Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkait Perkembangan Teknologi Digital

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum Bisnis (E-learning)

Dosen Pembimbing

Sudjana, DR., S.H., M.Si.

Oleh

Frida Royani

FAKULTAS BISNIS MANAJEMEN

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkait Perkembangan Teknologi Digital.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis (E-learning).

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sudjana selaku dosen Mata Kuliah
Hukum Bisnis (E-learning) atas bimbingannya, arahan dan ilmu yang diberikan selama
perkuliahan. Dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 23 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

KataPengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ......................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................... 1

Bab II Pembahasan ................................................................... 2

2.1 Hak Cipta ................... 2

2.1.1 Pengertian Hak Cipta ...................................................... 2

2.1.2 Pelanggaran Hak Cipta ....................................................


6

Bab III Penutup .......................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ............................................................... 8

3.2 Saran ......................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perlindungan hak cipta menyediakan hak cipta yang akan digunakan oleh publik agar dapat
menyelesaikan konflik hukum hak cipta di era digital. Seorang pencipta yang bersedia untuk
melepaskan pekerjaannya di bawah lisensi Creative Commons. Jika dia memilih untuk lisensi
bekerja di bawah lisensi CC atribusi, misalnya, dia mempertahankan hak cipta, tapi
memungkinkan orang lain untuk menggunakan karya tanpa izin dan tanpa pembayaran, selama
mereka kreditnya untuk penciptaan yang asli. Dalam beberapa tahun terakhir, Intellectual
Property (IP) perlindungan telah menjadi terkenal banyak teknologi baru ini telah
meningkatkan pentingnya kekayaan intelektual. Dan Baru-baru ini mungkin teknologi di
bidang Paten, merek dagang, Hak Cipta dan lain-lain. Ketika kita berbicara tentang
perlindungan hak cipta itu datang dalam pikiran kita bahwa secara umum diberikan kepada
sastra asli, musik, drama atau karya artistik. Namun perkembangan teknologi baru telah
menimbulkan konsep baru seperti program komputer, database komputer, layout komputer,
berbagai bekerja pada web, dan lain-lain sehingga sangat perlu untuk tahu lebih banyak tentang
hak cipta yang berkaitan dengan komputer program/software, database komputer dan berbagai
pekerjaan dalam ruang cyber. Hak cipta isu kunci dalam hak kekayaan intelektual di era
digital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Hak Cipta?
2. Apakah Hak Merek memiliki Undang-undang yang berlaku?
3. Apa saja contoh pelanggaran hak cipta pada perkembangan teknologi digital?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah Hak Cipta ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Bisnis (E-learning). Agar mahasiswa tahu dan memperluas pengetahuan tentang Hak cipta,
bahaya dari pelanggaran hak cipta dan Undang-undang tentang Hak cipta.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak Cipta

2.1.1 Pengertian Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan
hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk
menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk
membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki
masa berlaku tertentu yang terbatas.

Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan tersebut
dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet,
dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak
komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.

Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda secara
mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan
hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk
melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.

Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa perwujudan suatu
gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang
mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta yang
berkaitan dengan tokoh kartun Miki Tikus melarang pihak yang tidak berhak menyebarkan salinan
kartun tersebut atau menciptakan karya yang meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt
Disney tersebut, namun tidak melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus
secara umum.

1
2.1.2 Pelanggaran Hak Cipta

Hak Cipta dan Database

Database Istilah digunakan untuk menggambarkan sebuah kompilasi karya, data atau lainnya
bahan (koleksi yaitu fakta-fakta) yang disusun secara sistematis atau dengan prinsip-prinsip logis
cara metodis. Dengan kata lain, memerintahkan dibentuk oleh kompilator. Pada prinsipnya, fakta
sendiri tidak dapat dilindungi tetapi urutan dan organisasi bisa,jika mereka menunjukkan tingkat
tertentu dari kreativitas di pihak penulis. Ketika mengacu ke database itu perlu untuk membedakan
antara kreatif dan non-kreatif database karena masing-masing ditangani sesuai dengan yang
berbeda dari peraturan menurut hukum Tuhan Atkinson, untuk subsisten hak cipta, adalah perlu
bahwa tenaga kerja, keterampilan dan modal harus dikeluarkan cukup untuk memberikan kepada
produk beberapa kualitas atau karakter bahan baku yang tidak memiliki dan yang membedakan
produk dari material. Seperti disebutkan di atas, basis data mengacu pada koleksi data, pekerjaan,
informasi atau independen lain materi disusun secara sistematis atau metodis berikut beberapa
Prinsip dasar penyusunan; database harus diberi perlindungan hak cipta bahkan jika mereka adalah
kompilasi karya non-asli karena mereka adalah hasil dari keterampilan dan tenaga kerja
dipekerjakan oleh penulis dalam menciptakan sesuatu, database artikel tentang Hak cipta 'India
Kekayaan Intelektual Hukum' harus diberikan karena ini adalah pekerjaan yang adalah Hasil
tenaga kerja, keterampilan dan modal bekerja dan penilaian dikeluarkan dalam memilih dan
menyusun artikel oleh pencipta database. Dan dengan demikian, banyak negara telah database
diperlakukan sebagai karya sastra dan perlindungan hak cipta telah dikeluarkan untuk database,
asalkan, mereka original.8 Database telah diberikan perlindungan di bawah Undang-Undang Hak
Cipta yang berbeda di bawah karya sastra. Di India, database telah diperlakukan sebagai sastra
bekerja. Menurut Pasal 2 dari Undang-Undang Hak Cipta, 1957: 'karya sastra' "termasuk program
komputer, meja dan kompilasi termasuk database komputer."

1
Hak Cipta dan Internet

Sebagai internet telah menjadi lebih umum, kebutuhan untuk perlindungan hak cipta ada juga telah
menjadi sebuah kebutuhan. Saat ini, hukum hak cipta telah disesuaikan untuk melindungi Internet
item, sama seperti yang telah diadaptasi selama bertahun-tahun untuk melindungi berbagai media
baru lainnya. Ini melindungi karya asli atau pekerjaan yang tetap dalam media yang nyata, yang
berarti ada tertulis, mengetik, atau direkam. Tapi karena tidak dirancang khusus untuk internet, di
beberapa daerah hukum hak cipta di internet bisa sejelas lumpur. Internet mulai di AS sekitar 30
tahun yang lalu, di departemen pemerintah pertahanan sebagai transfer informasi alat selama masa
perang. Pada awalnya (1950-1975), itu beroperasi pada siput dan kemudian pada
tahun 1983 internet muncul dan diganti di atas, kemudian menyebar di seluruh dunia. Sekarang,
ini adalah di seluruh dunia jaringan komputer yang berbagi protokol komunikasi umum, maka
tergantung pada lokasi geografis dan mengintegrasikan masyarakat dunia global.

2.2 Hak Merek

2.2.1 Pengertian Hak Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Menurut UU No.15 Tahun 2001).

2.2.2 Undang-undang Hak Merek

Sebelumnya, regulasi mengenai hak merek tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 Tentang Merek. Namun sejak 2016, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Pasal 1 UU Tentang Merek dan Indikasi Geografis menyebutkan bahwa hak atas merek adalah
hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain
untuk menggunakannya. Di samping itu, pasal ini juga menjelaskan beberapa kategori merek
seperti berikut.

1
Merek, yakni tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram,
atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Merek dagang, yakni merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang
sejenis lainnya.
Merek jasa, yakni merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis
lainnya.
Merek kolektif, yakni merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik yang
sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan atau jasa sejenis lainnya.

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Segala bentuk pelanggaran hak cipta merupakan suatu kejahatan dan yang melanggar
akan terkena hukuman penjara sesuai dengan Undang – undang yang berlaku.

3.2 Saran
Hak Cipta sebaiknya diberi nama kepemilikan seperti hak paten agar tidak terjadi meniru
atau meng-copy paste atau plagiat.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_Hak_Cipta_dalam_Era_Digital

https://bplawyers.co.id/2018/01/30/hak-cipta-di-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta

https://whrtinisaputri.blogspot.com/2016/05/pengertian-hak-cipta-hak-paten-
hak.html

Anda mungkin juga menyukai