Anda di halaman 1dari 4

Buletin Dakwah

‫الفتى‬ Muslim Muda Indonesia


Menebar Semangat Moderasi Islam dan Perdamaian
Edisi 75 30 Rabiul Akhir 1441 H/27 Desember 2019 M

Merawat Harmoni untuk Negeri


Oleh: Dewi Aprilia Ningrum

D
ua hari yang lalu, Rabu 25 status Twitter Pengurus Besar Nadhlatul
Desember 2019, umat Kristiani Ulama (PBNU) pada hari Selasa, 24 Desember
telah merayakan hari besar 2019. Dalam postinganya, PBNU mengunggah
Natal. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebuah poster berisi ucapan “Selamat Natal
khususnya di kalangan umat Islam, kepada Kaum Kristiani”. Dari cuitan ini,
perdebatan hukum mengucapkan “Selamat sebagian warga net menilai bahwa ucapan
Natal” senantiasa mengemuka. Ada sebagian selamat Natal tersebut telah menyalahi ajaran
pihak yang melarang, ada juga yang Islam, sedangkan sebagian lainya mendukung
memperbolehkannya. Masing-masing memiliki dengan alasan toleransi antar umat beragama.
dalil dan argumentasi. Pun pula memiliki Perlu kita sadari bahwa bangsa
tokoh ulama dan habaib rujukan masing- Indonesia lahir dari berbagai suku, agama,
masing. Kita berharap, perbedaan ini tidak budaya, dan bahasa. Sudah menjadi kewajaran
berujung pada tindak kekerasan dan baku jika lantas terdapat ragam pendapat
hantam. Semoga masing-masing pihak bisa menyikapi perbedaan tersebut. Namun yang
menahan diri. Perdebatan dan perbedaan pasti, perbedaan harus tetap terbingkai dalam
adalah wajar adanya. Dengan catatan, masih semangat persatuan dan kesatuan. Dalam
dalam tataran adu dalil dan argumentasi. artian, bagi sebagian masyarakat muslim yang
Bukan adu fisik yang berujung pada konflik. menyakini bahwa mengucapkan selamat Natal
Salah satu perdebatan hangat di atas adalah haram, maka tetap menghormati
muncul di laman media sosial. Dimulai dengan sebagian masyarakat muslim lainnya yang
memperbolehkannya.
Demikian juga sebaliknya, bagi yang
“Sesungguhnya perpecahan, menyakini bahwa mengucapkan selamat Natal
pertikaian, saling menghina dan adalah boleh sebagai wujud toleransi dan
harmoni, maka juga jangan mudah
fanatik mazhab adalah musibah menyimpulkan bahwa saudara kita yang
yang nyata dan kerugian yang menghukumi ucapan selamat Natal adalah
haram sebagai pihak yang intoleran. Mungkin
besar.” masing-masing memiliki definisi dan batasan
Hadharatussyaikh Hasyim Asy’ari (1871-1947)
Jangan dibaca saat khotib berkhutbah 1
“Salah satu perintah Allah yang disejajarkan
dengan perintah untuk bertakwa, ialah
memelihara cinta kasih sesama manusia.”
Nurcholish Madjid (1939-2005)

toleran dan intoleran sendiri. Jika bingkai ini masing-masing meyakini akidahnya serta
digunakan bersama, kita yakin perdebatan menjalankan ibadah, seraya tetap berupaya
yang ada akan berujung pada pendewasaan untuk hidup damai berdampingan. Tanpa
sikap beragama. Bangsa Indonesia yang saling ejek dan merendahkan.
dikenal sebagai bangsa religius akan semakin Hal ini telah dipertegas dalam al-Qur’an,
kuat dan kokoh. Khususnya dalam Allah ta’ala berfirman:
menghadapi keragaman pendapat. َ‫وى هللاِ فَيَ ُسبُّىا هللا‬ ِ ‫َو ََل تَ ُسبُّىا الَّ ِذييَ يَ ْد ُعىىَ ِه ْي ُد‬
Yang mesti menjadi perhatian bersama
‫ك َسيٌََّّب لِ ُك ِّل أ ُ َّه ٍت َع َولَهُ ْن ثُ َّن إِلَى‬
َ ِ‫َع ْد ًوا ِب َغي ِْز ِع ْل ٍن َك َذل‬
ialah, pengakuan dan penghormatan terhadap
eksistensi agama, bukan berati mengakui :‫َربِّ ِه ْن َهزْ ِج ُعهُ ْن فَيٌَُبِّئُهُ ْن ِب َوب َكبًُىا َي ْع َولُىىَ (األًعبم‬
kebenaran ajaran agama tersebut. Kita dapat )801
meyakini kebenaran masing-masing, seraya Artinya: “Dan janganlah kamu memaki
menghormati keyakinan orang lain. Tanpa sembahan-sembahan yang mereka sembah
harus mencampuradukkannya. Sebagaimana selain Allah, karena mereka nanti akan memaki
tergambar dalam diri Sayidina Umar bin Allah dengan melampaui batas tanpa
Khatab radhiallahu ‘anhu ketika membebaskan pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap
Yerussalem Palestina, pada 13 Ramadhan 15 umat menganggap baik pekerjaan mereka.
H. Beliau menjamin warganya agar tetap bebas Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali
memeluk agama masing-masing. Sayidina mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka
Umar tidak memaksa mereka memeluk Islam. apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. al-
Tidak pula menghalangi mereka untuk An’am: 801).
beribadah. Bagi non-muslim, jaminan Imam Ibnu Katsir (701-774 H) dalam
keamanan diberikan dengan syarat mereka kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
membayar pajak kepada pemerintah muslim. ayat ini merupakan larangan Allah ta’ala
Sekelumit kisah ini, mesti menjadi kepada Nabi Muhammad saw dan umat Islam
pelajaran bersama. Sudah sepatutnya generasi pada umumnya untuk menghina sesembahan
muda hidup dalam keharmonisan dalam agama lain. Tidak lain karena akan
bermasyarakat. Menjalin hubungan baik mendatangkan kerusakan yang lebih besar.
terhadap siapa saja, kendatipun berbeda Yakni akan terjadi saling umpat dan saling
agama. Karena dalam Islam telah diatur hina antar penganut agama. Masing-masing
bagaimana seharusnya berhubungan dengan tidak menerima sesembahannya dihina dan
orang lain, baik dalam bermasyarakat, direndahkan.
berbangsa, dan bernegara. Hubungan baik dan
Harmoni dalam beragama
kerjasama ini, tentunya dalam batas-batas
Jika kita telisik sejarah kenabian secara
muamalah, bukan dalam akidah. Karena
baik dan utuh, hubungan harmoni antar umat
masing-masing agama pasti memiliki ajaran
beragama sebenarnya sudah dicontohkan oleh
akidahnya masing-masing. Maka, tidak perlu
Rasulullah saw, sebagaimana tercermin dalam
dikaburkan ataupun dicampur adukan. Biarlah

Jangan dibaca saat khotib berkhutbah 2


Piagam Madinah. Dalam kehidupan zaman keemasan itu benar-benar dirancang
berbangsa, banyak sekali inspirasi yang dapat secara cerdas. Diawali dengan penerjemahan
kita gali dari perjalanan hidup Nabi buku-buku filsafat dan sains yang berasal dari
Muhammad saw. Ketika beliau hijrah dan Yunani, Persia, India dan Cina. Khalifah al-
menetap dari Mekkah ke Madinah, Nabi Ma’mun mendirikan lembaga penerjemahan
Muhammad saw mendapati masyarakat yang dikepalai oleh Hunain Ibn Ishaq, seorang
Yatsrib beragam suku, ras, dan agama. Sebagai Kristen yang profesional di bidang bahasa.
seorang utusan terakhir, bukan berarti Nabi Merawat harmoni Indonesia
Muhammad saw lantas mendakwahkan Islam Sedari dulu, bangsa Indonesia dikenal
dengan paksaan dan kekerasan. sebagai bangsa yang multi etnis, suku, budaya,
Dalam hal ini, Allah ta’ala berfirman: dan agama. Namun kesemuanya dapat hidup
‫َلَ إِ ْك َزاٍَ فِي الدِّي ِي قَد تَّبَيَّيَ الزُّ ْش ُد ِهيَ ْال َغ ِّي فَ َو ْي‬ berdampingan. Jika ditelisik dari sejarah,
‫ث َوي ُْؤ ِهي بِبهللِ فَقَ ِد ا ْستَ ْو َسكَ بِ ْبلعُزْ َو ِة‬ِ ‫يَ ْكفُزْ بِبلطَّب ُغى‬ keenam agama yang sekarang dipeluk oleh
penduduk Indonesia adalah agama yang
:‫صب َم لَهَب َوهللاُ َس ِوي ع َع ِلي عن (البقزة‬ َ ِ‫ْال ُى ْثقَى َلَ اًف‬ didakwahkan dari wilayah lain. Mulai dari
)652 Hindu, Buddha, Islam, Kristen, Protestan,
Artinya: “Tidak ada paksaan dalam hingga Konghucu. Kesemuanya masuk,
(menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah diterima, dan berkembang dianut oleh
jelas (perbedaan) antara jalan yang benar penduduk di Indonesia.
dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar Adalah sebuah keniscayaan bagi masing-
kepada Tagut dan beriman kepada Allah,maka masing pemeluk agama meyakini dan
sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali mengamalkan agamanya masing-masing. Hal
yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah ini dijamin dan dilindungi oleh negara.
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al- Karenanya, setiap warga negara harus saling
Baqarah: 256) menghormati dan menerima keberadaan
Rasulullah dan masyarakat muslim agama lain. Meskipun tanpa harus meyakini
berupaya menyampaikan kebenaran Islam kebenaran ajarannya. Tidak dibenarkan juga
dengan jalan damai dan mengutamakan akhlak jika masing-masing menyalahkan keyakinan
mulia. Dari cara dakwah ini, terbukti tidak agama lain. Cukup kita meyakini kebenaran
sedikit penduduk kota Madinah dengan agama masing-masing, seraya menghargai
sukarela dan sadar memeluk agama Islam. keyakinan agama orang lain.
Meskipun benar, Rasulullah dan para sahabat Dengan demikian, perbedaan pendapat
pernah melakukan peperangan, akan tetapi ucapan selamat Natal mesti dibingkai dalam
perang tersebut dalam rangka melindungi kerangka ini. Yakni mewujudkan harmoni dan
keamanan bersama. saling menghormati. Mari kita berbeda
Prinsip harmoni ini juga dilanjutkan oleh pendapat, tetapi tetap saling hormat
pemimpin-pemimpin muslim berikutnya. menghormati. Mari kita meyakini kebenaran
Sebagai misal, tergambar jelas pada zaman agama masing-masing, namun tetap
keemasan sejarah Islam, yang pernah diraih di menghormati keyakinan orang lain. Mari kita
Bagdad di bawah dinasti Abbasiyah. Zaman bergandeng tangan untuk membangun bangsa
keemasan berlangsung sampai pada tahun dan negara kita, Indonesia.
1258 M itu, ditandai dengan keterbukaan umat Indah bukan?***
Islam bergaul dengan agama lain. Peradaban
Jangan dibaca saat khotib berkhutbah 3
IBTimes.ID adalah wujud jurnalistik berbasis online untuk menegakkan prinsip Islam rahmatan lil’alamin. Secara
konsisten, IBTimes.ID memproduksi varian-varian produk jurnalistik untuk didistribusikan melalui berbagai macam
platform media sosial. Produknya meliputi berita, artikel, poto, infografis, movement graphis, dan lain-lain. Dalam
menentukan topik dan mengisi konten, IBTimes.ID berdasarkan pada prinsip ‘Islam moderat’ (wasathiyah) yang
merupakan refleksi atas nilai-nilai al-Quran (al-nash), perkembangan IPTEK, dan kearifan budaya lokal Indonesia. Visi
misi IBTimes.ID adalah mempromosikan wacana Islam Indonesia atas dasar nilai-nilai transendensi, liberasi,
emansipasi, dan humanisasi. Mari kunjungi website IBTimes.ID dan follow akun media sosialnya!

Pemimpin Redaksi: Muhammad Hanifuddin Tim Penulis: Muhammad Sungaidi, Deden Mauli Darajat, Vania,
Dedi Fahrudin, Rubiyanah, Yopi, Dita, Fitria, Shinta, Deni, Laras Sekar, Musfiah, Shulhan Rumaru Editor: Dr. Gun
Simpan
Gun Heryanto, M.Si. Proof Reader: Dr. Iding Rosyidin, M.S.i . Lay Outer: Muhamad Rosit Keuangan: Cinta Rahmi
baik-baik
lembaran ini, Admin: Hapsah Nur Habibah Distributor: Sadam Husein Falahuddin (koor), Tangerang Selatan: Akhyar dan
di dalamnya Khaidir, Jakarta: Risdam dan Indra, Depok: Izhar dan Ajie, Kota Tangerang: Aan dan Anam, Bogor: Rifai dan
terdapat Desy, Bekasi: Jimmy dan Rizky Alamat Redaksi: Sekretariat The Political Literacy Insitute Jl. Ir. Juanda Mega Mal
ayat-ayat Ciputat blok D/6 RT.001/003 Kelurahan CempakaJangan dibaca saat
Putih, Kecamatan khotib
Ciputat berkhutbah
Timur Kota 4
Tangerang Selatan
al-Qur’an Banten Contact Person: Hanif (081393474956) Website: https://muslimmudaindonesia.co.id
Facebook: muslimmudaindonesia1
Twitter dan Instagram: muslimmudaindo_

Anda mungkin juga menyukai