Anda di halaman 1dari 64

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan hasil belajar bangun ruang


menggunakan media sedotan pada siswa kelas IV SDN-2 Baung Kabupaten Seruyan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan dilaksanakan
dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Aspek yang diamati pada tiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru serta proses
pembelajaran materi pokok pembelajaran bangun ruang sederhana menggunakan media
sedotan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN-2 Baung yang berjumlah
9 siswa terdiri dari 4 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika
materi bangun ruang sederhana siswa kelas IV menggunakan media sedotan berupa alat
peraga bangun ruang. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai siswa materi
bangun ruang sederhana sebelum dan sesudah diberi tindakan. Siklus I, nilai rata-rata
siswa 61,11 dengan persentase ketuntasan 33%, siswa yang mencapai KKM 3 siswa.
Siklus II, nilai rata-rata siswa 72,22 dengan persentase ketuntasan 89%, siswa yang
mencapai KKM 8 siswa. Dari kedua siklus yang diterapkan, terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam materi pokok bangun ruang sederhana. Peningkatan nilai ratarata
dari siklus I ke siklus II 11,11, peningkatan persentasenya 56%, dan peningkatan jumlah
siswa yang mencapai KKM 5 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus II,
bahwa alat peraga benda asli yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam materi pokok bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN-2 Baung
Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan.

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala,, karena berkat rahmat dan anugerahNya,
penulis dapat menyelesaikan laporan PTK yang berjudul : Penggunaan Media Sedotan pada
Materi Bangun Ruang dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN-2
Baung berjalan dengan lancar dan tepat pada waktunya. . PTK ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh kelulusan dari Sekolah Guru Indonesia (SGI) dan gelar sarjana Master
Teacher pendidikan.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa PTK ini dapat tersusun atas bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Guru ABD. Rahman selaku fasilitator SGI yang selalu sabar memberikan masukan
dan bimbingan sehingga PTK ini dapat terselesaikan.
2. Ibu Rusmini, S. Pd SD selaku Kepala Sekolah SDN-2 Baung yang telah memberikan
izin dan bantuan dalam penelitian ini.
3. Guru Hasrullah, S. Pd selaku observer yang juga telah membantu kelancaran
penelitian tindakan kelas ini.
4. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha SDN-2 Baung.
5. Seluruh siswa kelas IV SDN-2 Baung, terimakasih sudah dapat bekerja sama dengan
baik.
6. Istri, anak dan keluarga yang selalu memberikan semangat sehingga dapat
menyelesaikan PTK ini.
7. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membalas kebaikan
kalian. Semoga laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Penulis sangat
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan
pada penelitian selanjutnya.

Baung, Mei 2018

Penulis,

Rahmat

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam

masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku Dwi Siswoyo, dkk (2008 : 18) yang

dinamakan pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Dengan

demikian pendidikan yaitu, menuntut segala kekuatan kodrat yang ada dalam anak

agar menjadi manusia dan bagian masyarakat serta mencapai kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.

Pendidikan merupakan usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada

pada anak baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar

dapat mencapai kesempurnaan hidup (Ki Hajar Dewantoro dalam Arif Rohman, 2009:

8). Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan umat manusia. Dengan

adanya pendidikan manusia mampu membangun sebuah peradaban, menciptakan

kebudayaan, memelihara lingkungan, menjalin hubungan dengan sesama. Dwi

Siswoyo, dkk (2008: 17) mengartikan pendidikan sebagai suatu kekuatan yang

dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan

fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitasnya. Pendidikan

adalah sebuah kekuatan dinamis yang dapat mempengaruhi kemampuan, kepribadian

setiap manusia dalam hubungannya dengan sesama, lingkungan, serta dengan Tuhan.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran,

peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya

3
ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk

mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana

belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa

bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu

seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan

pembelajaran di sekolah dasar.

Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar

matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan

selalu hasil belajar matematika di bawah rata-rata mata pelajaran lainnya. Hasil belajar

matematika siswa lebih rendah lagi pada pokok bahasan bangun ruang sederhana.

Dimana sifat-sifat bangun ruang sederhana tersebut berkaitan dengan sisi, rusuk, dan

titik sudutnya. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang.

Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut

adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang. Materi ini merupakan

materi yang sulit bagi siswa.

Beberapa kemungkinan penyebab yang menjadi latar belakang rendahnya hasil

belajar siswa dalam materi bangun ruang sederhana adalah:

a. Materi bangun ruang sederhana bersifat abstrak. Siswa sukar membedakan antara

sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang.

b. Tidak mantapnya konsep tentang bangun ruang sederhana.

c. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam

pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi (1993: 144) mengatakan

bahwa keberhasilan 60 % lawan 10 % bila menggunakan media dibandingkan

dengan tidak menggunakan media.

Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah

dengan menggunakan media. Media tersebut bernama media bangun ruang yang dapat

membelajarkan siswa secara optimal.

4
Pretes yang dilakukan penulis di kelas IV SDN-2 BAUNG, menunjukkan hasil

belajar matematika yang rendah. Hasil pretes menunjukkan, dari 9 siswa diketahui ada

1 siswa yang mencapai KKM dan 8 siswa yang belum mencapai KKM. Hasil pretes

tersebut menunjukkan 11,11 % siswa yang dapat mencapai KKM dan 88,89% yang

belum mencapai KKM. Sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa kelas IV SDN-2

BAUNG belum baik, karena pembelajaran dikatakan berhasil jika 100% siswa dapat

mencapai KKM.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya untuk mengkaji peningkatan

hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN-2 BAUNG dengan langkah

melakukan Penelitian Tindakan Kelas tentang “Penggunaan Media Sedotan pada

Materi Bangun Ruang dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

SDN-2 BAUNG”.

1.2. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terdapat pada siswa kelas IV SDN-2 BAUNG dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang

cenderung lebih rendah dari pada mata pelajaran lainnya.

2. Pembelajaran matematika cendrung membosankan dan menakutkan.

3. Masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyebutkan sifat-

sifat bangun ruang sederhana.

4. Minimnya penggunaan media dalam meyampaikan materi pembelajaran kepada

peserta didik.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada “Peningkatan

pembelajaran matematika menggunakan media sedotan dalam meningkatkan hasil

5
belajar matematika pada materi bangun ruang sederhana pada siswa SD kelas IV

SDN-2 BAUNG”.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini

dapat dirinci rumusan masalah sebagai berikut.

“Bagaimana media sedotan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

dalam materi pokok bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SDN-2 BAUNG”.

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan diatas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah :

a. Agar dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran matematika sehingga

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

b. Untuk mengetahui penggunaan media sedotan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN-2 BAUNG.

1.6. Manfaat Penelitian

Secara teoris hasil penelitian ini diharapkan:

a. Mengembangkan konsep-konsep desain pembelajaran mata pelajaran matematika

SD merupakan bagian dari teknologi pembelajaran, agar dapat melaksanakan

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

b. Untuk menerapkan teori tentang penggunaan alat peraga dalam mengaktifkan dan

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Secara praktis dapat diharapkan :

1) Untuk guru

Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan

penggunaan media dalam pembelajaran metematika.

6
2) Untuk siswa

Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil

belajarnya juga meningkat.

3) Untuk sekolah

Memberikan masukan dan membantu memfasilitasi media belajar dan alat belajar

secara kwalitas maupun kwantitas.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai

hasil kegiatan pembelajaran, mereka membedakan hasil belajar atas empat macam,

yaitu pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap.

Hasil belajar menurut Hamalik (2004:30) adalah sebagai berikut.

Hasil belajar meenunjukan prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu


merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Hasil belajar
sebagai tanda terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan
pengetahuan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibadingkan dengan yang sebelumnya,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Hamalik (2004:31) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut.

1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, melampaui.

2) Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran

yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu.

4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri

yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.

5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh keturunan dan lingkungan.

6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-

perbedaan individual di kalangan peserta didik.

Keefektifan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:

1) Adanya motivasi peserta didik menghendaki sesuatu.

2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus memperhatikan sesuatu.

8
3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu.

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta didik harus

memperoleh sesuatu.

Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku siswa, baik dari segi

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotor) siswa.

Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir, kemampuan memperoleh

pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

Hasil belajar siswa harus mencerminkan adanya peningkatan. Berdasarkan berbagai

pendapat, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adaah

aktivitas. Aktivitas belajar dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar

terhadap hasil belajarnya, siswa yang aktif cenderung mendapat nilai yang tinggi

dibandingkan siswa yang kurang aktif.

2. Pengertian Matematika

Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsep–

konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam

tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika mengkaji benda abstrak

(benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan

simbol (lambang) dan penalaran deduktif (Sutawijaya,1997:176). James & James

(dalam Ruseffendi. 27:1993) menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan

menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika

untuk membantu masalah sosial, ekonomi dan alam.

Sebagai guru matematika dalam menanamkan pemahaman seseorang belajar

matematika utamanya bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan

pengetahuan prosedural.

Hubungan antara konseptual dan prosedural sangat penting. Pengetahuan

konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosederal

mengacu pada ktrampilan melakukan suatu algoritma atau posedur menyelesaikan

soalsoal matematika. Menurut Sutawijaya (1997:177), memahami konsep saja tidak

9
cukup, karena dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa memerlukan ketrampilan

matematika.

Kesimpulannya pembelajaran matematika akan berhasil dengan baik bila

menggunakan alat bantu/perantara atau media.

3. Proses Belajar Mengajar Matematika

Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara

berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang

dinyatakan oleh Hamalik (1997 : 204) bahwa belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan dan perubahan dalam diri siswa yang nyata serta latihan yang kontinu,

perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa belajar

merupakan proses individu siswa dalam interaksinya dengan lingkungan, sehingga

menyebabkan terjadinya proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil

interaksi dengan lingkungan tersebut.

Dalam proses pembelajaran yang efektif, sangat diperlukan adanya aktivitas

dari siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamalik (1997 :

171) yang mengatakan :”Pengajaran efektif adalah pengajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Hal ini yang dipertegaskan oleh Sardiman (2004) yang mengatakan :

“Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar”.

Dalam proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat

mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang

merupakan prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk

mempelajari matematika dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan

yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah

dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa.

10
Russeffendi (1989 : 25) bahwa belajar matematika bagi seorang anak

merupakan proses yang kontinu sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian

dasar matematika yang baik pada permukaan belajar untuk belajar selanjutnya.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar matematika

haruslah diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan

menggunakan konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bahwa proses belajar

matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi

hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang berlangsung dalam lingkungan

yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai

tujuan tertentu. Dalam proses mengajar matematika terdapat adanya suatu kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar.

Seperti diungkapkan Usman (1986 : 5) bahwa proses mengajar dikatakan sukses

apabila anak-anak dapat mengemukakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta

penuh kepercayaan berbagai situasi dalam hidupnya.

4. Teori Belajar Matematika

Berikut ini adalah teori balajar mengajar tentang pembelajaran matematika

yang dikemukakan oleh Dienes yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara

pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori belajar mengajar

Peaget dan pengembangannya yang beroriantasi pada anak-anak. Menurut Dienes

(2010:21) bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang

struktur- struktur dan mengkategorikan hubungan- hubungan diantara struktur-

struktur. Peaget mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika yang disajikan

dalam bentuk konkrit akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa

benda-benda atau objek dalam bentuk pernmainan sangat berperan bila dilampaui

dengan baik dalam pembelajaran matematika seperti halnya perkembangan mental,

bahwa mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir berkembang berkelanjutan.

11
Tahapan belajar menurut Dienes itu ada enam tahapan secara berurutan, yaitu sebagai

berikut.

a. Tahap Bermain Bebas

Pada tahap ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan

benda-benda matematika konkret.

b. Tahap Bermain

Pada tahap ini anak-anak bermain dengan menggunakan aturan yang terdapat

dalam suatu konsep tertentu, dengan permainan, siswa diajak untuk memulai

mengenal dan memikirkan struktur-struktur matematika.

c. Tahap Penelaahan Kesamaan Sifat

Pada tahap ini siswa diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan

dalam permainan yang diikuti.

d. Tahap Representasi

Pada tahap ini siswa mulai membuat pernyataan atau representasi tentang sifat-

sifat atau kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada tahap

penelaahan kesamaan sifat, representasi ini dapat berupa gambar, diagram, atau

verbal (dengan kata-kata atau ucapan ).

e. Tahap Simbolisasi

Pada tahap ini, siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal

yang cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah di ketahui

pada tahap keempat.

f. Tahap Formalisasi

Pada tahap ini merupakan tahap yang terakhir dari belajar konsep, menurut

Dienes pada tahap ini siswa belajar mengorganisai.

5. Pengertian Media

Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperti peragaan atau keperagaan.

Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan dengan istilah media.

Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti perantara atau

12
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima

pesan.

Arif. S. Sadiman ( 6:1999 ) yang mengutip pendapat Gagne menyebut media “

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar”. National Education Association ( NEA ) dalam Abdul Halim ( 11:2002 )

mendefinisikan media sebagai “ benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,

dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar “. Senada

dengan itu Ruseffendi ( 141:1993 ) menyatakan bahwa :

“ Media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa


memahami konsep matematika. Alat bantu itu dapat berwujud
benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan.
Untuk menerapkan konsep bilangan, kubus ( bendanya ) untuk
memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan
wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang
beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun
ruang “.

Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan

hasil siswa belajar dapat ditingkatkan setelah menggunakan media.

6. Jenis – Jenis Media

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah ( antara dua pihak atau kutub )

atau suatu alat. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada

tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis dari media

adalah sebagai berikut : (a) benda asli yang berada dilingkungan siswa. (b) papan

planel. (c) lambang bilangan. (d) dekak-dekak. (e) model bangun datar. (f) papan

berpaku. (g) model bangun ruang. Menurut Wina Sanjaya ( 2006:171) media yang

digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi

tentang jenis media bangun ruang.

13
7. Pengertian Media Bangun Ruang

Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi

dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif,

berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV

adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut

akan dipelajari kembali di kelas IV,V, dan VI dengan pembahasannya dititik beratkan

pada penentuan jaring-jaring pemukaan bangun ruang, seperti : kubus, balok dan

tabung.

Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu

persatu.

Sartono Wirodikromo (2:2003) mendefinisikan kubus, balok,


dan tabung sebagai berikut : “ (a) Kubus yaitu sebuah benda
ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing
berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen.
Yang mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut serta
diagonalnya sama panjang. (b) Balok yaitu sebuah benda ruang
yang dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-masing berbentuk
persegi panjang yang terdiri dari mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan
8 titik sudut. (c) Tabung yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi
oleh 2 sisi datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung
yang berbentuk persegi panjang.

Kesimpulannya kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam

buah persegi yang berukuran sama. Balok adalah : sebuah benda ruang yang dibatasi

oleh tiga pasang ( enam buah ) persegi panjang dimana setiap pasang persegi saling

sejajar (berhadapan ) dan berukuran sama.

8. Peranan Media Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika,

selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran,

media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima

materi jarring –jaring bangun ruang dan luas permukaan bangun ruang. Penggunaan

media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar. Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran

matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.

14
Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran

matematika adalah sebagai berikut :

“ (a) Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti


pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya
dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan
senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap
pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep
abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada
tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti. (c) Media dapat membantu daya titik ruang, karena
tidak membayangkan bentukbentuk geometri terutama bentuk
geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-
benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil
dalam belajar. (d) Siswa akan menyadari hubungan antara
pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e)
Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model
matematika dapat dijadikan objek penilaian.

B. Kerangka Berpikir/konseptual

Hasil belajar Penggunaan media


pada bangun sedotan pada
ruang masih pembelajaran
rendah bangun ruang sederhana

- Siswa lebih senang


- Proses pembelajaran lebih
Hasil belajar
baik
bangun ruang
- Hasil belajar bertahan
meningkat
lama

Salah satu proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa

adalah menggunakan media dalam proses pembelajaran. Media merupakan alat bantu

untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika.

Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi

dan titik sudut. Penggunaan media sedotan pada pembelajaran bangun ruang sederhana

akan memberi banyak keuntungan kepada siswa, karena siswa dapat memahami

15
dengan baik konsep dan karakteristik materi yang disampaikan, selanjutnya guru akan

menjadi lebih kreatif dalam menggunakan dan memilih alat peraga yang sesuai dengan

materi ajar yang akan disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat

belajar, kreativitas dan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diajukan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah

Penggunaan Media alat peraga sedotan pada bangun ruang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pelajaran matematika di kelas IV SDN-2 BAUNG.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

B. Setting Penelitian Dan Subjek Penelitian

Seting penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi tempat penelitian, waktu

penelitian, dan desain penelitian.

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Baung, Jalan Karya Hijrah, Desa

Baung, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017 / 2018 yang

terhitung dari bulan Maret sampai dengan Mei 2018. Pelaksanaan PTK sesuai

dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai mencapai

indikator yang telah ditentukan.

Jadwal Penelitian.

Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Siklus I 18 April 2018

Pelaksanaan Siklus II 21 April 2018

c. Desain Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menerapkan metode

penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin yang dapat dilihat dari bagan

berikut:

17
Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Bagan 1
Tahapan Proses Kegiatan Penelitian

Keterangan:

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti.

Setelah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan

tindakan selanjutnya.

2) Pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh observer.

3) Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan

dilakukan oleh observer.

4) Refleksi

Refleksi adalah kegiatan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian

atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak

diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan observer guru dapat

menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah dapat mencapai keberhasilan

dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.

18
C. Variabel Penelitian (factor yang diselidiki)

a. Adanya peningkatan dari hasil belajar siswa.

b. Dengan penggunaan media sedotan.

c. Pelajaran matematika materi bangun ruang sederhana.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Baung, terdiri

dari 5 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan sehingga berjumlah 9 siswa.

b. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang

terdiri dari hasil tes siswa dan hasil observasi.

c. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui dua teknik,

yaitu;

1) Tes

Tes yang akan digunakan yaitu berupa pilihan ganda yang diberikan setiap

akhir siklus.

2) Observasi

Pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan hasil analisa lembar observasi

untuk menilai kegiatan siswa serta lembar observasi untuk menilai kegiatan

yang dilakukan guru. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan

hasil belajar matematika dengan pemanfaatan media sedotan pada siswa kelas IV SD

19
Negeri 2 Baung. Maka dari itu keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan

adanya peningkatan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik (Suharsimi Arikunto,

2006: 90). Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% dari 9 siswa

kelas IV SD Negeri 2 Baung mengalami peningkatan hasil belajar di atas KKM yaitu

65 dalam mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang sederhana.

F. Teknik Analisis Data

Suharsimi Arikunto (2009: 262) menyatakan bahwa analisis data penelitian ada dua

macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

1. Analisis deskriftif kuantitatif

Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data berupa angka yang

berasal dari test yang dilakukan di akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar siswa yang

diperoleh pada akhir siklus dihitung kemudian dipersentase dan dihitung skor

rata-rata kelasnya. Sedangkan analisis data observasi yang telah diperoleh dari

peneliti dan satu pengamat lainnya juga dihitung persentasenya. Adapun rumus

untuk menghitung rata-rata (mean) yang diadopsi dari Suharsimi Arikunto

(2005:284) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
Mean : rerata nilai
∑ : tanda jumlah
X : total nilai yang diperoleh peserta didik
N : jumlah peserta didik

20
2. Analisis deskriftif kualutatif

Data Kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang dimaksudkan untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan. Data

kualitatif diperoleh dari aktifitas peserta didik dan guru dalam proses

pembelajaran dengan menganalisis keaktifan peserta didik dan keefektifan

pembelajaran yang dikelola guru/peneliti dengan menggunakan alat peraga

sedotan. Kriteria data kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menurut Suharsimi Arikunto interprestasi aktivitas belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Interprestasi Aktivitas Belajar


Persentase aktivitas belajar Kategori

0 % ≤ P < 20 % Kurang sekali

21 % ≤ P < 40% Kurang

41 % ≤ P < 60 % Cukup
Baik
61 % ≤ P < 80 %
Baik sekali
81 % ≤ P < 100 %

Data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari test yang dilaksanakan,

kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan di akhir siklus. Selanjutnya akan dianalisis

untuk melihat ketuntasan belajar peserta didik secara individu. memenuhi Kriteri

Ketuntasan Minimal (KKM) dalam hal ini Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM) adalah

75.

Sedangkan untuk menghitung presentase siswa yang tuntas KKM digunakan

rumus sebagai berikut:

21
G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar bangun ruang melalui

media konkret siswa kelas IV SD Negeri 2 Baung. Peneliti merencanakan dalam

penelitian ini menggunakan siklus, setiap 1 siklus terdapat 4 langkah. Langkah dalam

penelitian ini adalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan (observasi), dan

(4) refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai

tindakannya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah SD Negeri 2 Baung, yaitu tempat

dilaksanakannya penelitian.

b. Observasi dan wawancara

Observasi dan wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri 2 Baung

dan juga kepada siswa yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini, yang

bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas pada mata

pelajaran matematika, mengamati hal-hal yang menjadi masalah dalam proses

pembelajaran.

c. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas, peneliti

mengidentifikasi masalah yang ada di kelas IV SD Negeri 2 Baung untuk

memantapkan permasalahan yang terdiri dari beberapa masalah yang

ditemukan, peneliti dan guru memilih satu masalah yaitu tentang hasil belajar

siswa, karena masalah ini kami anggap sangat penting untuk segera diselesaikan

dan dengan menyelesaikan masalah yang satu ini, kami berharap masalah yang

lain juga ikut terselesaikan.

d. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar bangun ruang sederhana menggunakan media konkret siswa kelas

IV SD Negeri 2 Baung.

22
e. Peneliti dan guru sebagai kolaborator menyiapkan materi yang akan dibahas

dalam pertemuan pada waktu penelitian dilaksanakan.

f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didesain sesuai dengan

penerapan penggunaan media dalam pembelajaran materi bangun ruang

sederhana.

g. Menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran (media konkret).

h. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan peneliti utuk mengamati

proses pembelajaran dan aktivitas siswa di kelas.

i. Memberikan penjelasan kepada guru sebagai kolaborator tentang penggunaan

media konkret dan menjelaskan point-point penting yang harus dikerjakan guru

dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran, sesuai dengan apa

yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini dimaksudkan untuk

memperbaiki proses pembelajaran, adapun tahapan tindakan adalah sebagai

berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap

perencanaan tindakan seperti langkah-langkah pembelajaran, sesuai dengan

silabus dan RPP.

b. Menerapkan penggunaan media konkret dalam pembelajaran

matematika.

c. Mengadakan evaluasi belajar terkait dengan meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat pengukur untuk

melihat dan merekam atau mencatat aktivitas siswa ketika penggunaan media

konkret digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan (observasi), Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa

kelas IV SD Negeri 2 Baung. Observasi dalam penelitian berfungsi untuk

23
mengetahui masalah yang ada pada kelas IV yang terkait dengan proses

pembelajaran Matematika pada umumnya. Tahap observasi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan

media konkret.

b. Pengamatan terhadap penerapan penggunaan media konkret.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflektif) tentang perubahan

yang terjadi baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru (Sukidin, dkk. 2002:112).

Berdasarkan pendapat ahli tersebut tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan

pengkajian kembali terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan peneliti, subjek

penelitian dan dicatat dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan, dan

hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sebagai bahan

perbaikan pada siklus selanjutnya.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer yaitu :

1. Nama : RAHMAT

Nip :-

Jabatan : Wali kelas

Peran : Mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran.

2. Nama : HASRULLAH

Nip :-

Jabatan : Guru kelas

Peran : Mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran.

24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN-2 Baung Kecamatan Seruyan Hilir

Kabupaten Seruyan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV SDN-2

Baung. Penelitian ini memperhatikan perkembangan siswa selama proses

pembelajaran menggunakan alat peraga. Proses pembelajaran tersebut kemudian

membuktikan perkembangan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Adapun penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt

Lewin, yang terdiri dari 4 tahapan; Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan

Refleksi. Desain penelitian terdiri dari 2 siklus yang meliputi siklus I dan siklus II.

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti sebelumnya telah berdiskusi

dengan teman sejawat tentang masalah yang terjadi di kelas. Peneliti pun

merencanakan tindakan yang sesuai dengan masalah di kelas berupa penggunaan

model pembelajaran dengan media sedotan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari

setiap siklus.

1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2018 pukul 07.00

– 09.00 WIB. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Materi yang diberikan pada

siklus I adalah mengenal sifat-sifat bangun ruang sederhana yang mana lebih

ditekankan pada sisi dan rusuk. Berikut uraian mengenai kegiatan pembelajaran pada

siklus I.

1). Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan di dalamnya

menggunakan media konkret (sedotan). Rencana pelaksanaan pembelajaran

25
dilakukan oleh guru kelas IV SDN-2 Baung sebagai acuan dalam

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa disusun untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV

SDN-2 Baung dalam mengerjakan tugas pada peremuan siklus I.

c. Menyusun Soal Tes

Tes pada siklus I terdiri dari 10 soal terlampir dalam bentuk pilihan ganda.

Tes ini diberikan pada akhir siklus I yaitu pada hari Rabu, tanggal 18 April

2018. Dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa kelas IV SDN-2 Baung

dan penguasaan materi yang telah dipelajari dalam kegiatan siklus I. Alokasi

waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tes pada akhir siklus I adalah

15 menit.

d. Menyiapkan sarana dan media konkret bangun ruang untuk digunakan dalam

proses pembelajaran.

e. Penyusunan Instrumen Penelitian Siklus 1

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan observasi.

Penyusunan panduan observasi untuk mempermudah peneliti untuk

mengetahui bagaimana respon siswa kelas IV SDN-2 Baung terhadap proses

pembelajaran dan bagaimana guru kelas IV SDN-2 Baung dalam mengajar

2). Tahap Pelaksanan

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan kegiatan inti rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas

yang mereka tempati.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,

balok, tabung, kerucut, dan bola)

c. Setelah itu, guru memperlihatkan kerangka bangun ruang dan bertanya

kepada siswa tentang contoh nyata bentuk bangun ruang yang ada disekitar.

26
d. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk

bangun ruang tersebut, ada sisi dan rusuk.

e. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa

f. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun

ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dam memfasilitasi

kegiatan diskusi siswa.

g. Setelah selesai, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk

mempersentasikan hasil kerjanya.

h. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil kerja

disetiap kelompok.

i. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok

tersebut.

j. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-

masing.

k. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang

telah dipelajari.

l. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.

3). Tahap Pengamatan

Pada tahapan ini, peneliti mengamati beberapa hal berkaitan dengan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatan dilihat dari hasil tes,

lembar observasi dan bantuan rekan sejawat.

Tabel 2.1
Hasil belajar pada siklus 1
NO Nama Nilai Ket
1 Alisyia Fransiska 60 Tidak Tuntas
2 Fitri 80 Tuntas
3 Farel 40 Tidak tuntas
4 Jesika Ulandari 40 Tidak tuntas
5 M. Khairul 60 Tidak Tuntas
6 M. Leo Saputra 70 Tuntas

27
7 M. Nabil 60 Tidak Tuntas
8 Siti Fajriyani Mariyam 80 Tuntas
9 Zulkarnaen 60 Tidak tuntas
Jumlah 550
Nilai rata-rata 61,11
Nilai tertinggi 80 KKM 65

Nilai terendah 40
Ketuntasan belajar 33 %

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus

I ini adalah 80. Sedangkan nilai terendahnya 40. Nilai rata-rata kelas 61,11. Serta

ketuntasan belajar baru mencapai 33 %.

Tabel 2.2
Partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus I

No Nama Aktivitas Siswa Selama KBM


1 2 3 4 5 6 7 8
1 √
Alisyia. F √ √ √ √ √

2 Fitri √ √ √ √ √

3 Farel √ √ √ √

4 Jesika Ulandari √ √ √ √

5 M. Khairul √ √ √ √ √

6 M. Leo Saputra √ √ √ √ √

7 M. Nabil √ √ √ √

8 Siti Fajriyani. M √ √ √ √ √

9 Zulkarnaen √ √ √ √ √

Jumlah 6 5 5 6 5 4 6 6
Prosentase 67% 56% 56% 67% 56% 44% 67% 67%

28
Keterangan :

1. Memperhatikan penjelasan guru


2. Bertanya kepada guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
5. Bekerjasama dalam kelompok
6. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
7. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
8. Mengerjakan tugas soal dengan baik

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam

pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memperhatikan

penjelasan guru 7 orang (78%), siswa yang bertanya kepada guru 5 orang (56%),

siswa yang menjawab pertanyaan guru 5 orang (56%), siswa melakukan kegiatan

yang diinstruksikan guru 7 orang (78%), siswa yang bekerjasama dalam kelompok

6 orang (67%.), siswa yang menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain

4 orang (44%), siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan baik 7

orang (78%) dan siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 7 orang (78%).

4). Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada tingkatan siklus I, selanjutnya dirancang

kembali tindakan siklus ke II berdasarkan hasil refleksi dari tndakan siklus I. Hal-

hal yang perlu diperhatikan dalam siklus II antara lain sebagai berikut :

a. Sebelum melanjutkan materi, guru mengingatkan kembali materi tentang sisi

dan rusuk pada bangun ruang sederhana.

b. Guru berusaha membimbing siswa dan memberikan motivasi agar siswa lebih

semangat dalam pembelajaran melalui media sedotan.

c. Guru melakukan tindakan dengan memberikan pertanyaan pancingan pada

siswa, agar siswa mengikuti kearah mana pembicaraan yang disampaikan

oleh guru.

29
d. Guru mengingatkan kembali tentang aturan belajar dalam kelompok

sebelum belajar kelompok dimulai.

5). Rekomendasi untuk siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dapat direkomendasikan perbaikan

untuk guru peneliti agar tidak terulang pada siklus berikutnya. Rekomendasi

untuk siklis II adalah sebagai berikut.

a Membimbing siswa dalam belajar kelompok dan melakukan presentasi.

b Membangun komunaikasi yang baik dengan siswa.

c Memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya

dan menjawab pertanyaan.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II pada pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Sabtu, 21 April 2018 pukul 09.00 – 11.00 WIB. Sama seperti siklus I pelaksanaan

siklus ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi. Materi yang diberikan pada siklus II adalah mengenalkan titik sudut bangun

ruang sederhana.

1). Tahap Perencanan

Langkah-langkah pada perencanaan ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang

dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat

kegiatan pembelajaran serta mempersiapkan LKS dan soal tes yang akan

diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran.

2). Tahap Pelaksanaan

a. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas

yang mereka tempati.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,

balok, tabung, kerucut, dan bola)

30
c. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk

bangun ruang tersebut, ada sisi, rusuk. (mengingatkan)

d. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk

sudut pada bangun ruang tersebut.

e. Guru menjelaskan potongan rusuk-rusuk disebut titik sudut dan siswa disuruh

menentukan banyaknya titik sudut sebuah balok dan kubus.

f. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa

g. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun

ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dan memfasilitasi

kegiatan diskusi siswa.

h. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil kerja

disetiap kelompok.

i. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok

tersebut.

j. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-

masing.

k. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang

telah dipelajari.

l. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.

3). Tahap Pengamatan

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memaksimalkan

penggunaan media sedotan yang dikombinasikan dengan permainan, terjadi

peningkatan aktifitas siswa. Prosentasi ketuntasan belajar pun meningkat menjadi

89%.

31
Tabel 2.3
Hasil belajar pada siklus II
NO Nama Nilai Ket
1 Alisyia Fransiska 80 Tuntas
2 Fitri 90 Tuntas
3 Farel 80 Tuntas
4 Jesika Ulandari 0 Tidak Hadir
5 M. Khairul 80 Tuntas
6 M. Leo Saputra 70 Tuntas
7 M. Nabil 80 Tuntas
8 Siti Fajriyani Mariyam 100 Tuntas
9 Zulkarnaen 70 Tuntas
Jumlah 650
Nilai rata-rata 72,22
Nilai tertinggi 100 KKM 65

Nilai terendah 70
Ketuntasan belajar 89 %

Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus

I ini adalah 100. Sedangkan nilai terendahnya 70. Nilai rata-rata kelas 72,22 Serta

ketuntasan belajar baru mencapai 89 %.

Tabel 2.2
Partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus II
No Nama Aktivitas Siswa Selama KBM
1 2 3 4 5 6 7 8
1 √
Alisyia. F √ √ √ √ √ √

2 Fitri √ √ √ √ √ √ √

3 Farel √ √ √ √ √ √

4 - - - - - - - -
Jesika Ulandari

5 M. Khairul √ √ √ √ √ √ √

6 M. Leo Saputra √ √ √ √ √ √

32
7 M. Nabil √ √ √ √ √ √ √

8 Siti Fajriyani. M √ √ √ √ √ √ √

9 √
Zulkarnaen √ √ √ √ √ √ √

Jumlah 8 7 6 8 7 6 7 8
Prosentase 89% 78% 67% 89% 78% 67% 78% 89%

Keterangan :

1. Memperhatikan penjelasan guru


2. Bertanya kepada guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
5. Bekerjasama dalam kelompok
6. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
7. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
8. Mengerjakan tugas soal dengan baik

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam

pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memperhatikan

penjelasan guru 8 orang (89%), siswa yang bertanya kepada guru 7 orang (78%),

siswa yang menjawab pertanyaan guru 6 orang (67%), siswa melakukan kegiatan

yang diinstruksikan guru 8 orang (89%), siswa yang bekerjasama dalam kelompok

7 orang (78%.), siswa yang menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain

6 orang (67%), siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan baik 7

orang (78%) dan siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 8 orang (89%).

4). Tahap Refleksi

Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan

belajar mencapai 89 %. Aktifitas siswa pun mengalami peningkatan. Hasil dari

tindakan siklus II adalah sebagai berikut :

a. Pada kegiatan belajar siswa telah bekerja dan berdiskusi dengan baik.

33
b. Siswa sudah aktif bertanya dan mengemukakan pendapat atau gagasan tanpa

malu-malu walaupun dengan kemampuan akademik yang berbeda dalam satu

kelas.

B. Pembahasan

Untuk memperbaiki proses pembelajaran siswa kelas IV SDN-2 Baung

tentang bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika diadakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

mengajar. Dalam kegiatan pra siklus ketidak berhasilan guru dalam mengajar dapat

dilihat dengan ketuntasan belajar belum mencapai 80% dan partisipasi siswa pun

masih rendah belum mencapai 80%.

Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di atas, peneliti diobservasi

oleh 1 orang observer yang kemudian hasil observasi tersebut dijadikan refleksi untuk

memperbaiki hasil belajar peserta didik. Selanjutnya peneliti melakukan strategi

pembelajaran dengan menggunakan media sedotan untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada siklus I, peneliti belum

berhasil karena hasil ketuntasan belajar siswa baru mencapai 72,22% dan nilai rata-

rata masih di bawah KKM serta partisipasi siswa masih di bawah 80 %. Hal ini

dikarenakan penggunaan media sedotan masih belum optimal. Kemudian pada siklus

II setelah peneliti mengkombinasikan permainan dengan media sedotan, terjadi

peningkatan ketuntasan belajar siswa menjadi 89% dan partisipasi siswa pun

mengalami peningkatan menjadi di atas 80 %. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dari

grafik di bawah ini.

34
Grafik 1.1
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Dari grafik di atas dapat diketahui adanya peningkatan ketuntasan belajar pada pra

siklus hanya 11%, pada siklus I menjadi 33% dan siklus II menjadi 89%.

Grafik 1.2
Partisipasi siswa

Partisipasi Siswa
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Pra siklus Siklus I Siklus II

memperhatikan penjelasan guru Bertanya kepada guru


Menjawab pertanyaan guru Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
Menggunakan media pembelajaran dengan baik Mengerjakan tugas soal dengan baik

Dari grafik di atas dapat diketahui terjadinya peningkatan partisipasi siswa

dalam berbagai indikator. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada siklus I

hanya 67% meningkat menjadi 89% pada siklus II . Siswa yang bertanya kepada guru

pada siklus I hanya 56% meningkat menjadi 78% di siklus II. Siswa yang menjawab

35
pertanyaan guru pada siklus I hanya 56% meningkat menjadi 67%. Siswa yang

melakukan kegiatan sesuai di instruksikan guru pada siklus I hanya 67% meningkat

menjadi 89% di siklus II. Siswa yang bekerja sama dalam kegiatan kelompok pada

siklus I hanya 56% meningkat menjadi 78% di siklus II. Siswa yang menjawab

pertanyaan dari siswa atau kelompok lain pada siklus I hanya 44%, meningkat menjadi

67% di siklus II. Siswa yang menggunakan media pembelajaran dengan baik pada

siklus I hanya 67% meningkat menjadi 78% disiklus II. Siswa yang mengerjakan tugas

soal dengan baik pada siklus I hanya 67%, meningkat menjadi 89% di siklus II.

Dari kedua siklus ini ditemukan bahwa ada beberapa indikator yang

menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

1. Guru harus lebih menguasai berbagai metode dan penguasaan media sebelum

diterapkan pada pembelajaran di kelas.

2. Keberhasilan media dan metode yang diterapkan guru dipengaruhi oleh

banyaknya atau jumlah siswa.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan media sedotan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa serta

meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

2. Terjadi peningkatan siswa yaitu siswa yang memperhatikan penjelasan guru 89%,

siswa yang bertanya kepada guru 78%, siswa yang menjawab pertanyaan guru

67%, siswa yang melakukan kegiatan sesuai yang di instruksikan guru 89%, siswa

yang bekerja sama dalam kelompok 78%. Siswa yang menjawab pertanyaan dari

siswa atau kelompok lain 67%. Siswa yang menggunakan media pembelajaran

dengan baik 78%. Siswa yang mengerjakan tugas soal dengan baik 89%.

3. Ketuntasan belajar meningkat menjadi 89%.

B. SARAN

1. Guru diharapkan untuk lebih banyak melakukan inovasi dalam mengajar agar

siswa semakin termotivasi dan semangat dalam belajar.

2. Guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran.

3. Guru hendaknya menyesuaikan strategi, teknik, maupun metode pembelajaran

dengan kebutuhan, kemampuan dan karakter siswa.

37
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi
pertama, Salemba empat, Jakarta.
Arief. S. Sadiman. Dkk. 1996. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada
Arikunto, Suharisimi. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dienes, 2010. Teori Belajar Permainan Dienes dalam Pembelajaran Matematika.
http : // www. Masbied. Com /2010/03/20/ teori-belajar-permainan-
denies=dalam pembelajaran-matematika/,diakses tanggal : 26 maret 2012.
Dwi Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press .
Hamalik, OE. 1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
----------------. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kamar, Anis. 2002. Media Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Ruseffendi. 1989. Pendidikan Matematka 3. Jakarta: Depdikbud.
-------------. 1996. Pendidikan Matematka 3. Jakarta: Depdikbud.
Sudirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sukidin, dkk.. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.
Sutawijaya, 1997. Pengembangan pembelajaran Matematika SD. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Usman, W. 1986. Matematika Manajemen II. Karunika, Jakarta : Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana.
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Jakarta. Erlangga.

38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah Dasar : SDN-2 BAUNG


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/ 2 (dua)
Materi : Bangun Ruang Sederhana
Siklus : I (Satu)
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui demonstrasi dengan media sedotan, siswa dapat mendefinisikan
pengertian bangun ruang sederhana dengan benar.
2. Melalui media sedotan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
sederhana dengan tepat.
3. Melalui diskusi kelompok tentang benda yang telah diamati, siswa dapat
mengidentifikasi macam-macam bangun ruang sederhana dengan tepat.
4. Melalui pengamatan di lingkungan sekolah, siswa dapat menunjukan minimal
lima bentuk bangun ruang sederhana dengan tepat.

B. Kopetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi


Kopetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kopetensi (IPK)

 Mengenal istilah dalam bangun ruang: Sisi rusuk


8.1 Menentukan sifat-sifat dan titik sudut
bangun ruang sederhana  Menyebutkan rusuk dan sisi bangun ruang
sederhana: balok, kubus, tabung, kerucut dan
bola

C. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat bangun ruang

D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi

39
3. penugasanan
3. Diskusi
5. tanya jawab

E. Media Pembelajaran
1. Media dari sedotan
2. Lingkungan Sekolah (kaleng, bola, topi ulang tahun)
3. Gambar bangun ruang sederhana

F. Sumber Belajar
MUSTAQIEM. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajarauru n


Kegiatan Awal (±15 menit)
 Guru mengkondisikan kelas.
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
 Guru melakukan presensi.
 Guru melakukan kegiatan apersepsi : “Anak-anak, coba benda apa saja
yang ada di sekitarmu? (siswa menyebutkan macam-macam benda di
kelas, misalnya lemari, kaleng, tempat pensil,dll).
 Guru mengaitkan apersepsi dangan materi pelajaran.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan Inti (±90 menit)

m. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
yang mereka tempati.
n. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,
balok, tabung, kerucut, dan bola)
o. Setelah itu, guru memperlihatkan kerangka bangun ruang yang dibuat dari
sedotan dan bertanya kepada siswa tentang contoh nyata bentuk bangun
ruang yang ada disekitar.
p. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
bangun ruang tersebut, ada sisi dan rusuk.
q. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa
r. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun
ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dam memfasilitasi
kegiatan diskusi siswa.
s. Setelah selesai, guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk
mempersentasikan hasil kerjanya.

40
t. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil
kerja disetiap kelompok.
u. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok
tersebut.
v. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-
masing.
w. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang
telah dipelajari.
x. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.

Kegiatan Penutup (±15 menit)

 Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan


bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajar yang telah
dilakukan.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dan mengingatkan siswa untuk
belajar materi pembelajaran selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

H. Penilaian

1. Penilaian Kuantitatif
a. Teknik Penilaian : tes tertulis (pilihan ganda)
b. Rubrik penilaian :

No Jawaban Skor
1 10
2 10
3 10
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 10
Jumlah 100

Skor : soal berjumlah 10 butir masing-masing bernilai 10


Jika benar semua = ( 10 X 10 ) = 100

41
2. Penilaian Kualitatif
a. Teknik Penilaian: non tes (pengamatan)
b. Rubrik Penilaian:

No Nama Aktivitas Siswa Selama KBM Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9
1

Keterangan :
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Bertanya kepada guru
3. Menjawab pertanyaan guru
4. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
5. Bekerjasama dalam kelompok
6. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
7. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
8. Mengerjakan tugas soal dengan baik

3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa mendapatkan nilai ≥ 65.

I. Lampiran
1. Ringkasan Materi
2. Media
3. Lembar Kerja Siswa
4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
5. Soal Evaluasi
6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

42
LAMPIRAN RPP SIKLUS I

A. Ringkasan Materi

Sebelum kelas IV bangun ruang sudah dikenalkan kepada siswa, bagai mana

bentuk balok, kubus, tabung, kerucut, dan bola.

Gambar 01. Bangun Ruang Sederhana

Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut. Mari kita
perhatikan bangun ruang berikut ini :

Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Pada

bangun ruang, ada sisinya yang datar seperti pada kubus, balok namun ada juga sisi

yang melengkung seperti pada tabung, kerucut, dan bola. Rusuk adalah garis yang

merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Ada rusuk yang berupa garis lurus

seperti pada kubus, balok,dan ada juga rusuk yang melengkung seperti pada tabung

dan kerucut. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun

ruang.

Mari kita selidiki satu persatu sifat-sifat bangun ruang sederhana tersebut
berkaitan dengan sisi dan rusuknya.
1. Kubus
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus,berkaitan dengan sisi dan
rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

43
Mari menyebutkan sisi dan rusuk pada kubus ABCD.EFGH.
1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• sisi ABCD • sisi EFGH
• sisi ABFE • sisi DCGH
• sisi ADHE • sisi BCGF
Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.
Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang berukuran
sama.
2) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF

• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG


• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.
Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.

2. Balok
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, berkaitan dengan sisi dan
rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi dan rusuk pada balok ABCD.EFGH.


1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:
• sisi ABCD • sisi EFGH
• sisi ABFE • sisi DCGH
• sisi ADHE • sisi BCGF
Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok.
Sisi ABCD = sisi EFGH
Sisi BCFG = sisi
ADHE

44
Sisi ABFE = sisi
EFGH

2) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:


• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF
• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG
• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.
Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG = rusuk DC

Rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH = rusuk AD

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

3. Tabung, Kerucut, dan Bola


Tabung, kerucut, dan bola sangat berbeda dengan kubus maupun balok.
Dalam ketiga bangun ruang ini terdapat sisi yang melengkung.

Bangun ruang kubus dan balok disebut bangun ruang sisi tegak. Bangun
ruang tabung, kerucut, dan bola disebut bangun ruang sisi lengkung.
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola,yang
berkaitan dengan sisi dan rusuknya mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

45
Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah sisi, yaitu sisi lengkung, sisi atas,
dan sisi bawah. Tabung mempunyai 2 buah rusuk. Bangun ruang kerucut
mempunyai dua buah sisi, yaitu sisi alas dan sisi lengkung. Kerucut hanya
mempunyai sebuah rusuk. Yang terakhir, bangun ruang bola hanya memiliki
sebuah sisi lengkung yang menutupi seluruh bagian ruangnya.

B. Media
Guru dalam proses pembelajaran menggunakan media yaitu media konkret (bangun
ruang dari sedotan, bola, kaleng, dll)

C. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1).

a. Nama bangun ruang di atas adalah ...


b. Jumlah sisi nya ada ...
c. Jumlah rusuk nya ada ...

2).

a. Nama bangun ruang di atas adalah ...


b. Jumlah sisi nya ada ...
c. Jumlah rusuk nya ada ...

46
3).

a)

b)

c)

a) - Nama bangun ruang di atas adalah ...


- Jumlah sisi nya ada ...

- Jumlah rusuk nya ada ...

b) - Nama bangun ruang di atas adalah


- Jumlah sisi nya ada ...
- Jumlah rusuk nya ada ...

c) - Nama bangun ruang di atas adalah

- Jumlah sisi nya ada ...

- Jumlah rusuk nya ada ...

47
D. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)

1). Nama bangun ruang di atas adalah kubus

Jumlah sisi nya ada 6

Jumlah rusuk nya ada 12

2). Nama bangun ruang di atas adalah balok

Jumlah sisi nya ada 6

Jumlah rusuk nya ada 12

3). a. Nama bangun ruang di atas adalah tabung

Jumlah sisi nya ada 3 (atas, bawah, dan lengkung)

Jumlah rusuk nya ada 2 (rusuk lengkung atas dan bawah)

b. Nama bangun ruang di atas adalah kerucut

Jumlah sisi nya ada 2 (sisi alas dan sisi lengkung)


Jumlah rusuk nya ada 1 (rusuk bagian alas)

c. Nama bangun ruang di atas adalah bola

Jumlah sisi nya ada 1 (melengkung menutupi seluruh bagian


ruangannya)
Jumlah rusuk nya ada – (tidak punya)

E. Soal Evaluasi

1. Yang termasuk bangun ruang adalah . . . .


a. persegi c. belah ketupat
b. persegi panjang d. kubus
2. Balok mempunyai sisi sebanyak . . . .
a. 6 buah c. 10 buah
b. 8 buah d. 12 buah
3. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali . . . .
a. kubus mempunyai sisi lengkung
b. kubus sisinya berbentuk persegi yang berukuran sama
c. kubus mempunyai 6 buah sisi
d. kubus semua rusuknya sama panjang
4. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali . . . .

48
a. kerucut mempunyai, 2 buah sisi
b. bola mempunyai 2 rusuk
c. kerucut mempunyai 1 rusuk
d. bola mempunyai 1 sisi

5. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali . . . .


a. banyak sisi pada balok adalah 6
b. banyak rusuk pada kubus ada 12
c. banyak rusuk pada tabung ada 4
d. banyak rusuk pada kerucut ada 1
6. Tabung mempunyai rusuk sebanyak . . . .
a. 1 buah
b. 3 buah
c. 2 buah
d. 4 buah
7. Berapa persegi yang dibutuhkan untuk membuat bangun ruang kubus ....
a. 4 persegi
b. 5 persegi
c. 6 persegi
d. 7 persegi

8. Sifat-sifat kubus yang benar adalah kecuali….

a. mempunyai 6 sisi

b. mempunyai sisi lengkung

c. mempunyai 12 rusuk

d. mempunyai 8 titik sudut

9. Bangun ruang berikut yang mempunyai sisi tegak adalah

a. bola c. kerucut
b. balok d. tabung
10. Bangun ruang berikut yang mempunyai sisi lengkung adalah
a. bola, kerucut, balok
b. tabung, kerucut, kubus
c. kerucut, tabung, limas segi tiga
d. bola, tabung, kerucut

49
F. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. d 6. a

2. a 7. c

3. a 8. b

4. b 9. b

5. c 10. d

Baung, 17 April 2018

Mengetahui,
Guru Observer Wali kelas

HASRULLAH, S. Pd RAHMAT
NIP. NIP.

MENYETUJUI

Kepala Sekolah SDN-2 Baung

RUSMINI,S.Pd.SD

NIP. 19680905 199503 2 003

50
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah Dasar : SDN-2 BAUNG


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/ 2 (dua)
Materi : Bangun Ruang Sederhana
Siklus : II
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit

J. Tujuan Pembelajaran
5. Melalui demonstrasi dengan media sedotan, siswa dapat mendefinisikan
pengertian bangun ruang sederhana dengan benar.
6. Melalui media sedotan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
sederhana dengan tepat.
7. Melalui diskusi kelompok tentang benda yang telah diamati, siswa dapat
mengidentifikasi macam-macam bangun ruang sederhana dengan tepat.
8. Melalui pengamatan di lingkungan sekolah, siswa dapat menunjukan minimal
lima bentuk bangun ruang sederhana dengan tepat.

K. Kopetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi


Kopetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kopetensi (IPK)

8.1 Menentukan sifat-sifat  Menyebutkan rusuk dan sisi bangun


bangun ruang ruang sederhana: balok, kubus, tabung,
sederhana kerucut dan bola
 Menyebutkan titik sudut bangun ruang
sederhana: balok, kubus, tabung, kerucut
dan bola

L. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat bangun ruang

M. Metode Pembelajaran

51
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. penugasanan
3. Diskusi
5. tanya jawab

N. Media Pembelajaran
4. Media dari sedotan
5. Lingkungan Sekolah (kaleng, bola, topi ulang tahun)
6. Gambar bangun ruang sederhana

O. Sumber Belajar
MUSTAQIEM. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD/MI kelas IV.
Jakarta: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

P. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajarauru n


Kegiatan Awal (±15 menit)
 Guru mengkondisikan kelas.
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa.
 Guru melakukan presensi.
 Guru melakukan kegiatan apersepsi : “Anak-anak, coba benda apa saja
yang ada di sekitarmu? (siswa menyebutkan macam-macam benda di
kelas, misalnya lemari, kaleng, tempat pensil,dll).
 Guru mengaitkan apersepsi dangan materi pelajaran.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan Inti (±90 menit)

y. Guru bertanya kepada siswa mengenai bangun ruang melalui ruang kelas
yang mereka tempati.
z. Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media kongkret ( kubus,
balok, tabung, kerucut, dan bola)
aa. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
bangun ruang tersebut, ada sisi, rusuk. (mengingatkan)
bb. Guru mendemonstrasikan kepada siswa tentang struktur yang membentuk
sudut pada bangun ruang tersebut.

52
cc. Guru menjelaskan potongan rusuk-rusuk disebut titik sudut dan siswa
disuruh menentukan banyaknya titik sudut sebuah balok dan kubus.
dd. Guru menginstruksikan untuk mengisi lembar kerja siswa
ee. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi mengenai bangun
ruang, selama berdiskusi guru memberikan bimbingan dan memfasilitasi
kegiatan diskusi siswa.
.
ff. Guru menggunakan kerangka bangun ruang untuk membuktikan hasil
kerja disetiap kelompok.
gg. Guru memberikan tanggapan positif tentang penampilan setiap kelompok
tersebut.
hh. Guru menginstruksikan siswa untuk kembali duduk ketempatnya masing-
masing.
ii. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahamannya mengenai materi yang
telah dipelajari.
jj. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.

Kegiatan Penutup (±15 menit)

 Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan


bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajar yang telah
dilakukan.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dan mengingatkan siswa untuk
belajar materi pembelajaran selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

Q. Penilaian

4. Penilaian Kognitif
a. Teknik Penilaian : tes tertulis (pilihan ganda)
b. Rubrik penilaian :

53
No Jawaban Skor
1 10
2 10
3 10
4 10
5 10
6 10
7 10
8 10
9 10
10 10
Jumlah 100

Skor : soal berjumlah 10 butir masing-masing bernilai 10


Jika benar semua = ( 10 X 10 ) = 100

5. Penilaian Kualitatif
a. Teknik Penilaian: non tes (pengamatan)
b. Rubrik Penilaian:

No Nama Aktivitas Siswa Selama KBM Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9
1

Keterangan :
9. Memperhatikan penjelasan guru
10. Bertanya kepada guru
11. Menjawab pertanyaan guru
12. Melakukan kegiatan yang di instruksikan guru
13. Bekerjasama dalam kelompok
14. Menjawab pertanyaan dari siswa atau kelompok lain
15. Menggunakan media pembelajaran dengan baik
16. Mengerjakan tugas soal dengan baik

54
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Pembelajaran dikatakan berhasil jika 75% siswa mendapatkan nilai ≥ 65.

R. Lampiran
7. Ringkasan Materi
8. Media
9. Lembar Kerja Siswa
10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
11. Soal Evaluasi
12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

LAMPIRAN RPP SIKLUS I

A. Ringkasan Materi

Mari kita selidiki satu persatu sifat-sifat bangun ruang


sederhana tersebut berkaitan dengan sisi,rusuk, dan titik
sudutnya.

1. Sifat-Sifat Kubus
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari kita
perhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus


ABCD.EFGH.
3) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• sisi ABCD • sisi EFGH
• sisi ABFE • sisi DCGH
• sisi ADHE • sisi BCGF
Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus.
Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang
berukuran sama.

55
4) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah:
• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF
• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG
• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.
Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama.

5) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:


• Titik sudut A • Titik sudut E
• Titik sudut B • Titik sudut F
• Titik sudut C • Titik sudut G
• Titik sudut D • Titik sudut H
Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus. Dari uraian di
atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang kubus
sebagai berikut. Kubus adalah sebuah benda ruang yang
dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama

2. Sifat-Sifat Balok
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari
kita perhatikan gambar di bawah ini.

Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus


ABCD.EFGH.

3) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah:


• sisi ABCD • sisi EFGH
• sisi ABFE • sisi DCGH
• sisi ADHE • sisi BCGF
Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok.
Sisi ABCD = sisi EFGH
Sisi BCFG
= sisi
ADHE Sisi

56
ABFE =
sisi EFGH

4) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:


• rusuk AB • rusuk BC • rusuk AE
• rusuk EF • rusuk FG • rusuk BF
• rusuk HG • rusuk EH • rusuk CG
• rusuk DC • rusuk AD • rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus.
Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG =
rusuk DC Rusuk BC = rusuk FG =
rusuk EH = rusuk AD

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

5) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah:


• Titik sudut A • Titik sudut E
• Titik sudut B • Titik sudut F
• Titik sudut C • Titik sudut G
• Titik sudut D • Titik sudut H
Dari uraian di atas, dapat kita tuliskan pengertian
bangun ruang kubus sebagai berikut. Balok adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah)
persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling
sejajar (berhadapan) dan berukuran sama.
3. Sifat-Sifat Tabung, Kerucut, dan Bola
Tabung, kerucut, dan bola sangat berbeda dengan
kubus maupun balok. Dalam ketiga bangun ruang ini
terdapat sisi yang melengkung.

Bangun ruang kubus dan balok disebut bangun


ruang sisi tegak. Bangun ruang tabung, kerucut, dan
bola disebut bangun ruang sisi lengkung.
Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang tabung,
mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

57
Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah sisi, yaitu
sisi lengkung, sisi atas, dan sisi bawah. Tabung mempunyai 2
buah rusuk, tetapi tidak mempunyai titik sudut.

Bangun ruang kerucut mempunyai dua buah sisi,


yaitu sisi alas dan sisi lengkung. Kerucut hanya mempunyai
sebuah rusuk dan sebuah titik sudut yang biasa disebut titik
puncak.

Yang terakhir, bangun ruang bola hanya memiliki sebuah sisi


lengkung yang menutupi seluruh bagian ruangnya.

B. Media
Guru dalam proses pembelajaran menggunakan media yaitu media
konkret
(bangun ruang dari sedotan, bola, kaleng, dll)

C. Lembar Kerja Siswa (LKS)

58
1).

d. Nama bangun ruang di atas adalah ...


e. Jumlah sisi nya ada ...
f. Jumlah rusuk nya ada ...
g. Jumlah titik sudutnya ada ...
h. Setiap sisi - sisi nya berbentuk ...

2).

d. Nama bangun ruang di atas adalah ...


e. Jumlah sisi nya ada ...
f. Jumlah rusuk nya ada ...
g. Jumlah titik sudutnya ada ...
h. Setiap sisi - sisi nya berbentuk ...

3).

a)

b)

c)

a) - Nama bangun ruang di atas adalah ...


- Jumlah sisi nya ada ...

- Jumlah rusuk nya ada ...

59
- Jumlah titik sudutnya ada ...

- Setiap sisi - sisi nya berbentuk ...

b) - Nama bangun ruang di


atas adalah - Jumlah sisi
nya ada ...
- Jumlah rusuk nya ada ...
- Jumlah titik pusatnya ada ...
- Setiap sisi - sisi nya berbentuk ...

c) - Nama bangun ruang di atas


adalah - Jumlah sisi nya ada
...

- Jumlah rusuk nya ada ...


- Jumlah titik sudutnya ada ...
- Setiap sisi - sisi nya berbentuk ...

D. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)

1). Nama bangun ruang di atas adalah kubus

Jumlah sisi nya ada 6

Jumlah rusuk nya ada 12

Jumlah titik sudutnya ada 8

Setiap sisi - sisi nya berbentuk persegi

2). Nama bangun ruang di atas adalah balok

Jumlah sisi nya ada 6

Jumlah rusuk nya ada 12

Jumlah titik sudutnya ada 8

Setiap sisi - sisi nya berbentuk persegi panjang

3). a. Nama bangun ruang di atas adalah tabung Jumlah sisi nya
ada 3 (atas, bawah, dan lengkung)

Jumlah rusuk nya ada 2 (rusuk lengkung atas dan bawah)

60
Jumlah titik sudutnya ada – (tidak punya)

Setiap sisi - sisi nya berbentuk sisi atas dan bawah


berbentuk lingkaran, sisi samping berbentuk persegi
panjang melengkung

b. Nama bangun ruang di atas adalah kerucut

Jumlah sisi nya ada 2 (sisi alas dan sisi lengkung)


Jumlah rusuk nya ada 1 (rusuk bagian alas)

Jumlah titik puncaknya ada 1 (titik puncak)

Setiap sisi - sisi nya berbentuk sisi alas berbentuk


lingkaran dan sisi lengkung berbentuk persegi panjang
melengkung

c. Nama bangun ruang di atas adalah bola

Jumlah sisi nya ada 1 (melengkung menutupi seluruh bagian


ruangannya)
Jumlah rusuk nya ada – (tidak punya)

Jumlah titik sudutnya ada – (tidak punya)

Setiap sisi - sisi nya berbentuk sisi melengkung berbentuk


bola

E. Soal Evaluasi

1. Berbentuk apakah sisi alas dan sisi atas pada bangun ruang tabung ....
a. Melengkung
b. Lingkaran
c. persegi
d. segitiga

2. Tabung mempunyai rusuk sebanyak . . . .


a. 1 buah
b. 3 buah
c. 2 buah
d. 4 buah

3. Bangun ruang di bawah ini yang tidak memiliki titik sudut


adalah ....
a. Bola dan balok
b. Tabung dan kubus
c. Bola dan tabung
d. Kubus dan bola

61
4. Kubus mempunyai titik sudut sebanyak ....
a. 6 buah
b. 8 buah
c. 10 buah
d. 11 buah

5. Titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang


disebut .... a. Sisi
b. Titik sudut
c. Rusuk
d. Titik puncak

6. Berbentuk apakah alas pada bangun ruang kerucut ....


a. Balok
b. Kubus
c. Segitiga
d. Lingkaran

7. Bangun ruang di samping


dinamakan kubus ....

a. IJKL. MNOP
b. HIJK. LMNO
c. ABCD. EFGH
d. OPQR. STUV

8. Aku terdiri dari 1 bidang alas dan 1 selimut. Aku adalah ....
a. Kubus
b. Kerucut
c. Balok
d. Tabung

9. Sisi yang berhadapan dengan sisi


ABCD adalah ....

a. BCFG
b. DCGH

62
c. EFGH
d. ABFE

10. Aku suatu bangun ruang yang mempunyai titik puncak. Siapakah aku
....
a. Kubus
b. Kerucut
c. Balok
d. Limas

F. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

6. a 6. d

7. c 7. c

8. a 8. b

9. b 9. c

10. b 10. b

63
Baung, 21 April 2018
Mengetahui,
Guru Observer Wali Kelas

HASRULLAH, S.Pd RAHMAT


NIP. NIP.

MENYETUJUI

Kepala Sekolah SDN-2 Baung

RUSMINI,S.Pd.SD

NIP. 19680905 199503 2 003

64

Anda mungkin juga menyukai