Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KANKER SERVIKS DI RUANG CENDRAWASIH


RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok C4.5
Annisa Prabaningrum, S.Kep 131913143107
Regina Dwi Fridayanti, S.Kep 131913143108
Laksana Rouf Rohimna, S.Kep 131913143109
Fida Asyariha A.S, S.Kep 131913143110

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KANKER SERVIKS
DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Tempat : Ruang tunggu cendrawasih di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : Pukul 09.00-09.50 WIB (50 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Kanker Serviks selama 50
menit, keluarga pasien di Cendrawasih Dr. Soetomo Surabaya dapat
mengetahui, mengerti, dan memahami tentang Kanker Seviks.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat :
1) Menjelaskan definisi kanker serviks
2) Menjelaskan stadium kanker serviks
3) Menjelaskan penyebab kanker serviks
4) Menjelaskan tanda dan gejala kanker serviks
5) Menjelaskan pemeriksaan kanker serviks
6) Menjelaskan penatalaksanaan kanker serviks
7) Menjelaskan pencegahan kanker serviks
II. Sasaran
Keluarga pasien Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
III. Materi
1) Memahami definisi kanker serviks
2) Memahami stadium kanker serviks
3) Memahami penyebab kanker serviks
4) Memahami tanda dan gejala kanker serviks
5) Memahami pemeriksaan kanker serviks
6) Memahami penatalaksanaan kanker serviks
7) Memahami pencegahan kanker serviks
IV. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
V. Media
1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Leafleat
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

Keterangan :
: Penyuluh : Observer
: Moderator : Peserta
: Fasilitator
: Notulen

VII. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Ni Ketut Alit Armini, S.Kep.Ns., M.Kep.
2. Pembimbing klinik :
3. Penyaji : Annisa Prabaningrum, S.Kep
4. Moderator : Laksana Rouf, S.Kep
5. Notulen : Fida Asyariha, S.Kep
6. Observer : Regina Dwi Fridayanti, S.Kep
7. Fasilitator : Laksana Rouf, S.Kep
8. Peserta : Keluarga pasien di Cendrawasih
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
VIII. Job Description
No. Nama Sie Job Description
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi
yang akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya
jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud
serta tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme
kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang
telah disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban
penyaji sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan
disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama
penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat
proses kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi (meng-handle slide
power point)
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir
(absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
6. Membagikan leaflet

IX. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim penyuluh
3. Menjelaskan kontrak waktu 3) Mengetahui kontrak
4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan waktu penyuluhan
5. Menyebutkan materi penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari
yang akan diberikan penyuluhan
5) Tahu apa saja yang akan
disampaikan
2. 30 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan peserta tentang 1) Mendengarkan dan
nutrisi dan menangani kekurangan memperhatikan materi
nutrisi
Menjelaskan materi tentang:
i. Definisi Kanker Serviks
ii. Stadium Kanker Serviks
iii. Penyebab Kanker Serviks
iv. Tanda dan Gejala Kanker Serviks
v. Pemeriksaan Kanker Serviks
vi. Penatalaksanaan Kanker Serviks
vii. Pencegahan Kanker Serviks
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan evaluasi:
1) Memberikan kesempatan pada 1) Mengajukan pertanyaan
peserta untuk bertanya kemudian 2) Menjawab pertanyaan
didiskusikan bersama
2) Memberikan reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab dan
menjelaskan kembali pertanyaan/
materi
4 5 Menit Terminasi:
1) Menyimpulkan materi yang telah 1) Mendengarkan dan
disampaikan membalas salam
2) Mengucapkan terimakasih kepada
peserta dan mengucapkan salam
penutup

X. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Persiapan media telah lengkap dan siap untuk digunakan yaitu slide
power point
b. Pembuatan SAP, slide power point, dan leafleat dilakukan 3 hari
sebelumnya
2. Kriteria proses
a. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
b. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran (antusias)
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang
tersedia dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Kriteria hasil
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
c. Pengorganisasian dalam penyuluhan melaksanakan perannya
dengan baik
MATERI PENYULUHAN
KANKER SERVIKS

1. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu
infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus
kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

2. Stadium Kanker Serviks


Pembagian stadium kanker adalah
1) Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker
dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
2) Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
3) Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun
belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
4) Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus
ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
5) Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat,
seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain
didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang.
3. Penyebab Kanker Serviks
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan
bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel
abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan
sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh
(metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor


ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV
tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1) Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2) Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg
suka berganti2 pasangan
3) Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4) Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis
ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau
ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih
banyak menderita penyakit yang sama
5) Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker
karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker
serviks. Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya
menurun akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk
berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6) Pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7) Diet tinggi lemak
8) Kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9) Personal hygine yang kurang
10) Grande multi para
4. Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun.
Kanker serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin
kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks.
Gejala tersebut dapat berupa:

1) Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode


menstruasi, atau setelah menopause.
2) Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang
busuk.
3) Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex
5. Pemeriksaan Kanker Serviks
1) Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan
sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan
prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan
panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama
setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat
berupa:
- Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit
dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian
diperiksa ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat
mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat
sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak
menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat
berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat
sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh.
Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang
membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan pengobatan
rawat jalan.
- Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya
paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes
HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel
sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak
digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang
normal, kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh
sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker serviks.
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan
diagnosis, dokter dapat melakukan :
1) Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter
dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa
serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil
sample sel untuk analisis (biopsy).
2) Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil
sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada
punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk
mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan
tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.
4. Penatalaksanaan Kanker Serviks
1) Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada
kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan.
Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :

 Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk


mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana
abnormalitas ditemukan.
 Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada
cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
 Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini
menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang
memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
 Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel
kanker dan prekanker..
 Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area
kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya
dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.
2) Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada
serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk
penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa
faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin
dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Operasi penatalakasanaan terdiri dari:
- Operasi
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya
pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari
3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang
serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut –
merupakan operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm
kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding
pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan
mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat
pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari
hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan,
dan urinasi
- Radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally
(brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi dengan material
radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama
efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita
dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi merupakan
penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini dapat
dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi,
sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk
membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari
radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi
kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan
hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat
berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
- Kemoterapi
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan
bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang
paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling
konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi
cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada
24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon
parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan
cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada
pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh
semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas
parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin
hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil,
methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif
yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung
cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-
fluorouracil, mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan
doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic Oncology
Group sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari
berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun
secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok.
Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan
menopause dini pada wanita premenopause.
- Kemoradiasi
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan
hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan
kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi
berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua
modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2
modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan
dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko
progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan hidup 2 tahun = 70%)
untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin
sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan
kemungkinan dari rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian
metastasis jauh.
5. Pencegahan Kanker Serviks
Pencegahan Kanker Serviks menggunakan SI CERDIK, yakni :
S = Setia pada pasangan
I = Imunisasi
C = Cek kesehatan secara berkala
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin aktivitas fisik
D = Diet sehat dengan kalori seimbang
I = Istirahat cukup
K = Kelola stress
DAFTAR PUSTAKA

-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif


ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging.
------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini
www.mediahidupsehat.com.
Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus
pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai