Prinsip / Karakteristik sampling kualitatif

Pemilihan partisipan, keadaan atau unit waktu yang menjadi sample penelitian harus
berdasarkan kriteria, unit sampling diseleksi untuk tujuan tertentu di awal atau dikenal
dengan purposeful/ purposive sampling. Tiga pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam
strategi purposive sampling meliputi siapa yang akan menjadi partisipan (atau tempat)
penelitian, tipe spesifik sampling strategi dan ukuran sampel penelitian. Partisipan dalam
penelitian kualitatif hendaknya merupakan individu yang memiliki cerita atau pengalaman
mengenai fenomena yang diteliti.

Karakteristik pengambilan sampel penelitian kualitatif

1. Flexible : pengambilan sampel dapat bertambah jumlahnya selama penelitian

berlangsung;
2. Seleksi sampel unit dilakukan secara berurutan;

3. Pengambilan sampel diarahkan oleh konsep atau teori yang berkembang secara
progresif, penentuan sampel tergantung pada teori dan berbagai keputusan tentang
siapa atau objek apa yang diseleksi. Pada studi fenomenologi jumlah partisipan
bervariasi dari 1 (Padilla, 2003) hingga 325 (Polkinghorne, 1989). Dukes (1984)
dalam Cresswell 2018 merekomendasikan 3-10 partisipan pada satu fenomena. Pada
studi Etnografi yang dapat didefinisikan sebagai penelitian pada suatu culture-sharing
group dengan cara wawancara dan observasi untuk mengumpulkan informasi sampai
cara kerja kelompok budaya (culture group) jelas. Dan untuk studi kasus, peneliti
tidak akan memasukkan lebih dari 4 atau 5 studi kasus pada setiap penelitian
4. Pengambilan sampel berlanjut sampai tidak ada lagi data yang muncul (saturasi);
5. Pencarian kasus yang negative atau menyimpang, sampel merupakan individu yang
memiliki pengalaman/ informasi untuk diceritakan tentang fenomena yang diteliti.

Sumber
Afiyanti, Y. Rachmawati, I,M. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Riset Keperawatan.
Jakarta : Rajawali Pers
Cresswell, J.W., Poth, C.N. (2018). Qualitative Inquiry & Research Design : Choosing Among Five
Approach, 4th edition. London : Sage Publication, Inc.