Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 300 juta orang di seluruh dunia akan menderita diabetes mellitus pada tahun 2025. Menurut survei yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah terbesar penderita diabetes di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2012, diabetes adalah penyebab langsung dari sekitar 1,5 juta kematian, dengan lebih dari 80% dari mereka terjadi di negara- negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO memproyeksikan bahwa diabetes akan menjadi penyebab kematian pada tahun 2030. Besarnya prevalensi diabetes mellitus adalah isu penting yang perlu diperhatikan dan pengobatan serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF) indonesia merupakan negara ke-4 untuk prevalensi penyakit diabetes. Daun stevia mengandung steviosida yang merupakan komponen utama pemberi rasa manis. Kandungannya antara 4–20 % dari berat kering daun stevia (tergantung dari kondisi penanaman dan pertumbuhannya) (Goyal dkk, 2010). Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Ekstrak sambiloto telah lama diteliti dan digunakan secara tradisional sebagai obat, salah satunya untuk menurunkan kadar gula darah. Daun sambiloto memiliki kandungan kimia diantaranya eoksiandrografolid, andrografolid, noeandrografolid, 12 didehidroandrografolid, dan homoandrografolid (Hariana, 2006). Mekanisme kerja dari stevia dengan zat yang disebut diterpen glikosida steviosida dan steviol dapat menstimulasi sekresi insulin melalui aksi langsung pada sel beta pankreas dan dapat memperbaiki kerusakan pada sel beta pankreas yang apabila tidak diperbaiki dapat memberikan efek penurunan insulin yang lebih jauh (Subroto, 2006). Sambiloto mengandung zat aktif andrografolid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dari uraian ini dinyatakan ada mekanisme kerja sebagai anti diabetes. Ada beberapa dugaan mekanisme kerja sambiloto menghambat glukoneogenesis (Zhang X.F et al, 2000) menghambat alfa gukosidase di usus (Borhanuddin M, 1994; Husen dkk, 2004). Dari penelitian Sepgiarno Ambar Pradini, dkk (2017) semua dosis yang mempunyai efek mendekati dengan kelompok positif yaitu STSA 75:25 yang memberikan penurunan kadar glukosa darah tertinggi sebesar 23% dengan dosis 75 mg/KgBB ekstrak etanol daun stevia dan 5,1 mg/kgBB ekstrak daun sambiloto. Bila dikonversikan ke dosis pemberian manusia dosis ekstrak etanol daun stevia menjadi 840 mg dan dosis ekstrak etanol daun sambiloto menjadi 57,12 mg sehingga untuk dosis kombinasinya menjadi 897,12 mg. Pada penelitian ini kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( stevia rebaudiana bert ) dan daun sambiloto ( andrographis folium ) dibuat formulasi tablet dengan metode granulasi basah karena granulasi basah dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas bahan sehingga menjadi lebih mudah di tablet (Banker dan Anderson, 1986). Metode granulasi basah merupakan metode tunggal untuk digunakan dalam granulasi zat aktif dosis besar karena jika menggunakan metode kempa langsung akan memerlukan lagi penambahan sejumlah besar pengisi untuk mempermudah pengempaan, tetapi mengakibatkan tablet menjadi tidak layak karena akan menghasilkan peningkatan ukuran tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010). Dalam pembuatan tablet diperlukan bahan pengisi atau zat tambahan lainnya. Bahan tambahan yang terpenting adalah bahan pengikat. Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Menurut penelitian Widya dkk. (2010). Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang tidak keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi. Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan daya kompresi yang baik (Mohrle,1980). Selain pengikat yang perlu diperhatikan adalah penggunaan adsorbent, karna yang digunakan dalam formulasi tablet adalah ekstrak kental. Penggunaan aerosil sebagai bahan adsorbent karena mengandung gugus sinalol yang dapat mengikat 40% air dari massanya meskipun demikian ekstrak masih dapat mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1984). Dari penelitian sebelumnya, yang telah dilakukan Devi,I.A.S.1,dkk.(2018). Terdapat pengaruh konsentrasi PVP terhadap sifat fisik tablet. Semakin tinggi konsentrasi PVP maka semakin kecil tingkat kerapuhan tablet, dan memiliki keseragaman bobot dan ukuran yang baik. Namun penggunaan PVP sebagai bahan pengikat pada FI, FII, dan FIII tidak memenuhi uji waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum yang didapatkan yaitu pada FIII dengan konsentrasi PVP 4,5% yang telah memenuhi syarat uji organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, dan kerapuhan. Sehingga pentingnya dilakukan penelitiaan formulasi tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( stevia rebaudiana bert. ) dan daun sambiloto ( andrographis folium ) dengan variasi konsentrasi bahan pengikat polivinil pirolidon ( PVP ) dengan metode granulasi basah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PVP terhadap hasil evaluasi tablet dan granul. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh variasi konsentrasi bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( Stevia Rebaudiana Bert. ) dan daun sambiloto ( Andrographis Folium ) dengan metode granulasi basah terhadap hasil evaluasi tablet dan granul? 2. Berapa konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( Stevia Rebaudiana Bert. ) dan daun sambiloto ( Andrographis Folium ) dengan metode granulasi basah yang memenuhi standar tablet? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menentukan pengaruh variasi konsentrasi bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) pada formula tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( Stevia Rebaudiana Bert. ) dan daun sambiloto ( Andrographis Folium ) dengan metode granulasi basah terhadap hasil evaluasi tablet dan granul. 2. Menentukan konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( Stevia Rebaudiana Bert. ) dan daun sambiloto ( Andrographis Folium ) dengan metode granulasi basah yang memenuhi standar tablet. 1.4 Manfaat Penilitian 1. Dengan dibuatnya penelitiaan formulasi tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( stevia rebaudiana bert. ) dan daun sambiloto ( andrographis folium ) dengan variasi konsentrasi bahan pengikat polivinil pirolidon ( PVP ) dengan metode granulasi basah dapat memberikan informasi mengenai pengaruh variasi konsentrasi PVP terhadap hasil evaluasi tablet dan granul. 2. Untuk mengetahui berapa konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet kombinasi ekstrak etanol daun stevia ( Stevia Rebaudiana Bert. ) dan daun sambiloto ( Andrographis Folium ) dengan metode granulasi basah yang memenuhi standar tablet.