Anda di halaman 1dari 3

KESIMPULAN

Hakikat filsafat ilmu adalah sebagai patokan, penentu, sekaligus petunjuk arah
kemana ilmu pengetahuan akan berlayar atau berjalan dan juga filsafat ilmu menentukan
kemana ilmu pengetahuan akan diantarkan atau dikembangkan. Ilmu pengetahuan hakikatnya
dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terjalin berkelit kelindan dan taat asas (konsisten) dari
ungkapan yang sifatnya benar tidaknya dapat ditentukan dengan patokan serta tolak ukur
yang mendasari kebenaran. Adapun orang-orang pertama yang dianggap meletakkan dasar
ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan alam dan matematika yaitu Pythagoras, Plato,
Aristoteles, Archimedes, Descartes. Pythagoras mengartikan filsafat sebagai pecinta
kebijaksanaan (lover of wisdom). Plato mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika. Aristoteles mendefinisikan
filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran. Archimedes mengartikan filsafat sebagai
suatu fakta dan kebenaran. Descartes mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan tentang Tuhan, alam, dan manusia.

Kata falsafah atau filsafat merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga
diambil dari bahasa Yunani “philosophia”. Menurut bahasa, kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari kata-kata philia = persahabatan atau cinta dan sophia =
kebijaksanaan. Sehingga arti lughowinya atau semantik adalah seorang pencinta
kebijaksanaan atau ilmu. Orang yang cinta kepada ilmu pengetahuan disebut philosopher,
yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai failasuf.

Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistemologis, maupun aksiologis yang
dilakukan melalui proses dialektika secara mendalam (radic) yang sistematis dan bersifat
spekulatif. Kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu bersifat relatif. Filsafat ilmu yaitu bagian
dari epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Secara umum, filsafat ilmu
dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofi bagi
proses keilmuwan. Filsafat ilmu maupun ilmu itu sendiri semuanya berada pada satu landasan
utama, yakni fakta atau realitas menjadi basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau
ilmu itu menjelaskan fakta, sementara filsafat ilmu subjek materinya yaitu menganalisis
prosedur logis dari ilmu.
Berdasarkan telaah mengenai cakupan filsafat ilmu dari berbagai pendapat yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa cakupan filsafat ilmu sangatlah luas. Akan tetapi,
dapat dilihat dari bahwa pendapat tersebut pada dasarnya berputar pada cabang filsafat yang
utama yakni logika, fisika, etika, estetika, dan metafisiska. Walaupun ada filsuf yang
membahasnya dari segi cakupan yang berbeda, namun esensinya tetap sama dan bergerak
pada konstruk filsafat (ontologis, epistemologis, dan aksiologi).
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari
Yunani.Hakikat kenyataan atau realitas dapat ditelaah dari sudut ontologi dengan dua macam
sudut pandang: kuantitatif dan kualitatif. Secara sederhana antologi bisa dirumuskan sebagai
ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkrit secara kritis.Epistemologi berasal dari
bahasa Yunani, episteme" (pengetahuan) dan "logos" (kata, pembicaraan, ilmu), yaitu cabang
filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan.Aksiologi adalah cabang
filsafat yang ingin merefleksiakan cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang
diperoleh. Dapat dikatakan bahwa aksiologi adalah kajian tentang nilai manusiawi dan
bagaimana cara mengekspresiakannya.
Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu, atau
objek yang dipelajari oleh suatu ilmu tersebut. Sedangkan objek formal yaitu yang menjadi
pusat perhatian (focus of interest). Objek material filsafat ilmu yaitu pengetahuan itu sendiri,
yakni pengetahuan ilmiah “scientific knowledge” pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum. Adapun objek formal filsafat ilmu yaitu sudut pandang dari
mana sang subjek menelaah materialnya.
Secara etimologi metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos”. Methodos adalah
gabungan dari dua kata yaitu Meta dan Hodos. Meta berarti “dibelakang”, “dibalik” atau
“sesudah”, sedangkan Hodos berarti “jalan” atau “cara”. Jadi metode adalah apa yang ada
dibalik cara atau jalan.
Dalam konteks keilmuan metode berarti cara atau prosedur yang ditempuh dalam
rangka mencapai kebenaran. Langkah–langkah dalam metode harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dihadapan akal budi, runtut, logis, rasional,
dankonsisten. Metode dimaksudkan agar langkah–langkah pencariankebenaran–kebenaran
ilmiah dapat dilaksanakan secara tertib dan terarah, sehingga dapat dicapai hasil optimal.
Filsafat berasal dari kata Philos dan Sophia yang berarti mencintai kebijakan sebagai
suatu ilmu memang berbeda dari ilmu-ilmu lain. Perbedaannya antara lain mengenai
obyeknya, baik material maupun formal. Obyek materialnya adalah seluruh kenyataan baik
yang diinderai maupun yang bisa dimengerti. Ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan lainnya
juga membahas realitas, tetapi hanya sebagaian saja, satu bidang tertentu. Obyek formalnya
yaitu sorotan terhadap obyek material sampai mendalam. Kalau mengambil terminology
Scolastic, filsafat dirumuskan sebagai Scientia per ultimascausas atau pengetahuan melalui
sebab-sebab terakhir. Karena itu jalan untuk mencapai kesana memang khusus dan itulah
yang disebut sebagai metode filsafat.

Anda mungkin juga menyukai