalam mengembangkan gurami.
budidaya ikan gurami di Kabupaten Strategi S-T
Banyumas, maka diperoleh beberapa Strategi S-T (Strength-Threat)
alternatif strategi yang dapat atau strategi kekuatan-ancaman
dipertimbangkan seperti pada tabel 5, adalah strategi untuk
antara lain: mengoptimalkan kekuatan internal
Strategi S-O yang dimiliki dalam menghindari
Strategi S-O (Strength- ancaman. Alternatif strategi S-T
Opportunity) atau strategi kekuatan- yang dapat dirumuskan adalah
peluang adalah strategi yang mempertahankan dan meningkatkan
menggunakan kekuatan internal kualitas ikan gurami dan
untuk memanfaatkan peluang mengefisiensikan penggunaan sarana
eksternal. Alternatif strategi S-O produksi dan tenaga kerja dan
yang dapat dirumuskan adalah pengelolaan sumber daya alam dan
meningkatkan hasil produksi dengan limbah secara maksimal oleh
mengoptimalkan bantuan yang masyarakat.
diberikan pemerintah untuk Strategi W-T
memenuhi permintaan pasar dan Strategi W-T (Weakness-Threat)
meningkatkan standard kualitas, atau strategi kelemahan-ancaman
kuantitas serta manajemen untuk adalah strategi defensif untuk
pengembangan usahatani meminimalkan kelemahan internal
pembesaran gurami dengan dan menghindari ancaman eksternal.
dukungan dari berbagai pihak Alternatif strategi yang dapat
Strategi W-O dirumuskan adalah meningkatkan
Strategi W-O (Weakness- jaringan pemasaran dan menjalin
Opportunity) atau strategi kesepakatan antara petani dan
kelemahan-peluang adalah strategi pengepul terkait kegiatan pemasaran
untuk meminimalkan kelemahan dan memperkuat ikatan intern petani
yang ada untuk memanfaatkan melalui kegiatan sosialisasi dan
peluang eksternal. Alternatif strategi pembinaan untuk mengoptimalkan
W-O yang dapat dirumuskan adalah produksi dan mengoptimalkan
membangun kerjasama dengan dinas pengembangan agribisnis ikan
dan kelembagaan petani untuk lebih gurami.
mengorganisir petani supaya lebih
Tabel 5. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Agribisnis Ikan
Gurami Di Kabupaten Banyumas
Kekuatan-S Kelemahan-W
1. Terdapat SOP (Standard 1. Permodalan yang kecil
Operational Procedure) 2. Sarana dan prasarana produksi
2. Inovasi pakan tambahan yang belum memadai
3. Kualitas hasil panen yang 3. Petani belum mengefisienkan
lebih baik dibandingkan dan memanfaatkan waktu
yang lainnya produksi secara optimal
4. Kontinuitas hasil produksi 4. Petani belum mampu
5. Memiliki penjadwalan dan mengendalikan resiko
pencatatan administrasi budidaya ikan gurami dengan
yang baik baik (SDM penanganan
6. Petani memiliki pengalaman resiko kurang)
yang cukup lama dalam 5. Pengelolaan ikan gurami
membudidayakan gurami kurang optimal
7. Terfokus pada pembesaran 6. Tidak semua petani mau
mengikuti kesepakatan
bersama antar petani
7. Adanya petani yang tidak
konsisten dalam budidaya
ikan gurami
Peluang-O Strategi S-O Strategi W-O
1. Banyak pihak yang mendukung 1. Meningkatkan hasil produksi 1. Membangun kerjasama
pengembangan agribisnis ikan dengan mengoptimalkan dengan dinas dan
gurami bantuan yang diberikan kelembagaan petani untuk
2. Kondisi lingkungan yang aman pemerintah untuk memenuhi lebih mengorganisir petani
dan terkendali permintaan pasar supaya lebih berkembang.
3. Permintaan pasar terhadap ikan (S1,S2,S4,,S6,O3,O4,O5,O6, (W1,W2,W3,W5,W6,W7,O1,
gurami besar O7) O3,O4)
4. Perhatian pemerintah terhadap 2. Meningkatkan standard 2. Mempertahankan pasar dan
pengembangan budidaya ikan kualitas, kuantitas serta lebih memperkuat hubungan
gurami manajemen untuk dengan stakeholder terkait
5. Rendahnya tingkat persaingan pengembangan usahatani penanaman modaldalam
6. Hilangnya pesaing utama pembesaran gurami dengan pengembangan agribisnis ikan
7. Musim penghujan yang dukungan dari berbagai pihak gurami.
mendukung pengembangan (S1,S3,S4,S5,S6,S7,O1,2,O4) (W1,W2,,O1,O2,O3,O4).
gurami
Ancaman-T Strategi S-T Strategi W-T
1. Harga faktor produksi yang 1. Mempertahankan dan 1. Meningkatkan jaringan
semakin meningkat meningkatkan kualitas ikan pemasaran dan menjalin
2. Kenaikan upah tenaga kerja gurami dan kesepakatan antara petani dan
3. Kesenjangan social mengefisiensikan pengepul terkait kegiatan
4. Adanya komplain dari pembeli penggunaan sarana produksi pemasaran (W6,W7,T3,T4)
dan pelanggan/pengepul dan tenaga kerja 2. Memperkuat ikatan intern
5. Teknologi budidaya yang (S1,S2,S3,S6,S7,T1,T2,T4, petani melalui kegiatan
tergolong mahal T5,T6) sosialisasi dan pembinaan
6. Musim kemarau yang 2. Pengelolaan limbah secara untuk mengoptimalkan
menghambat produksi maksimal oleh masyarakat. produksi dan
7. Air yang kurang baik (S1,S6,T3,T7) mengoptimalkan
pengembangan agribisnis
ikan gurami.
(W5,W6,W8,T3,)
Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Penentuan Prioritas Strategi

Tabel 6. Jumlah Total Daya Tarik (TAS) alternatif strategi pengembangan


agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas
No. Alternatif Strategi Skor Daya Skor Daya Skor Total
Tarik Tarik Daya Tarik
Internal Eksternal
1 Meningkatkan hasil produksi dengan mengoptimalkan 3.205774278 3.062849873 6,2686242
bantuan yang diberikan pemerintah untuk memenuhi
permintaan pasar.
2 Meningkatkan standard kualitas, kuantitas serta 2.867979 2.629771 5,49775
manajemen untuk pengembangan usahatani pembesaran
gurami dengan dukungan dari berbagai pihak
3 Membangun kerjasama dengan dinas dan kelembagaan 2.719423 2.151654 4,8710765
petani untuk lebih mengorganisir petani supaya lebih
berkembang
4 Mempertahankan pasar dan lebih memperkuat hubungan 3.348031 3.147328 6,4953597
dengan stakeholder terkait penanaman modal dalam
pengembangan agribisnis ikan gurami.
5 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas ikan gurami 3.275066 2.826972 6,1020376
dan mengefisiensikan penggunaan sarana produksi dan
tenaga kerja
6 Pengelolaan limbah secara maksimal oleh masyarakat 2.072441 2.087277 4,1597183

7 Meningkatkan jaringan pemasaran dan menjalin 3.055906 3.040712 6,096618


kesepakatan antara petani dan pengepul terkait kegiatan
pemasaran
8 Memperkuat ikatan intern petani melalui kegiatan 2.693701 2.249364 4,9430647
sosialisasi dan pembinaan untuk mengoptimalkan produksi
dan mengoptimalkan pengembangan agribisnis ikan
gurami.
Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Berdasarkan dari hasil gurami di Desa Kalikidang
penililaian matriks QSP Kecamatan Sokaraja Kabupaten
(Quantitative Strategi Planning), Banyumas.
maka diperoleh prioritas strategi
pengembangan yang terpilih. SIMPULAN
Prioritas strategi ini diperoleh dari
nilai daya tarik (TAS/Total Berdasarkan hasil penelitian
Attractiveness Score) yang terbesar. mengenai Strategi Pengembangan
Sehingga strategi pengembangan Agribisnis Ikan Gurami di
agribisnis ikan gurami di Kabupaten Kabupaten Banyumas, dapat ditarik
Banyumas diharapkan dapat kesimpulan bahwa kegiatan
diimplementasikan oleh petani agribisnis ikan gurami di Desa
gurami sesuai dengan Kalikidang Kecamatan Sokaraja
kemampuannya. Kabupaten Banyumas merupakan
Prioritas strategi yang sentra usahatani pembesaran ikan
diperoleh dalam pengembangan gurami di Kabupaten Banyumas;
agribisnis ikan gurami di Kabupaten kegiatan agribisnis ikan gurami ini
Banyumas adalah alternative strategi merupakan profesi sampingan/
ke IV yaitu mempertahankan pasar diperuntukkan sebagai penghasilan
dan lebih memperkuat hubungan tambahan. Secara teknis masa
dengan stakeholder terkait pembesaran gurami antara 4-6 bulan
penanaman modal dalam untuk siap panen dengan dua kali
pengembangan agribisnis ikan panen dalam satu pekan (4-5
kwintal). Pemasaran ikan gurami ini masyarakat; meningkatkan jaringan
dilakukan/didistribusikan di dalam pemasaran dan menjalin kesepakatan
Kabupaten Banyumas dan luar antara petani dan pengepul terkait
Kabupaten Banyumas. Setelah kegiatan pemasaran; memperkuat
dilakukan identifikasi internal dan ikatan intern petani melalui kegiatan
eksternal kekuatan utama dalam sosialisasi dan pembinaan untuk
mengembangkan agribisnis ikan mengoptimalkan produksi dan
gurami di Kabupaten Banyumas mengoptimalkan pengembangan
yaitu terfokus pada pembesaran . agribisnis ikan gurami.
Sedangkan kelemahan yang paling Prioritas strategi yang dapat
mendasar yaitu permodalan yang diterapkan dalam upaya
kecil. Peluang utama dalam pengembangan agribisnis ikan
mengembangkan agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas
gurami adalah banyak pihak yang adalah mempertahankan pasar dan
mendukung pengembangan lebih memperkuat hubungan dengan
agribisnis ikan gurami. Sedangkan stakeholder terkait penanaman modal
ancaman yang paling besar yaitu dalam pengembangan agribisnis ikan
harga faktor produksi yang semakin gurami.
meningkat.
Alternatif Strategi yang dapat DAFTAR PUSTAKA
diterapkan dalam pengembangan
agribisnis ikan gurami di Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2009.
Banyumas antara lain meningkatkan Klasifikasi Baku Lapangan
hasil produksi dengan Usaha Indonesia . Statistik
mengoptimalkan bantuan yang Indonesia tahun 2009. BPS.
diberikan pemerintah untuk Jakarta-Indonesia
memenuhi permintaan pasar; David, F.R. 2009.
meningkatkan standard kualitas, ManajemenStrategis:
kuantitas serta manajemen untuk Konsep-
pengembangan usahatani Konsep.AlihBahasa:
pembesaran gurami dengan KresnaSantoso. PT
dukungan dari berbagai pihak; IndeksKelompokGramedia.
membangun kerjasama dengan dinas Jakarta.
dan kelembagaan petani untuk lebih Dinas Perikanan Jawa Tengah tahun
mengorganisir petani supaya lebih 2006-2009.
berkembang; mempertahankan pasar Dinas Peternakan dan Perikanan
dan lebih memperkuat hubungan Kabupaten Banyumas.
dengan stakeholder terkait 2010. Produksi Ikan
penanaman modaldalam Gurami (benih dan
pengembangan agribisnis ikan konumsi).
gurami; mempertahankan dan Hastuti E, Supriyono E, Mokoginta I,
meningkatkan kualitas ikan gurami Subandiyono. 2003. Respon
dan mengefisiensikan penggunaan Glukosa Darah Ikan
sarana produksi dan tenaga kerja; Gurami (Osphronemus
pengelolaan sumber daya alam dan gouramy, LAC.) Terhadap
limbah secara maksimal oleh Stres Perubahan Suhu
Lingkungan. Jurnal Surat Keputusan Menteri Kelautan
Akuakultur Indonesia, 2(2): dan Perikanan RI Nomor
73-77 (2003) Kep. 41/Men/2009 tentang
Penetapan Lokasi
I Effendi, H J Bugri,
Minapolitan
Widanarni.2006. Pengaruh
Undang-Undang No.7 tahun 1996
padat penebaran terhadap
tentang pangan. Badan
kelangsungan hidup dan
Pengawas Obat dan
pertumbuhan benih ikan
Makanan Rebuplik
gurami osphronemus
Indonesia
gouramy lac. Ukuran 2 cm.
Undang-Undang No.9 Tahun 1985
Jurnal Akuakultur
tentang perikanan.
Indonesia, 5(2): 127-135
Kementrian Kelautan dan
(2006)
Perikanan.
Kasim, S.N. Sirajuddin, Irmayani.
2011. Strategi
Pengembangan Usaha Sapi
Perah di Kabupaten
Enrekang. Jurnal
Agribisnis, X(3): 81-97
(2011)
Kholish. 2009. Panduan Lengkap
Agribisnis Ikan Gurami.
Penebar Swadaya : Jakarta
Kurniawan, Tony F. 2010. Analisis
dan Reformasi Kebijakan
Pembangunan Kelautan
dan Perikanan Di
Indonesia. www.ppnsi.org
Murtidjo Bambang A. 2001.
Beberapa Metode
Pembenihan Ikan Air
Tawar. Kanisius.
Yogyakarta.
Nurul Taufiqu Rochman, Arif
Daryanto, Nunung
Nuryartono. 2011. Analysis
of Indonesian Agroindustry.
Competitiveness in
Nanotechnology
Development Perspective
Using SWOT-AHP Method.
International Journal of
Business and Management,
6(8) : 235-244 (2011)

Anda mungkin juga menyukai