Disusun Oleh :
Nama : Ulima Nadia Nurfita
Kelas : LT 2E
NIM : 3.39.18.1.20
2. DASAR TEORI
Pengertian
• Motor rotor lilit atau motor cincin geser (slip-ring), seperti namanya rotor motor dililit
dengan lilitan kawat berisolasi yang serupa dengan lilitan strator. Lilitan rotor
dihubungkan bintang (Y) dan ujung lilitan dihubungkan dengan resistansi luar melalui
cincin-slip yang terpasang pada poros rotor. Pengontrol dengan variasi resistansi dalam
sirkit rotor adalah untuk mengatur kecepatan dan percepatan motor.
• Motor slipring atau sering disebut motor rotor lilit termasuk motor induksi 3 phasa
dengan rotor belitan dan dilengkapi dengan slipring yang dihubungkan dengan sikat
arang ke terminal. Motor slipring dirancang untuk daya besar.
• Resistansi luar dimasukkan dalam sirkit rotor ketika motor di-start. Penambahan
resistansi pada sirkit rotor selama periode start menghasilkan torsi start tinggi. Jika motor
melakukan percepatan, resistansi luar beragsur-angsur dikurangi. Dengan caraini torsi
motor dikendalikan sehingga selama periode start tersedia nilai torsi maksimum. Cincin
slip di short-kan ketika motor mencapai kecepatan penuh.
• Starter motor slip-ring terdiri dari kontaktor utama (main contactor) yang
menghubungkan sirkit primer (belitan stertor) dengan line dan atau atau lebih kontaktor
percepatan bertahap (step contactor) untuk memindahkan resistansi keluar dari sirkit rotor
secara berangsur-angsur.
Grafik momen motor rotor lilit dengan empat tahapan. Tahap pertama yang saat Q1 kondisi ON
dan Q2+Q3+Q4 posisi OFF. maka rangkaian tahanan rotor besarnya maksimum, besarnya arus
starting 1,5 In sampai beberapa saat ke tahap kedua. Tahap kedua Q2 kondisi ON dan Q3+Q4
posisi OFF, arus starting 1,5 In menuju In sampai tahap ketiga. Tahap ketiga Q3 kondisi ON
dan Q4 posisi OFF, arus starting kembali ke
posisi 1,5 In dan terakhir posisi tahap
keempat saat Q4 ON semua resistor
dihubungsingkatkan, dan motor slipring
bekerja kondisi nominal.
4. DIAGRAM RANGKAIAN
a. Sirkit Daya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 b. Sirkit Kendali
10 11 12 13 14
J
220 V / 50 Hz
380 V / 50 Hz L1
L1
F1
L2 95
F2
L3
I
96
21
S1
22 97
1 3 5
F2
53
H
Q1 13 83
KM1 98
S2 KM1
14 54 84
2 4 6
21 67
G
13
KM12 KA2 KM12
22 68 14
F
67 13
1 3 5
KA1 KM11
KM 1 68 14
2 4 6
A1 A1 A1 A1 A1 X1 X1
KM1 KA1 KM11 KA2 KM12 H1 H2
A2 A2 A2 A2 A2
E
X2 X2
N
9 10 11 12 13 14 14
1 3 5 1 3 5 1 3 5
KM12 KM11 NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
F1
2 (3) 11 (1) 6 (3) 13 (1) 4 (3) 12 (1)
2 4 6 2 4 6 2 4 6
10 (1) 12 (1) 14 (1)
12 (1)
1
C
1
2
2
2
56
55
56
4
55
2 6
4
3
4
3
6
5
6
11 13
67
68
10 12 14
67
68
U1 V1 W1
54 62 72
14 22 32
53 61 71
13 21 31
14 22 32
13 21 31
12
PE U V W
R2 R1
B
K X 12
84
44
U2
44
83
43
43
M1
M L Y
V2
M Z
W2
4 6
2
A
6. PEMBAHASAN
Motor slipring pada terminal box memiliki sembilan terminal, enam terminal terhubung dengan
tiga belitan stator masing-masing ujungnya (U1-U2, V1-V2 dan W1-W2), tiga terminal (K-L-
M)terhubung ke belitan rotor melalui slipring. Ada tiga cincing yang disebut slipring yang
terhubung dengan sikat arang. Sikat arang ini secara berkala harus diganti karena akan
memendek karena aus. Pengasutan rotor lilit
belitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan resistor luar yang besarnya
bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur besarnya resistor total yang
merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar (Rrotor+ Rluar), sehingga arus rotor I2
dapat diatur.
Ketika resistor berharga maksimum, arus rotor yang mengalir minimum,
sekaligus memperbaiki faktor kerja motor. Kelebihan pengasutan rotor lilit yaitu
diperoleh torsi starting yang tinggi, dengan arus starting yang tetap terkendali.
7. KESIMPULAN
Pengasutan slipring termasuk pengasutan dengan menambahkan tahanan pada rangkaian
rotornya, hanya bisa dilakukan pada motor 3 phasa jenis rotor lilit. Dengan mengatur besaran
tahanan rotor, arus, dan torsi starting dapat diatur besarnya.
8. SARAN
1. Gunakan jas laboratorium dan sepatu saat melakukan praktikum sebagai perlindungan diri.
2. Periksa terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan, pastikan peralatan dalam kondisi
berfungsi dengan baik.
3. Usahakan tidak bergurau ketika sedang melakukan praktikum.
4. Rangkai rangkaian secara urut, dan pastikan rangkaian dalam posisi benar sebelum
dihubungkan ke sumber listrik.
5. Setelah melakukan praktikum, kembalikan peralatan yang digunakan ke tempat semula.