Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan dilaksanakan
dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Aspek yang diamati pada tiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru serta proses
pembelajaran materi pokok pembelajaran bangun ruang sederhana menggunakan media
sedotan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN-2 Baung yang berjumlah
9 siswa terdiri dari 4 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika
materi bangun ruang sederhana siswa kelas IV menggunakan media sedotan berupa alat
peraga bangun ruang. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai siswa materi
bangun ruang sederhana sebelum dan sesudah diberi tindakan. Siklus I, nilai rata-rata
siswa 61,11 dengan persentase ketuntasan 33%, siswa yang mencapai KKM 3 siswa.
Siklus II, nilai rata-rata siswa 72,22 dengan persentase ketuntasan 89%, siswa yang
mencapai KKM 8 siswa. Dari kedua siklus yang diterapkan, terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam materi pokok bangun ruang sederhana. Peningkatan nilai ratarata
dari siklus I ke siklus II 11,11, peningkatan persentasenya 56%, dan peningkatan jumlah
siswa yang mencapai KKM 5 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus II,
bahwa alat peraga benda asli yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam materi pokok bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN-2 Baung
Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan.
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala,, karena berkat rahmat dan anugerahNya,
penulis dapat menyelesaikan laporan PTK yang berjudul : Penggunaan Media Sedotan pada
Materi Bangun Ruang dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN-2
Baung berjalan dengan lancar dan tepat pada waktunya. . PTK ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh kelulusan dari Sekolah Guru Indonesia (SGI) dan gelar sarjana Master
Teacher pendidikan.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa PTK ini dapat tersusun atas bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Guru ABD. Rahman selaku fasilitator SGI yang selalu sabar memberikan masukan
dan bimbingan sehingga PTK ini dapat terselesaikan.
2. Ibu Rusmini, S. Pd SD selaku Kepala Sekolah SDN-2 Baung yang telah memberikan
izin dan bantuan dalam penelitian ini.
3. Guru Hasrullah, S. Pd selaku observer yang juga telah membantu kelancaran
penelitian tindakan kelas ini.
4. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha SDN-2 Baung.
5. Seluruh siswa kelas IV SDN-2 Baung, terimakasih sudah dapat bekerja sama dengan
baik.
6. Istri, anak dan keluarga yang selalu memberikan semangat sehingga dapat
menyelesaikan PTK ini.
7. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membalas kebaikan
kalian. Semoga laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Penulis sangat
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan
pada penelitian selanjutnya.
Penulis,
Rahmat
2
BAB I
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku Dwi Siswoyo, dkk (2008 : 18) yang
demikian pendidikan yaitu, menuntut segala kekuatan kodrat yang ada dalam anak
agar menjadi manusia dan bagian masyarakat serta mencapai kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
pada anak baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar
dapat mencapai kesempurnaan hidup (Ki Hajar Dewantoro dalam Arif Rohman, 2009:
8). Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan umat manusia. Dengan
Siswoyo, dkk (2008: 17) mengartikan pendidikan sebagai suatu kekuatan yang
fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitasnya. Pendidikan
setiap manusia dalam hubungannya dengan sesama, lingkungan, serta dengan Tuhan.
peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya
3
ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana
belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa
bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu
seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan
matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan
selalu hasil belajar matematika di bawah rata-rata mata pelajaran lainnya. Hasil belajar
matematika siswa lebih rendah lagi pada pokok bahasan bangun ruang sederhana.
Dimana sifat-sifat bangun ruang sederhana tersebut berkaitan dengan sisi, rusuk, dan
titik sudutnya. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang.
Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut
adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang. Materi ini merupakan
a. Materi bangun ruang sederhana bersifat abstrak. Siswa sukar membedakan antara
c. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam
dengan menggunakan media. Media tersebut bernama media bangun ruang yang dapat
4
Pretes yang dilakukan penulis di kelas IV SDN-2 BAUNG, menunjukkan hasil
belajar matematika yang rendah. Hasil pretes menunjukkan, dari 9 siswa diketahui ada
1 siswa yang mencapai KKM dan 8 siswa yang belum mencapai KKM. Hasil pretes
tersebut menunjukkan 11,11 % siswa yang dapat mencapai KKM dan 88,89% yang
belum mencapai KKM. Sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa kelas IV SDN-2
BAUNG belum baik, karena pembelajaran dikatakan berhasil jika 100% siswa dapat
mencapai KKM.
hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN-2 BAUNG dengan langkah
Materi Bangun Ruang dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SDN-2 BAUNG”.
1. Hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang
3. Masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyebutkan sifat-
peserta didik.
5
belajar matematika pada materi bangun ruang sederhana pada siswa SD kelas IV
SDN-2 BAUNG”.
dalam materi pokok bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN-2 BAUNG”.
b. Untuk menerapkan teori tentang penggunaan alat peraga dalam mengaktifkan dan
1) Untuk guru
6
2) Untuk siswa
3) Untuk sekolah
Memberikan masukan dan membantu memfasilitasi media belajar dan alat belajar
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
hasil kegiatan pembelajaran, mereka membedakan hasil belajar atas empat macam,
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri
5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh keturunan dan lingkungan.
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-
2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus memperhatikan sesuatu.
8
3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu.
memperoleh sesuatu.
Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku siswa, baik dari segi
pendapat, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adaah
aktivitas. Aktivitas belajar dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar
terhadap hasil belajarnya, siswa yang aktif cenderung mendapat nilai yang tinggi
2. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsep–
konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika mengkaji benda abstrak
(benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
pengetahuan prosedural.
9
cukup, karena dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa memerlukan ketrampilan
matematika.
berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang
dinyatakan oleh Hamalik (1997 : 204) bahwa belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri siswa yang nyata serta latihan yang kontinu,
menyebabkan terjadinya proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil
dari siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamalik (1997 :
“Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar”.
mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang
yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah
dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa.
10
Russeffendi (1989 : 25) bahwa belajar matematika bagi seorang anak
dasar matematika yang baik pada permukaan belajar untuk belajar selanjutnya.
menggunakan konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bahwa proses belajar
hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang berlangsung dalam lingkungan
serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai
tujuan tertentu. Dalam proses mengajar matematika terdapat adanya suatu kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar.
apabila anak-anak dapat mengemukakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta
pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori belajar mengajar
(2010:21) bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang
dalam bentuk konkrit akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa
benda-benda atau objek dalam bentuk pernmainan sangat berperan bila dilampaui
bahwa mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir berkembang berkelanjutan.
11
Tahapan belajar menurut Dienes itu ada enam tahapan secara berurutan, yaitu sebagai
berikut.
Pada tahap ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan
b. Tahap Bermain
Pada tahap ini anak-anak bermain dengan menggunakan aturan yang terdapat
dalam suatu konsep tertentu, dengan permainan, siswa diajak untuk memulai
Pada tahap ini siswa diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan
d. Tahap Representasi
Pada tahap ini siswa mulai membuat pernyataan atau representasi tentang sifat-
sifat atau kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada tahap
penelaahan kesamaan sifat, representasi ini dapat berupa gambar, diagram, atau
e. Tahap Simbolisasi
Pada tahap ini, siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal
f. Tahap Formalisasi
Pada tahap ini merupakan tahap yang terakhir dari belajar konsep, menurut
5. Pengertian Media
Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan dengan istilah media.
Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti perantara atau
12
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima
pesan.
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar “. Senada
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah ( antara dua pihak atau kutub )
atau suatu alat. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada
tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis dari media
adalah sebagai berikut : (a) benda asli yang berada dilingkungan siswa. (b) papan
planel. (c) lambang bilangan. (d) dekak-dekak. (e) model bangun datar. (f) papan
berpaku. (g) model bangun ruang. Menurut Wina Sanjaya ( 2006:171) media yang
Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi
13
7. Pengertian Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi
dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif,
berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV
adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut
akan dipelajari kembali di kelas IV,V, dan VI dengan pembahasannya dititik beratkan
pada penentuan jaring-jaring pemukaan bangun ruang, seperti : kubus, balok dan
tabung.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu
persatu.
Kesimpulannya kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam
buah persegi yang berukuran sama. Balok adalah : sebuah benda ruang yang dibatasi
oleh tiga pasang ( enam buah ) persegi panjang dimana setiap pasang persegi saling
media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima
materi jarring –jaring bangun ruang dan luas permukaan bangun ruang. Penggunaan
media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar. Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran
14
Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran
B. Kerangka Berpikir/konseptual
Salah satu proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa
adalah menggunakan media dalam proses pembelajaran. Media merupakan alat bantu
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi
dan titik sudut. Penggunaan media sedotan pada pembelajaran bangun ruang sederhana
akan memberi banyak keuntungan kepada siswa, karena siswa dapat memahami
15
dengan baik konsep dan karakteristik materi yang disampaikan, selanjutnya guru akan
menjadi lebih kreatif dalam menggunakan dan memilih alat peraga yang sesuai dengan
materi ajar yang akan disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pemaparan di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
Penggunaan Media alat peraga sedotan pada bangun ruang dapat meningkatkan hasil
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Seting penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi tempat penelitian, waktu
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Baung, Jalan Karya Hijrah, Desa
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017 / 2018 yang
terhitung dari bulan Maret sampai dengan Mei 2018. Pelaksanaan PTK sesuai
Jadwal Penelitian.
c. Desain Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menerapkan metode
penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin yang dapat dilihat dari bagan
berikut:
17
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Bagan 1
Tahapan Proses Kegiatan Penelitian
Keterangan:
1) Perencanaan
Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti.
tindakan selanjutnya.
2) Pelaksanaan
3) Pengamatan
4) Refleksi
atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak
diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan observer guru dapat
18
C. Variabel Penelitian (factor yang diselidiki)
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Baung, terdiri
b. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui dua teknik,
yaitu;
1) Tes
Tes yang akan digunakan yaitu berupa pilihan ganda yang diberikan setiap
akhir siklus.
2) Observasi
untuk menilai kegiatan siswa serta lembar observasi untuk menilai kegiatan
berlangsung
E. Indikator Keberhasilan
hasil belajar matematika dengan pemanfaatan media sedotan pada siswa kelas IV SD
19
Negeri 2 Baung. Maka dari itu keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik (Suharsimi Arikunto,
2006: 90). Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% dari 9 siswa
kelas IV SD Negeri 2 Baung mengalami peningkatan hasil belajar di atas KKM yaitu
Suharsimi Arikunto (2009: 262) menyatakan bahwa analisis data penelitian ada dua
berasal dari test yang dilakukan di akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar siswa yang
diperoleh pada akhir siklus dihitung kemudian dipersentase dan dihitung skor
rata-rata kelasnya. Sedangkan analisis data observasi yang telah diperoleh dari
peneliti dan satu pengamat lainnya juga dihitung persentasenya. Adapun rumus
Keterangan:
Mean : rerata nilai
∑ : tanda jumlah
X : total nilai yang diperoleh peserta didik
N : jumlah peserta didik
20
2. Analisis deskriftif kualutatif
kualitatif diperoleh dari aktifitas peserta didik dan guru dalam proses
sedotan. Kriteria data kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
41 % ≤ P < 60 % Cukup
Baik
61 % ≤ P < 80 %
Baik sekali
81 % ≤ P < 100 %
Data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari test yang dilaksanakan,
untuk melihat ketuntasan belajar peserta didik secara individu. memenuhi Kriteri
Ketuntasan Minimal (KKM) dalam hal ini Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
75.
21
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar bangun ruang melalui
penelitian ini menggunakan siklus, setiap 1 siklus terdapat 4 langkah. Langkah dalam
penelitian ini adalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan (observasi), dan
(4) refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai
dilaksanakannya penelitian.
dan juga kepada siswa yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini, yang
bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas pada mata
pembelajaran.
c. Identifikasi Masalah
ditemukan, peneliti dan guru memilih satu masalah yaitu tentang hasil belajar
siswa, karena masalah ini kami anggap sangat penting untuk segera diselesaikan
dan dengan menyelesaikan masalah yang satu ini, kami berharap masalah yang
hasil belajar bangun ruang sederhana menggunakan media konkret siswa kelas
IV SD Negeri 2 Baung.
22
e. Peneliti dan guru sebagai kolaborator menyiapkan materi yang akan dibahas
sederhana.
media konkret dan menjelaskan point-point penting yang harus dikerjakan guru
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran, sesuai dengan apa
berikut:
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap
matematika.
d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat pengukur untuk
melihat dan merekam atau mencatat aktivitas siswa ketika penggunaan media
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan (observasi), Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa
23
mengetahui masalah yang ada pada kelas IV yang terkait dengan proses
media konkret.
4. Refleksi
yang terjadi baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru (Sukidin, dkk. 2002:112).
Berdasarkan pendapat ahli tersebut tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan
penelitian dan dicatat dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan, dan
hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sebagai bahan
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer yaitu :
1. Nama : RAHMAT
Nip :-
2. Nama : HASRULLAH
Nip :-
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Refleksi. Desain penelitian terdiri dari 2 siklus yang meliputi siklus I dan siklus II.
dengan teman sejawat tentang masalah yang terjadi di kelas. Peneliti pun
model pembelajaran dengan media sedotan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari
setiap siklus.
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2018 pukul 07.00
– 09.00 WIB. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu
siklus I adalah mengenal sifat-sifat bangun ruang sederhana yang mana lebih
ditekankan pada sisi dan rusuk. Berikut uraian mengenai kegiatan pembelajaran pada
siklus I.
25
dilakukan oleh guru kelas IV SDN-2 Baung sebagai acuan dalam
Tes pada siklus I terdiri dari 10 soal terlampir dalam bentuk pilihan ganda.
Tes ini diberikan pada akhir siklus I yaitu pada hari Rabu, tanggal 18 April
dan penguasaan materi yang telah dipelajari dalam kegiatan siklus I. Alokasi
waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tes pada akhir siklus I adalah
15 menit.
d. Menyiapkan sarana dan media konkret bangun ruang untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.
a. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
kepada siswa tentang contoh nyata bentuk bangun ruang yang ada disekitar.
26
d. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
disetiap kelompok.
tersebut.
masing.
telah dipelajari.
Pada tahapan ini, peneliti mengamati beberapa hal berkaitan dengan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatan dilihat dari hasil tes,
Tabel 2.1
Hasil belajar pada siklus 1
NO Nama Nilai Ket
1 Alisyia Fransiska 60 Tidak Tuntas
2 Fitri 80 Tuntas
3 Farel 40 Tidak tuntas
4 Jesika Ulandari 40 Tidak tuntas
5 M. Khairul 60 Tidak Tuntas
6 M. Leo Saputra 70 Tuntas
27
7 M. Nabil 60 Tidak Tuntas
8 Siti Fajriyani Mariyam 80 Tuntas
9 Zulkarnaen 60 Tidak tuntas
Jumlah 550
Nilai rata-rata 61,11
Nilai tertinggi 80 KKM 65
Nilai terendah 40
Ketuntasan belajar 33 %
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus
I ini adalah 80. Sedangkan nilai terendahnya 40. Nilai rata-rata kelas 61,11. Serta
Tabel 2.2
Partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus I
2 Fitri √ √ √ √ √
3 Farel √ √ √ √
4 Jesika Ulandari √ √ √ √
5 M. Khairul √ √ √ √ √
6 M. Leo Saputra √ √ √ √ √
7 M. Nabil √ √ √ √
8 Siti Fajriyani. M √ √ √ √ √
9 Zulkarnaen √ √ √ √ √
Jumlah 6 5 5 6 5 4 6 6
Prosentase 67% 56% 56% 67% 56% 44% 67% 67%
28
Keterangan :
pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memperhatikan
penjelasan guru 7 orang (78%), siswa yang bertanya kepada guru 5 orang (56%),
siswa yang menjawab pertanyaan guru 5 orang (56%), siswa melakukan kegiatan
yang diinstruksikan guru 7 orang (78%), siswa yang bekerjasama dalam kelompok
6 orang (67%.), siswa yang menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
orang (78%) dan siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 7 orang (78%).
kembali tindakan siklus ke II berdasarkan hasil refleksi dari tndakan siklus I. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam siklus II antara lain sebagai berikut :
b. Guru berusaha membimbing siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih
oleh guru.
29
d. Guru mengingatkan kembali tentang aturan belajar dalam kelompok
untuk guru peneliti agar tidak terulang pada siklus berikutnya. Rekomendasi
2. Siklus II
hari Sabtu, 21 April 2018 pukul 09.00 – 11.00 WIB. Sama seperti siklus I pelaksanaan
siklus ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Materi yang diberikan pada siklus II adalah mengenalkan titik sudut bangun
ruang sederhana.
b. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat
kegiatan pembelajaran serta mempersiapkan LKS dan soal tes yang akan
a. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
30
c. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
e. Guru menjelaskan potongan rusuk-rusuk disebut titik sudut dan siswa disuruh
disetiap kelompok.
tersebut.
masing.
telah dipelajari.
89%.
31
Tabel 2.3
Hasil belajar pada siklus II
NO Nama Nilai Ket
1 Alisyia Fransiska 80 Tuntas
2 Fitri 90 Tuntas
3 Farel 80 Tuntas
4 Jesika Ulandari 0 Tidak Hadir
5 M. Khairul 80 Tuntas
6 M. Leo Saputra 70 Tuntas
7 M. Nabil 80 Tuntas
8 Siti Fajriyani Mariyam 100 Tuntas
9 Zulkarnaen 70 Tuntas
Jumlah 650
Nilai rata-rata 72,22
Nilai tertinggi 100 KKM 65
Nilai terendah 70
Ketuntasan belajar 89 %
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus
I ini adalah 100. Sedangkan nilai terendahnya 70. Nilai rata-rata kelas 72,22 Serta
Tabel 2.2
Partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus II
No Nama Aktivitas Siswa Selama KBM
1 2 3 4 5 6 7 8
1 √
Alisyia. F √ √ √ √ √ √
2 Fitri √ √ √ √ √ √ √
3 Farel √ √ √ √ √ √
4 - - - - - - - -
Jesika Ulandari
5 M. Khairul √ √ √ √ √ √ √
6 M. Leo Saputra √ √ √ √ √ √
32
7 M. Nabil √ √ √ √ √ √ √
8 Siti Fajriyani. M √ √ √ √ √ √ √
9 √
Zulkarnaen √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 8 7 6 8 7 6 7 8
Prosentase 89% 78% 67% 89% 78% 67% 78% 89%
Keterangan :
pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memperhatikan
penjelasan guru 8 orang (89%), siswa yang bertanya kepada guru 7 orang (78%),
siswa yang menjawab pertanyaan guru 6 orang (67%), siswa melakukan kegiatan
yang diinstruksikan guru 8 orang (89%), siswa yang bekerjasama dalam kelompok
7 orang (78%.), siswa yang menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
orang (78%) dan siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 8 orang (89%).
Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan
a. Pada kegiatan belajar siswa telah bekerja dan berdiskusi dengan baik.
33
b. Siswa sudah aktif bertanya dan mengemukakan pendapat atau gagasan tanpa
kelas.
B. Pembahasan
tentang bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika diadakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengajar. Dalam kegiatan pra siklus ketidak berhasilan guru dalam mengajar dapat
dilihat dengan ketuntasan belajar belum mencapai 80% dan partisipasi siswa pun
oleh 1 orang observer yang kemudian hasil observasi tersebut dijadikan refleksi untuk
hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada siklus I, peneliti belum
berhasil karena hasil ketuntasan belajar siswa baru mencapai 72,22% dan nilai rata-
rata masih di bawah KKM serta partisipasi siswa masih di bawah 80 %. Hal ini
dikarenakan penggunaan media sedotan masih belum optimal. Kemudian pada siklus
peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 89% dan partisipasi siswa pun
mengalami peningkatan menjadi di atas 80 %. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dari
34
Grafik 1.1
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Dari grafik di atas dapat diketahui adanya peningkatan ketuntasan belajar pada pra
siklus hanya 11%, pada siklus I menjadi 33% dan siklus II menjadi 89%.
Grafik 1.2
Partisipasi siswa
Partisipasi Siswa
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pra siklus Siklus I Siklus II
dalam berbagai indikator. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada siklus I
hanya 67% meningkat menjadi 89% pada siklus II . Siswa yang bertanya kepada guru
pada siklus I hanya 56% meningkat menjadi 78% di siklus II. Siswa yang menjawab
35
pertanyaan guru pada siklus I hanya 56% meningkat menjadi 67%. Siswa yang
melakukan kegiatan sesuai di instruksikan guru pada siklus I hanya 67% meningkat
menjadi 89% di siklus II. Siswa yang bekerja sama dalam kegiatan kelompok pada
siklus I hanya 56% meningkat menjadi 78% di siklus II. Siswa yang menjawab
pertanyaan dari siswa atau kelompok lain pada siklus I hanya 44%, meningkat menjadi
67% di siklus II. Siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan baik pada
siklus I hanya 67% meningkat menjadi 78% disiklus II. Siswa yang mengerjakan tugas
soal dengan baik pada siklus I hanya 67%, meningkat menjadi 89% di siklus II.
Dari kedua siklus ini ditemukan bahwa ada beberapa indikator yang
1. Guru harus lebih menguasai berbagai metode dan penguasaan media sebelum
36
BAB V
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
2. Terjadi peningkatan siswa yaitu siswa yang memperhatikan penjelasan guru 89%,
siswa yang bertanya kepada guru 78%, siswa yang menjawab pertanyaan guru
67%, siswa yang melakukan kegiatan sesuai yang di instruksikan guru 89%, siswa
yang bekerja sama dalam kelompok 78%. Siswa yang menjawab pertanyaan dari
siswa atau kelompok lain 67%. Siswa yang menggunakan media pembelajaran
dengan baik 78%. Siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 89%.
B. SARAN
1. Guru diharapkan untuk lebih banyak melakukan inovasi dalam mengajar agar
37
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi
pertama, Salemba empat, Jakarta.
Arief. S. Sadiman. Dkk. 1996. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada
Arikunto, Suharisimi. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dienes, 2010. Teori Belajar Permainan Dienes dalam Pembelajaran Matematika.
http : // www. Masbied. Com /2010/03/20/ teori-belajar-permainan-
denies=dalam pembelajaran-matematika/,diakses tanggal : 26 maret 2012.
Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press .
Hamalik, OE. 1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
----------------. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kamar, Anis. 2002. Media Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Ruseffendi. 1989. Pendidikan Matematka 3. Jakarta: Depdikbud.
-------------. 1996. Pendidikan Matematka 3. Jakarta: Depdikbud.
Sudirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sukidin, dkk.. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.
Sutawijaya, 1997. Pengembangan pembelajaran Matematika SD. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Usman, W. 1986. Matematika Manajemen II. Karunika, Jakarta : Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana.
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Jakarta. Erlangga.
38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui demonstrasi dengan media sedotan, siswa dapat mendefinisikan
pengertian bangun ruang sederhana dengan benar.
2. Melalui media sedotan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
sederhana dengan tepat.
3. Melalui diskusi kelompok tentang benda yang telah diamati, siswa dapat
mengidentifikasi macam-macam bangun ruang sederhana dengan tepat.
4. Melalui pengamatan di lingkungan sekolah, siswa dapat menunjukan minimal
lima bentuk bangun ruang sederhana dengan tepat.
C. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat bangun ruang
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
39
3. penugasanan
3. Diskusi
5. tanya jawab
E. Media Pembelajaran
1. Media dari sedotan
2. Lingkungan Sekolah (kaleng, bola, topi ulang tahun)
3. Gambar bangun ruang sederhana
F. Sumber Belajar
MUSTAQIEM. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
m. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
yang mereka tempati.
n. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,
balok, tabung, kerucut, dan bola)
o. Setelah itu, guru memperlihatkan kerangka bangun ruang yang dibuat dari
sedotan dan bertanya kepada siswa tentang contoh nyata bentuk bangun
ruang yang ada disekitar.
p. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
bangun ruang tersebut, ada sisi dan rusuk.
q. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa
r. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun
ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dam memfasilitasi
kegiatan diskusi siswa.
s. Setelah selesai, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk
mempersentasikan hasil kerjanya.
40
t. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil
kerja disetiap kelompok.
u. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok
tersebut.
v. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-
masing.
w. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang
telah dipelajari.
x. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
H. Penilaian
1. Penilaian Kuantitatif
a. Teknik Penilaian : tes tertulis (pilihan ganda)
b. Rubrik penilaian :
No Jawaban Skor
1 10
2 10
3 10
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 10
Jumlah 100
41
2. Penilaian Kualitatif
a. Teknik Penilaian: non tes (pengamatan)
b. Rubrik Penilaian:
Keterangan :
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Bertanya kepada guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
5. Bekerjasama dalam kelompok
6. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
7. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
8. Mengerjakan tugas soal dengan baik
I. Lampiran
1. Ringkasan Materi
2. Media
3. Lembar Kerja Siswa
4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
5. Soal Evaluasi
6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
42
LAMPIRAN RPP SIKLUS I
A. Ringkasan Materi
Sebelum kelas IV bangun ruang sudah dikenalkan kepada siswa, bagai mana
Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari kita
perhatikan bangun ruang berikut ini :
Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Pada
bangun ruang, ada sisinya yang datar seperti pada kubus, balok namun ada juga sisi
yang melengkung seperti pada tabung, kerucut, dan bola. Rusuk adalah garis yang
merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Ada rusuk yang berupa garis lurus
seperti pada kubus, balok,dan ada juga rusuk yang melengkung seperti pada tabung
dan kerucut. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun
ruang.
Mari kita selidiki satu persatu sifat-sifat bangun ruang sederhana tersebut
berkaitan dengan sisi dan rusuknya.
1. Kubus
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus,berkaitan dengan sisi dan
rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.
43
Mari menyebutkan sisi dan rusuk pada kubus ABCD.EFGH.
1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• sisi ABCD • sisi EFGH
• sisi ABFE • sisi DCGH
• sisi ADHE • sisi BCGF
Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.
Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang berukuran
sama.
2) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF
2. Balok
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, berkaitan dengan sisi dan
rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.
44
Sisi ABFE = sisi
EFGH
Bangun ruang kubus dan balok disebut bangun ruang sisi tegak. Bangun
ruang tabung, kerucut, dan bola disebut bangun ruang sisi lengkung.
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola,yang
berkaitan dengan sisi dan rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.
45
Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah sisi, yaitu sisi lengkung, sisi atas,
dan sisi bawah. Tabung mempunyai 2 buah rusuk. Bangun ruang kerucut
mempunyai dua buah sisi, yaitu sisi alas dan sisi lengkung. Kerucut hanya
mempunyai sebuah rusuk. Yang terakhir, bangun ruang bola hanya memiliki
sebuah sisi lengkung yang menutupi seluruh bagian ruangnya.
B. Media
Guru dalam proses pembelajaran menggunakan media yaitu media konkret (bangun
ruang dari sedotan, bola, kaleng, dll)
1).
2).
46
3).
a)
b)
c)
47
D. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)
E. Soal Evaluasi
48
a. kerucut mempunyai, 2 buah sisi
b. bola mempunyai 2 rusuk
c. kerucut mempunyai 1 rusuk
d. bola mempunyai 1 sisi
a. mempunyai 6 sisi
c. mempunyai 12 rusuk
a. bola c. kerucut
b. balok d. tabung
10. Bangun ruang berikut yang mempunyai sisi lengkung adalah
a. bola, kerucut, balok
b. tabung, kerucut, kubus
c. kerucut, tabung, limas segi tiga
d. bola, tabung, kerucut
49
F. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
1. d 6. a
2. a 7. c
3. a 8. b
4. b 9. b
5. c 10. d
Mengetahui,
Guru Observer Wali kelas
HASRULLAH, S. Pd RAHMAT
NIP. NIP.
MENYETUJUI
RUSMINI,S.Pd.SD
50
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
J. Tujuan Pembelajaran
5. Melalui demonstrasi dengan media sedotan, siswa dapat mendefinisikan
pengertian bangun ruang sederhana dengan benar.
6. Melalui media sedotan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
sederhana dengan tepat.
7. Melalui diskusi kelompok tentang benda yang telah diamati, siswa dapat
mengidentifikasi macam-macam bangun ruang sederhana dengan tepat.
8. Melalui pengamatan di lingkungan sekolah, siswa dapat menunjukan minimal
lima bentuk bangun ruang sederhana dengan tepat.
L. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat bangun ruang
M. Metode Pembelajaran
51
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. penugasanan
3. Diskusi
5. tanya jawab
N. Media Pembelajaran
4. Media dari sedotan
5. Lingkungan Sekolah (kaleng, bola, topi ulang tahun)
6. Gambar bangun ruang sederhana
O. Sumber Belajar
MUSTAQIEM. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
y. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
yang mereka tempati.
z. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,
balok, tabung, kerucut, dan bola)
aa. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
bangun ruang tersebut, ada sisi, rusuk. (mengingatkan)
bb. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
sudut pada bangun ruang tersebut.
52
cc. Guru menjelaskan potongan rusuk-rusuk disebut titik sudut dan siswa
disuruh menentukan banyaknya titik sudut sebuah balok dan kubus.
dd. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa
ee. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun
ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dan memfasilitasi
kegiatan diskusi siswa.
.
ff. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil
kerja disetiap kelompok.
gg. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok
tersebut.
hh. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-
masing.
ii. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang
telah dipelajari.
jj. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
Q. Penilaian
4. Penilaian Kognitif
a. Teknik Penilaian : tes tertulis (pilihan ganda)
b. Rubrik penilaian :
53
No Jawaban Skor
1 10
2 10
3 10
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 10
Jumlah 100
5. Penilaian Kualitatif
a. Teknik Penilaian: non tes (pengamatan)
b. Rubrik Penilaian:
Keterangan :
9. Memperhatikan penjelasan guru
10. Bertanya kepada guru
11. Menjawab pertanyaan guru
12. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
13. Bekerjasama dalam kelompok
14. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
15. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
16. Mengerjakan tugas soal dengan baik
54
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
R. Lampiran
7. Ringkasan Materi
8. Media
9. Lembar Kerja Siswa
10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
11. Soal Evaluasi
12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
A. Ringkasan Materi
1. Sifat-Sifat Kubus
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari kita
perhatikan gambar di bawah ini.
55
4) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF
• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG
• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.
Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.
2. Sifat-Sifat Balok
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari
kita perhatikan gambar di bawah ini.
56
ABFE =
sisi EFGH
57
Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah sisi, yaitu
sisi lengkung, sisi atas, dan sisi bawah. Tabung mempunyai 2
buah rusuk, tetapi tidak mempunyai titik sudut.
B. Media
Guru dalam proses pembelajaran menggunakan media yaitu media
konkret
(bangun ruang dari sedotan, bola, kaleng, dll)
58
1).
2).
3).
a)
b)
c)
59
- Jumlah titik sudutnya ada ...
3). a. Nama bangun ruang di atas adalah tabung Jumlah sisi nya
ada 3 (atas, bawah, dan lengkung)
60
Jumlah titik sudutnya ada – (tidak punya)
E. Soal Evaluasi
1. Berbentuk apakah sisi alas dan sisi atas pada bangun ruang tabung ....
a. Melengkung
b. Lingkaran
c. persegi
d. segitiga
61
4. Kubus mempunyai titik sudut sebanyak ....
a. 6 buah
b. 8 buah
c. 10 buah
d. 11 buah
a. IJKL. MNOP
b. HIJK. LMNO
c. ABCD. EFGH
d. OPQR. STUV
8. Aku terdiri dari 1 bidang alas dan 1 selimut. Aku adalah ....
a. Kubus
b. Kerucut
c. Balok
d. Tabung
a. BCFG
b. DCGH
62
c. EFGH
d. ABFE
10. Aku suatu bangun ruang yang mempunyai titik puncak. Siapakah aku
....
a. Kubus
b. Kerucut
c. Balok
d. Limas
6. a 6. d
7. c 7. c
8. a 8. b
9. b 9. c
10. b 10. b
63
Baung, 21 April 2018
Mengetahui,
Guru Observer Wali Kelas
MENYETUJUI
RUSMINI,S.Pd.SD
64