Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis sedangkan
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain
saling berinteraksi.
Arti lain kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sehat menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain. Sehat secara sosial
adalah perikehidupan seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri
dan kehidupan keluarga sehingga memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan
menikmati liburan. Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut, dapat disarikan
bahwa kesehatan ada empat dimensi, yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan
ekonomi yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada
seseorang, kelompok, atau masyarakat.
Dalam membantu kesehatan masyarakat masyarakat dibentuklah Pusat Kesehatan
masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan
terdepan yang mempunyai misi sebagi pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga


fungsi yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
memberdayakan masyarakat dan keluarga, dan memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat mutlak
perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu
dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian dari puskesmas?


2. Bagaimana sejarah perkembangan puskesmas?
3. Apa saja fungsi dari puskesmas?
4. Apakah kegiatan pokok puskesmas?
5. Bagaimana kedudukan puskesmas?
6. Bagaimana struktur organisasi puskesmas?
7. Bagaimana tata kerja puskesmas?
8. Bagaimana sistem rujukan puskesmas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian dari puskesmas.


2. Mengetahui sejarah perkembangan puskesmas.
3. Mengetahui apa saja fungsi dari puskesmas.
4. Mengetahui kegiatan pokok puskesmas.
5. Mengetahui kedudukan puskesmas.
6. Mengetahui struktur organisasi puskesmas.
7. Mengetahui tata kerja puskesmas.
8. Mengetahui system rujukan puskesmas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Puskesmas

Puskesmas sendiri adalah singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas


adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagi pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah
kerja tertentu.Sedangkan pengertian puskesmas menurut para ahli dan Departemen
Kesehatan adalah:

a. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)


Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
b. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam
usaha-usaha kesehatan pokok
c. Departemen Kesehatan RI (1987)
1) Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu
diwilayah kerjanya
2) Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional
melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran
serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat di wilayah kerjanya.
d. Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.

2.2 Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat

Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat


pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja
kesehatan nasional ( RAKERKESNAS) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya
mengorganisasi system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan
tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan –
kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak
saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan
semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi
nama pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Dan puskesmas pada waktu itu
dibedakan dalam empat macam yaitu :

1. Puskesmas tingkat desa


2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh


2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga para medic

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional


dirasakan pembagian puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, oleh
karena itu puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama
sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah
kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu,
dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan


dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan
nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter
disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita
III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar
30.000 jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-


daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000
jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan,
maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut
dengan nama puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas
Pembina. Dan puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa
disebut puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu.
Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang,
yaitu :

1. Puskesmas kecamatan (puskesmas Pembina)


2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)

2.3 Fungsi Puskesmas


2.1 FUNGSI PUSKESMAS

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam


rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas
2.4 Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas
sejak berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan , 12 usaha
pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20
usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan
kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga , fasilitas, dan
biaya atau anggaran yang tersedia
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada
faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan
manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi
anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali,
polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan , memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun
bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana
kapan saja ada kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain
denngan memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka
program KIA
d. Melaksanakan program-program :
a) Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori kepada balita dan ibu menyusui
c) Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf
puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber
penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
a) Mendapatkan riwayat penyakit
b) Mengadaan pemeriksaan fisik
c) Mengadaan pemeriksaan labolatorium
d) Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
a) Rujukan diagnostic
b) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c) Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan
dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah
dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.
Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV
dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah
dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan
jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil
dari masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil,
anak balita, usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
a) Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
b) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke
puskesmas
c) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
a) Penyuluhan kesehatan
b) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara
alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
c) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
d) Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
a) Anak sekolah
b) Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang
lebih mampu
c) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
d) Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan
masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata,
tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan
pemeriksaan labolatorium
c) Pengobatan dan pemberiaan kacamata
d) Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan
rumah sakit
e) Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
f) Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
g) Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan,
serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan mata mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
a) Penerimaan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Penanganan spesimen
d) Pelaksanaan spesimen
e) Penanganan sisa spesimen
f) Pencatatan hasil pemeriksaan
g) Pengecekan hasil pemeriksaan
h) Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
a) Pengambilan spesimen
b) Penanganan spesimen
c) Pengemasan spesimen
d) Pengiriman spesimen
e) Pengambilan hasil pemeriksaan
f) Pencatatan hasil pemeriksaan
g) Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
a) Persiapan pasien
b) Pengambilan spesimen
c) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
a) Melakukan tes skrining Hb
b) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium
puskesmas
c) Memberikan penyuluhan
d) Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b) Data ketenagaan di puskesmas
c) Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun
di luar gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan
tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat

Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:

a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas


sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog,
seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi
dengan memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan
kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan mengenali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
b) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya
c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui
kader yang terlatih
e) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan
tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
2.5 Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan
Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan
pertama.

2.6 Struktur Organisasi


Susunan organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas
2. Unsur pembantu pimpian : Urusan tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I unit I
Unit III
Unit IV
Unit V
Unit VI
Unit VII
Tugas pokok

1. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan
fungsional
2. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan
3. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,
keluarga berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya immunisasi, kesehatan lingkungan dan labolatorium
sederhana
5. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan manula
6. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya
7. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan remaja dan dana sehat
8. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap
9. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian

2.7 Tata Kerja Puskesmas


Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmasnya maupun dalam satuan
organisasi di luar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

KEPALA PUSKESMAS

TATA USAHA

UNIT I UNIT II UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT


III IV V VI VII

PUSKESMAS
PEMBANTU
Dalam melaksanakan tugas, kepada puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh
kepala kantor departemen kesehatan/kotamadya, sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan puskesmas, memberikan bimbingan
dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing.

Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi


vertical Departemen Kesehatan RI akan diatur dengan surat keputusan bersama
menteri dalam negeri dan menteri kesehatan RI.

2.8 Sistem Rujukan


2.7.1 Definisi

Adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang mungkin terjadinya


penyerahan tanggung jawab timbal balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu
kasus atau masalah, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada orang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

2.7.2 Tujuan

Tujuan Umum

Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna.

Tujuan khusus

a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan


rehabilitative secara berhasil guna dan berdaya guna
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif secara berhasil guna dan berdaya guna
2.7.3 Jenis Rujukan
1. Rujukan medic, meliputi :
a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain, disebut transfer of patient
b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan labolatorium yang lebih
lengkap, disebut transfer of spesimen
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat, disebut juga transfer
of knowledge/ personel
2. Rujukan kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi
bantuan :
a. Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa
atau berjangkitnya penyakit menular
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan ai suatu wilayah
c. Penyelidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggualanagn
keracunan missal
d. Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk pengungsi
atas terjadinya bencana alam
e. Sarana teknologi penyediaan air bersih untuk mengurangi kekurangan air
bersih untuk masyrakat umum
f. Pemeriksaan specimen air di labolatorium

2.7.4 Jalur rujukan

1. Intern antara petugas puskesmas


2. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas Pembina
3. Antara masyrakat dengan puskesmas
4. Antara satu puskesmas dengan puskesmas lain
5. Antara puskesmas dengan rumah sakit
6. Antara puskesmas dengan rumah skit lain , labolatorium atau fasilitas
kesehatan lain

2.7.5 Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan


1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dalam menampung rujukan dari
puskesmas pembantu atau pos kesehatan, posyandu dari masyrakat
2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan untuk ruang
tidur penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis
3. Meningkatkan sarana komunikasi diantara unit-unit pelayanan kesehatan
dengan media telelpon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan
kesehatan
4. Menyediakan saranan pencatatan dan eplaporan yang memadai bagi system
rujukan, baik rujukan medic maupun rujukan kesehatan
5. Meningktakan upaya dana sehat masyarakat unutk menunjang pelayanan
rujukan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa
Aksara

Effendi,Nasrul.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi


2.Jakarta:EGC

Putu Sudayasa.2010.berbagi info tentang puskesmas, http//www.puskel.com

Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha
Nasional

Anda mungkin juga menyukai