Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perkembangan Peserta


Didik Yang Dibina Oleh Bapak Djoko Budi Santoso

Disusun Oleh :

Fitrotin Ainiah 180521629011

M. Adibul Ikhsan 180521629079

Putra Aji Ari Setiawan 180513626572

Yogie Kresna Mukti 180513626583

Panji Satria Altri 180513626589

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

Oktober 2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Pengertian Perkembangan Kognitif .......................................................... 4

B. Macam-Macam Perkembangan Kognitif ................................................. 5

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif .................. 7

D. Faktor-Faktor Perkembangan Kognitif Remaja ....................................... 8

E. Faktor perkembangan dewasa - mati ........................................................ 9

F. Gangguan Kognitif Pada Masa Remaja Akhir ....................................... 10

G. Contoh Kasus ......................................................................................... 11

BAB III TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ...................................... 13

1. Tahapan Sensori Motor ....................................................................... 13


2. Tahapan Pra Operasional .................................................................... 13
3. Tahapan Operasional Konkrit ............................................................. 13
4. Tahapan Operasional Formal .............................................................. 14
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15

A. SIMPULAN .................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kognitif secara umum diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti
persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Perkembangan kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi
yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada
ide-ide belajar menurut Susanto (2011:48).
Sedangkan menurut Syaodih dan Agustin Menyelesaikan suatu persoalan
merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri seseorang. Sebelum seseorang
mampu menyelesaikan persoalan perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara
penyelesaiannya (2008: 20). pada kehidupannya, mungkin saja seseorang akan
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan kognitif merupakan suatu proses berfikir dan bagaimana berfikir itu
bekerja dalam mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa yang berhubungan
dengan kecerdasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian perkembangan kognitif?
2. Apa sajakah macam-macam pertumbuhan kognitif?
3. Apasajakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang dapat dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian perkembangan kognitif.
2. Mendeskripsikan macam-macam pertumbuhan kognitif.
3. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan seseorang untuk
berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa
kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang
menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-
ide belajar.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kognitif adalah hal yang berhubungan
dengan atau melibatkan kognisi. Kognisi adalah kegiatan atau proses memperoleh
pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan,dsb) atau usaha mengenali sesuatu
melalui pengalaman sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kognitif adalah perkembangan kemampuan mental berdasarkan proses
memperoleh pengetahuan seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan
seseorang dalam belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu
berhubungan dengan masalah berpikir. Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair
Agustin (2008: 20) perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir
dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupannya, mungkin saja
seseorang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut adanya
pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih
kompleks pada diri seseorang. Sebelum mampu menyelesaikan persoalan,
seseorang perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.
Husdarta dan Nurlan (2010: 169) berpendapat bahwa perkembangan
kognitif adalah suatu proses menerus, namun hasilnya tidak merupakan
sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. Hasil-
hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang lain.
seseorang akan melewati tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode
perkembangan. Setiap periode perkembangan, seseorang berusaha mencari
keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-pengalaman baru.
Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru serta merupakan
transformasi keperiode berikutnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa faktor kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar karena
sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah
mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar seseorang
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya

4
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut seseorang dapat
melangsungkan hidupnya.

B. Macam-Macam Perkembangan Kognitif


Macam-macam perkembangan kognitif yaitu:
1. Perkembangan Kognitif Balita 1-2 Tahun
Otak berkembang sangat pesat setelah bayi berusia lebih dari setahun.
Pada usia setahun, balita mulai mampu mengingat pengalaman yang ia alami
sehari atau beberapa jam sebelumnya.
Ia dapat melakukan hal yang ia pelajari beberapa saat sebelumnya,
seperti menyusun balok dan melempar bola. Pada usia ini ia juga mulai melihat
hubungan antarperistiwa seperti ketika ia melempar bola, bola itu akan
memantul.
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia 3-6 Tahun
Anak tiga tahun mulai gemar bertanya “mengapa.” Ia juga akan
menyimak jawaban Anda selama Anda dapat membuat penjelasan yang mudah
ia pahami. Meski demikian, ia belum dapat mengerti alasan maupun penjelasan
yang detail atau serius. Anda dapat memberikan kalimat beserta alasan
sederhana seperti: makan buah, biar sehat.
3. Perkembangan Kognitif Anak Usia 7-12 Tahun (Masa Kanak-kanak)
a. Perkembangan Bahasa
Perbendaharaan kosa kata anak sudah semakin bertambah, dan anak-
anak menggunakan kata dan kalimat menyerupai bahasa orang dewasa.
b. Perkembangan Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau
kelompok, produk-produk kreatif tercipta.
c. Perkembangan Memori
Perkembangan memori anak pada usia akhir ini sangat berkembang
pesat. Ingatan mereka akan masa lalu dapat membantu memonitor perilakunya
saat ini. Pengetahuan yang mereka dapat saat mereka memperhatikan dan
mengingat dapat menyebabkan anak merasa pentingnya akan hal itu untuk
mendapatkan informasi baru dan pengalaman baru.
4. Perkembangan Remaja Usia 11/12-18 Tahun
Mengacu pada teori perkembangan kognitif dari Piaget, Berk (2003:
244-249) mengemukakan beberapa ciri dari perkembangan kognitif pada masa
ini sebagai berikut:
1. Mampu menalar secara abstrak dalam situasi yang menawarkan beberapa
kesempatan untuk melakukan penalaran deduktif hipotetis (hypotetico-
deductive reasoning) dan berpikir proposisional (propositional thought).
Penalaran deduktif hipotetis adalah suatu proses kognitif, dimana saat
seseorang dihadapkan pada suatu permasalahan, maka ia memulai dengan
5
suatu “teori umum” dari seluruh faktor yang mungkin mempengaruhi hasil
dan menyimpulkannya dalam suatu hipotesis (atau prediksi) tentang apa
yang mungkin terjadi (akibatnya).
2. Memahami kebutuhan logis dari pemikiran proposisional,
memperbolehkan penalaran tentang premis (alasan) yang kontradiktif
dengan realita. Pemikiran proposisional merupakan karakteristik penting
kedua dalam tahap operasi formal.
3. Memperlihatkan distorsi kognitif yaitu pendengar imajiner/khayal dan
dongeng pribadi (personal fable), yang secara bertahap akan menurun dan
menghilang di usia dewasa.
5. Perkembangan Kognitif Orang Dewasa Usia 19 Tahun Lebih
1. Tahap Perolehan (Acquisitive Stage)
Tahap ini adalah fase dimana anak dan remaja mempelajari suatu
informasi dan keterampilan namun sebagian besar melakukan dengan
sekedar mendapatkannya sebagai persiapan untuk keterlibatan di dalam
susunan masyarakat. Individu dewasa awal mendapatkannya melalui jalur
pendidikan yang juga menjadi bagian dari proses perkembangan kognitif
remaja. Tugas individu dalam fase ini adalah untuk mendapatkan keahlian,
pengetahuan dan intelektualitas.
2. Tahap Pencapaian (Achieving Stage)
Tahap perkembangan kognitif pada orang dewasa muda yang
berarti mereka menggunakan pengetahuan untuk mendapatkan keahlian
dan kemandirian sebagai tujuan pribadinya. Ini adalah masa pencapaian
prestasi individu, dimana mulai memiliki kemampuan untuk
mempraktekkan semua potensi intelektual, bakat dan minat, pengetahuan
dan juga keterampilan yang dimiliki dan diperoleh pada tahap sebelumnya
di dunia karir, membangun keluarga.
3. Tahap Tanggung Jawab (Responsible Stage)
Merupakan tahap yang terjadi pada dewasa awal dan dewasa paruh
baya ketika mulai memikirkan tujuan jangka panjang dan masalah –
masalah lain yang berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap
orang lain. Tanggung jawab tersebut dilakukan secara etika, moral,
pekerjaan, sosial dan masyarakat dan keluarga. Penerapan psikologi
kognitif dalam tingkah laku dan karakteristik perkembangan individu
aspek kognitif serta perkembangan emosi usia dewasa juga perlu Anda
ketahui.
4. Tahap Eksekutif (Executive Stage)
Ini adalah masa dimana dewasa paruh baya atau dewasa tengah
mulai menghadapi banyak tingkat hubungan yang kompleks dan mulai
bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya. Biasanya individu
tersebut telah mencapai puncak karirnya sehingga memiliki pekerjaan
yang mapan, termasuk peran dan tanggung jawab yang lebih besar
6
daripada sebelumnya dalam organisasi yang telah dirintis sejak masa
dewasa muda.
5. Tahap Reorganisasional (Reorganizational Stage)
Tahap dalam perkembangan kognitif pada orang dewasa ini
awalnya tidak ada dalam fase Schaie sebelumnya. Akan tetapi ketika
manusia berumur panjang menuntut adanya klasifikasi yang membagi
masa dewasa akhir menjagi tiga bagian, maka tahap ini diusulkan. Ketika
dewasa akhir memasuki masa pensiun dari pekerjaannya dan mulai
mengatur kembali hidup mereka di sekitar aktivitas yang tidak berkaitan
atau berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya, mengatur surat wasiat,
merubah pengarahan medis, mengatur keuangan untuk melindungi aset –
asetnya dan lain sebagainya.
6. Tahap Reintegrasi (Reintegrative Stage)
Ini adalah tahap dimana seseorang mencapai usia 70 tahun. Pada
usia ini, ada sedikit kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan atau
penggunaan aktif dari pengetahuan yang didapatkan di tahap – tahap
sebelumnya. Merupakan tahap dimana individu lanjut usia mulai
mempersiapkan kematian, melepaskan diri dari duniawi dan merenungkan
pencapaian mereka, mengolah dan memproses semua pengalaman yang
didapatkan selama hidup. Merefleksikan keberhasilan maupun kegagalan
dalam perjalanan hidupnya untuk mencari makna dan arti dari
kehidupannya sendiri. Mereka tidak suka untuk membuang waktu dalam
masalah yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.
7. Tahap Legasi (Legacy Creating Stage)
Ketika tahap reintegrasi sedang berjalan atau mendekati utuh,
orang lanjut usia kemungkinan akan membuat instruksi untuk orang –
orang yang akan ditinggalkannya mengenai kepemilikan barang – barang,
aset, dan sejarah hidupnya, atau hingga menuliskan cerita hidupnya
sebagai warisan bagi orang tercintanya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif


Pada perkembangan kognitif anak, ada 6 faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif.
1. Faktor hereditas/ keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli
filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa
potensi potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak
dilahirkan. Para ahli psikologi lehrin, linzhey dan spuhier berpendapat
bahwa intelegensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.

7
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke
berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas
putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun. Teori ini
dikenal luas dengan sebutan teori tabula rasa. Menurut john locke,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya.
Berdasarkan pendapat locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukanoleh
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3. Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender)
4. Faktor Pembentukan
Pembentukan ialah segalah keadaan diluar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan
menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen
karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian
diri.
5. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat
diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan
memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki
bakat tertentu, maka akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6. Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode metode
tertentu dalam memecahkan masalah masalah, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai kebutuhannya.

D. Faktor-Faktor Perkembangan Kognitif Remaja


Dalam perkembangan intelektual terdapat 2 faktor utama yang
berpengaruh, yaitu faktor hereditas/keturunan dan faktor lingkungan.
1. Faktor Hereditas
Teori hereditas pertama kali dipelopori oleh seorang ahli filsafat. Dia
berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu
yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf
intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Secara potensial anak
telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir
setaraf normal, di atas normal, atau di bawah normal. Namun potensi ini
8
tidak akan berkembang secara optimal apabila lingkungan tidak
memberi kesempatan untuk berkembang.
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan dipelopori oleh Jhon Locke. Dia berpendapat
bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Perkembangan
taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan
yang diperoleh dari lingkungan. Lingkungan memiliki peran besar bagi
perubahan yang positif atau negative pada individu. Hal ini
tergantung bagaimana karakteristik lingkungan itu sendiri. Lingkungan
yang baik tentu membawa pengaruh yang baik bagi individu, sebaliknya
lingkungan yang kurang baik, rusak, buruk cenderung memperburuk
perkembangan individu.

E. Faktor perkembangan dewasa - mati


Tahap kedewasaan ini juga dikenal sebagai masa penutup pada rentang
kehidupan seseorang. Bisa dikatakan masa – masa ini memiliki jarak lumayan
jauh dari masa kehidupan sebelumnya. Masa ini adalah saat dimana seseorang
mengalami proses perubahan menjadi menua atau lanjut usia. Pada masa
dewasa akhir, kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan
sebagai bagian dari perkembangan kognitif pada masa dewasa akhir. Selain itu,
orang lanjut usia juga akan mengalami kesulitan atau penurunan ketika akan
mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan dalam ingatannya. Ketahui
mengenai efek psikologis masa dewasa tengah dan hubungan neurosains
dengan psikologi kognitif.
Walaupun kecepatan pemrosesan informasi memang akan mengalami
penurunan pada masa dewasa akhir, tetapi ada juga pengaruh dari faktor
perbedaan individu. Kebanyakan tes yang dilakukan untuk menguji
kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengacu kepada bagaimana
orang dewasa akhir melakukan aktivitas abstrak dan sederhana. Ada beberapa
komponen fungsi kognitif dewasa akhir yang mempengaruhi, antara lain:
1.Pendidikan
Fasilitas pendidikan memang semakin meningkat sepanjang tahun
yang berjalan sehingga hasilnya generasi sekarang berkesempatan untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada
sebelumnya. Perkembangan kognitif pada orang dewasa pun akan berjalan
pesat dengan pendidikan yang tepat. Pengalaman di dunia pendidikan tersebut
ternyata berkaitan secara positif dengan hasil tes inteligensi dan pengolahan
informasi pada perkembangan kognitif dewasa akhir. Beberapa lansia di
negara maju masih berusaha mengikuti pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Baik itu untuk mengasah otak, mengisi waktu luang dan juga meningkatkan
keterampilannya.

9
2.Pekerjaan
Banyak tenaga kerja berusia lanjut yang tersingkir dari bursa kerja
karena tidak mampu bersaing dengan generasi setelahnya, sebagai akibat dari
kurangnya kemampuan kognitifnya. Karakteristik perkembangan individu
aspek kognitif dapat menjadi masalah yang mempengaruhi. Misalnya,
mereka sulit mengoperasikan komputer, laptop, smartphone atau gadget
canggih lainnya yang kerap digunakan untuk keperluan pekerjaan. Sedangkan
generasi yang lebih muda tentunya sudah sangat akrab dengan berbagai fitur
kemajuan teknologi sehingga tidak lagi mengalami kesulitan.
3.Kesehatan
Hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi kesehatan berkaitan
secara positif dengan kemampuan intelektual individu dan
juga perkembangan emosi usia dewasa. Semakin bertambah usia, maka
semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu. Jadi
penurunan kemampuan intelektual pada orang – orang lanjut usia mungkin
saja disebabkan oleh faktor – faktor yang berhubungan dengan kesehatan.
Begitu juga gaya hidup seseorang yang akan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan fisiknya. Dikatakan bahwa orang – orang yang giat melakukan
olahraga memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran, memiliki ingatan
dan waktu reaksi otak yang lebih baik daripada yang jarang atau tidak pernah
berolah raga.

F. Gangguan Kognitif Pada Masa Remaja Akhir


Ketika seseorang memasuki masa dewasa akhir, akan ada perubahan
secara fisik dan kognitif. Penurunan pada memori adalah sesuatu yang sangat
umum karena penurunan kecepatan pada penyimpanan, pemrosesan dan
pengambilan informasi dari otak. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah
amnesia jangka pendek dan juga kemampuan untuk menyerap informasi baru.
Dalam hal ini, tidak bisa dikatakan sebagai bagian dari penuaan yang bersifat
alami melainkan sebagai suatu kelainan psikologis atau neurologis. Beberapa
bentuk gangguan tersebut adalah:
1.Demensia
Berbeda dari penurunan biasa pada ingatan yang normal, demensia
terjadi karena terjadinya penurunan memori jangka panjang untuk berpikir, dan
mengingat sehingga kehidupan sehari – hari seseorang akan terpengaruh.
Terjadi pada sekitar 15% dari orang – orang diatas usia 65 tahun. Demensia
saat ini telah berganti istilah menjadi “Neurocognitive disorder’ dengan
beberapa tingkat keparahan. Salah satu penyebab demensia adalah alzheimer.
Tidak ada penyembuhan untuk demensia, namun bagi penderita dan
pendampingnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
kualitas hidup. Misalnya pendidikan dan dukungan untuk pendamping
penderita demensia dan program latihan sehari – hari atau terapi kognitif dan
10
perilaku untuk penderita demensia. Hal ini dipelajari dalam bidang psikologi
lansia untuk mengetahui bagaimana gangguan mental pada lansia yang bisa
terjadi sebagai akibat dari berbagai masalah yang timbul pada masa lansia
tersebut.
2.Alzheimer
Penyakit alzheimer adalah tipa paling umum dari kelainan
neurokognitif yaitu dengan catatan 50%-70 % kasus. Kelainan ini pada
umumnya akan mempengaruhi ingatan, kemampuan spasial visual, bahasa,
perhatian dan juga kemampuan eksekutif seperti menilai masalah dan
memecahkan masalah.Kebanyakan penyakitnya lambat dan ada juga yang
perogresif. Ketika gejala alzheimer sudah terlihat, perubahan didalam juga
sudah terjadi dalam waktu lama. Sekitar 60 % orang dengan demensia dikenal
sebagai mixed dementia yang merupakan tipe lain dari Dementia. Ketahui juga
mengenai gangguan kognitif dalam psikologi abnormal, penerapan psikologi
kognitif dalam tingkah laku, proses perkembangan kognitif
remaja dan gangguan psikologis pada dewasa awal .
3.Perubahan Intelektual
Perubahan intelektual dalam perkembangan kognitif pada masa dewasa
akhir tidak selalu menghasilkan pengurangan kemampuan. Sementara Fluid
Intelligence, yaitu kemampuan untuk melihat pola dan hubungan untuk
memecahkan masalah memang menurun dalam tahun – tahun berikutnya.
Namun Crystallized inteligence, yaitu kemampuan untuk menggunakan
informasi yang terakumulasi untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan dapat menunjukkan sedikit kenaikan selama rentang usia tersebut
pada 40%-60% orang lanjut usia yang diberi latihan secara berulang
seperti contoh terapi kognitif pada lansia untuk cara mengatasi gangguan
kognitif .

G. Contoh Kasus
1. Kasus I
Seorang remaja putri menenggak obat serangga karena tidak bisa
melanjutkan sekolah ke SMP. Remaja 15 tahun itu meninggal pada Rabu
(10/4/2013) dini hari, setelah dirawat intensif selama 12 jam di RSUD Polewali
Mandar, Sulawesi Barat.
Rina putus sekolah sejak setahun lalu karena orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya. Dia beberapa kali memprotes dan mengamuk
karena tidak disekolahkan ke sekolah menengah seperti tiga kakaknya yang
kini duduk di bangku SMP dan SMA.
Orangtua Rina, Hande dan Nasir, merasa tak bisa berbuat banyak untuk
memenuhi permintaan Rina. Warga Tondrolima, Kecamatan Matakali, itu
hanya berusaha sebisa mungkin menenangkan Rina ketika putri mereka itu
mengamuk.
11
Pada Selasa (9/4/2013), Rina kembali mengamuk dan memprotes
orangtuanya yang menurut dia tidak adil karena tidak menyekolahkan dia.
Seperti sebelum-sebelumnya, Rina mengancam minum racun serangga. Kedua
orangtua Rina tidak menghiraukan ancaman itu. Hande malah pergi ke kebun
dan meninggalkan Rina yang masih mengamuk.
Kali ini Rina membuktikan ancamannya minum racun serangga jika
orangtuanya tidak mendaftarkan dia ke sekolah seperti teman-teman SD-nya.
Rina ditemukan dalam keadaan lemas oleh keluarganya. Mereka langsung
melarikannya ke rumah sakit. Namun, setelah 12 jam dirawat, dia
mengembuskan napas terakhirnya pada dini hari tadi. Menurut keluarganya,
Rina mengaku sering merasa malu dan minder karena semua temannya bisa
mengenyam pendidikan di sekolah umum. Dia pernah didaftarkan di SMP
terbuka. Namun, Rina merasa malu karena SMP terbuka itu tidak seperti
sekolah umum.
Hande dan Nasir, yang menjadi petani kelapa sawit, mengaku tidak
mampu membiayai pendidikan semua anaknya. Mereka memutuskan Rina
tidak melanjutkan pendidikan agar kakak-kakaknya bisa menamatkan
pendidikan.
Hande tidak menyangka putri keempat dari tujuh bersaudara itu nekat
mengakhiri hidup. “Saya bingung dan tidak bisa berbuat banyak. Sebagai
orangtua, tentu kami ingin semua anak kami bisa sukses dan berpendidikan.
Tapi, karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, ya jadinya seperti
ini,” ujar Hande, yang mengaku merasa sangat bersalah. Jenazah Rina kini
sudah dibawa pulang ke rumah keluarga di Dusun Tondrolima, Kecamatan
Matakali, Polewali Mandar. Rencananya dia akan dimakamkan siang ini

2. Kasus II
Kesal kepada orang tuanya, membuat Angie (15), remaja putri asal
kecamatan Cluring Banyuwangi ini kabur dari rumah. Orang tuanya pun
kelimpungan. Kasus ini bahkan berimbas pada orang lain.
Informasi menyebutkan, ngie menghilang dari rumah orang tuanya Sabtu
(28/1/12) sekitar pukul 14.00 WIB. Karena khawatir hal buruk menimpa
anaknya, hal itu dilaporkan pihak keluarga ke Polsek Cluring.
Kini, orang tua Angie dapat bernafas lega lagi. Karena putrinya tersebut
berhasil ditemukan oleh polisi. Angie didapati bersama Untung (21), teman
laki-lakinya di depan RSUD Genteng, Selasa (31/1/12).
“Sekitar pukul 12.00 WIB tadi, Angie kita dapati bersama temannya berinisial
UT,” jelas Kasi Humas Polsek Cluring, Aiptu Eko Laksono, kepada
detiksurabaya.com, di kantornya. Selanjutnya baik Angie maupun Untung,
langsung diamankan ke Polsek Cluring.

12
BAB III
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

Piaget mengungkapkan ada 4 periode atau tahapan perkembangan kognitif


manusia, mulai dari masa kelahiran dan bayi hingga dewasa. Berikut ini adalah
beberapa tahap perkembangan kognitif manusia meunurut Piaget :
1. Tahapan Sensori Motor
Tahapan sensori motor ini merupakan tahapan yang dilalui oleh
seseorang pada usia 0 hingga 2 tahun. Tahapan ini meliputi perkembangan dari
kemampuan sensoris seseorang pada awal kelahiran hingga 2 tahun.
Pada tahapan ini, gerak refleks adalah salah satu hal penting yang
dipelajari oleh manusia. Dari refleks yang mulai muncul, dan berkembang,
maka terbentuklah kebiasaan – kebiasaan. Pada tahapan ini, manusia sudah
mulai mengembangkan tahapan awal dari kreativitas, dan juga mulai sedikit
memahami mengenai makna – makna yang ada di sekitarnya.
2. Tahapan Pra Operasional
Tahapan pra operasional merupakan tahapan berikutnya yang harus
dilalui di dalam fase kehidupan manusia. Tahapan ini akan berlangsung
pada saat usia 2 hingga 7 tahun, yaitu tepatnya ketika masa kanak – kanak,
dimana biasanya anak – anak sudah masuk ke dalam lingkungan sosial.
Pada tahapan ini, anak – anak mulai bisa menggunakan operasi mental yang
jarang, dan kurang memadai.
Pada tahapan ini, pemikiran anak – anak masih bersifat egosentris,
yang artinya cenderung berpikir dengan menggunakan sudut pandang
sendiri, tanpa bisa memahami sudut pandang atau kondisi dan situasi dari
orang lain yang ada di sekitarnya. Kebanyakan anak pada tahapan ini
memiliki pikiran yang cenderung imajinatif, salah satunya adalah memiliki
sahabat imajinasi atau bayangan.
3. Tahapan Operasional Konkrit
Tahapan perkembangan kognitif manusia berikutnya adalah tahapan
operasional konkrit. Tahapan ini berlangsung mulai dari usia 7 tahun hingga
kurang lebih 11 tahun, atau ketika anak – anak sudah mulai memasuki masa
– masa remaja.
Dalam tahapan ini, anak – anak sudah mampu untuk melakukan
pengurutan dan juga klasifikasi terhadap objek atau situasi tertentu.
Misalnya mengurutkan benda yang kecil ke besar, melihat dan
mengidentifikasi klasifikasi dari suatu objek, dan sudah mulai bisa atau
mampu untuk mempertimbangkan aspek – aspek tertentu dalam
menghadapi suatu masalah atau objek tertentu. Sifat egosentrisme pada
tahapan ini akan menghilang secara perlahan, dan mulai mampu untuk
melihat suatu masalah atau kejadian dari sudut pandang orang lain.

13
4. Tahapan Operasional Formal
Tahapan perkembangan kognitif manusia yang terakhir berada pada
tahapan ini. Tahapan operasional formal ini terjadi pada usia remaja hingga
usia dewasa.
Pada tahapan ini, pola pikir seseorang sudah berkembang lebih baik,
dimana seseorang sudah mampu untuk berpikir secara abstrak dan mampu
berpikir menggunakan logika dengan baik. Tidak hanya pengetahuan
umum, pemahaman mengenai nilai dan juga norma akan berkembang dan
mulai banyak diterapkan pada saat seseorang masuk pada tahap operasional
formal ini.

14
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar karena
sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah
mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar seseorang
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut seseorang dapat
melangsungkan hidupnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: CV. Pustaka Setia.

Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti dan
Soedjarwo,1990. Jakata: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Singgih, Gunarsa., & dkk. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.

16

Anda mungkin juga menyukai