Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HEREDITAS DALAM PEMBELAJARAN

mata kuliah: Psikologi Pendidikan

dosen pengampu:

1. Dr. Suwahono, M.Pd., P.hD


2. Mohammad Agus Prayitno, M.Pd

Disusun oleh:

1. Binti Mutammimah (1708076005)


2. Adinda Nur Khofifatus S (1708076024)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

C. Tujuan.......................................................................................................................... 3

BAB II........................................................................................................................................ 4

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4

A. Pengertian Hereditas (Keturunan/Pembawaan) .......................................................... 4

B. Pengaruh Hereditas Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan ............................... 7

C. Aplikasi Pengetahuan Hereditas Terhadap Pembelajaran ........................................... 9

BAB III .................................................................................................................................... 11

PENUTUP................................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengapa setiap individu dilahirkan dalam bentuk yang berbeda satu sama lain,
mulai dari warna kulit, bentuk rambut, ras, perilaku bahkan kemampuannya? Pertanyaan
ini sering kali muncul dan menimbulkan pemikiran untuk dapat menjawabnya,
sebenarnya faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan dari individu satu dengan
yang lainnya.
Perbedaan individu tersebut terbentuk karena terdapat faktor hereditas
(pembawaan/keturunan) yakni karakteristik individu yang diperoleh dari pihak orang tua
kepada anaknya. Disamping itu indidu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya, baik lingkungan psikis, psikologi maupun sosial.
Pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
faktor pembawaan, keturunan dan lingkungan. Sehingga, agar kita dapat mengerti dan
mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendaknya mengetahui hakikat
dari pembawaan, keturunan, lingkungan serta perbedaan dari individual manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan herditas?
2. Bagaimana pengaruh hereditas terhadap pertumbuhan dan perkembangan?
3. Bagaimana pengaplikasian pengetahuan hereditas terhadap pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hereditas
2. Untuk mengetahui pengaruh hereditas terhadap pertumbuhan dan perkembangan
3. Untuk mengetahui pengaplikasian pengetahuan hereditas terhadap pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hereditas (Keturunan/Pembawaan)


Perbedaan individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh faktor hereditas. Faktor
hereditas sendiri dapat diartikan sebagai pembawaan yang dipengaruhi keturunan.
Namun, hereditas lebih condong pada pengertian dari keturunan. Adapun perbedaan
antara pembawaan dan keturunan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembawaan
Pembawaan merupakan seluruh kemungkinan-kemungkinan atau
kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan selama
masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan) (Binti,
2014). Misalnya sejak dilahirkan anak memiliki kesanggupan untuk dapat berjalan,
potensi berkata-kata, potensi untuk belajar ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa,
untuk menggambar, intelegensi yang baik dan lain-lain. Istilah pembawaan biasa
diidentikkan dengan bakat (potensi).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembawaan adalah potensi-potensi
yang dibawa individu ketika ia lahir yang merupakan warisan dari orang tuanya.
Pembawaan itu akan membentuk perkembangan dengan memberikan/ menyediakan
potensi-potensi dan kemungkinan-kemungkinannya yang akan diwujudkan melalui
proses belajar dengan ditunjang oleh faktor-faktor lingkungan (Binti, 2014). Berikut
macam-macam dari pembawaan:
a. Pembawaan Jenis
Pembawaan jenis telah dibawa oleh setiap manusia biasa sejak dilahirkan,
yakni jenis manusia. Bentuk badan, anggota tubuh, intelegensi, ingatan dan
sebagainya, semua menunjukkan ciri-ciri yang khas dan berbeda dari makhluk
hidup lain.
b. Pembawaan Ras
Pembawaan keturunan juga terdapat pada perbedaan ras antara manusia
satu dengan yang lain, dimana memiliki ciri khusus tersendiri. Seperti ras indo
jerman, ras mongolian, ras negro dan sebagainya.
c. Pembawaan Jenis Kelamin
Manusia normal sejak lahir membawa pembawaan jenis kelamin masing-
masing; laki-laki atau perempuan yang membedakan sikap dan sifat mereka
terhadap dunia luar.
d. Pembawaan Perseorangan/ Individual
Pembawaan individual seperti watak, intelegensi, sifat dan lainnya
dimiliki secara berbeda antara individu satu dengan lainnya meski mereka
dalam satu ras atau jenis kelamin. Pembawaan ini juga seringkali dipengaruhi
oleh lingkungan.
Jika dilihat dari keturunan, maka pembawaan dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
 Konstitusi tubuh, termasuk didalamnya kemampuan motoric, seperti sikap
badan, sikap berjalan, air muka, dan gerakan bicara
 Cara kerja alat indera
 Sifat ingatan dan kesanggupan belajar
 Tipe perhatian dan Intelegensi Quotient (IQ)
 Cara kerja emosi yang khas
 Tempo dan ritme perkembangan.
2. Keturunan
Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan karakteristik
biologis individu dari pihak kedua orang tua ke anak atau karakteristik biologis
individu yang dibawa sejak lahir yang tidak diturunkan dari pihak kedua orang tua
(Binti, 2014).
Dasar hereditas adalah kombinasi gen yang mengakibatkan perubahan sifat
gen, sehingga dikatakan jika katagori keturunan adalah:
a. Adanya persamaan sifat-sifat atau ciri-ciri,
b. Ciri-ciri ini harus harus diturunkan melalui sel-sel kelamin.
Menurut crow and crow, hereditas dibagi menjadi lima prinsip, yaitu:
a. Prinsip reproduksi
Hereditas berlangsung dengan perantara “Germ Cell” dan bukan Cell
Somatic. Hal ini menunjukkan bahwa sifat orang tua yang diperoleh dari
lingkungan tidak bisa mempengaruhi plasma benih (germ cell). Contohnya
seorang ayah yang ahli dalam bidang kedokteran mak anaknya tidak dengan
sendirinya menjadi dokter ahli tetapi harus belajar dari awal. Pendidikan
mempunyai pera dalam mendorong anak untuk belajar dengan baik dan sesuai
dengan keinginannya. Namun, perlu diperhatikan juga kesiapan anak dan tidak
memaksakannya.
b. Prinsip konformitas
Setiap jenis akan menurunkan jenisnya sendiri, setiap makhluk akan
menurunkan golongannya sendiri. Hal ini meliputi ciri biologis seperti bentuk
jasmani, warna kulit, dan sebagainya, lingkungan tidak dapat mengubah
individu menjadi yang lain meskipun kemajuan tenologi memungkinkan hal
tersebut namun itu menyalahi etika manusia.
c. Prinsip Variasi
Pada suatu spesies dipandang memiliki persamaan dan perbedaan.
d. Prinsip Regresi Fillial
Ciri yang terdapat pada anak akan memperlihatkan rata-rata. Ini
menunjukkan bahwa orang tua bukanlah produsen akan tetapi pembawa.
Kemungkinan ayah atau ibu memiliki kombinasi sel yang baik dan dominan,
sedangkan anak memiliki factor-faktor tertentu yang kurang baik sehingga
kualitas anak berkurang atau sebaliknya.
e. Prinsip Jenis Menyilang
Dalam prinsip ini dikatakan bahwa apa yang diturunkan oleh setiap orang
tua kepada anaknya memiliki kemungkinan menyilang. Seorang anak
perempuan memiliki sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan anak laki-laki
akan lebih memiliki sifat dan tingkah laku ibunya (Lester, 1987).
Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri yang sama antara orang tua dan
anaknya, kita masih belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat-sifat atau
ciri-ciri yang terdapat pada anaknya itu merupakan keturunan. Semua yang
dibawa oleh anak sejak dilahirkan adalah pembawaan, tetapi pembawaaan itu
tidaklah diperoleh dari karena keturunan. Sebaliknya, semua yang diperoleh
karena keturunan dapat dikatakan pembawaan atau tepatnya pembawaan
keturunan.
B. Pengaruh Hereditas Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Hereditas dalam Pertumbuhan
Dasar perbedaan individu disebabkan oleh adanya kombinasi-kombinasi genes
yang mengakibatkan perubahan-perubahan sifat pada genes. Dengan adanya
pernyataan tersebut, berarti tidak akan dapat dijumpai kesamaan hereditas pada
manusia kakak beradik meskipun bersaudara kandung. Bahkan kita tidak akan dapat
menemukan kesamaan hereditas pada manusia bersaudara kembar sekalipun. Ada
dua macam anak kembar, yaitu:
a. Fraternal twins; yaitu saudara kembar yang tumbuh dari sel-sel telur yang
berbeda
b. Identical twins; yaitu saudara kembar yang tumbuh dari satu sel telur saja.
Jadi, penentuan jenis saudara kembar tidak berdasarkan atas cara lahirnya,
misalnya lahir bersamaan atau berselisih waktu.
Hereditas berperan penting dalam menentukan pertumbuhan manusia. Dalam
proses pertumbuhan lebih lanjut, masing-masing individu baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai semua genes yang diperlukan untuk pertumbuhan kedua
jenis kelamin. Apabila tubuh seseorang memiliki kromosom X yang dominan,
sedanhkan kromosom Y-nya negatif, maka sifat kewanitaan pada orang tersebut
kuat. Begitu juga sebaliknya, jika kromosom Y lebih dominan dibandingkan
kromosom X, maka sifat kelaki-lakian orang tersebut akan kuat. Dari sini dapat
diperoleh penjelasan tentang adanya kasus pertumbuhan wariat (wanita tetapi pria)
atau prinita (pria tetapi wanita).
Faktor-faktor pertumbuhan lain seperti kebotakan, pertumbuhan kumis atau
jenggot, warna mata, dan sebagainya pada dasarnya juga merupakan bagian dari
mekanisme hereditas terhadap pertumbuhan.
2. Hereditas dalam Perkembangan
Kombinasi dan perubahan-perubahan genes yang sangat kompleks dan unik
menentukan hereditas masing-masing individu. Dalam segi mental, hanya ada dua
macam cacat mental yang dapat diwariskan, yaitu: feeblemindednes dan
huntington’s chorea yang ditandai dengan ketidakseimbangan fisik dan mental.
Menurut kebanyakan ahli jiwa, intelegensi termasuk kapasitas yang
diwariskan. Berikut beberapa pengaruh hereditas terhadap perkembangan manusia:
a. Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik
Sumbangan hereditas meliputi: tinggi, bentuk, kerangka, struktur badan,
dan struktur saraf yang berupa perkembangan fungsi-fungsi sensoris dan
motoris, perbedaan skill motorik, serta kemampuan stletik pada anak dan orang
dewasa.
b. Dalam bidang pertumbuhan dan perkembanan mental
Sumbangan hereditas meliputi: perbedaan kapasitas mental dari anak-
anak yang dilahirkan, seperti dengan berbagai potensi musik, melukis,
menyanyi, menukang, berpidato, dan sebagainya.
c. Dalam bidang kesehatan mental, emosi, dan kepribadian
Hereditas berperan dalam menentukan struktur jasmaniah seperti sistem
saraf, kalenjar-kalenjar, dan organ-organ, sehingga dapat juga menentukan
stabilitas emosi serta membedakan kapasitas mental.
d. Dalam hal sikap, keyakinan, dan nilai-nilai
Sikap, keyakinan, dan nilai-nilai dipengaruhi oleh posisi atau pandangan
hidup seseorang, karena itu secara tidak langsung sikap-sikap, keyakinan, serta
nilai-nilai juga dipengaruhi oleh hereditas.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih
keduaanya dari Abu Hanifah ra:

Artinya:
Seorang laki-laki badui datang menghadap Rosulullah SAW dan
berkata: “Wahai Rosulullah, sesungguhnya istri saya melahirkan anak laki-laki
berkulit hitam dan saya tidak mau mengakuinya”. Rosulullah SAW bertanya:
“Apakah kamu mempunyai unta?”, ia menjawab: “Ya”. Beliau bertanya lagi:
“Lalu, apa warnanya?”, ia menjawab: “Merah”. Beliau bertanya lagi: “Apakah
ada warna abu-abunya?”, ia menjawab: “Coba lihat darimana datangnya itu
padanya?”, ia menjawab: “Wahai Rosulullah, ia dipengaruhi gen (moyangnya)”.
Beliau menukas: “Barangkali ini juga dipengaruhi gen (moyang kamu)”, beliau
tidak membolehkannya menafikannya.

C. Aplikasi Pengetahuan Hereditas Terhadap Pembelajaran


Adanya perbedaan individual menuntut adanya perlakuan yang berbeda dalam
sistem Pendidikan. Perbedaan individual dapat dilihat dari kecerdasan, potensi, minat,
bakat, maupun motivasi yang dimiliki oleh setiap individu. Perbedaan ini juga akan
mempengaruhi perhatian, kecepatan pemahaman, bahkan penerimaan peserta didik
(Hidayah, 2009). Pendidikan tidak boleh memaksakan kemampuan seseorang akan tetapi
Pendidikan bersifat membimbing dan mengarahkan agar potensi yang dimiliki anak
berkembang secara optimal. Belajar membutuhakan kesiapan anak, kondisi kesiapan
individu untuk belajar sangatlah mempengaruhi hasilnya.
Menurut Felder dan Solomon terdapat empat macam gaya belajar:
1. Active and reflective learners.
Active learner cenderung menyimpan dan memahami informasi dengan
melakukan sesuatu secara aktif dengan—mendiskusikan, mengaplikasikan, atau
menjelaskannya pada orang lain. Reflective learner memilih untuk memikirkannya
terlebih dahulu. “coba dulu dan lihat hasilnya” adalah kalimat active learner. “mari
pikirkan dahulu” merupakan respon reflective learner. Mengikuti pelajaran tanpa
melakukan sesuatu secara fisik tetapi menulis dengan tekun untuk kedua pebelajar,
tetapi lebih tekun pada active learner.
2. Sensing and intuitive learners
Tipe sensing cenderung suka mempelajari fakta, tipe intuitive sering memilih
menemukan kemungkinan dan hubungan-hubungan. Sensors menyukai
memecahkan masalah dengan menggunakan cara-cara yang sudah pasti, tidak
menyukai komplikasi serta kejutan; intuitors menyukai inovasi dan tidak menyukai
pengulangan. Dibandingkan intuitors, sensors lebih benci jika dites menggunakan
materi-materi yang tidak disajikan di kelas. Sensors cenderung suka pada sesuatu
yang rinci, memiliki ingatan yang bagusterhadap fakta-fakta, dan mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di laboratorium; intuitors lebih bagus dalam menemukan
konsep-konsep baru, sering lebih nyaman denganabstraksi dan formulasi matematik.
3. Visual and verbal learners
Tipe visual memiliki ingatan yang bagus terhadap apa yang dilihatnya:
gambar, diagram, flow chart, film, dan peragaan. Tipe verbal lebih mudah
mengingat kata-kata,baik tertulis atau penjelasan lisan.
4. Sequential and global learners
Tipe sequential cenderung memahami melalui langkah-langkah yang linier,
setiaplangkah mengikuti langkah sebelumnya secara logis. Tipe global cenderung
belajar melalui lompatan-lompatan besar; menyerap informasi secara acak tanpa
melihathubungannya dan tiba-tiba dapat menemukannya.Tipe global mungkin
mampu memecahkan masalah kompleks dengan cepat ataumengumpulkan sesuatu
secara bersama-sama dalam suatu cara yang baru, tetapimungkin mereka akan
mengalami kesulitan dalam menjelaskannya.
Maka dari itu, seorang pendidik harus mengetahui kondisi peserta didiknya
sebelum melakukan pembelajaran. Kondisi peserta didik yang berbeda akan
mempengaruhi pembelajaran yang dilakuakn oleh pendidik, baik dalam model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi, metode, media, dan lain sebagainya
bahkan sikap atau interaksi dalam melakukan pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pembawaan merupakan seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-
kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan selama masa
perkembangannya bener-benar dapat diwujudkan. Hereditas dapat diartikan sebagai
pewarisan atau pemindahan karakteristik biologis individu dari pihak kedua orang
tua ke anak atau karakteristik biologis individu yang dibawa sejak lahir yang tidak
diturunkan dari pihak kedua orang tua.
2. Hereditas berperan penting dalam menentukan pertumbuhan manusia. Dalam proses
pertumbuhan lebih lanjut, masing-masing individu baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai semua genes yang diperlukan untuk pertumbuhan kedua jenis kelamin.
3. Seorang pendidik harus mengetahui kondisi peserta didiknya sebelum melakukan
pembelajaran. Kondisi peserta didik yang berbeda akan mempengaruhi
pembelajaran yang dilakuakn oleh pendidik, baik dalam model pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, strategi, metode, media, dan lain sebagainya bahkan sikap
atau interaksi dalam melakukan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta


Hidayah, Rifa. 2006. Psikologi Pendidikan. Malang: UIN Maliki Press
Lester, Crow, Crow Alice. 1987. Educational Psyhology I. Surabaya: PT Bina Ilmu
Maunah, Binti. 2014. Psikologi Pendidikan. Tulungagung: IAIN Tulungagung Press.
https://www.academia.edu/2308936/Hereditas (diakses pada 15 Februari 2020 pukul 15.20)

Anda mungkin juga menyukai