Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis katarak

Diagnosa katarak dapat ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit penyerta yang
menyertai seperti DM,hipertensi dan kelainan jantung. Pasien katarak biasanya mengeluhkan
penglihatan kabur disertai silau jika melihat cahaya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lensa yang
keruh.1 Pada pasien katarak biasanya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui ketajaman
penglihatan pasien. Pemeriksaan slit lamp dilakukan untuk melihat lensa dan struktur okuler lain, seperti
konjungtiva, kornea, iris, pupil, bilik mata depan. Ketebalan kornea juga harus diperiksa dengan hati-
hati, posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subliksasi lensa dapat
mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolk atau katarak hipermatur.
Pemeriksaan shadow test dilakukan untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Dapat juga
dilakukan pemeriksaan opthalmoskop direk dan indirek dalam evaluasi segmen posterior.2

Diagnosis banding

Katarak kongenital yang bermanifestasi sebagai leukokoria perlu dibedakan dengan kondisi lain yang
menyebabkan leukokoria seperti retinoblastoma, retinopathy of prematurity, atau persistent
hyperplastic primary vitreus (PHPV).2

Terapi

Pada katarak imatur dapat diberikan terapi farmakaologis, berupa obat tetes mata Catarlent eye drop 5
kali sehari 1 tetes untuk memperlambat terjadinya kekeruhan lensa.1 Sedangkan untuk terapi
pembedahan, terdapat 2 tipe bedah lensa, yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra
capsuler cataract ekstraksi (ECCE).2 ECCE merupakan tindakan operatif yang paling sering dipilih untuk
katarak dewasa atau anak-anak. Prosedur ECCE merupakan tindakan operatif yang meninggalkan bagian
posterior kapsul lensa, sedangkan ICCE merupakan tindakan operatif yang mengangkat seluruh lensa
beserta kapsulnya.3

Pencegahan

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur. Pemeriksaan mata secara teratur
sangat perlu untuk mngetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa
setiap tahun. Pada saat ini perkembangan katarak dapat dijaga kecepatannya dengan :4

 Tidak merokok, karena merokok dapat meningkatkan radikeal bebas dalam tubuh sehingga
resiko katarak dapat bertambah
 Pola makan yang sehat, perbanyak konsumsi buah dan sayur
 Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
 Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit sperti DM dan penyakit lainya

Komplikasi
Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaucoma dan uveitis.4 Sekitar 2% pasien
bedah katarak mengalami ablation retinae regmatogenosa, diduga akibat pergerakan viterus ke anterior
selama atau setelah pembedahan. Ablatio retinae lebih sering terjadi setelah rupture kapsul, kehilangan
vitreus dan vitrektomi. Ruptur kapsul saat bedah katarak dapat mengakibatkan pergeseran materi lensa
atau seluruh lensa kedalam viterus. Endoftalmitis dapat terjadi dalam satu sampai beberapa hari setelah
perasi katarak, dan dengan cepat menyebabkan kehilangan mata bila tidak dikenali dan segera diobati.3

Prognosis

Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik untuk pasien
katarak senilis. Prognosis untuk perbaikan ketajaman penglihatan setelah operasi paling buruk pada
katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang pregresif
lambat. Sedangkan pada katarak senilis jika dapat dengan cepat terdeteksi serta mendapatkan
pengobatan dan pembedahan yang tepat maka 95% penderita dapat melihat kembali dengan normal.4
daftarpustaka

1. Amindyta O. Katarak senilis imatur pada wanita umur 84 tahun. Medula. 2013;1:58-62.

2. Mahendra Edoardo, Putri Triana Indah. Katarak. Referat. Bagian ilmu kesehatan mata RSUD Cibitung.
Bekasi. 2014.

3. Voughan, Asbury. Oftalmologi umum. Edisi 17. EGC. Jakarta. 2008.

4. Cahyanti Dwi Novita, Kristiansen Rosa, Widodi Bagus Kisenda. Katarak hipermatur. Laporan kasus.
Bagian ilmu kesehatan mata RSUD dr.Moewardi. Surakarta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai