Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : Fakultas Ekonomi


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Semester : 6 (Genap)
Prodi : Pendidikan Akuntansi
Materi Pokok : Hakikat Perkembangan
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2x45 menit

HAKIKAT PERKEMBANGAN

A. Kompetensi Inti

KI.3 Memahami, menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang pelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan Hakikat Perkembangan
4.1 Menganalisis Hal-hal yang terkait Hakikat Perkembangan

6
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator KD pada KI
3.1.1 Menjelaskan pengertian perkembangan.
3.1.2 Menguraikan proses berlangsungnya perkembangan menurut salah satu
ahli.
4.1.1 Mengemukakan ciri-ciri Perkembangan.
4.1.2 Mengemukakan prinsip-prinsip perkembangan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian perkembangan
2. Peserta didik mampu menjelaskan proses berlangsungnya perkembangan
menurut salah satu ahli.
3. Peserta didik mampu menguraikan ciri-ciri perkembangan
4. Peserta didik mampu menguraikan prinsip-prinsip perkembangan.

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian perkembangan
2. Proses berlangsungnya perkembangan menurut salah satu ahli.
3. Ciri-ciri perkembangan
4. Prinsip-prinsip perkembangan.
( Terlampir )

7
Uraian Materi
Hakikat Perkembangan
A. Pengertian Perkembangan
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang
fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis
dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma),dan hasil dari
interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan
psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologi individu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses perubahan dalam
diri individu atau organisasme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistemati,
progresif, dan berkesinambungan”.
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan adalah
sebagai berikut (syamsu Yusuf, LN., 2016)
1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
ketergantungan atau saling memengaruhi antara bagian-bagian organisme
(fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh prinsip
ini, seperti kemampuan berjalan kaki seiring dengan matangnya otot-otot
kaki, atau berkembangnya minat untuk memperhatikan lawan jenis seiring
dengan matangnya hormon seksual.
2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam
atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
contohnya, seperti terjadinya perunahan promosi dan ukuran fisik anak (dari
pendek menjadi tinggi, dari kecil menjadi besar); dan perubahan pengetahuan
dan kemampuan anak, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks

8
(mulai dari mengenal huruf dan angka sampai kepada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung).
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan
atau loncat-loncat. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus
menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu terlentang, tengkurap,
duduk, merangkak, dan berdiri ;untuk mampu berbicara, anak harus melalui
tahapan meraban; untuk mencapai masa dewasa, individu harus melalui masa
remaja, anak, kanak-kanak, bayi dan masa konsepsi.
B. Ciri-ciri Perkembangan
1. Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek flsik: perubahan tinggi dan berat
badan serta organ-organ tubuh lainnya, dan (b) aspek psikis: semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatif.
2. Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek flsik: proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh
anak mendekati proporsi tubuh usia dewasa; dan (b) aspek psikis: perubahan
imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju
kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (khususnya teman
sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda lama dalam (a) aspek flsik: lenyapnya kelenjar thymus
(kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu;
dan (b) aspek psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik
kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu sebelum
berpikir),
4. Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek flsik: tumbuh dan pergantian gigi
dan matangnya organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada
wanita dan mimpi basah pada pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul dan
buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada pria); dan

9
(b) aspek psikis: berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan agama (Syamsu Yusuf,
LN., 2016).

C. Prinsip-prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses yang Tidak Pernah Berhenti (Never
Ending Process)
Individu secara terus-menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi
oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan, baik fisik maupun
psikis berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai
kematangan atau masa tua.
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Memengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, intelektual, emosi, sosial,
maupun moral-spiritual, satu sama lainnya saling memengaruhi. Pada umumnya
terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara aspek-aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-
sakitan). maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspeklainnya,
seperti: kecerdasan dan emosinya. Begitu pula, apabila perkembangan spiritualitas
keagamaan anak kurang baik, maka anak akan berkembang menjadi seorang yang
berkarakter atau berkepribadian yang tidak baik.

3. Perkembangan Mengikuti Pola atau Arah Tertentu


Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Menurut Yelon dan Weinstein (1977) pola
perkembangan itu sebagai berikut.
a. Cephalocaudal (perkembangan itu dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang
matang duluan itu adalah bagian atas kemudian ke bagian bawah, dan tidak

10
mungkin terbalik), dan Proximodistal (perkembangan itu bergerak dari tengah:
seperti paru-paru dan jantung, ke pinggir: tangan).

b. Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan
berfungsi setelah matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat setelah otot-
ototnya matang.

c. Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik


maupun psikis berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Contoh: (1) bayi
menendangnendangkan kakinya secara sembarangan sebelum dia dapat
mengoordinasikannya untuk merangkak atau berjalan; (2) bayi melihat benda-
benda yang lebih besar sebelum dia dapat melihat benda-benda kecil; (3) bayi
meraban (mengoceh) sebelum dapat mengucapkan katakata yang berarti; dan (4)
bayi menunjukkan rasa takut yang umum terhadap semua orang atau benda yang
asing baginya, kemudian lambat laun rasa takutnya menjadi lebih tertuju kepada
hal-hal tertentu.

d. Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak, yang berarti bahwa


perkembangan itu berproses dari kemampuan berpikir konkret (objeknya
tampak) menuju ke abstrak (objeknya tak tampak).

e. Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme, yang berarti


bahwa pada mulanya seorang anak hanya memerhatikan dirinya sebagai pusat,
atau hanya mementingkan keinginan, kebutuhan dirinya sendiri. Melalui
pengalamannya bergaul dengan orang lain (khususnya teman sebaya), sikap
egosentris itu secara perlahan-lahan berubah menjadi perspektivis (anak sudah
mulai memerhatikan kepentingan orang lain).

f. Perkembangan berlangsung dari out-control ke inner-control, yang berarti bahwa


pada awalnya anak sangat tergantung kepada pengawasan atau bantuan orang
lain dalam memenuhi kebutuhan atau untuk melakukan suatu kegiatan yang
terkait dengan kedisiplinan. Seiring dengan bertambahnya pengalaman atau
belajar dari pergaulan sosial tentang norma atau nilai-nilai, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, anak dapat
mengembangkan kemampuannya untuk mengontrol tindakan atau perilakunya
oleh dirinya sendiri (innercontrol).

11
Pola perkembangan individu ini dapat pula berlangsung dari keadaan atau
kondisi yang lemah (seperti masa bayi), kemudian berkembang menjadi kuat (masa
remaja dan dewasa awal), dan selanjutnya kembali lagi ke kondisi lemah (masa pikun
atau usia lanjut). Perubahan pola perkembangan ini dijelaskan dalam Al-Qur'an, surat
Al-Rum ayat 54, yang artinya sebagai berikut.
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia lah Yang Maha
Mengetahui dan Maha Kuasa.
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo yang Berlainan
Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu
dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Contoh: (a) otak
mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6 8 tahun; (b) tangan, kaki,
dan hidung mencapai pertumbuhannya yang maksimum pada usia remaja; dan (c)
imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai
puncaknya pada masa remaja.
5. Setiap Fase Pememhangan Mempunyai Ciri Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh: (a) sampai usia 2 tahun, anak
memusatkan perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara;
dan (b) pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial
(belajar bergaul dengan orang lain).
6. Setiap Individu yang Normal Akan Mengalami Tahapan atau Fase
Perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani kehidupannya yang normal dan
berusia panjang, individu akan mengalami masa atau fase perkembangan: masa
konsepsi, bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dan dewasa. Tahapan perkembangan
manusia itu dijelaskan dalam Al-Qur'an, surat Al-Hajj ayat 5, yang artinya sebagai
berikut.

12
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka
ketahuilah sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari tanah (
turab), kemudian dari tetesan mani ( nuthfah), kemudian segumpal darah
(alaqah), kemudian struktur daging (mudhgah) yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepadamu, dan
Kami tetapkan dalam rahim siapa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
di tentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
berangsur-angsur kamu menjadi dewasa, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan ada pula yang diperpanjang umurnya sampai pikun, supaya
tidak diketahui lagi sesuatu pun yang dulu diketahuinya.
Sejatinya, setiap manusia memiliki tahapan perkembangan seperti tersebut di
atas, hanya dalam kenyataannya tidak semua manusia memiliki perjalanan hidup
sesuai dengan rentang tahapan perkembangan tersebut. Ada individu yang hidupnya
hanya sampai masa bayi, kanak-kanak, anak, atau remaja. Namun, ada juga yang
rentang kehidupannya sampai usia dewasa atau masa pikun (usia lanjut).

13

Anda mungkin juga menyukai