Menganalisis mengenai karakteristik pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada setiap periodenya.
1. Periode 1945-1949 a. Akuntabilitas = pertaggungjawaban diarahkan untuk mempertahankan kemerdekaan. b. Rotasi kekuasaan = tidak terjadi rotasi kekuasaan. c. Pola rekrutmen politik = diberi hak-hak politik secara penuh sesuai maklumat pemeritah yang dikeluarkan pada tanggal 3 November 1945 berkembangnya partai-partai politik. Dan di fungsikan untuk memenangi revolusi d. Pelaksanaan pemilu = belum terjadi pelaksanakan pemilu. e. Pemenuhan hak-hak warga = hak politik yang sama, tanpa ada diskriminasi yang bersumber dari ras, agama, suku, dan kedaerahan. Hak dasar diperjuangkan dengan membebaskan NKRI dari belenggu penjajah. 2. Periode 1949-1959 a. Akuntabilitas = pemeggangan jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi. Hal dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial. Sejumlah kasus jatuhnya kabinet pada periode ini contoh dari tingginya akuntabilitas. Ditunjukkan dengan dikeluarkannya dekret presiden b. Rotasi kekuasaan = tidak terjadi rotasi kekuasaan tetapi terjadi krisis cabinet. c. Pola rekrutmen politik = pada periode ini Indonesia menganut sistem mulipartai, karena tidak ada campur pemerintah dalam rekrutmen tersebut. Yang membuat kepartaian berkembang secara maksimal. Akan tetapi partai belum berfungsi dengan baik. d. Pelaksanaan pemilu = sekali pada tahun 1955 e. Pemenuhan hak-hak warga = hak-hak tidak dikurangi sama sekali, sekalipun ada juga yang belum bisa memanfaatkannya dengan maksimal. Hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. 3. Periode 1959-1965 a. Akuntabilitas = presiden menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia. Langkap presiden yaitu pengeluaran dekret presiden b. Rotasi kekuasaan = tidak terjadi rotasi kekuasaan. c. Pola rekrutmen politik = pola rekrutmen di beberapa lembaga ditentukan presiden dan dipenyaderhanaan partai politik. d. Pelaksanaan pemilu = pembubaran hasil pemilu tahun 1955. e. Pemenuhan hak-hak warga = hak dasar warga negara, hak dasar manusia sangat lemah. Presiden dengan mudah menyingkirkanlawan politiknya menjadi tahanan politik. Dan juga ada hak-hak yang terpenuhi. 4. Periode 1965-1998 a. Akuntabilitas = banyak yang tidak dipertanggungjawabkan, banyak sekali pelanggaran dalam pemerintahan, serta banyak juga pembangunan yang dilakukan karena demokrasi ini seperti parlementer. Pemerintahanya masih disoroti dunia internasional baik positif maupun negatif. b. Rotasi kekuasaan = sangat kecil terjadi kecuali pada jajaran yang lebih rendah. c. Pola rekrutmen politik = sistem rekrutmen dengan bersifat tertutup, masyarakat di daerah tidak menentukan. Sistem ini sangat bertentangan dengan semangat demokrasi. d. Pelaksanaan pemilu = berlangsung sebanyak 6 X tetapi kurang demokratis karena ada rekayasa di dalamnya. e. Pemenuhan hak-hak warga = dunia internasional menyoroti politik Indonesia terkait jaminan HAM. Kebebasan pers, kebebasan berpendapat langka dan mewah karena pemerintah memberi ruang yang terbatas untuk berpendapat. 5. Periode 1998-sekarang a. Akuntabilitas = masyarakat mulai sadar politik dan menutut pertanggungjawaban dari wakilnya di pemerintahan. b. Rotasi kekuasaan = dilakukan menyeluruh mulai dari pemerintahan pusat sampai desa. c. Pola rekrutmen politik = pengisian jabatan dilakukan secara terbuka. Setiap warga negara mampu dan memenuhi syarat dapat menduduki jabtan politik tersebut tanpa dskriminasi. d. Pelaksanaan pemilu = pemilu jauh lebih demokratis dan terus berkembang memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan hak politisnya dalam pemilu. e. Pemenuhan hak-hak warga = sebagian besar hak dasar rakyat dapat terjamin seperti kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dsb.