Anda di halaman 1dari 3

Afiyah Salsabila Ilyas

A. Pengertian Insulin
Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara
tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Pada
tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui rekayasa genetika.
Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip dengan insulin
manusia.Pembuatan insulin secara komersial sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit
diabetes melitus yang disebabkan oleh gangguan produksi insulin.

B. Pembuatan Insulin
Berikut tahapan dalam proses pembuatan tersebut:
1. Vektor (plasmid E.coli) dan DNA Pengkode Insulin.
Kode genetik insulin terdapat dalam DNA di bagian atas lengan pendek dari kromosom
ke-11 yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90 dalam rantai B). DNA pengkode
insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium. Selain
itu, dapat pula disintesis rantai DNA yang membawa sekuens nukleotida spesifik yang sesuai
karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan DNA yang diperlukan dapat
ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga
nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan sembilan puluh untuk rantai B,
ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran sintesis protein.
Vektor yang digunakan adalah plasmid E.coli yang mengandung amp-R sehingga sel inang
akan resistan terhadap amphisilin serta mengandung lac-Z yang menghasilkan β-galactosidase
sehingga dapat menghidrolisis laktosa.
2. Penyelipan DNA Insulin ke dalam Vektor (plasmid E.Coli)
Masing-masing DNA insulin dan plasmid E.Coli dipotong dengan enzim restriksi yang
sama. Kemudian DNA insulin A dan B secara terpisah diselipkan ke dalam plasmid berbeda
dengan menggunakan enzim ligase.
3. Pemasukan Plasmid Rekombinan ke dalam Sel E.Coli
Plasmid yang telah diselipkan DNA insulin (plasmid rekombinan) dicampurkan dalam
kultur bakteri E.Coli. Bakteri-bakteri tersebut akan mengambil plasmid rekombinan melalui proses
transformasi. Akan tetapi, tidak semua bakteri mengambil plasmid tersebut.
Afiyah Salsabila Ilyas

4. Pengklonan Sel yang Mengandung Plasmid Rekombinan


Sel yang mengandung plasmid rekombinan dapat diseleksi dari sel yang tidak mengandung
plasmid rekombinan. Medium nutrien bakteri yang digunakan mengandung amphisilin dan X-gal.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, plasmid yang digunakan sebagai vektor ini
mengandung amp-R dan lac-Z sehingga sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan akan
tumbuh dalam medium tersebut karena resisten terhadap amphisilin serta akan berwarna putih
karena plasmid yang mengandung gen asing (gen insulin manusia) dalam gen lac-Z tidak dapat
memproduksi β-galactosidase sehingga tidak dapat menghidrolisis laktosa.
5. Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen Insulin
Proses ini dilakukan melalui hibridisasi asam nukleat. Pada proses ini, disintesis probe asam
nukleat yang mengandung komplementer dari gen insulin, probe dilengkapi dengan isotop
radioaktif atau fluorosen.
6. Pomproduksian dalam Sekala Besar
Klon sel yang telah diidentifikasi diproduksi dalam skala besar dengan cara ditumbuhkan
dalam tangki yang mengandung medium cair. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel
bakteri yang mengalami mitosis. Rantai insulin A dan rantai B yang dihasilkan kemudian
dicampurkan dan dihubungkan dalam reaksi yang membentuk jembatan silang disulfida.
Pada saat ini, peneliti mulai menggunakan vektor plasmid dari sel eukariotik yaitu ragi
bersel tunggal karena ragi merupakan sel eukariotik yang memiliki plasmid, dapat tumbuh dengan
cepat, serta hasil akhir proses pembuatan insulin dengan ragi akan menghasilkan molekul insulin
yang lebih lengkap dengan struktur tiga dimensi yang sempurna sehingga lebih identik dengan
insulin manusia.

C. Keuntungan Dan Kerugian Insulin


Pertimbangan keuntungan dan kerugian dalam terapi insulin pada pasien yang dirawat di
rumah sakit hendaknya menjadi perhatian bagi dokter yang merawat. Secara umum berbagai
keuntungan terapi insulin sudah banyak diketahui. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit, terapi
insulin dapat menyelamatkan jiwa. Namun demikian, bila cara pemberian dan pemantauan kurang
memadai, hal itu dapat mengancam jiwa pasien.
Kesalahan terapi insulin cukup sering ditemukan dan menjadi masalah klinis yang penting.
Bahkan terapi insulin termasuk dalam lima besar “pengobatan berisiko tinggi (high-risk
Afiyah Salsabila Ilyas

medication)” bagi pasien di rumah sakit. Sebagian besar kesalahan tersebut terkait dengan kondisi
hiperglikemia dan sebagian lagi akibat hipoglikemia. Jenis kesalahan tersebut antara lain
disebabkan keterbatasan dalam hal ketrampilan (skill-based), cara atau protokol (rule-based), dan
pengetahuan (knowledge-based) dalam hal penggunaan insulin.
Banyak data yang menunjukkan bahwa hiperglikemia dikaitkan dengan buruknya luaran
klinik. Sebagai contoh, kesalahan dalam terapi insulin sebelum pembedahan pada pasien DMT1
akan mengakibatkan KAD dan kematian. Hipoglikemia, walaupun frekuensinya lebih sedikit,
namun juga dapat mengakibatkan kematian. Bahaya yang dapat diakibatkan oleh serangan
hipoglikemia meliputi kecelakaan seperti jatuh, mual, muntah, respon hipertensi yang
mengakibatkan iskemia miokard.
Untuk menghindari bahaya-bahaya di atas, terapi insulin hendaknya diberikan sesuai
dengan protokol yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan yang memadai.
Sebagai contoh, terapi insulin intensif dengan cara infus intravena hanya dapat diberikan pada
pasien khusus serta dilakukan di ruang intensif.

Anda mungkin juga menyukai