Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA NY. N P1A0 POST PARTUM SECTIO CAESARIA DENGAN


INDIKASI SEROTINUS DI RUANG BOUGENVIL
RSUD AMBARAWA

Disusun oleh:
Safitri Zummy Afiyati
P1337420918129

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018/2019
Nama : Safitri Zummy Afiyati
NIM : P1337420918129
Tempat Praktik : Bougenvil 2 / RSUD Ambarawa
Tanggal Pengkajian : Senin, 24 September 2018
Pukul : 20.00WIB

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum Biografi
Nama Klien : Ny. N
Usia : 23 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Jebres 2/5 Wiru Bringin, Kab. Semarang
Nama Suami : Tn. A
Usia Suami : 30 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA

B. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu


No Tahun Tipe Penolong JK BB Keadaan Komplikasi Usia
kehamilan
Persalinan Lahir Bayi Saat
Lahir
1. 2018 SC Dokter P 3500 Lengkap, - 41 Minggu
gr sehat

Pengalaman menyusui : Belum pernah memilik pengalaman menyusui


karena saat ini merupakan kelahiran anak pertama dan pengeluaran ASI
sedikit

C. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Klien mengatakan mulai memeriksakan kehamilannya sejak usia 6 minggu
dan rutin klien lakukan setiap sebulan sekali dengan pemeriksaan USG
sebanyak 1 kali.
Pada saat klien hamil, klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami
masalah mual, muntah dll.

D. Riwayat Persalinan
1. Klien melahirkan anak pertamanya dengan section Caesar
dengan indikasi serotinus yang ditolong oleh dokter., bayi Ny. N lahir
pada tanggal 24 September 2018 pada pukul 13.35 WIB dengan lama
persalinan 1 jam.
2. Bayi Ny. N berjenis kelamin perempuan dengan berat badan lahir
3500 gram, panjang bayi 48 cm, lingkar kepala 38 cm, dan nilai
APGAR 6 – 6- 7
3. Jumlah perdarahan yang dialami oleh klien mulai dari kala 1
– 4 diperkirakan sebanyak 250 cc
E. Riwayat Ginekologi
Klien mengatakan mulai menstruasi pada umur 14 tahun. Lama haid
biasanya 7 hari dengan siklus 28 hari. Selama menstruasi, klien tidak pernah
mengalami masalah menstruasi seperti nyeri hebat saat menstruasu. Klien
tidak memiliki riwayat menggunakan KB.

II. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


A. Status Obstetri
Klien merupakan ibu post partum SC PiA0. Pada saat setelah lahir bayi Ny.N
tidak dilakukan perawatan gabung dikarenakan ibu masih dalam pengaruh
anastesi dan ketika lahir APGAR Score bayi hanya 6-6-7 dan harus menjalani
perawatan lebih lanjut di ruang Seruni.
Keadaan umum Ny. S baik, kesadaran composmentis.
BB : 55 Kg ; TB : 152 cm
TD : 120/70 mmHg ; S : 36,5ºC ; RR : 20x/menit ;N : 90x/menit
1. Kemampuan Menyusui
Ny. N mengatakan belum pernah memiliki pengalaman menyusui dan
ASI keluar sedikit.
2. Jenis Persalinan : Sectio Caesaria dengan indikasi serotinus
3. Proses Persalinan : 1 jam
4. Komplikasi Persalinan : Ny. N post partum SC dengan
indikasi serotinus
B. Pengkajian Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala : mesosepal
Rambut : panjang, bergelombang, bersih, berwarna hitam,
tidak mudah rontok dan patah.
Wajah : tidak terdapat lesi, simetris
Mata : konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sklera
tidak ikterik
Telinga : bersih, tidak terdapat serumen maupun benjolan
Hidung : bersih, tidak terdapat polip
Mulut : bibir lembab, gigi bersih, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada lesi
2. Dada
Jantung
I : simetris, ictus cordis tidak tampak
Per : terdengar bunyi redup
Pal : ictus cordis teraba pada ICS ke 5
A : tidak terdengar suara bunyi jantung tambahan
Paru
I : pergerakan dada kanan dan kiri simetris
Per : terdengar bunyi sonor
Pal : tidak teraba tactil premitus
A : terdengar bunyi vesikuler

Payudara : Tampak kenceng, tidak ada benjolan tambahan

Puting susu : Ke dua puting susu sudah menonjol

Pengeluaran ASI : ASI keluar hanya sedikit

3. Abdomen
Terdapat luka jahitan bekas operasi yang panjangnya 15 cm secara
horizontal yang tertutup kassa
TFU 2 jari dibawah pusar, kontraksi uterus keras
Kandung kemih : kosong
Fungsi pencernaan : klien mengatakan belum BAB sejak operasi.
Payudara simetris, putting susu menonjol, aerola berwarna hitam.
Reproduksi
Vagina : berbau amis, adanya perdarahan vagina berwarna merah segar,
tidak terjadi edema, tidak terdapat tanda – tanda REEDA
Perineum : tidak terjadi ruptur
Lokia : terdapat lochea rubra dengan warna merah segar dengan jumlah
50 cc
4. Ekstremitas
Ekstremitas atas : jari lengkap, tidak terdapat edema, tidak terdapat lesi,
terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan
Ekstremitas bawah : jari lengkap, terdapat edema,tidak terdapat lesi
5. Eliminasi
Urine : Ny. N tidak memiliki masalah dalam BAK, Klien terpasang
kateter sebanyak 200cc
BAB : Ny. N terbiasa BAB sehari 1x tetapi saat ini Ny. N belum BAB
6. Istirahat dan Kenyamanan
Ny. N mengatakan tidak ada masalah tidur , sehari pasien tidur 6- 7 jam.
Hasil pengkajian nyeri :
P: nyeri saat aktivitas dan bergerak
Q: nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 5
T: hilang timbul ,selama 10-15 menit

7. Mobilisasi dan Latihan


Ny. N belum dapat bermobilisasi secara maksimal karena masih
merasakan nyeri pada jahitannya. Ny. N baru bisa mobilisasi miring ke
kanan maupun ke kiri.
8. Nutrisi dan Cairan :
Ny. N makan makanan yang diberikan oleh pihak gizi rumah sakit yaitu
diit TKTP dengan frekuensi makan 3x dalam sehari dan nafsu makannya
juga baik. Untuk memenuhi kebutuhan cairan Ny. N minum sehari
sekitar 1200 cc
C. Terapi ( Tanggal 24 September 2018)
a. Infus
Infus RL 20 tpm
b. Injeksi
Methergin 0,2 mg / 8 jam per i.v
Ketorolac 3x30mg / 8 jam per i.v
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam per i.v
Metronidazole

III. KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : 24 September pukul 13.35 WIB, tunggal, dan tidak dilakukan
resusitasi
Plasenta : lahir lengkap, berbentuk cakram 25cm
Tali pusat : Insersi paracentralis
Panjang : 50 cm , Nilai APGAR : 6-6-7

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum SC tanggal 23 september 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hemoglobin 10.1 L gr/dl 13.2 – 17.3
Hematokrit 28.1 L % 40 – 52
Lekosit 10.7 H ribu 3.8 – 10.6
Eritrosit 3.52 L juta 4.4 – 5.9
Trombosit 207 ribu 150 - 400
MCV 79.9 L fl 82 - 98
MCH 28.7 pg 27 – 32
MCHC 36.0 g/dl 32 - 37
RDW 14.2 % 10-16
MPV 7.99 mikro m3 7 - 11
Limfosit 2.29 10^3/mikro 1.0 – 4.5
Monosit 0.487 10^3/mikro 0.2 – 1.0
Eosonofil 0.018 L 10^3/mikro 0.04 – 0.8
Basofil 0.097 10^3/mikro 0 – 0.2
Neutrofil 7.83 H 10^3/mikro 1.8 – 7.5
Limfosit % 21 L % 25 - 40
Monosit % 4.55 % 2-8
Eosonofil % 0.168 % 2–4
Basofil % 0.902 % 0 -1
Neutrofil % 73.0 H % 50 - 70
PCT 0.165 % 0.2 – 0.5

Hasil laboratorium post SC pada tanggal 24 September 2018


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 9.5 L gr/dl 11,7 – 15,5
Lekosit 15.9 H /uL 3,6 – 11,0
Eritrosit 3.94 juta 3.8 – 5.2
Hematokrit 31.0 L % 35 - 47
Trombosit 253 ribu 150 - 400
MCH 24.3 L Pg 27-32
MCV 80.7 L fL 82-98
MCHC 30,8 L g/dL 32-37
RDW 15.9 % 10-15
MPV 10.1 Mikro m3 7-11
PCT 0.265 % 0.2-.05
PDW 11.2 % 10-18
V. PERENCANAAN PULANG
1. Surat kontrol poli kandungan
2. Pendkes ASI eksklusif, pijat bayi dan perawatan payudara
serta pijat oksitosin
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

A. ANALISA DATA
No. Tanggal / Data Fokus Diagnosa Keperawatan TTD
Jam
1. 24 september DS: klien mengeluh nyeri pada luka operasi Nyeri akut b.d agen cidera fisik
20.10 WIB
hasil pengkajian nyeri : (luka insisi operasi)
P: Nyeri saat aktivitas dan bergerak
Q: Nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 5
T: Hilang timbul ,selama 10-15 menit
DO : klien meringis ketika ia merasa nyeri, cemas dan tidak nyaman
Hasil pemeriksaan TTV
TD : 120/70 mmHg
S : 36,5ºC
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
2. 24 september DS : Pasien mengatakan ada luka bekas post operasi Resiko infeksi b.d prosedur invasif
DO : terdapat luka jahitan operasi yang tertutup kassa di abdomen
2018 operasi
Leukosit post op : 15.9 H / ul
20.10 WIB

3 24 september DS : Pasien mengatakan belum bisa gerak seperti sebelum operasi , badan terasa Hambatan mobilitas fisik b.d
2018 sakit jika digerakan dan terasa kaku. kurangnya pengetahuan tentang
20.10 WIB DO : aktivitas fisik (post operasi)
Pasien bed rest ,pasien tampak kesulitan bergerak
Pasien baru bisa mobilisasi miring kanan dan kiri
ADL’s pasien dibantu oleh keluarga

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d luka insisi operasi
2. Resiko infeksi b.d prosedur invasif operasi
3. Hambatan mobilitas fisik b.d kurangnya pengetahuan tentang aktivitas fisik (post operasi)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan TTD
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d luka Setelah dilakukan asuhan keperawatan 5. Kaji nyeri secara komprehensif
6. Monitor TTV
insisi operasi selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dapat
7. Atur posisi senyaman mungkin
teratasi dengan kriteria hasil : 8. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
9. Tingkatkan istirahat
1. Mampu mengontrol nyeri(tahu
10. Kolaborasi dalam pemberian analgesik
penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
4. Tanda vital dalam rentang normal
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk membatasi pengunjung bila perlu
2. Monitor tanda dan gejala infeksi
prosedur invasif selama 3x24 jam diharapkan resiko infeksi
3. Lakukan Pendidikan kesehatan pada klien mengenai
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
perawatan luka yang baik dan benar
1. Klien terbebas dari tanda dan 4. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik
gejala infeksi
2. Jumlah lekosit dalam batas normal
3 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji kebutuhan mobilitasi klien
fisik b.d kurangnya selama 2 x 24 jam diharapkan hambatan 2. Beri pendidikan kesehatan tentang mobilisisasi dini post
pengetahuan tentang mobilitas dapat teratasi dengan kriteria partum
aktivitas fisik (post hasil : 3. Ajarkan tentang mobilisasi bertahap
operasi) 1. Pasien mengerti cara melakukan 4. Ajarkan dan bantu klien dalam melakukan mobilisasi
mobilisasi bertahap post SC
2. Pasien dapat melakukan ADL
mandiri.

D. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal/ Dx Tindakan Keperawatan Respon pasien TTD
jam
24 Nyeri akut b.d Mengkaji nyeri secara DS: klien mengeluh nyeri pada luka operasi
September luka insisi operasi komprehensif hasil pengkajian nyeri :
2018 P: Nyeri saat aktivitas dan bergerak
20.15 Q: Nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 5
T: Hilang timbul ,selama 10-15 menit
DO : klien meringis ketika ia merasa nyeri, dan cemas
25 Memonitor TTV DS : pasien mengeluh kesakitan pada luka post operasi
September DO : TD : 120/70 mmHg
2018 S : 36,5ºC
06.00
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
06.10 Mengatur posisi senyaman DS : klien mengatakan nyaman dengan posisi kepala lebih tinggi 450
mungkin DO : memposisikan klien dalam posisi semifowler

06.30 Mengajarkan klien teknik relaksasi DS : klien mengatakan lebih nyaman dan lega setelah melakukan
relaksasi nafas dalam
DO : Klien mampu mempraktekkan teknik relaksasi yang diajarkan
perawat
05.00 Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien kooperatif dan pasien mau diberikan injeksi ketorolac
injeksi ketorolac 30 mg/ 8 jam DO: injeksi ketorolac 30 mg sudah diberikan melalui i.v dan tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan injeksi ketorolac
24 Resiko infeksi b.d Menganjurkan pada pasien untuk DS : pasien mau mengikuti anjuran perawat untuk membatasi
September prosedur invasif membatasi pengunjung yang akan pengunjung
2018 operasi menjenguk DO: Pasien hanya di tunggu oleh ibunya dan pasien tampak lebih
20.10
nyaman dengan lingkungan yang tidak ramai

25 Monitor tanda dan gejala infeksi DS : Pasien mengatakan lukanya tidak terasa gatel, maupun panas
September DO : Tidak ada tanda infeksi seperti dolor , kalor, tumor , rubor pada
2018 sekitar luka post operasi
05.00
Leukosit = 15.9 H u/L post SC
05.00 Melakukan pendidikan kesehatan DS : klien mengatakan akan berusaha menjaga kebersihan
pada klien mengenai perawatan DO : Klien tampak memperhatikan ketika penyuluhan dilaksanakan
luka yang baik dan benar

05.10 Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien kooperatif , pasien mau diberikan injeksi ceftriaxone
injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam DO : Injeksi ceftriaxone sudah diberikan per i.v dan tidak ada alergi

per i.v setelah diberikan obat


25 Hambatan Mengkaji kebutuhan mobilitasi DS : Pasien mengatakan kebutuhan mobilisasi masih dibantu
September mobilitas fisik b.d klien sepenuhnya oleh keluarga
2018 kurangnya DO : Pasien bed rest
06.00
06.15 pengetahuan Memberikan Pendidikan kesehatan DS : Pasien mengatakan mengerti tahapan mobilisasi dini post partum
tentang aktivitas tentang mobilisasi dini post partum setelah dijelaskan oleh perawat
DO : Pasien kooperatif ketika dilakukan Pendidikan kesehatan
06.30 fisik (post operasi) Mengajarkan mobilisasi bertahap DS : Pasien mengatakan masih sakit untuk miring kekanan dan kekiri
pada pasien dengan miring tetapi akan terus mencoba untuk melakukan miring kekanan dan kekiri
kekanan dan miring ke kiri DO : Pasien mempraktikan mobilisasi miring kekanan dan kekiri
26 Nyeri akut b.d Mengkaji nyeri secara DS: klien mengatakan nyerisudah berkurang
September luka insisi operasi komprehensif hasil pengkajian nyeri :
2018 P: Nyeri saat aktivitas dan bergerak
08.00
Q: Nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 2
T: Hilang timbul ,selama 15 menit
DO : klien sudah tidak cemas
10.00 Memonitor TTV DS : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DO : TD : 110/80 mmHg ; S : 36 ºC
RR : 18x/menit ; N : 80x/menit
11.00 Menganjurkan pasien untuk DS : Pasien mengatakan tidurnya tidak ada masalah
istirahat DO : Pasien bisa istirahat

08.30 Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien kooperatif, , pasien mau diberikan injeksi ketorolac
injeksi ketorolac 30 mg/ 8 jam DO: injeksi ketorolac sudah diberikan melalui intra vena dan tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan obat
26 Resiko infeksi b.d Monitor tanda dan gejala infeksi DS : Pasien mengatakan lukanya tidak terasa panas maupun gatal
September prosedur invasif DO : Tidak ada tanda infeksi seperti dolor , kalor, tumor , rubor pada
2018 operasi daerah sekitar luka post operasi
08.00
Leukosit = 15.9 H u/L post SC
08.30 Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien mau diberikan injeksi ceftriaxone, pasien kooperatif
injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam DO : Injeksi ceftriaxone sudah diberikan per i.v dan tidak ada alergi

per i.v setelah diberikan obat


26 Hambatan Mengajarkan mobilisasi bertahap DS : Pasien mengatakan sudah bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan
September mobilitas fisik b.d pada pasien dengan latihan duduk, pelan-pelan.
2018 kurangnya berdiri dan berjalan DO : Pasien tampak sudah bisa duduk, berdiri, dan berjalan
10.00
pengetahuan
tentang aktivitas
fisik (post operasi)
27 Nyeri akut b.d Memonitor TTV DS : Pasien mengatakan sudah tidak terasa nyeri
September luka insisi operasi DO : Pasien tidak cemas , dan tampak nyaman
2018 TD : 110/ 70 , N : 82 x/menit , S : 36, 4 0C , RR : 20 x/menit
06.00
08.30 Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien kooperatif , pasien mau diberikan injeksi ketorolac
injeksi ketorolac 30 mg/ 8 jam DO: injeksi ketorolac sudah diberikan melalui intra vena dan tidak ada
reaksi alergi setelah diberikan obat
27 Resiko infeksi b.d Berkolaborasi dalam memberikan DS : Pasien kooperatif , pasien mau diberikan injeksi ceftriaxone
September prosedur invasif injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam DO : Injeksi ceftriaxone sudah diberikan per i.v dan tidak ada alergi
2018 operasi per i.v setelah diberikan obat
08.30

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ jam Dx Catatan Perkembangan TTD
25 Nyeri akut b.d luka insisi S: Pasien mengeluh masih terasa nyeri pada luka bekas post operasi
September 2018 operasi hasil pengkajian nyeri :
07.00
P: Nyeri saat aktivitas dan bergerak
Q: Nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 3
T: Hilang timbul selama 10 menit
O : Pasien tampak cemas, dan tidak nyaman
TD : 110/70 mmHg ; S : 36,8ºC ; RR : 218x/menit ; N : 84x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Monitor TTV
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik berupa ketorolac 30 mg/ 8 jam
25 September Resiko infeksi b.d S : Pasien mengatakan tidak terasa gatal maupun panas pada luka bekas post
2018 prosedur invasif operasi operasi
07.00
O:
- Terdapat luka bekas post operasi di perut yang ditutui oleh kassa
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti dolor , kalor, tumor , rubor
disekitar luka post operasi
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
2. Monitor tanda dan gejala infeksi
3. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik berupa ceftriaxone 1 gr / 12 jam
25 September Hambatan mobilitas S : Pasien mengatakan badannya masih terasa sakit jika untuk digerakan dan kaku.
2018 fisik b.d kurangnya O : Pasien bed rest, ADL’s masih dibantu oleh keluarga
07.00 pengetahuan tentang A : Masalah belum teratasi
aktivitas fisik (post P : Lanjutkan intervensi
operasi) - Ajarkan dan bantu pasien mobilisasi latihan duduk , berdiri dan berjalan

26 September Nyeri akut b.d luka insisi S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
2018 operasi hasil pengkajian nyeri :
14.00 P: Nyeri saat aktivitas dan bergerak
Q: Nyeri terasa seperti diiris – iris
R: Nyeri terasa pada luka setelah operasi di bagian perut
S: 1
T: Hilang timbul selama 15 menit
O : klien sudah tidak cemas, pasien tampak nyaman dan dapat istirahat
TD : 110/70 mmHg
S : 36 ºC
RR : 18x/menit
N : 80x/menit
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik ketorolac 30 mg/ 8
jam sesuai dengan advice dokter
Resiko infeksi b.d S : Pasien mengatakan tidak terasa gatal , panas pada luka bekas post operasi
prosedur invasif operasi O : Tidak ada tanda infeksi seperti dolor , kalor, tumor , rubor pada luka post operasi
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotic ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
sesuai dengan advise dokter
Hambatan mobilitas S : Pasien mengatakan sudah bisa duduk, berdiri dan jalan dengan pelan-pelan
fisik b.d kurangnya O : Pasien tampak bisa duduk, berdiri dan jalan-jalan.
pengetahuan tentang A : masalah teratasi
aktivitas fisik (post P : hentikan intervensi
operasi)
27 September Nyeri akut b.d luka insisi S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri
2018 operasi O: Pasien tidak cemas , dan tampak nyaman
13.00 TD : 120/ 80 , N : 82 x/menit , S : 36, 6 0C , RR : 18 x/menit
A : Masalah teratasi
P : RPL (Rencana pulang )
13.00 Resiko infeksi b.d S : Pasien mengatakan tidak terasa gatal , tidak panas pada luka bekas post
prosedur invasif operasi operasi
O : Tidak ada tanda infeksi seperti dolor , kalor, tumor , rubor pada luka post operasi
A : Masalah teratasi
P : RPL (Rencana Pulang )

Anda mungkin juga menyukai