Istilah
o FPIC => Free, Prior, Inform, Consent
o PADIATAPA => Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa
paksaan
o KBDD => Keputusan Bebas Didahulukan dan Diinformasikan.
o Istilah lain : Mufakat musyawarah, Kesepakatan rembug, Social
agreement, Community agreement, Ancestral understanding.
Pengertian
FPIC adalah Hak dari masyarakat hukum adat (MHA) dan
mereka.
Uraian Penjelasan FPIC
FREE BEBAS bermakna bahwa persetujuan diberikan oleh MHA/MKL
tanpa adanya paksaan, intimidasi, atau manipulasi. Juga berarti
bahwa persetujuan harus diberikan oleh suatu tata cara perwakilan
yang dipilih secara bebas oleh MHA/MKL sendiri.
1. Penyiapan Tim
• Pihak yang berkepentingan menyiapkan Tim/Perwakilan yang
akan terlibat dalam FPIC
• Sebaiknya tim terdiri dari person yang akan mampu
memahami isi rencana kegiatan / program (termasuk
operasional)
• Tim tersebut bertanggungjawab untuk mendokumentasikan
seluruh tahapan penghormatan FPIC, untuk
menyampaikannya kepada pihak yang diwakili.
2. Eksistensi hak-hak MA / KL
Menyiapkan kelengkapan informasi mengenai:
Keberadaan klaim penguasaan ruang/lahan/SDA yang secara
lokal diakui (misal: tenurial study)
Karakter kelembagaan masyarakat adat/lokal yang hidup di
areal tersebut,
Pola pemanfaatan sumberdaya hutan/lahan oleh masyarakat
adat/lokal,
Individu/kelompok masyarakat yang akan terkena dampak
atas rencana kegiatan, dan
Adanya dampak yang mungkin timbul terhadap situs situs
budaya lokal.
3. Sosialiasi awal di Forum
Para pihak perlu memastikan tersedianya informasi mengenai rencana
kegiatan, yang setidaknya mencakup:
Latar belakang mengapa kegiatan tersebut dilakukan;
Tujuan, Lokasi, Luasan areal, Ruang lingkup dan Tata Waktu;
Durasi kegiatan, Area setempat yang akan terkena dampak, Analisis
awal tentang dampak sosial- ekonomi dan budaya (yang mungkin
timbul), potensi resiko dan manfaat kegiatan tersebut;
Gambaran tenaga kerja yang akan diperlukan;
Prosedur pelaksanaan kegiatan tersebut;
Personal kontak/alamat.
Kesepakatan mengenai Perwakilan dan tata cara komunikasi lanjutan
di tingkat tapak.
4. Dialog Lanjutan
Saling bersosialisasi antara masyarakat
5. Keputusan adat danFormal
Masyarakat Dijadikan lokal dengan
pemrakarsa kegiatan.
Jika telah ada Consent (Keputusan/persetujuan) dari masyarakat, maka:
Pemahaman mengenai proses/cara-cara pengambilan keputusan di
• Perlu didiskusikan rinciannya,
lokasi tersebut.
• Rumuskan
Pemahaman & tandatangani
mengenai kesepakatan,
siapa saja yang jarang dilibatkan dan atau
• Sepakati
enggan terlibatmekanisme pemantauan,
dalam penggambilan keputusan.
Memastikan 6. Penyebarluasan,
• Sepakatikeberadaan
tata hak-hakSosialisasi
cara penyampaian keluhandan
dandiDokumentasi
masyarakat ketidakpuasan.
areal yang akan
Setalahlokasi
dijadikan ada kegiatan.
keputusan/kesepakatan secara formal dari masyarakat,
maka:
Komunikasi mengenai rencana kegiatan; dampak (positif-negatif)
yang
• akan
Perlutimbul; serta
sosialisasi upaya
dari penanganannya.
pemrakarsa bersama perwakilan masyarakat atas
Mendiskusikan berbagai opsiyang
berbagai kesepakatan yangtelah
mungkin terkait
diputuskan.
(a)•agar hak-hak
Kedua masyarakat
pihak tetapkesepakatan,
menjalankan dihormati, memantau, dan menangani
(b) mekanisme kompensasi,
keluhan atau ketidakpuasan yang mungkin timbul
(c) tata cara kolaborasi
• Semua tahapan dan proses terhadap penghormatan Hak FPIC perlu
didokumentasikan dengan lengkap dan pemrakarsa perlu
menyampaikannya kepada mereka yang mewakili masyarakat atau
mereka yang terkena dampak langsung.
Catatan perhatian penting dalam FPIC :
Kelompok Rentan
Pengertian Kelompok Rentan dalam UU HAM No 39 tahun 1999
tidak dirumuskan secara eksplisit . Dalam Pasal 5 ayat (3) UU ini,
dinyatakan bahwa “setiap orang yang termasuk kelompok
masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya”.
Dalam Penjelasan pasal itu, disebutkan bahwa yang dimaksud
kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah:
o orang lanjut usia
o anak-anak,
o fakir miskin,
o perempuan hamil, dan
o penyandang cacat (difabel)