Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan
tanah.Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi.Sebagian besar juga
bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰.

Genus Vibrio adalah agen penyebab penyakit vibriosis yang menyerang hewan
laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan. Spesies Vibrio umumnya menyerang
larva udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpendar. Bakteri Vibrio
menyerang larva udang secara sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress
dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis
opportunistic pathogenyang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan
pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika
kondisi lingkungannya memungkinkan.

Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan laut menandakan adanya kontak


dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa
bahan makanan lainnya, di mana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan
berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini
kemudian akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia.

Bakteri dari spesies Vibrio secara langsung akan menimbulkan penyakit


(pathogen), yang dapat menyebabkan kematian biota laut yang menghuni perairan, dan
secara tidak langsung bakteri yang terbawa biota laut seperti ikan akan dikonsumsi oleh
manusia, sehingga menyebabkan penyakit pada manusia.

A. KLASIFIKASI Vibrio Sp

Kingdom : Eubacteria

Divisi : Bacteri

Class : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibro anguillarum Vibrio vulnificus

Vibrio salmonicida Vibrio hollisae

Vibrio alginolyticus Vibrio damsel


Vibrio cholera Vibrio fluvialis

Vibrio parahaemolyticus Vibrio mimicus

B. MORFOLOGI

Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif
tinggi.Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup
baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh
optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0.

Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri,
klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae.Bakteri ini bersifat gram
negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel batang yang melengkung dengan
ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak
dengan satu flagella pada ujung sel.

C. SIFAT BIOKIMIA ATAU FISIOLOGIS

Pada biakkan, dapat dilihat bahwa Vibrio membentuk koloni yang cembung
(convex), bulat, smooth, opak, dan tampat bergranula bila diamati dibawah sinar
cahaya.

Bersifat halofilik dan dapat tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰
tetapi tidak tahan asam sehingga bakteri Vibrio dapat tumbuh pada pH 4 – 9 dan
tumbuh optimal pada pH 6,5 – 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0. Vibrio juga
bersifat aerob atau anaerob facultative yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa
oksigen.

Sifat biokimia Vibrio adalah dapat meragikan sukrosa, glukosa, dan manitol menjadi
asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan laktosa dapat diragikan tetapi lambat.Vibrio
juga dapat meragikan nitrat menjadi nitrit. Pada medium pepton (banyak mengandung
triptofan dan nitrat) akan membentuk indol, yang dengan asam sulfat akan membentuk
warna merah sehingga tes indol dinyatakan positif.

Hasil uji biokimia dari bakteri Vibrio antara lain adalah hasil positif pada uji oksidase
dan katalase. Pada uji indol Vibrio menunjukan hasil positif dan bersifat motil. Selain itu,
pada uji fermentasisukrosa dan manitol bakteri Vibrio juga memberi hasil positif yaitu
dapat melakukan fermentasi sukrosa dan manitol, namun pada uji laktosa didapat hasil
negatif yaitu tidak dapat memfermentasikan laktosa.

Sementara itu, bila diujikan pada mediaTriple Sugar Iron Agar (TSIA), hasil yang
muncul adalah bagian atas (slant) menunjukan warna merah yang berarti bersifat basa,
dan bagian bawah (butt) berwarna kuning yang berarti bersifat asam, dan tidak
terbentuk H2S. Uji lisin dekarboksilasi terhadap Vibrio juga menunjukkan hasil positif
berupa warna ungu, uji NaCl 0% memberi hasil positif berupa kekeruhan yang tinggi,
NaCl 6% dengan hasil bervariasi, dan NaCl 8 % dengan hasil negatif (kekeruhan
rendah). Pada uji arginin dihidrolase dan esculin hidrolisis Vibrio akan memberikan hasil
negatif, sedangkan pada uji ornitin dekarboksilase Vibrio akan memberi hasil positif.

Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri
patogen Vibrio sp, yaitu :

a. Vibrio Anguillarum

Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan


berkilau.Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif.Sedangkan methyl red dan
H2S negatif.

b. Vibrio alginolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah
mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa,
dan manitol positif.Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
c. Vibrio cholera

Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media
berubah menjadi kuning.Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif,
katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol
positif.Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.Vibrio cholera menimbulkan
penyakit cholera asiatica. Masa inkubasi dari 5 jam sampai beberapa hari.

d. Vibrio salmonicida

Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan
utuh.Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa positif.Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa,
fruktosa, bersifat negatif.

e. Vibrio vulnificus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia
adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa,
sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.

Vibrio vulnificus dapat menyebabkan infeksi luka parah, bekteremia, dan mungkin
gastroenteritis. Bakteremia dengan infeksi yang tidak focus terjadi pada orang yang
memakan tiram yang terinfeksi dan orang yang gemar minum alcohol atau berpenyakit
hati.

Luka bisa menjadi terinfeksi pada orang normal atau yang imunokompromistik yang
berhubungan dengan air dimana bakteri terdapat. Proses infeksi seringkali terjadi
dengan cepat, dengan perkembangan penyakit yang parah. Sekitar 50% pasien dengan
bakteremia meninggal.
f. Vibrio parahaemolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni
berwarna hijau tua.Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif.Sedangkan sellobiosa,
fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif.

Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif, yang


menyebabkan gastroenteritis akut sebagai akibat makan makanan seafood yang
terkontaminasi seperti ikan mentah atau kerang. Setelah periode inkubasi selama 12 –
24 jam, terjadi mual dan muntah, kram perut, demam dan diare air dan darah.Lekosit
pada feces sering terlihat.Enteritis cenderung sembuh sendiri dalam 1 – 4 hari tanpa
pengobatan, selain restorasi air dan keseimbangan elektrolit.Enterotoksin yang di
isolasi dari organisme. Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5
– 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.

D. SIFAT PATOGENITAS

Dalam keadaan alamiah, bakteri ini hanya patogen terhadap manusia, tetapi secara
eksperimen dapat juga menginfeksi hewan. Hewan laut yang telah terinfeksi Vibrio
khususnya Udang, akan mengalami kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu
makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod
dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala. Udang yang terkena vibriosis
akan menunjukkan gejala nekrosis. Serta bagian mulut yang kehitaman adalah
kolonisasi bakteri pada esophagus dan mulut.

Vibrio tidak bersifat invasif, yaitu tidak pernah masuk kedalam sirkulasi darah tetapi
menetap di usus sehingga dapat menyebabkan gastritis pada manusia. Masa inkubasi
bakteri ini antara 6 jam sampai 5 hari. Vibrio menghasilkan enterotoksin yang tidak
tahan asam dan panas, musinase, dan eksotoksin.Toksin diserap dipermukaan
gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida sehingga
menghambat absorpsi natrium.Akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit, terjadilah
kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-
tiba).Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit dalam
jumlah besar.

Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian
melekat pada usus halus dan menghasilkan toksin.Produksi toksin oleh bakteri yang
melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala penyakit ini. Proses ini
dapat dibuktikan dengan pemberian viseral antibodi. Bila terjadi dehidrasi, maka
diberikanlah cairan elektrolit.Immunitas pasif dapat dilakukan dengan memberikan
viseral antibodi dan viseral antitoksin yang dapat mengurangi cairan tanpa mematikan
kuman.

Vibrio jenis lain juga dapat menghasilkan soluble hemolysin yang dapat melisiskan sel
darah merah. Struktur antigen Vibrio baik yang patogen maupun nonpatogen memiliki
antigen-H tunggal yang sejenis dan tidak tahan panas. Antigen-H ini sangat heterogen
dan juga banyak terjadi overlapping dengan bakteri lain. Gartnor dan Venkatraman
membagi antigen-O Vibrio menjadi grup O1-O6.Yang patogen bagi manusia adalah
grup O1 dari Vibrio coma. Antibodi terhadap antigen-O bersifat protektif sehingga
Ogawa, Inaba, dan Hikojima membagi tiga serotip yang mewakili tiga faktor gen yaitu A,
B, dan C. Serotip Hikojima atau serotip ketga merupakan campuran antara Ogawa dan
Inaba

Pada Vibrio parahaemolyticus gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata 72


jam.Sumber penularannya adalah melalui air, makanan, dan minuman yang
terkontaminasi oleh lalat.Serta hubungan antar manusia, yaitu orang yang sedang sakit,
orang yang telah sembuh dari penyakit, dan orang yang tidak pernah sakit tetapi
membawa bibit penyakit atau healthy carrier.Penyebarannya juga bisa melalui air yang
tercemar, bakteri ini termasuk jenis opportunistic pathogen yang dalam keadaan normal
ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik
menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri Vibrio yang
patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan
menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya.

Dampak langsung bakteri patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit, pembusukan


DNA toksin yang dapat menyebabkan kematian biota yang menghuni perairan
tersebut.Jika semua ikan dan hewan laut mati atau terkena vibriosis, maka akan
menyebabkan penyakit bagi manusia yang memakannya dengan gejala awal seperti
mual, muntah, diare, dan kejang perut sehingga bila terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan kehilangan cairan dan elektorlit secara berlebihan, dehidrasi, kolaps
sirkulasi, dan anuri. Penyakit ini biasanya hanya dianggap sebagai diare biasa dan
masyarakat hanya menganggap remeh serta tidak ditindaklanjuti atau tidak segera
diobati sehingga dapat didapatkan angka kematian tanpa pengobatan sebanyak 25-
50%. Di Jepang, 5% diare disebabkan oleh Vibrio parahaemolyticus.

E. CARA INFEKSI DAN NAMA PENYAKIT

1. Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan
tercemar dengan Vibrio sp. Sumber kontaminasi vibrio, selama epidemi, biasanya tinja
orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah dengan
pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.

2. Vibrio sp juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan perairan
pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio cholerae,
dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan kerang mentah
atau kurang matang dari Teluk Meksiko.

3. Karena Vibrio sp tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang lain,
kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.

4. Setelah Vibrio sp yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana mereka
mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera karakteristik,
adalah ketika Vibrio sp mulai memproduksi racun mereka.
5. Dalam rangka mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak
Vibrio. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida
(atau siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.

6. Penyakit dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan
sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari limbah.

Nama penyakit : kolera

F. PENCEGAHAN PENYAKIT KOLERA

· Direbus atau hanya minum air murni.

· Hindari makan makanan mentah.

· Hindari makan makanan mentah dan kerang.

· Hindari salad.

· Sanitasi dan sistem pemurnian air yang akan dimonitor.

· Sayuran dan buah-buahan harus dicuci dengan larutan kalium permanganat.

· Pendidikan kesehatan (health education)

· Perbaikkan sanitasi khususnya control terhadap vector lalat

· Vaksinasi dapat melindungi orang-orang yang kontak langsung dengan penderita.

· Diadakan perhatian khusus kepada pekerja-pekerja kapal, perenang, dan juru masak

· seafood karena habitat dari bakteri ini adalah di laut.

· Pengolahan dan penyimpanan makanan laut harus cermat.


G. Diagnosis

1. Penegakan diagnosis infeksi


2. Vibrio ditentukan ditemukannya bakteri vibrio pada makanan seafood
3. Vibrio pada isolasi kultur cairan pada luka, feses diare, maupun darah. Untuk penelitian
yang lebih luas, dapat digunakan media khusus untuk sampel-sampel tersebut sehingga
dapat diyakinkan adanya pertumbuhan Vibrio

DAFTAR PUSTAKA

http://analiskesehatanmakassar.blogspot.com/2010/06/vibrio.html

http://susanblogs18.blogspot.com/2012/10/praktikum-makalah-bakteri-vibrio-sp-
bab.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio

http://susanblogs18.blogspot.com/2012/10/praktikum-makalah-bakteri-vibrio-sp-
bab.html

http://tsumasaga.wordpress.com/2012/10/30/definisi-penyakit-kolera/

http://agitavioly.blogspot.com/2010/01/vibrio.html

Anda mungkin juga menyukai