Anda di halaman 1dari 11

Maseral Batubara (Coal Macerals)

Petrografi Batubara
Petrografi batubara adalah ilmu yang mempelajari komponen-komponen organik
(maceral) dan anorganik (mineral matter) secara mikroskopik. Seperti pada petrografi
mineral, petrografi batubara memerikan komponen-komponen penyusun batubara
secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui asal mula dan genesa pembentukkan
batubara.

Struktur Micro Batubara

Gambaran Sejarah
Lahirnya ilmu petrografi batubara sering dihubungkan dengan dua nama tokoh penting
yaitu M. Stope (1919) dan Thiessen (1920) (dikutip dari Nining, N.S., 2001). Keduanya
adalah ahli paleobotani. Selain mereka juga ada dua ahli dari Jerman yaitu H. Potonie
(1920) dan yang banyak memberikan pemikiran penting dalam ilmu ini.
Stope dan Thiessen mengembangkan ide-ide dalam hal terminalogi dan klasifikasi
batubara dengan menggunakan mikroskop cahaya tembus, tetapi kemudian Stope lebih
lanjut memperdalam pengamatannya menggunakan cahaya pantul. Pemikiran Thiessen
menganai klasifikasi batubara berdasarkan sistem U.S. Bureau of Mines. Salah satu
hasil penelitian mereka yang sangat penting adalah informasi mengenai tanaman asal
pembentuk batubara.
Awal tahun 1930, Thiessen, Stopes dan beberapa peneliti dari Perancis dan Jerman,
yang tergabung dalam ahli-ahli mineral dan tanaman, menyelidiki komponen-
komponen batubara dengan metoda petrografi. Untuk memadukan pemikiran-
pemikiran yang berbeda latar belakang keahlian maka diadakan konferensi di Heerlen
– Netherland pada tahun 1935. Salah satu keputusan penting konferensi tersebut adalah
terbentuknya susatu sistem penamaan sistem Stope-Heerlen.
Pada tahun 1932 diperkenalkan teknik baru mengenai pengukuran reflektan yang
digunakan sebagai petunjuk peringkat batubara. Tokoh yang pertama kali
memperkenalkan metoda ini adalah Hoofmann dan Jenker dari Jerman.
Di tahun 1930-an, para peneliti memulai penelitian mengenai hubungan antara
komposisi petrografi dengan karakteristik batubara dalam suatu proses pengolahan.
Salah satu hasil penelitian menyatakan bahwa dalam batuabara yang kaya vitrinit dan
eksinit mempunyai perbedaan karakteristik dalam proses pencairan, gasifikasi dan
ekstrasi, dibandingkan dengan batubara yang kaya inertinit.
Selanjutnya, pada tahun 1950 dibentuk komite yang bertujuan menstandarkan metoda
dan terminalogi petrologi batubara (coal petrology) yaitu International Commite for
Coal Petrology (ICCP). Kemudian di tahun 1965, petrologi batubara mulai digunakan
untuk memprediksi kualitas kokas. Pada periode tahun 1960 hingga 1969 ditemukan
komponen-komponen yang reaktif dan inert dalam batubara, penemuan ini diperoleh
dari pengamatan terhadap sifat-sifat batubara selama proses karbonisasi. Sejak
penemuan tersebut, jumlah peneliti yang turut berpartisipasi dalam petrologi batubara
semakin meningkat, sehingga cakupan penelitian juga semakin melebar, diantaranya
mempelajari sifat-sifat kimia dan fisika maseral, hubungan langsung dengan teknologi
pemanfaatan batuabara.
Dua teknik terbaru yang dipakai dalam petrografi batubara ditemukan pada tahun 1970-
an, yaitu teknik penggunaan mikroskop otomatis dan pemakaian sinar fluorence untuk
mengidentifikasi meseral tertentu, terutama kelompok maseral liptinit/eksinit.

Batubara Ditinjau Dari Sudut Petrografi


Batubara pada prinsipnya memiliki karakteristrik dan kimiawi tertentu. Ditinjau secara
petrografi, batubara dapat dikelompokan menjadi lythotype, microlithotype dan
maceral. Secara kimiawi, batubara disusun terutama oleh bahan organik pembentuk
batubara disebut maceral. Maceral pada batubara adalah analog dengan mineral pada
batuan (anorganik). Maceral terbagi atas tiga group, yaitu; Vitrinite, Liptinite, (atau
Exinite) dan inertinite. Maceral Vitrinite dan liptinite kaya kandungan unsure oksigen
(H) dan hydrogen (H), sedangkan inertinite umumnya hanya mengandung unsur carbon
(C). Identifikasi karakteristrik batubara dapat diberikan berdasarkan pada dua konsep
utama yang berbeda, yaitu type batubara (coal type) dan rank batubara (coal rank).
Type batubara adalah berkaitan dengan jenis tumbuhan asal (komposisi maceral),
lingkungan pengendapan dan pengubahan bahan organic yang terjadi pada proses
pembatubaraan tahap biokimia (biochemical coalification stage).
Sedangkan rank batubara adalah posisi relative pembatubaraan atau derajat
kematangan pengubahaan (transformation) bahan organic pada proses pembatubaraan
(geochemical coalification) yang dimulai dari seri tahapan gambut - batubara lignit –
subbituminus dan bituminous – antrasit dan meta antrasit sampai akhirnya ke
semigrafit dan grafit.

Aplikasi Petrogafi Batubara Dalam penerapannya, petrografi batubara antara lain dapat
digunakan untuk hal – hal sebagai berikut:
1. Penentuan rank batubara dapat dilakukan dengan cara mengukur reflektan
vitrinite. Pemilihan vitrinite sebagai maceral penentu rank batubara adalah
karena maceral ini umumnya selalu hadir dalam betubara dengan proporsi
terbanyak dan memiliki perubahan reflektan dan relative linier terhadap
pembatubaraan jika disbanding maceral – maceral lainnya. Metoda penggunaan
reflektan vitrinite dalam menentukan rank batubara memiliki keunggulan
dibanding cara konvensional (analisa kimia) oleh karena : memiliki ketelitian
tinggi dan akurat, tidak memerlukan contoh dalam jumlah besar serta lebih
mudah dan cepat.

2. Penentuan komposisi maceral batubara dan prediksi prilaku dan keteknikan dari
batubara sehingga tersedia karakteristik data yang sesuai dengan kebutuhan
industry yang memerlukannya. Dengan demikian akan tercapai efisiensi yang
tinggi dan ekonomis bagi industri pemanfaatan batubara. Sebagai ilustrasi,
beberapa penelitian memperlihatkan bahwa batubara dengan komposisi
maceral yang berbeda (mis.batubara kaya liptinite dengan batubara kaya
intertinite) akan memiliki perbedaan dalam kecepatan pembakaran dan sisa
pembakarannya pada tanur pembakaran. Meskipun kedua batubara tersebut
memiliki rank (nilai kalori) yang sama.

3. Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, batubara dapat digunakan
untuk mengidentifikasi kandungan unsur organic yang terdapat dalam batuan
induk (source rock) serta menentukan derajat kematangan batuan tersebut.
Berdasarkan penelitian dan penemuan minyak bumi yang dilakukan Indonesia
dan Negara – Negara lainnya, telah diketahui bahwa batubara mempunyai
peranan penting didalan pembentukan minyak dan gas bumi.
Optimasi Pemanfaatan Petrografi Batubara
Upaya pemanfaatan batubara sebagai sumber energi utama pengganti minyak bumi
semakin intens diusahakan dan dikembangkan. Berbagai penelitian untuk
pengembangan pemanfaatan batubara yang efisien, bersih (berwawasan lingkungan)
dan ekonomis serta keaneka ragamannya terus diusahakn. Studi petrografitelah
dilibatkan dalam usaha – usaha tersebut diatas dengan hasil yang memuaskan. Tidak
dapat disangsikan bahwa petrografi batubara telah memberi sumbangan pengetahuan
bagi kemajuan industri batubara dan industri lainnya seperti industri petro kimia, kimia
dasar dan metalurgi. Penelitian petrografi batubara di Indonesia telah cukup banyak
dilakukan oleh – oleh lembaga riset dan universitas, tapi hasil penelitian ini belum
dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak industri. Untuk lebih meningkatkan
peran petrografi batubara dalam industri diperlukan koordinasi dan kerjasama yang
terpadu antar lembaga riset, perguruan tinggi dan instansi terkait serta industri.

Konsep Maseral
Secara mikroskopis bahan-bahan organik pembentuk batubara disebut maseral
(maceral), analog dengan mineral dalam batuan. Istilah ini pada awalnya diperkenalkan
oleh M. Stopes (1935) (dalam buku Stach dkk, 1982) untuk menunjukkan material
terkecil penyusun batubara yang hanya dapat diamati dibawah mikroskop sinar pantul.

Maceral pada batu bara


Dalam petrografi batubara, maseral dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok (group)
yang didasarkan pada bentuk morfologi, ukuran, relief, struktur dalam, komposisi
kimia warna pantul, intensitas refleksi dan tingkat pembatubaraannya (dalam “Coal
Petrology” oleh Stach dkk, 1982), yaitu :
1. Kelompok Vitrinit
Vitrinit berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat kayu (woody tissue)
seperti batang, akar, dahan dan serat daun, umumnya merupakan bahan pembentuk
utama batubara (>50%), melalui pengamatan mikroskop refleksi, kelompok ini
berwarna coklat kemerahan hingga gelap, tergantung dari tingkat ubahan maseralnya .

Sub Kelompok Telovitrinite


a. Maceral Textinite
MACERAL :Textinite (Tx)
Woody jaringan batang, cabang, daun dan akar. Struktur sel utama masih dapat
dibedakan.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Textinite (Tx); memantulkan cahaya, imersi minyak.

b. Maceral Texto-ulminite
MACERAL : Texto-ulminite (TU);Woody jaringan batang, cabang-cabang. Dinding
sel terlihat.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Texto-ulminite (TU); memantulkan cahaya, imersi minyak.

c. Maceral Eu-ulminite
MACERAL : Eu-ulminite (Eu)
Woody jaringan batang, cabang-cabang. Dinding sel tertutup.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Eu-ulminite (Eu); memantulkan cahaya, imersi minyak.

d. Maceral Telocolinite
MACERAL : Telocolinite (TC)
Woody jaringan batang, cabang, daun dan akar. Dinding sel primer. Homogen dan
banded.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Telocolinite (TC); memantulkan cahaya, imersi minyak.
Sub Kelompok Detrovitrinite
e. Maceral Attrinite
MACERAL :Attrinite (A) ;Terdiri dari campuran partikel huminitic halus (<10 µm)
dari bentuk yang berbeda dan spons untuk berpori, zat amorf ungelified huminitic.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Attrinite (A); memantulkan cahaya, imersi minyak.

f. Maceral Densinite
MACERAL :Densinite (D)
Degradasi produk padat dari macerals huminite lainnya.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Densinite (D); memantulkan cahaya, imersi minyak.

g. Maceral Desmocolinite
MACERAL : Desmocolinite (DC)
Diendapkan gel humat. Groundmass vitrinit. Sedikit lebih gelap dan sedikit lebih
rendah reflektifitasnya dibandingkan dengan telocollinite.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Desmocollinite (DC); memantulkan cahaya, imersi
minyak.

Sub Kelompok Gelovitrinite


h. Maceral Corpogelinite
MACERAL : Corpogelinite (Cg)
Tubuh ovoid gel humat diendapkan.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Corpogelinite (Cg); memantulkan cahaya, imersi minyak.

i. Maceral Porigelinite
MACERAL : Porigelinite (Pg)
Larutan humat koloid yang telah bermigrasi ke rongga dan diendapkan sebagai
butiran gel humat.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Porigelinite (Pg); memantulkan cahaya, imersi minyak.
j. Maceral Eugelinite
MACERAL : Eugelinite (Eg)
Larutan humat koloid yang telah bermigrasi ke rongga dan diendapkan sebagai gel
humat yang tidak berstruktur.
KEROGEN TYPE : III
MACERAL EXAMPLE : Eugelinite (Eg); memantulkan cahaya, imersi minyak.

2. Kelompok Liptinit / Exinit


Liptinit berasal dari organ-organ tumbuhan (algae, spora, kotak spora, kulit luar
(cuticula), getah tumbuhan (resine) dan serbuk sari (pollen). Dibawah mikroskop
menunjukkan pantulan berwarna abu-abu hingga gelap, mempunyai refleksivitas
rendah dan flourensis tinggi (Gambar 2.10). Berdasarkan morfologi dan sumber
asalnya dibedakan menjadi beberapa sub-maseral :

a. Maceral Sporinite
MACERAL : Sporinite (S) ;Tanaman spora dan serbuk sari.
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Sporinite (S); memantulkan cahaya, imersi minyak.

b. Maceral Cutinite
MACERAL :Cutinite (Cu) ; Lilin kutikula dari daun tanaman
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Cutinite (Cu); memantulkan cahaya, imersi minyak.

c. Maceral Resinite
MACERAL : Resinite (R) ;Resin, lemak dan minyak dari kulit tanaman, batang dan
daun
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Resinite (R); memantulkan cahaya, imersi minyak.

d. Maceral Liptodetrinite
MACERAL : Liptodetrinite (Ld) ;Fragmen detrital liptinite lainnya
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Liptodetrinite (Ld); memantulkan cahaya, imersi minyak.

e. Maceral Alginite
MACERAL : Alginite (Ag) ;Ganggang laut dan air tawar. Sub-macerals termasuk
Telalginite (ganggang individu dan kolonial) dan Lamalginite (tipis, ganggang
laminar)
KEROGEN TYPE : I
MACERAL EXAMPLE : Alginite (Ag); memantulkan cahaya, imersi minyak.

f. Maceral Suberinite
MACERAL : Suberinite (Sb) ;Kulit tanaman menunjukkan dinding sel (tampilan
mirip dengan gabus)
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Suberinite (Sb); memantulkan cahaya, imersi minyak.

g. Maceral Flourinite
MACERAL : Flourinite (Fl) ;Liptinite sekunder, kemungkinan berasal dari resinite
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Flourinite (Fl); memantulkan cahaya, imersi minyak.

h. Maceral Exsudatinite
MACERAL : Exsudanite (Ex) ;Liptinite sekunder dibuat dari "sweating" dari
liptinites lainnya
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Exsudanite (Ex); memantulkan cahaya, imersi minyak.

i. Maceral Bituminite
MACERAL : Bituminite (B) ;Liptinite sekunder, kemungkinan berasal dari ganggang
atau kerusakan bakteri (belum pasti).
KEROGEN TYPE : II
MACERAL EXAMPLE : Bituminite (B); memantulkan cahaya, imersi minyak.

3. Kelompok Inertinit
Inertinite berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar (charcoal) dan sebagian lagi
diperkirakan berasal dari maseral lain yang telah mengalami proses oksidasi atau
proses dekarbok silasi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri (proses biokimia).
Kelompok ini berwarna kuning muda, putih sampai kekuningan bila diamati dengan
mikroskop sinar pantul, karakteristik lainnya adalah reflektansi dan reliefnya tinggi
dibanding maseral yang lain (Gambar 2.11). Berdasarkan struktur dalam, tingkat dan
intensitas pembakaran, kelompok ini dibagi menjadi beberapa sub-maseral, antara lain
:
Sub kelompok Telo-inertinite
a. Maceral Fusinite
MACERAL : Fusinite (F) ;Woody jaringan diaromatisasi selama awal coalification
(charring, oksidasi, dll)
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Fusinite (F); memantulkan cahaya, imersi minyak.

b. Maceral Semi-Fusinite
MACERAL : Semi-Fusinite (SF) ;Sebagian jaringan kayu diaromatisasi selama awal
coalification.
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Semi-Fusinite (SF); memantulkan cahaya, imersi minyak.

c. Maceral Sclerotinite
MACERAL : Sclerotinite (Sc) ;Miselia jamur (spora). Kemungkinan produk oksidasi
macerals liptinite.
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Sclerotinite (Sc); memantulkan cahaya, imersi minyak.

Sub kelompok Detro-inertinite


d. Maceral Inertodetrinite
MACERAL : Inertodetrinite (I)
Fragmen detrital inertinite lainnya
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Inertodetrinite (I); memantulkan cahaya, imersi minyak.

e. Maceral Micrinite
MACERAL : Micrinite (Mi) ;Sebuah variasi inertinite granular buram dengan
kekerasan medium tidak menunjukkan struktur sel tumbuhan
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Micrinite (Mi); memantulkan cahaya, imersi minyak.

Sub kelompok Gelo-inertinite


f. Maceral Macrinite
MACERAL : Macrinite (Ma)
Kemungkinan produk oksidasi gel.
KEROGEN TYPE : IV
MACERAL EXAMPLE : Macrinite (Ma); memantulkan cahaya, imersi minyak.

Untuk pengelompokan maseral yang digunakan adalah mengacu pada


pengelompokan maseral berdasarkan Standart Australia (AS 2856-1986)(Tabel 3.1)
untuk hasil pengamatan klasifikasi maseral dalam presentase volume (%vol).
Klasifikasi group maseral berdasarkan Standar Australia
Group maseral Sub group maseral Type maseral
Vitrinite Tellovitrinite Textinite
Texto-ulminite
Eu – ulminite
Telocolinite
Detrovitrinite Atrinite
Desinite
Desmocolinite
Gelovitrinite Corpogelinite
Porigelinite
Eugelinite
Liptinite Sporinite
Cutinite
Resinit
Suberinite
Fluorinite
Liptodetrinite
Exudatinite
Alganite
Bituminite

Inertinite Teloinertinite Fusinite


Semifusinite
Scelorotinite
Detroinertinite Inertodetrinite
Micrinite
Geloinertinite macrinite

Maseral menghasilkan materi yang mudah menguap (volattile matter). Materi ini
banyak dihasilkan oleh liptinite yaitu sekitar 66 % sedangkan vitrinite menghasilkan
35,75 % dan inertinite menghasilkan 22,9 %

Anda mungkin juga menyukai