Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya memandang atau melihat,
jadi kata wawasan dapat diartikan cara melihat atau cara pandang. Sehingga Wawasan
Kebangsaan Indonesia adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara
kepulauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai cara memandang / sudut pandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati
diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah
hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga,
2006).
Wawasan Kebangsaan Indonesia juga dikenal sebagai sebuah pedoman yang masih bersifat
filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan
bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan
dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan
Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai
bentuk implementasinya.
Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki berbagai makna, salah satunya
adalah:
Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki 6
dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu sebagai berikut :
1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Cinta atas tanah air dan bangsa.
3. Demokrasi atau kedaulatan rakyat.
4. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan besatu.
5. Masyarakat adil-makmur.
6. Kesetiakawanan sosial.
1. Wadah (Contour)
2. Isi (Content)
3. Tata laku (Conduct)
Wadah (Contour)
Isi (Content)
Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional.
Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata laku, yang
terdiri dari :
Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.
Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian / jati diri bangsa berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan
tanah air sehingga menyebabkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan
nasional.
Hakekat Wawasan Kebangsaan Adalah keutuhan nasional / nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan
nasional.
Berarti setiap warga negara dan aparatur negara wajib berfikir, bersikap dan bertindak secara
utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara.
Wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan wawasan nusantara yang tidak lain adalah
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan
nasional adalah kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebut dapat berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan
kebangsaan dan Ketahanan Nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung
sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya
dan berkembang seterusnya.
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil Presiden, DPR,
MPR, DPD, MA, MK, BPK, dan KY;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti KPK, Kejaksaan Agung, PPATK,
KPU, Bank Indonesia, KPI, Ombudsman dll;
Lembaga pemerintah merupakan elemen penting dari sebuah negara. Selain menjadi alat
untuk menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintah juga merupakan cerminan sebuah
negara. Dalam menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintahan tersebut mempunyai
Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban.
Presiden
Tugas Presiden :
Mengangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan DPR.
Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari DPR.
Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA (Mahkamah
Agung).
Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat dan
AL / Angkatan Laut.
Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang-Undang
Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak atau mempengaruhi
beban keuangan negara.
Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh UU.
Tanggungjawab Presiden :
Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan
Laut.
Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi bahaya ditetapkan dengan
UU.
Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta, memperhatikan
pertimbangan DPR.
Memberi rehabilitasi dan grasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.
Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
Hukum.
Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan
Pemerintah sebagai pengganti UU.
Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan bersama
DPR.
Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama DPR
untuk menjadi UU.
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan pertimbangan
kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas
dasar pertimbangan DPD.
Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah
mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Berfungsi untuk mengubah atau mengganti Presiden yang tidak adil dalam
menjalankan tugasnya.
Berfungsi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baik, jujur, dan adil.
Melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan
mentaati segala peraturan perundang-undangan
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah
Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan
Republik Indonesia
Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya
Mentaati kode etik dan Peraturan Tata tertib DPR
Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan
untuk membentuk undang-undang.
Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang serta APBN.
Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau
tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN
yang diajukan oleh Presiden.
Mengamalkan Pancasila
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dam
menaati segala peraturan perundang-undangan
Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya
Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan
Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan
daerah
Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum
serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial
terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan
tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial adalah 5 tahun.
Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang dan
atau unit organisasi yang mengelola keuangan negara.
Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah atau
badan swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang – undang.
Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik pemeriksaan
Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian Negara
Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyajikan laporan pemeriksaan.
Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai digaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945
memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan
Umum.
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat
final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Ungang Dasar,
Fungsi Mengatur
Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985)
Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang
Fungsi Pengawasan
Fungsi Administratif
Fungsi Nasehat
Fungsi Lain-lain
Selain tugas pokok untuk memeriksa, menerima dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985,
Mahkamah Agung juga diserahi tugas serta kewenangan lain berdasarkan Undang-
undang.
Sekian Artikel tentang Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga
Pemerintah di Indonesia, semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi anda dan dapat
memberikan pengetahuan mengenai Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban
Lembaga Pemerintah di Indonesia Karena kita sebagai warga negara yang baik hendaknya
mengatahui peran dan fungsi lembaga pemerintahan di indonesia.