Makalah
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Oktober 2019
1
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
A. SIMPULAN .................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kognitif secara umum diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti
persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Perkembangan kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi
yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada
ide-ide belajar menurut Susanto (2011:48).
Sedangkan menurut Syaodih dan Agustin Menyelesaikan suatu persoalan
merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri seseorang. Sebelum seseorang
mampu menyelesaikan persoalan perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara
penyelesaiannya (2008: 20). pada kehidupannya, mungkin saja seseorang akan
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan kognitif merupakan suatu proses berfikir dan bagaimana berfikir itu
bekerja dalam mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa yang berhubungan
dengan kecerdasan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian perkembangan kognitif?
2. Apa sajakah macam-macam pertumbuhan kognitif?
3. Apasajakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dapat dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian perkembangan kognitif.
2. Mendeskripsikan macam-macam pertumbuhan kognitif.
3. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut seseorang dapat
melangsungkan hidupnya.
7
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke
berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas
putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun. Teori ini
dikenal luas dengan sebutan teori tabula rasa. Menurut john locke,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya.
Berdasarkan pendapat locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukanoleh
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender)
4. Faktor Pembentukan
Pembentukan ialah segalah keadaan diluar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan
menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen
karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian
diri.
5. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat
diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan
memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki
bakat tertentu, maka akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6. Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode metode
tertentu dalam memecahkan masalah masalah, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai kebutuhannya.
9
2.Pekerjaan
Banyak tenaga kerja berusia lanjut yang tersingkir dari bursa kerja
karena tidak mampu bersaing dengan generasi setelahnya, sebagai akibat dari
kurangnya kemampuan kognitifnya. Karakteristik perkembangan individu
aspek kognitif dapat menjadi masalah yang mempengaruhi. Misalnya,
mereka sulit mengoperasikan komputer, laptop, smartphone atau gadget
canggih lainnya yang kerap digunakan untuk keperluan pekerjaan. Sedangkan
generasi yang lebih muda tentunya sudah sangat akrab dengan berbagai fitur
kemajuan teknologi sehingga tidak lagi mengalami kesulitan.
3.Kesehatan
Hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi kesehatan berkaitan
secara positif dengan kemampuan intelektual individu dan
juga perkembangan emosi usia dewasa. Semakin bertambah usia, maka
semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu. Jadi
penurunan kemampuan intelektual pada orang – orang lanjut usia mungkin
saja disebabkan oleh faktor – faktor yang berhubungan dengan kesehatan.
Begitu juga gaya hidup seseorang yang akan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan fisiknya. Dikatakan bahwa orang – orang yang giat melakukan
olahraga memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran, memiliki ingatan
dan waktu reaksi otak yang lebih baik daripada yang jarang atau tidak pernah
berolah raga.
G. Contoh Kasus
1. Kasus I
Seorang remaja putri menenggak obat serangga karena tidak bisa
melanjutkan sekolah ke SMP. Remaja 15 tahun itu meninggal pada Rabu
(10/4/2013) dini hari, setelah dirawat intensif selama 12 jam di RSUD Polewali
Mandar, Sulawesi Barat.
Rina putus sekolah sejak setahun lalu karena orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya. Dia beberapa kali memprotes dan mengamuk
karena tidak disekolahkan ke sekolah menengah seperti tiga kakaknya yang
kini duduk di bangku SMP dan SMA.
Orangtua Rina, Hande dan Nasir, merasa tak bisa berbuat banyak untuk
memenuhi permintaan Rina. Warga Tondrolima, Kecamatan Matakali, itu
hanya berusaha sebisa mungkin menenangkan Rina ketika putri mereka itu
mengamuk.
11
Pada Selasa (9/4/2013), Rina kembali mengamuk dan memprotes
orangtuanya yang menurut dia tidak adil karena tidak menyekolahkan dia.
Seperti sebelum-sebelumnya, Rina mengancam minum racun serangga. Kedua
orangtua Rina tidak menghiraukan ancaman itu. Hande malah pergi ke kebun
dan meninggalkan Rina yang masih mengamuk.
Kali ini Rina membuktikan ancamannya minum racun serangga jika
orangtuanya tidak mendaftarkan dia ke sekolah seperti teman-teman SD-nya.
Rina ditemukan dalam keadaan lemas oleh keluarganya. Mereka langsung
melarikannya ke rumah sakit. Namun, setelah 12 jam dirawat, dia
mengembuskan napas terakhirnya pada dini hari tadi. Menurut keluarganya,
Rina mengaku sering merasa malu dan minder karena semua temannya bisa
mengenyam pendidikan di sekolah umum. Dia pernah didaftarkan di SMP
terbuka. Namun, Rina merasa malu karena SMP terbuka itu tidak seperti
sekolah umum.
Hande dan Nasir, yang menjadi petani kelapa sawit, mengaku tidak
mampu membiayai pendidikan semua anaknya. Mereka memutuskan Rina
tidak melanjutkan pendidikan agar kakak-kakaknya bisa menamatkan
pendidikan.
Hande tidak menyangka putri keempat dari tujuh bersaudara itu nekat
mengakhiri hidup. “Saya bingung dan tidak bisa berbuat banyak. Sebagai
orangtua, tentu kami ingin semua anak kami bisa sukses dan berpendidikan.
Tapi, karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, ya jadinya seperti
ini,” ujar Hande, yang mengaku merasa sangat bersalah. Jenazah Rina kini
sudah dibawa pulang ke rumah keluarga di Dusun Tondrolima, Kecamatan
Matakali, Polewali Mandar. Rencananya dia akan dimakamkan siang ini
2. Kasus II
Kesal kepada orang tuanya, membuat Angie (15), remaja putri asal
kecamatan Cluring Banyuwangi ini kabur dari rumah. Orang tuanya pun
kelimpungan. Kasus ini bahkan berimbas pada orang lain.
Informasi menyebutkan, ngie menghilang dari rumah orang tuanya Sabtu
(28/1/12) sekitar pukul 14.00 WIB. Karena khawatir hal buruk menimpa
anaknya, hal itu dilaporkan pihak keluarga ke Polsek Cluring.
Kini, orang tua Angie dapat bernafas lega lagi. Karena putrinya tersebut
berhasil ditemukan oleh polisi. Angie didapati bersama Untung (21), teman
laki-lakinya di depan RSUD Genteng, Selasa (31/1/12).
“Sekitar pukul 12.00 WIB tadi, Angie kita dapati bersama temannya berinisial
UT,” jelas Kasi Humas Polsek Cluring, Aiptu Eko Laksono, kepada
detiksurabaya.com, di kantornya. Selanjutnya baik Angie maupun Untung,
langsung diamankan ke Polsek Cluring.
12
BAB III
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
13
4. Tahapan Operasional Formal
Tahapan perkembangan kognitif manusia yang terakhir berada pada
tahapan ini. Tahapan operasional formal ini terjadi pada usia remaja hingga
usia dewasa.
Pada tahapan ini, pola pikir seseorang sudah berkembang lebih baik,
dimana seseorang sudah mampu untuk berpikir secara abstrak dan mampu
berpikir menggunakan logika dengan baik. Tidak hanya pengetahuan
umum, pemahaman mengenai nilai dan juga norma akan berkembang dan
mulai banyak diterapkan pada saat seseorang masuk pada tahap operasional
formal ini.
14
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar karena
sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah
mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar seseorang
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut seseorang dapat
melangsungkan hidupnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Singgih, Gunarsa., & dkk. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
16