ISOLASI RNA
ALEXANDER FERNANDO
196070122011006
Dual Degree
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mengisolasi RNA dan mengetahui
konsentrasi/kemurnian RNA yang terdapat pada sampel.
BAB 2
PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1 BAHAN
1. TRIzol Reagent
2. Sampel Darah
3. Kloroform
4. Isopropanol
5. Ethanol 75%
6. Larutan SDS atau air bebas Rnase
7. DEPC/Diethylpyrocarbonate
8. Alkohol spray
2.2 ALAT
1. Vacutainer tutup ungu (EDTA/Ethylenediaminetetraacetic)
2. Tabung Eppendorf 1,5 ml steril
3. Mikropipet
4. Tip 200 µl dan 1 ml steril
5. Tabung Eppendorf 50 ml steril
6. LAF/Laminary Air Flow
7. Mesin sentrifugasi
8. NanoDrop Spechtrophotometers
9. Bunsen + spirtus
10. Timer
11. Handscoon
12. Masker
2.3 METODE
2.3.1 Persiapan sebelum bekerja dengan Laminar Air Flow
- Semua alat yang digunakan diberikan cairan DEPC untuk
menghilangkan RNase sebelum digunakan untuk isolasi RNA
- Sebelum bekerja dengan LAF, gunakan handscoon dan masker lalu
semprotkan alkohol ke handscoon
- Nyalakan bunsen dan lewatkan bagian tutup dari sampel ataupun reagen
ke dekat api sebelum membuka dan menutup
2.3.2 Homogenisasi
- Mengambil sampel darah dari vena cubiti
- Sampel darah dimasukkan ke vacutainer berisi EDTA sebagai
antikoagulan
- 500 µl darah dari vacutainer dicampurkan dengan 500 µl Tri Reagent
dalam tabung Eppendorf 1,5 ml. Hindari mencuci sel sebelum
memasukan TRI reagent karena dapat mendegradasi mRNA.
2.3.3 Separasi
- Homogenasi sampel dengan 100 µl kloroform (dimasukan 100 µl
kloroform/ 500 µl Tri Reagent)
- Tutup tabung Eppendorf sampel dengan rapat dan campurkan sampel
secara cepat dan kuat selama kurang lebih 15 detik
- Biarkan sampel selama 10-15 menit dalam suhu ruang
- Sentrifugasi sampel 12.000 g selama 15 menit pada suhu 4oC. Sampel
akan terpisah menjadi 3 lapisan yaitu, organic phase atau phenol-
chloroform phase berwarna merah, interphase, dan aqueous phase yang
tidak berwarna
Isolat RNA yang diperoleh berbentuk kristal padat berwarna putih yang
terletak di dasar dari tabung Eppendorf. Isolat kemudian dilarutakan kembali
menggunakan air yang bebas RNAse untuk perlakuan selanjutnya. Adapun
Spektrofotometer NanoDrop digunakan untuk mengetahui konsentrasi/kemurnian
RNA yang terdapat pada sampel. Hasil dari Spektrofotometer NanoDrop
ditunjukan pada Tabel 2.
Proses isolasi RNA pada praktikum ini menggunakan TRIzol reagent. Reagen
ini menggunakan prinsip ekstraksi Acid guanidium thiocyanate-phenol-chloroform
(AGPC). AGPC merupakan Teknik esktraksi yang banyak digunakan pada biologi
molekuler. Teknik ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan column-
based system namun memiliki keunggulan dalam puritas dan kuantitas RNA yang
tinggi. Tahapan pertama dalam proses isolasi RNA adalah Homogenisasi.
Homogenesasi dilakukan untuk mencapurkan sampel darah dengan TRI reagent
yang tersusun atas guanidium thiocyanate dan acidic phenol. Guanidium
thiocyanate, yang berada pada TRI reagent, digunakan untuk membantu proses
denaturasi protein (salah satunya RNAse). Setelah itu, ditambahkan chloroform
pada sampel dan dilakukan sentrifugasi. Penambahan chloroform membantu
sepeasi fase organic dan aqueous. Sampel kemudian akan terbagi menjadi 3 lapisan
yaitu:
1. Organic Phase: lapisan paling bawah berwarna merah. Pada lapisan ini,
terdapat komponen protein dan lipid
2. Interphase: Lapisan tengah yang berada di antara organic phase dan
aqueous phase. Pada lapisan ini umunya mengandung DNA dan debris
seluler
3. Aqueous phase: Lapisan paling atas yang tidak berwarna. Pada lapisan ini
dapat ditemukan RNA
Untuk Purifikasi RNA, pH pada tahapan ini dipertahankan dalam suasana
asam (sekitar pH 4-6). Hal ini dilakukan agar DNA tidak ikut terlarut pada fase
aqueous dan berada pada interphase atau bahkan fase organic(Umumnya DNA
terlarut pada pH 7-8).
Setelah itu, fase aqueous yang telah dipindahkan pada tabung baru
ditambahkan isopropanolol untuk proses presipitasi RNA. Prinsipnya adalah
purifikasi RNA dengan isopropanolol sebagai anti-solvent. RNA merupakan
molekul polar disebabkan backbone fosfatnya yang bermuatan. Bila berikatan
dengan ion positif (misalnya Na+, NH4+, dan Li+), molekul RNA dapat membentuk
garam dan terpresipitasi menjadi bentuk padat. Namun, pelarut air (aqueous phase)
mencegah molekul RNA untuk berinteraksi dengan molekul muatan positif.
Sehingga, isopropanolol yang kurang polar dibandingkan air digunakan sebagai
anti-solvent yang mengakibatkan distrupsi pada interaksi air-RNA. Hal ini
mengakibatkan RNA dapat membentuk ikatan ionik yang stabil dengan ion muatan
positif dan terpresipitasi menjadi bentuk kristal padat. Proses pencucian dilakukan
untuk semakin meningkatkan kemurnian RNA pada sampel (Russel dan Sambrok,
2001).
Chomczynski, P. and Sacchi, N., 2006. The single-step method of RNA isolation
by acid guanidinium thiocyanate–phenol–chloroform extraction: twenty-
something years on. Nature protocols, 1(2), pp.581-585.
Cooper, G.M. and Hausman, R.E., 2009. Protein synthesis, processing, and
regulation. The Cell. A Molecular Approach. ASM Press, Washington DC,
pp.309-352.
Moustafa, K. and Cross, J.M., 2016. Genetic approaches to study plant responses
to environmental stresses: an overview. Biology, 5(2), p.20.
Shahidalien. 2019. Isolation of RNA from Blood Principle Protocol and Functions
of Reagents, (Online), https://howbiotech.com/isolation-of-rna-from-blood-
principle-protocol-and-functions-of-reagents/, diakses pada 16 Februari
2019.