Anda di halaman 1dari 98

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN BERBICARA

SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA


(Studi Kuantitatif di Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok,
Semester Genap, Tahun Pelajaran 2015/2016)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

oleh

NISWATUN HASANAH
NIM 109018300016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LERIBAR PENGESAHAN PER/1BINIBING SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN IllERBICARA SISlWA DENGAN


IASIL BELAJAR BAHASA INDOINESIA

(Studi Kuantitatifdi Kelas I MI Unggulall AI Amanah Bedahan DepoL


Semester Genap・ Tahun Pelttaran 2015/2016)

蹄 Si

nttukan KepadaFakultas lll■ u Tarbiyah dan Kcgtruall untlk Mclnellulli


Persyarttall Mencap滅 Gelar Sttalla Pendidkan lslam(S.Pd.I)

Oleh

Nis、 載 lln Hasanを 通


109018300016

Di ba、 下ah bil■ billgani

Dr.Fauzall.Ⅳ IA

12152009122001 NIP。 197607112007011013

PROGRAⅣ ISTUDI PENDIDI】 G俎 ヽGURU ⅣIADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI SYARIF IⅡ DAYATULLAH
JAKARTA
2916
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul "Hubungan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil


Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan
Depok pada Semester Genap Tahun Pelajaran 201512016" disusun oleh
Niswatun Hasanah, NIM 109018300016, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal26 Juli
2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana S1 (S.Pd.D dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, 26 luli20l6
PaniJia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/ Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr.Khalimio M.Ag
NIP。 196505011994031006

Sekretaris(Sekretaris Jurusaゴ Prodi)

Asep Ediana Latil MoPd


NIP。 198106232009121003 砕
PenguJl I

Drao Mttudah Fitrivah LヽMoPd w///mz


NIP。 196402121997032001

PenguJl Π

Takiddino M.Pd
NIP。 19831206201101 1005
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bcltanda tallgan di bawah ini:

Narlla l Niswatun Hasanah

NINl l 109018300016

I Pcr轟 曇i珪1■ Gul■l NIladrasall lbttidaivah

i JI Abdulヽ Vahab No.21A RT 03 RW 05 Kelurallan Sawallgan


Kecalnatan Sa、 vangall Kota Depok

PIENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


3ahwa sk五 Psi 5ang bttudLli H口 bullgan Antan磯 健ranlpllan Berbicara Siswa
dengan Hasil Belaiar Bahasa lndonesia(Studi Kuantitatif di Kelas I MI
IJnggulan AI Amanah Bedahan Depok Semester Genap Tahun Pe]巧 aran
20152016)adalah benar hasil karya sendii di bawall bilnbillgan dOseni

Nttma Pclnbilllbirlg I I Dr H11ldlTIl,卜 f Pd

NIP :]970121520C19122001

Nanla Pembimbing H:Dr.Fallzan,NlA

NIP : 19760711200701 1013

Delllikian sllrat penyataan ini saya bllat dcngan sesunggLlhnya dan saya siap
lllenerillla segala kollsekuensi apabila tefbllkti bah、 va skrlpsi illi bukan hasil kaFya
saya selldi11_

Jakarta、 18 Juli 2016


ABSTRAK

Niswatun Hasanah, NIM 109018300016, Skripsi, Judul “Hubungan


Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
Semester Genap Tahun pelajaran 2015/2016”. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Dosen Pembimbing I Dr.
Hindun, M.Pd dan Dosen Pembimbing II Dr. Fauzan, MA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan berbicara
dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah
Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok pada semester genap tahun pelajaran
2015/2016.
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan rancangan
penelitian menggunakan rubrik penilaian keterampilan berbicara dan dokumen
hasil rapot siswa kelas I pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Sampel
penelitiannya yaitu siswa kelas I B yang berjumlah 30 siswa.
Hasil penelitian menujukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa untuk
keterampilan berbicara adalah 73 dan nilai terendah adalah 51, untuk nilai hasil
belajar Bahasa Indonesia nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 69. Peneliti
menggunakan analisis statistic dengan rumus korelasi Product Moment dan
diperoleh nilai rhitung sebesar 0,773 dan rtabel pada taraf signifikan 5 % sebesar
0,361. Maka rhitung>rtabel, Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa
dengan hasil belajar Bahasa Indonesia terdapat hubungan yang positif. Korelasi
tersebut berinterpretasi kuat dan tinggi.
Kata Kunci: keterampilan berbicara, hasil belajar, Bahasa Indonesia.

i
ABSTRACT

NiswatunHasanah, NIM 109018300016, Scription, Title "Relationships


Speaking Skills Students with Learning Outcomes Indonesian Student Class I,
Al Amanah Islamic elementary schools Depok Bedahan in the second Semester
2015/2016 school year". Government Elementary School Teacher Education
Department, Faculty of Science and Teaching, State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016. Supervisor I Dr. Hindun, M.Pd and Supervisor II
Dr. Fauzan, MA.

This study aims to determine the relationship conversational skills to learning


outcomes Indonesian Government Elementary School first grade students of Al
Amanah Islamic elementary Schools Bedahan Depok in the second semester of the
2015/2016 academic year.

This research method uses quantitative methods research design using a


correlation with the test speaking skills in the form of stories and documentaries
rapot results of students in the second semester. Research samples are students of
class I B totaling 30 students.

The results of the study addressed that the highest value obtained for the students
speaking skills is 73 and the lowest value is 51, for the value of learning outcomes
Indonesian highest score of 93 and the lowest value of 69. The researchers used
statistical analysis Product Moment Correlation formula. and obtained rhitung
value of 0.773 and rtabel at 5% significant level of 0.361. So rhitung>rtabel, This
shows that the speaking skills of students with learning outcomes Indonesian there
is a positive relationship. The correlation is strong and high.

Keywords: speaking skills, learning outcomes, Indonesian.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan ni’mat Iman dan Islam serta
kesehatan, Dan atas rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil
diselesaikan dengan baik, Shalawat teriring salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman nanti.

Tiada kata yang dapat penulis torehkan lagi, kecuali hanyalah ucapan
terimakasih yang tiada terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-massukan
positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag, Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hindun, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang senantiasa meluangkan
waktu, untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi
dengan kesabaran dan keikhlasanna kepada penulis.
4. Dr. Fauzan, MA, Dosen Pembimbing II sekaligus dosen Pembimbing
Akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Hj. Kokom Darwulan, S.Pd, MM selaku kepala sekolah MI Unggulan Al
Amanah Bedahan Depok, serta guru-guru dan komponen lainnya yang telah
membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

iii
7. Kedua Orang Tuaku Ibu Ani dan Bapak Sudarman yang tak pernah berhenti
mendo’akan dan memberi motivasi serta curahan kasih sayangkepada
penulis sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini sebagai bukti bakti penulis
kepada Bapak dan Ibu.
8. Keluarga besar Bapak Anis bin Sabeih yang telah memberi motivasi dan
mendukung penulis Dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Pendamping hidup serta imamku yang tersayang Dea Agustian, yang selalu
memberikan bantuan moril maupun materil, dan curahan kasih sayang yang
tiada henti diberikan , serta motivasi dan dorongan kepada penulis.
10. Buah hati tercintaku Asyraf Rasyid El Dzaky, yang selalu memberi
dorongan tersendiri kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakak Dana Jaya dan Adikku Ismi Latifah yang menjai penyemangat.
12. Keluarga besar PGMI UIN ’09 kalian teman terbaik yang tidak akan pernah
penulis lupakan. tetap semangat dalam melanjutkan hidup setelah masa-
masa kuliah ini.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk dan
saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai
pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Aamiin.

Jakarta, Juli 2016

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...................... 6


A. Hakikat Keterampilan Berbicara ................................................... 6
1. Pengertian Keterampilan . ......................................................... 7
2. Pengertian Berbicara ................................................................. 7
3. Pengertian Keterampilan Berbicara ........................................... 8
B. Tujuan Berbicara ........................................................................... 8
C. Jenis-jenis Berbicara ...................................................................... 10
D. Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara ................................. 11
E. Hakikat Belajar .............................................................................. 13
1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 15
2. Tipe-tipe Belajar ...................................................................... 16
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.................... 19
4. Hasil Belajar Bahasa Indonesia ............................................... 21
F. Penelitian yang Relevan ................................................................ 22
G. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 24

v
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................. 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25
B. Metode Penelitian .......................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33
G. Hipotesis Statistik .......................................................................... 36

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 37


A. Profil Sekolah MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok ........... 37
B. Analisis Data Berdasarkan Tabel Indikator Keterampilan
Berbicara........................................................................................ 41
C. Korelasi Analisis Data dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia ... 45

BAB V: PENUTUP .......................................................................................... 54


A. Kesimpulan................................................................................... 54
B. Saran ............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56


LAMPIRAN LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS

vi
DAFTAR TABEL

halaman
Tabel 3.1 Rekapitulasi Siswa Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan
Depok Tahun Pelajaran 2015/2016 .................................................... 26
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa ............................ 28
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa .............................. 29
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada
Aspek Kebahasaan ............................................................................ 29
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada
Aspek Non Kebahasaan ..................................................................... 31
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia ............................ 32
Tabel 3.7 Angka Indeks korelasi “r” Product Moment ..................................... 34
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok . 38
Tabel 4.2 Jumlah Siswa MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok ................. 40
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok ..... 40
Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada
Aspek Kebahasaan ............................................................................. 41
Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada
Aspek Non Kebahasaan .................................................................... 43
Tabel 4.6 Data Hasil Keterampilan Berbicara Siswa ......................................... 44
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa ....................................... 46
Tabel 4.8 Tabel Korelasi Product Moment antara Keterampilan Berbicara
Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia …………………….. 47
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasional Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia…………………………………………… 50
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia................................................................... 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Keterampilan Berbicara Siswa dengan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia……………………………………. 53

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbahasa berarti berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa.


Bahasa harus dipahami oleh semua pihak dalam sebuah komunitas, karena
manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi atau
hubungan dengan manusia lain.
Dalam era informasi, bahasa akan lebih berperan, perhatikan pendapat
Daoed Joesoef yang disampaikan pada Kongres Bahasa Indonesia III (1983) di
Jakarta: “Bangsa yang telah maju peradabannya ditandai tidak saja oleh
kemampuannya menguasai alam, membangun industri berat, membuat jaringan
jalan raya, dan sistem pelayanan jasa yang bermutu tinggi, tetapi juga oleh
tingkat pemakaian bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.” Dalam
pendidikan keluarga siswa mendapatkan pengajaran tata krama, adat istiadat,
nilai dan norma melalui lisan, dan keterampilan berbicara sangat dibutuhkan.
Dua penelitian mengenai keterampilan berbahasa menggambarkan bahwa
kegiatan berbicara menduduki posisi nomor dua. Laporan penelitian E. Bird
menyatakan 25%, sedangkan laporan Pane T. Rankin menyatakan kegiatan
berbicara sebesar 30%.
Dari data Ujian Nasional (UN) tahun 2011 dan dari tahun-tahun
sebelumnya diketahui bahwa siswa yang tidak lulus UN lebih banyak gagal
pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari beberapa kali pelaksanaan UN,
justru nilai bahasa Indonesia yang paling rendah bahkan secara nasional.
Berbagai faktor menjadi penyebab siswa gagal dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia termasuk gagal dalam UN tersebut. Pertama, siswa
menyepelekan bahasa Indonesia karena merasa sudah digunakan dalam
kehidupannya sehari-hari. Kedua, rendahnya minat siswa untuk belajar bahasa
Indonesia. Banyak siswa yang tidak memiliki motivasi untuk belajar bahasa

1
2

Indonesia. Dibanyak sekolah, siswa justru lebih termotivasi belajar bahasa


Inggris dan berprestasi dalam bahasa Inggris timbang dalam bahasa Indonesia.
Alwi mengatakan “Berbicara mengenai mutu pembelajaran bahasa
sekarang ini, secara jujur kita katakan bahwa mutunya masih rendah.”
Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, dan pesan
kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Sebagai anggota masyarakat
setiap individu dituntut terampil berkomunikasi. Terampil menyatakan ide,
pikiran, gagasan, ide, perasaan. Terampil juga dalam menangkap informasi
yang diterimanya. Agar komunikasi berjalan dengan baik, diperlukan
penguasaan keterampilan berbahasa, menurut Tarigan keterampilan berbahasa
(language arts, language skills), mencakup empat segi, yaitu “menyimak
(listeningskill), berbicara (speakingskill), membaca (readingskill), dan menulis
(writingskill)”.1
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan berbahasa lainnya.
Pembicara yang baik memberikan contoh yang dapat ditiru oleh penyimak
yang baik, keterampilan berbicara juga menunjang keterampilan menulis sebab
pada hakikatnya antara keduanya memiliki kesamaan dan perbedaan, sama-
sama memiliki sifat produktif, tetapi dalam penyampaian pesan yang berbeda,
berbicara menggunakan bahasa lisan dan menulis menggunakan bahasa tulisan.
Keterampilan berbicara juga bermanfaat dalam memahami bacaan.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai
kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Dialog dalam keluarga antara
anak dengan orang tua, antara ayah dengan ibu, dan antara anak dengan anak
semua itu menuntut keterampilan berbicara. Di luar lingkungan keluarga terjadi
percakapan, diskusi, antara teman dengan teman, tetangga dengan tetangga,
kawan bermain, rekan kerja, dan sebagainya.
Pada bidang studi Bahasa Indonesia materi yang disampaikan oleh guru
dimuat dengan menerapkan empat keterampilan berbahasa. Siswa melakukan
kegiatan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk memperoleh

1
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa
Bandung, 2008), h. 1
3

materi ajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Maka dari itu siswa
diharapkan memperoleh pengetahuan berbahasa dan memiliki keterampilan
berbahasa yang baik. Sehingga hasil belajar Bahasa Indonesia juga baik dan
yang menjadi tujuan pembelajarannya Bahasa Indonesia pun tercapai.
Dalam menuntut ilmu, khususnya dalam mempelajari Bahasa Indonesia,
siswa diharapkan terampil berbicara. Mereka harus mengutarakan pertanyaan-
pertanyaan, menyatakan pernyataan-pernyataan dan mengutarakan semua
kemampuannya dalam berbagai hal melalui berbagai cara, antara lain dengan
berbicara.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan, terdapat temuan
bahwa ada beberapa siswa yang hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia
kurang baik walaupun empat aspek keterampilan sudah diajarkan guru dengan
baik.
Pada MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok bisa dikatakan terdapat
siswa yang pendiam dan kurang bersosialisasi dengan teman sebaya, terdapat
siswa yang memiliki keterampilan atau kemampuan berbahasa yang baik dan
ada juga yang kurang baik. Begitupun dengan hasil belajar Bahasa Indonesia
yang bervariatif.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian untuk melihat Hubungan antara Keterampilan Berbicara Siswa
dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI Unggulan Al
Amanah Bedahan Depok Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
identifikasi masalah untuk penelitian ini adalah:
1. Siswa pendiam dan kurang bersosialisasi dengan teman sebaya
2. Keterampilan berbahasa beberapa siswa yang rendah
3. Hasil belajar Bahasa Indonesia yang bervariatif
4

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul dibatasi.
Dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Keterampilan Berbicara yakni pada keterampilan berbicara siswa
2. Hasil Belajar Bahasa Indonesia, hasil yang diperoleh siswa kelas I MI
Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok dalam mempelajari suatu materi
dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai rapot Bahasa Indonesia
semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Hubungan antara Keterampilan
Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI
Unggulan Al Amanah Bedahan Depok Semester Genap Tahun Pelajaran
2015/2016?”.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan penelitian iNi adalah untuk mengetahui Hubungan
antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, Semester Genap
Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan
sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui Hubungan antara
Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
2. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang hubungan antara
keterampilan berbicara siswa denganhasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
5

3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan


referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Hakikat Keterampilan Berbicara


1. Pengertian Keterampilan
Soemarjadi berpendapat bahwa kata “keterampilan sama artinya
dengan kecekatan, terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan
suatu pekerjaan dengan cepat dan benar.”1 Seseorang yang dapat
melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan
terampil, sedangkan seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak
ragu-ragu melakukan pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak dipikirkan lagi
bagaimana melaksanakannya dan tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang
menghambat.
Soemarjadi juga mengatakan ruang lingkup keterampilan cukup luas,
meliputi perbuatan berpikir, berbicara, melihat mendengar dan
sebagainya.dalam arti sempit biasanya keterampilan digunakan pada
kegiatan yang berupa perbuatan.
Keterampilan juga merupakan “Kecakapan untuk menyelesaikan
tugas; bahasa ling kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam
menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.”2 Muhibbin juga
menambahkan “keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak alam kegiatan jasmaniah
seperti menulis, mengetuk, olahraga dan sebagainya.”3
Berdasarkan definisi keterampilan dari para ahli di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa keterampilan merupakan suatu keahlian yang
dimiliki seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan tanpa

1
Soemarjadi, dkk, Pendidikan Keterampilan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
1992) , h.2
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka, Cet. ke-III, 2005), h.707
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, cet ke-19, 2014), h. 120

6
7

berarti, karena orang tersebut telah melakukan kegiatan tersebut secara


berulang-ulang.

2. Pengertian Berbicara
Menurut Djago Tarigan dalam buku Kemampuan Berbahasa
Indonesia di SD menyatakan “Berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan atau informasi melalui bahasa lisan.”4
Henry Guntur Tarigan menyatakan definisi berbicara, yaitu:”
a. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang
berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan
berbicara atau berujar dipelajari.
b. Berbicara adalah sebagai suatu cara komunikator
berkomunikasi dengan komunikan untuk menyampaikan
informasi atau pesan.
c. Berbicara adalah sebuah seni komunikasi dan sebuah ilmu
berbahasa.“5

Hal senada juga diungkapkan oleh Hindun, yang menyatakan bahwa


“Berbicara adalah kemampuan menyampaikan ide, gagasan, pikiran atau
perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu agar pesan yang disampaikan dapat
dipahami atau diterima oleh pendengarnya.”6
Suparno juga mengatakan batasan berbicara berdasarkan beberapa
teori yang dikemukakan oleh para pakar komunikasi, yaitu:”
a. Berbicara merupakan ekspresi diri
b. Berbicara merupakan kemampuan mental motorik
c. Berbicara merupakan proses simbolik
d. Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu
e. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.”7

4
Tarigan dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007), h. 60
5
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa
Bandung, 2008), h. 3
6
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah
Dasar,(Depok:Nufa Citra Mandiri, 2012), h. 194
7
Suparno. dkk, Berbicara, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. ke-2, 2007), h.13-15
8

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara bukan


hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan
suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan, ide, pikiran yang disusun
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.

3. Pengertian Keterampilan Berbicara


Keterampilan Berbicara menurut H.G. Tarigan adalah “Kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan
dan perasaan.”8
Arsyad dan Mukti M.S yang dikutip Isah Cahyani dan Hodijah
mengemukakan bahwa “Keterampilan berbicara adalah keterampilan dan
kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengatakan,
mengekspresikan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan
perasaan.”9
Jadi keterampilan berbicara adalah suatu kemahiran dalam hal
berbicara yang diperoleh dengan cara mengasah potensi tersebut melalui
latihan atau rutinitas untuk mengatasi hal-hal yang menjadi hambatan
sehingga makna atau tujuan pembicaraan dapat tersampaikan dengan baik.
Keterampilan berbicara siswa adalah kemampuan siswa dam
menggunakan alat komunikasi dalam menyampaikan dan
mengekspresikan pesan berupa ide, gagasan, pikiran dan perasaan kepada
khalayak luar.

B. Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan tujuan utama berbicara adalah “Untuk
berkomunikasi, agar pesan dari komunikasi tersampaikan secara

8
H.G Tarigan dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD,
(Bandung: UPI Press, 2007), h. 60
9
Arsad dan Mukti US dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD,
(Bandung: UPI Press, 2007), h. 61
9

efektif.”10Maka dari itu pembicara harus memahami makna dari segala


sesuatu yang ingin disampaikan dan pembicara juga harus mengevaluasi
efek komunikasinya terhadap pendengar.
Tarigan juga menjabarkan tujuan berbicara menjadi tiga hal utama,
yaitu:
1. Memberitahukan dan melaporkan (to Inform),
2. Menjamu dan menghibur (to Entertain), dan
3. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to Persuade)”.11
Gorys berpendapat senada, tujuan umum dari komposisi bahasa lisan
(berbicara) antara lain: “Mendorong, meyakinkan, bertindak/berbuat,
memberitahukan dan menyenangkan.” 12
Mulyana juga mengelompokan tujuan berbicara ke dalam empat
tujuan, yaitu “Tujuan sosial, ekspresif, ritual dan instrumental.”13 Tujuan
sosial yang dimaksud mulyana yakni manusia sebagai makhluk sosial
menjadikan kegiatan berbicara sebagai sarana untuk membangun konsep
diri, eksistensi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan dan
menghindari tekanan serta ketegangan. Tujuan ekspresif adalah bahasa
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan pembicara kepada orang
lain. Tujuan ritual adalah bahasa digunakan sebagai media untuk
menyampaikan pesan ritual kepada penganutnya. dan tujuan instrumental
adalah berbicara digunakan sebagai alat untuk memperoleh sesuatu.
Berbeda dengan pendapat di atas, Djago menggolongkan tujuan
berbicara menjadi 5 golongan, yaitu: “
1. Memberitahukan dan melaporkan (to Inform),
2. Menjamu dan menghibur (to Entertain),
3. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to Persuade),
4. Menstimulus pendengar, dan

10
Henry G. Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara, (Bandung: Angkasa,
2008), h. 16-17
11
Ibid, h. 16-17
12
Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta: Nusa Indah, Cet ke- 10, 1994) h. 320-322
13
Mulyana dalam Asep Supriyana. dkk, Berbicara, (Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. ke-2,
2007), h.17
10

5. Menggerakan pendengar”14
Tujuan berbicara pada umumnya ada empat, yakni:”
1. Mass Information, yakni untuk memberi informasi kepada halayak.
berbicara dapat digunakan untuk menyampaikan informasi. Hal ini
bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuanny.
2. Mass Education, yakni untuk memberi pendidikan. Biasanya fungsi ini
dilakukan oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan
pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai keinginan untuk
memberi pendidikan.
3. Mass Persuasion, yakni untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan
oleh setiap orang atau lembaga yang mencari dukungan. Seperti yang
dilakukan oleh orang yang sedang bisnis.
4. Mass Entertaiment, yaitu untuk menghibur. Biasanya dilakukan oleh
yang mempunyai profesi yang menghibur.”15

C. Jenis-jenis Berbicara
Sebelum menguraikan tentang jenis-jenis berbicara, maka peneliti
akan menyajikan tentang hambatan yang mempengaruhi keterampilan
berbicara siswa baik hambatan dari dalam maupun hambatan dari luar.
Isah cahyani mengungkapkan, yaitu:”
1. Hambatan Internal : a. ketidaksempurnaan alat ucap, b. penguasaan
komponen kebahasaan yang kurang, c. kelelahan dan kesehatan fisik
maupun mental siswa, d. kondisi lingkungan
2. Hambatan Eksternal : a. suara atau bunyi, b. kondisi ruangan, c. media,
d. pengetahuan pendengar.”16

14
Djago Tarigan, Pengembangan Keterampilan Berbicara, (Jakarta: DEPDIKBUD, 1997), h. 37-
49
15
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h.52
16
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press,
2007), h. 63
11

Menurut H.G. Tarigan, berbicara terbagi menjadi empat kategori,


yaitu:”
1. Berbicara di muka umum. Meliputi: berbicara untuk melaporkan,
berbicara untuk meyakinkan, berbicara untuk merundingkan dan
berbicara secara kekeluargaan.
2. Diskusi kelompok. Meliputi: kelompok resmi dan kelompok tidak
resmi.
3. Prosedur parlementer
4. Debat. Meliputi: debat majelis atau parlementer, debat pemeriksaan
ulangan dan debat formal atau pendidikan.“17

D. Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara


Dalam buku Isah Cahyani dan Hodijah, Suhendar mengemukakan
bahwa keterampilan berbicara siswa dapat dinilai sekurang-kurangnya ada
enam hal yang harus diperhatikan, yaitu:”1. lafal, 2. struktur, 3. kosakata,
4. kefasihan, 5. pembicaraan, 6. pemahaman.”18
Sedangkan Sapani berpendapat mengenai penilaian keterampilan
berbicara mencangkup tiga apek, yaitu:”
1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata
dan struktur bahasa, serta gaya bahasa dan pragmatik.
2. Isi pembicaraan, meliputi: hubugan isi topik, struktur isi, kuantitas isi
dan kualitas isi.
3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik dan mimik, hubungan
dengan pendengar, volume suara serta jalannya pembicaraan.”19
Menurut Maidar G Arsyad dan Mukti M.S komponen-komponen
yang perlu dinilai dalam mengukur kemampuan berbicara siswa meliputi:”

17
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa
Bandung, 2008), h. 3
18
Suhendar dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007), h. 64
19
Sapani dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007), h. 64
12

1. Faktor-faktor kebahasaan, yaitu pengucapan vocal, pengucapan


konsoonan, penempatan tekanan, penempatan persendian, penggunaan
nada atau irama, pilihan kata, pilihan ungkapan, variasi kata, tata
bentukan, struktur kalimat, dan ragam kalimat.
2. Faktor-faktor nonkebahasaan, yaitu keberanian dan semangat,
kelancaran, kenyaringan, pandangan mata, gerak gerik dan mimik,
keterbukaan, penalaran, penguasaan topik."20
Berdasarkan kajian mengenai indikator penilaian keterampilan
berbicaradi atas, peneliti memilih beberapa aspek yang akan menjadi fokus
penelitian. Aspek tersebut antara lain:
1. Aspek kebahasaan
a. Tekanan
b. Ucapan
c. Kosakata
d. Struktur Kalimat
e. Ekspresi
2. Aspek non kebahasaan
a. Keberanian
b. Kelancaran
Sebelum melakukan penilaian terhadap keterampilan berbicara, para
siswa mendapatkan pengajaran dari guru terkait dengan kegiatan yang
akan menujukan keterampilan siswa dalam berbicara. Teknik pengajaran
adalah cara guru mengajarkan materi ajar. Praktik keterampilan berbicara
adalah kegiatan siswa yang berisi aspek berbicara.
Menurut Tarigan dalam pengajaran keterampilan berbicara siswa,
guru dapat melakukan teknik pengajaran keterampilan berbicara yang
nantinya akan dipraktikan oleh siswa, seperti :”
1. Teknik ulang ucap,
2. Lihat dan ucapkan,

20
Maidar G Arsyad dan Mukti M.S, Berbicara II, (Jakarta: Karunika Universitas Terbuka, Cet.
ke- 1, 1986), h. 12
13

3. Mendeskripsikan,
4. Subtitusi,
5. Transformasi,
6. Melengkapi Kalimat,
7. Menjawab Pertanyaan,
8. Bertanya,
9. Melanjutkan Cerita,
10. Cerita Berantai,
11. Menceritakan Kembali,
12. Percakapan,
13. Parafrase,
14. Reka cerita gambar,
15. Memberi petunjuk,
16. Bercerita,
17. Dramatisasi,
18. Bermain peran,
19. Bertelepon,
20. Wawancara, dan
21. Diskusi.” 21

E. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sering didengar oleh semua lapisan
masyarakat, setiap orang dimulai sejak lahir tidak lepas dari belajar untuk
dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan
perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik dari yang
sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari.
Terdapat keragaman dalam cara menjelaskan/mendefinisikan makna
belajar, namun secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat

21
Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung , 1986), h.90-128
14

kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi konsep belajar itu selalu


menunjukan kepada suatu pengalaman tertentu.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Berikut
ini adalah beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang pengertian
belajar:
Belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya sendiri.”22
Belajar adalah “Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi
mengalami.”23
Dari berbagai macam pengertian belajar, tercakup beberapa dimensi
belajar:
1. Aktivitas mental psikis, belajar merupakan kegiatan internal yang tidak
dapat dilihat dari luar. Suatu hasil belajar tidak dapat dihasilkan kecuali
jika individu tersebut merubah suatu perilaku seperti yang diharapkan
dari belajar.
2. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik dengan individu
lain, benda atau dalam menghadapi suatu peristiwa. Individu yang
sedang mengalami proses belajar harus aktif, bukan hanya dalam gerak
badan, juga proses mental seperti pemikiran atau perasaan yang ikut
bermain (belajar).

22
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003),
h.2
23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.27
15

3. Belajar yang dilakukan menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan


yang dimaksud adalah perubahan dari tahap belum mengetahui sampai
mengetahui dari tingkah laku yang kurang baik.

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa belajar


adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.

1. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar pada hakekatnya merupakan sebuah perubahan yang
terjadi pada diri seseorang setelah melakukan akitivitas belajar.
Menurut Ali Suparman yang dikutip oleh Abkoriah mengatakan
bahwa hasil belajar adalah “Penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai
perilaku yang berada di dalam dirinya dan tergantung pada tingkah laku
yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.”24
Menurut Gagne hasil belajar merupakan “Kemampuan yang
diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam empat
macam, yaitu:
a. Kemampuan motorik, pada kemampuan ini diperlukan koordinasi
dengan beberapa gerak badan.
b. Kemampuan verbal, seseorang dapat menjelaskan sesuatu dengan
berbicara, menulis, menggambar. Seseorang dapat menjelaskan
kembali apa yang ia dengar, baca dan lihat. Dalam hal ini untuk
mengemukakan sesuatu diperlukan intelegensi.
c. Kemampuan intelektual, seseorang mampu berinteraksi dengan dunia
luar dan dirinya sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol atau
dalam bentuk representasi.

24
Ali Suparman dalam Abkoriah, Hubungan Perhatian Ibu Karier Terhadap Hasil Belajar
Matematika, (Jakarta: PU UIN Jakarta, 2009), h. 13
16

d. Strategi kognitif, strategi kognitif merupakan kemampuan intelektual


khusus yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang mengenai apa
yang telah dipelajarinya.”25

Dari semua hal tentang belajar dapat dikemukakan bahwa hasil


belajar merupakan sebuah perubahan. Perubahan yang disadari dan timbul
akibat praktik, pengalaman dan latihan bukan secara kebetulan. Perubahan
dari hasil belajar salah satunya dalam bentuk tingkah laku. Tingkah laku
baru yang berupa kemampuan aktual dan potensial, kemampuan yang
berlaku dalam waktu yang cukup lama dan kemampuan baru tersebut
diperoleh melalui usaha yaitu belajar.

2. Tipe-tipe Hasil Belajar


Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian,
yaitu bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(keterampilan). Ketiga bidang tersebut pada dasarnya tidak bisa berdiri
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan hasil belajar di sekolah dalam proses pembelajaran.
Berikut uraian ketiga bidang tersebut yang merupakan ranah-ranah
Taksonomi Bloom, yaitu:
a. Hasil Belajar Bidang Kognitif
1) Tipe hasil belajar pengetahuan
Tingkat kemampuan yang diminta responden hanya untuk
mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau istilah tanpa harus
dimengerti, menilai dan menggunakannya.
2) Tipe hasil belajar pemahaman
Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu
memahami konsep, situasi dan fakta atau istilah yang ia ketahui,
tidak hanya berupa hapalan seta verbalis.

25
Gagne dalam Syaiful Bahri Djamrah, dkk, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002),
h.22
17

3) Tipe hasil belajar penerapan


Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk
menerapkan atau menggunakan apa yang telah ia ketahui dalam
situasi yang baru baginya.
4) Tipe hasil belajar analisis
Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden untuk
menganalisis atau menguraikan suatu situasi tertentu ke dalam
komponen atau unsur pembentukannya.
5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu
bentuk menyeluruh.Tingkat kemampuan yang diharapkan adalah
responden dapat menemukan hubungan kasual atau urutan, dan
menemukan abstraksi yang berupa intergritas.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Tingkat kemampuan yang menunutut responden untuk dapat
memuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi
dan suatu kriteria tertentu.

b. Hasil Belajar Afektif


Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau
mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan
teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.
Nana Sujana mengemukakan lima kategori perilaku afektif, yaitu:”
1) Recevling / attending yaitu penerimaan, semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa
2) Responding yaitu partisipasi, reaksi yang diberikan terhadap
rangsangan dari luar
3) Valuing yaitu penilaian, penentuan sikap segala yang berkenaan
dengan nilai atau kepercayaan terhadap suatu gejala
4) Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan
18

5) Karakteristik nilai yaitu pembentukan pola, keterpaduan dari semua


sistem nilai yang dimiliki seseorang.”26

c. Hasil Belajar Psikomotorik


Hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan atau kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi:
1) Persepsi yaitu berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk
menangkapi isyarat yang membimbing aktivitas gerak.
2) Kesiapan yaitu menunjukan kepada kesiapan untuk melakukan
kegiatan atau tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik
dan emosi.
3) Gerakan terbimbing yaitu tahapan awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan.
4) Gerakan terbiasa yaitu berkenaan denga kinerja dimana respon
siswa sudah terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh
dengan keyakinan dan kecakapan.
5) Gerakan komplek yaitu gerak terampil dengan pola-pola gerak
yang sangat komplek, keahliannya terlihat dari gerakannya yang
lancar, cepat dan tepat tanpa ada keraguan.
6) Gerakan penyesuaian yaitu keterampilan yang dikembangkan
dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerak
untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
7) Kreatifitas yaitu menciptakan pola-pola gerak baru yang
disesuaikan dengan situasi tertentu, hasil belajar ini menekankan
kreatifitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat.

Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar di atas dapat disimpulkan


bahwa tipe-tipe hasil belajar itu terbagi menjadi tiga tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:

26
Nana Sujana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet Ke- 17, 2013), h. 29-30
19

1) Bidang kognitif yaitu berkaitan dengan kemampuan intelegensi


(IQ)
2) Bidang afektif yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai yang
mengacu pada tingkah laku
3) Bidang psikomotorik yaitu berkenaan dengan keterampilan
kemampuan bertindak

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Tingkat intelegensi siswa memang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama. Ada
faktor-faktor lain yang mendukung hasil belajar yang diperoleh
siswa.seperti yang dinyatakan oleh Slameto bahwa “Hasil belajar siswa
tidak semata-mata dinyatakan oleh tingkat kemampuan intelektualnya,
tetapi ada faktor lain seperti motovasi, sikap, kesehatan fisik dan mental,
kepribadian, ketekunan dan lain-lain.”27
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam,
yaitu yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan yang berasal dari
luar dirinya.
a Faktor dari dalam diri
1) Kesehatan jasmani dan rohani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang
yang badannya sakit akibat penyakit kelelahan tidak akan dapat
belajar dengan efektif. Cacat fisik juga mengganggu dalam hal
belajar. Demikian pula gangguan serta cacat mental pada seseorang
sangat mengganggu.
2) Intelegensi
Faktor intelegensi dan bakat sangat berpengaruh terhadap
kemajuan belajar. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang,
semaikn besar peluang seseorang berhasil dalam proses belajar.

27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : Bina Aksara, Cet. Ke-
1,1988), h.130
20

3) Cara belajar
Perlu diperhatikan teknik belajar yang dipakai, pengaturan waktu
belajar, tempat dan fasilitas lainnya.
4) Minat
Minat adalah suatu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau
aktivitas yang menstimulus perasaan senang pada individu.Minat
yang besar terhadap sesatu merupakan modal terbesar dalam
mencapai tujuan.
5) Motivasi
Motivasi umumnya merupakan dorongan dari diri sendiri karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu, motivasi juga dapat berasal
dari luar diri yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
b Faktor dari luar diri
1) Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak
dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah
kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan
bimbingan orang tua. Semua itu mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak.
2) Sekolah
Gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan,
lingkungan sekolah mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
3) Lingkungan masyarakat
Latar belakang pendidikan masyarakat disekitar tempat tinggal,
terutama anak-anaknya rata-rata berpendidikan tinggi dan memiliki
moral yang baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
Suasana lingkungan, keadaan lalu lintas dan iklim. Semua itu akan
mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
21

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor


yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor dari
dalam dan faktor dari luar diri. Faktor dari dalam diri yang meliputi:
kesehatan jasmani dan rohani, intelegensi, minat, motivasi dan cara
belajar. Sedangkan faktor dari luar diri yang meliputi: keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat.

4. Hasil Belajar Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun
bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai linguafranca di
Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam
bentuk informalnya.28
Minto Rahayu dalam bukunya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
mengutip definisi Bahasa Indonesia dari beberapa pendapat, yaitu:”
a Prof. Dr. A. Teeuw mengatakan bahwa Bahasa Indonesia ialah
bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-
lahan dikalangan penduduk Asia selatan dan setelah bangkitnya
pergerakan rakyat indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat
dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
b Amin Singgih mengatakan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
dimuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat
seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur
bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan kita.
c Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka mendefinisikan Bahasa yang sejak
kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua
franca diseluruh Asia Tenggara.”29

Dalam dunia pendidikan, Bahasa Indonesia merupakan salah satu


muatan lokal atau mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan,
mulai dari tingkat dasar, menengah dan tinggi.
Pada tingkat sekolah dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia muatan
materi yang diajarkan mengandung empat aspek keterampilan berbahasa,
yaitu aspek menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Keempat aspek

28
Siti Sahara, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2009), h.3
29
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 8
22

itu merupakan keterampilan yang ingin dikembangkan pada diri siswa


yang termuat pada materi-materi ajar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah kemampuan yang diperoleh
dari proses belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Perubahan sadar dan
timbul akibat ptaktik, pengalaman dan latihan yang mencangkup
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut aspek kognitif, apektif dan psikomotorik yang di dalamnya
berupa kemampuan keterampilan menyimak, menulis, membaca dan
menulis.

F. Penelitian yang Relevan


Dalam pembuatan skripsi seorang peneliti dapat melihat penelitian
yang dilakukan oleh orang lain untuk digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penyusunan skripsi baik untuk melanjutkan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya atau membuat penelitian baru. berikut ini
adalah penelitian yang peneliti anggap relevan dengan skripsi yang sedang
dibuat peneliti:
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wirman dalam penelitiannya
yang berjudul “Korelasi kemampuan berbicara terhadap prestasi
belajar bahasa Indonesia siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03
Sakra Tahun Pelajaran 2008-2009”. Menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kemampuan berbicara dengan prestasi belajar Bahasa
Indonesia. Perbedaan penelitian wirman dengan skripsi ini adalah:
a. penelitian Wirman dilakukan pada tahun pelajaran 2008/2009
sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2015/2016.
b. penelitian Wirman dilakukan pada kelas V sedangkan penelitian
ini dilakukan pada kelas I.
c. Penelitian Wirman dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri 03 Sakra
sedangkan penelitian ini dilakukan di MI Unggulan Al Amanah
Bedahan Depok.
23

d. Penelitian Wirman membahas tentang hubungan kemampuan


berbicara dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia sedangkan
penelitian ini membahas tentang hubungan keterampilan berbicara
siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Febrian Herwanti yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran
Kooperatif Model Team Game Turnsment (TGT) di Kelas III SDN
Bendogerit 1 Blitar”. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran
kooperatif yang di dalamnya menunjukan keterampilan berbicara
siswa. Pada penelitian tersebut dikatakan bahwa untuk proses belajar
mengalami peningkatan yaitu penerimaan siswa terhadap perbedaan
individu mengalami peningkatan dari 80,56% pada siklus I menjadi
100% pada siklus II. Sedangkan hasil evaluasi juga mengalami
peningkatan yaitu 66,67% pada siklus I kemudian menjadi 100% pada
siklus II. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
yang dilakukan Febrian dapat menujukan bahwa hasil belajar Bahasa
Indonesia dapat meningkat karena penerapan pembelajaran Kooperatif
model TGT yang didalamnya menunjukan keterampilan berbicara
siswa dan bisa dikatakan bahwa terdapat hubungan antara
keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia.
Perbedaan Penelitian Febrian dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitian Febrian merupakan penelitian tindakan kelas yang
menerapkan pembelajaran Kooperatif model TGT yang di
dalamnya menujukan keterampilan berbicara siswa sedangkan
penelitian ini adalah penelitian korelasi.
b. Penelitian Febrian dilakukan di Kelas III SD Negeri Bendogerit 1
Blitar sedangkan penelitian ini dilakukan di MI Unggulan Al
Amanah Bedahan Depok.
3. Menurut Suryanih pada penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
keterampilan berbicara melalui teknik wawancara dikelas V MI Plus
Gaprang kabupaten Biltar” menyatakan bahwa dengan menggunakan
24

teknik wawancara akan mampu memotivasi siswa dalam proses


pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan
siswa memeperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan sekolah.
Suryanih mengatakan bahwa pada siklus I 60,86% dari 23 siswa
mencapai KKM dan pada siklus II mencapai 100%. berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
meningkat dan mencapai KKM dengan menggunakan teknik
wawancara. teknik wawancara adalah salah satu teknik yang menurut
tarigan merupakan teknik pengajaran keterampilan berbicara.
perbedaan penelitian Suryanih dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitian Suryanih dilakukan di kelas V sedangkan penelitian ini
dilakukan di kelas I.
b. Penelitian Suryanih dilakukan di MI Plus Islamiyah Gaprang
Kabupaten Blitar sedangkan penelitian ini dilakukan di MI
Unggulan Al Amanah Bedahan Depok.
c. Penelitian Suryanih merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)
sedangkan penelitian ini adalah penelitian korelasi.

4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sesuai dengan kajian teori yang telah dipaparkan dan tujuan
penelitian ini maka:
Ha :Terdapat Hubungan antara Keterampilan Berbicara Siswa
dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Ho : Tidak Terdapat Hubungan antara Keterampilan Berbicara
Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MI Unggulan Al Amanah, Jalan Sukatani No.15
RT.06 RW.03 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. yang
dilakukan pada siswa kelas I semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yaitu
pada bulan April 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.

B. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah “Cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.”1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
korelasional yang digunakan untuk mendapat informasi tentang adanya
hubungan antara keterampilan berbicara siswa (X) dengan hasil belajar Bahasa
Indonesia (Y). Hubungan antara dua variabel di dalam metode korelasi dalam
arti keeratan hubungan antara kedua variabel.
Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan
keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang objektif, maka digunakan
dua bentuk penelitian:
1. Penelitian Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan, membaca dan menganalisis buku yang ada hubungannya
dengan keterampilan berbicara.
2. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian untuk memperoleh data-data
lapangan langsung, terutama siswa-siswi MI Unggulan Al Amanah
Bedahan Depok.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, ( Jakarta:PT. Rineka Cipta,
2010), h. 203

25
26

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu harus ditentukan
populasi penelitian. batasan populasi menurut Suharsimi adalah
“Keseluruhan subjek penelitian.”2 sedangkan menurut Sugiyono populasi
adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”3
Berdasarkan batasan ini, dapat ditegaskan bahwa populasi penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 60 siswa.

Tabel 3.1
Rekapitulasi Siswa Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan
Depok Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas L P Jumlah
1 IA 12 18 30
2 IB 13 17 30
Jumlah 60

Kelas IA yang berjumlah 30 siswa dengan 12 siswa laki-laki dan 18


siswa perempuan. Sedangkan untuk kelas IB dengan jumlah 30 siswa,
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

2. Sampel
Menurut Suharsimi sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.”4 Sugiyono juga menjelaskan sampel adalah “Bagian dari jumlah

2
Ibid h.173
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, Cet ke-
17), h. 80
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h.174
27

dan karakteristik yang dimilik oleh populasi tersebut.”5 Dalam penelitian


ini peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dan peneliti memilih
menjadikan kelas IB yang berjumlah 30 siswa sebagai sampel yang akan
diteliti dengan pertimbangan tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian lapangan
(Field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung
ke objek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Library research, mengadakan penelitian kepustakaan dengan cara
mengkaji buku-buku, atau sumber bacaan yang berkaitan dengan
penelitian
2. Obeservasi, sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi
umum MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok.
3. Dokumentasi, yaitu suatu usaha aktif bagi suatu badan atau lembaga
dengan menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen bermanfaat
bagi badan atau lembaga yang mengadakan. Dokumentasi ini dilakukan
untuk memperoleh data tentang profil sekolah, visi dan misi didirikannya
MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, data pengajar dan karyawan
serta data prestasi dan hasil belajar siswa.
4. Rubrik penilaian keterampilan berbicara, dalam hal ini peneliti
menyediakan rubrik yang di dalamnya mencangkup indikator pada
keterampilan berbicara, dan mengamati serta menilai proses pembelajaran
siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui tingkat
keterampilan berbicara siswa.

5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, Cet ke-
17), h. 244
28

E. Instumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.”6
Berkaitan dengan data yang dicari, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes kemampuan berbicara, dimana tes keterampilan
berbicara tersebut berupa sebuah wacana atau cerita, kemudian siswa disuruh
untuk menceritakan kembali cerita tersebut.

1. Tes Keterampilan Berbicara

Tabel 3.2
Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
No Aspek yang dinilai Indikator Skor Maksimal
Tekanan 16
Ucapan 12
1 Kebahasaan Kosakata 16
Strukrur Kalimat 12
Ekspresi 12
Keberanian 16
2 Non Kebahasaan
Kelancaran 16
Total 100

Kisi-kisi penilaian di atas di buat oleh peneliti untuk mengumpulkan data


terkait keterampilan berbicara siswa, dengan menentukan aspek yang akan di
nilai, indikator dan juga skor maksimal yang diberikan untuk setiap indikator
tersebut. Aspek yang muncul paca kisi-kisi penilaian di atas adalah aspek
kebahasaan dan non kebahasaan, pada aspek kebahasaan indikator yang

6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 203
29

digunakan adalah tekanan dengan skor maksimal 16, ucapan dengan skor
maksimal 12, kosakata dengan skor maksimal 16, struktur kalimat dengan skor
maksimal 12 dan ekspresi dengan skor maksimal 12. Pada aspek non
kebahasaan indikator yang digunakan yaitu keberanian dengan skor maksimal
16 dan kelancaran dengan skor maksimal 16. Sehingga jumlah skor maksimal
untuk kedua aspek dan ketujuh indikator sejumlah 100.

Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
Skor Kriteria
1-20 Buruk
21-40 Sangat Kurang
41-60 Cukup
61-80 Baik
81-100 Sangat Baik

Kriteria penilaian keterampilan berbicara di atsa dibuat peneliti untuk


menginterpretasikan skor yang telah diperoleh siswa. Dengan ketentuan jika
jumlah skor pada penilaian keterampilan berbicara siswa berada pada rentang 1
sampai 20 maka masuk pada kriteria buruk, rentang 21-40 masuk pada kriteria
sangat kurang, rentang 41-60 masuk pada kriteria cukup, rentang 61-80 masuk
pada kriteria baik dan rentang 81-100 masuk pada kriteria sangat baik.

Tabel 3.4
Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada Aspek Kebahasaan

Aspek
No Indikator Skor Kriteria
Penilaian
1 Tekanan Jika penempatan nada, tekanan 13-16 Sangat
dan jeda sudah tepat baik
jika penempatan nadadan tekanan 9-12 Baik
sudah tepat tetapi jeda kurang
tepat
Jika penempatan nada tepat,tetapi 5-8 Kurang
30

tekanan dan jeda kurang tepat


Jika penempatan nada, tekanan 1-4 Kurang
dan jeda belum tepat baik
2 Ucapan Jika pembicaraan mudah di 10-12 Sangat
pahami, vokal jelas dan tidak ada baik
pengaruh bahasa daerah/ bahasa
tidak baku
Jika pembicaraan mudah 7-9 Baik
dipahami, tetapi vokal kurang
jelas dan kadang terpengaruh
bahasa yang tidak baku
Jika pembicaraan sulit dipahami, 4-6 Kurang
vokal kurang dan terpengaruh
bahasa yang tidak baku
Jika pembicaraan tidak dipahami, 1-3 Kurang
vokal tidak jelas suara tidak baik
terdengar
3 Kosakata Jika kosakata banyak, penggunaan 13-16 Sangat
dan pengucapan sudah benar baik
Jika kosakata terbatas, tetapi 9-12 Baik
penggunaan dan pengucapan
sudah benar
Jika kosakata terbatas, kurang 5-8 Kurang
tepat dalam penggunaannya tetapi
pengucapan sudah benar
Jika kosakata terbatas, kurang 1-4 Kurang
tepat dalam penggunaan dan baik
sering salah dalam pengucapan
4 Struktur Kalimat yang diucapkan sudah 10-12 Sangat
Kalimat sesuai dengan kaidah bahasa baik
Indonesia, dapat menempatkan
subjek, predikat dan objek secara
tepat dan sudah ada keterkaitan
antara kalimat yang satu dengan
kalimat yag lainnya
Kalimat yang diucapkan sudah 7-9 Baik
sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, dapat menempatkan
subjek, predikat dan objek secara
tepat, namun belum ada
keterkaitan anatar kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainnya
Kalimat yang diucapkan sudah 4-6 Kurang
sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, namun masih belum
bisa menempatkan subjek,
31

predikat dan objek secara tepat


dan belum ada keterkaitan antara
kalimat yang satu dengan kalimat
yang lainnya
Kalimat yang diucapkan belum 1-3 Kurang
sesuai dengan kaidah bahasa baik
Indonesia, masih belum bisa
menempatkan subjek, predikat dan
objek secara tepat dan serta belum
ada keterkaitan antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang
lainnya
5 Ekspresi Jika siswa sudah mampu 10-12 Sangat
berekspresi sesuai dengan kata baik
atau kalimat yang diucapkan
Jika siswa sudah mulai mampu 7-9 Baik
mengekspresikan wajah sesuai
cerita
Jika siswa masih ragu dalam 4-6 Kurang
mengekspresikan wajah sesuai
cerita
Jika siswa tidak mampu 1-3 Kurang
mengekspresikan wajah sesuai baik
cerita

Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa

Pada Aspek Non Kebahasaan

Aspek
No Indikator Skor Kriteria
Penilaian
1 Keberanian Jika siswa mampu presentasi di 13-16 Sangat
depan kelas dengan berani tanpa baik
gugup disertai gerak gerik untuk
mendukung pembicaraan serta
tatapan mata yang mengarah
pada pendengar
Jika siswa mampu presentasi di 9-12 Baik
depan kelas, namun belum ada
gerak tubuh dan belum berani
menatap teman
Jika siswa sudah berani maju ke 5-8 Kurang
depan kelas untuk persentasi
walau ada rasa takut dan gugup
32

Jika siswa belum berani 1-4 Kurang


berbicara di depan kelas hanya baik
mampu berbicara di tempat
duduk
2 Kelancaran Kalimat lancar dan tidak 13-16 Sangat
terputus-putus baik
Kalimat lancer tetapi kurang 9-12 Baik
stabil
Lambat, kalimat lancar tetapi ada 5-8 Kurang
bunyi /e/, /anu/ dan lainnya
Lambat, kalimat putus putus, 1-4 Kurang
jeda panjang dan kalimat baik
pendek-pendek

Rubrik penilaian di atas digunakan peneliti sebagai panduan penilaian


yang menggambarkan kriteria penilaian yang diinginkan peneliti dalam menilai
keterampilan berbicara siswa. Peneliti membuat indikator pada setiap aspek
penilaian masing-masing sebanyak 4 indikator dan membuat rentang skor pada
masing-masing indikator tersebut juga memberikan interpretasi sangat baik,
.baik, kurang dan kurang baik/

2. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud oleh peneliti yaitu dokumen leger atau hasil
rapot siswa kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok pada semester
genap tahun pelajaran 2015/2016. Dengan kriteria ketuntasan minimum atau
KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 67 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Skor Kriteria Penilaian
84-100 Amat Baik
59-83 Baik
34-58 Cukup
1-33 Kurang
33

Kriteria penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa


Indonesia di atas adalah kriteria yang ada pada sekolah MI Unggulan Al
Amanah Bedahan, Depok. Dengan ketentuan jika jumlah nilai hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa berada pada rentang 84-100 maka masuk pada
kriteria amat baik, rentang 59-83 masuk pada kriteria baik, rentang 34-58
masuk pada kriteria cukup, rentang 1-33 masuk pada kurang.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah “Proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”7
Teknik analisis dapat diartikan oleh peneliti suatu cara yang digunakan
untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar
data-data tersebut dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi
juga oleh orang yang lain yang ingin mengetahui penelitian ini.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa hasil penilaian keterampilan berbicara
siswa dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang telah diperoleh dari
sampel.
2. Uji Korelasional
Uji Korelasional digunakan untuk mengukur hubungan antara
keterampilan berbicara siswa (x ) dengan hasil belajar Bahasa Indonesia (y).
Peneliti menggunaka analisa statistik dengan rumus korelasi Product Moment.
Karena data ini membahas dua variabel yang berhubungan secara operasional.

7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, Cet ke-
17), h. 244
34

Rumus Korelasi Pearson Product Moment Sebagai Berikut:

Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Jumlah responden
X : Variabel keterampilan berbicara
Y : Variabel hasil Belajar Bahasa Indonesia
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y

Hasil angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan dapat
diberikan interpretasi atau penefsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana
terhadap angka indeks korelasi “r” dapat dilihat dari pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.7
Angka indeks korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Interprestasi
Product Moment (rxy)
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.
Sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi anatara variabel X dengan variabel Y)
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup
35

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi


yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien


determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang telah ditemukan.

3. Uji Signifikan
Menguji Signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan
itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 60 orang, maka perlu diuji
signifikasinya. Rumus uji-t signifikasi korelasi Product Moment adalah :

thitung =

Keterangan:
thitung = Skor signifikan koefisien korelasi
r = Koefisien korelasi Product Moment
n = Banyaknya sampel atau data

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel


(terlampir) untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk=n-2. Dengan ketentuan
Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. artinya terdapat
hubungan yang positif antara variabel X dan variabel Y. Jika nilai thitung < ttabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dan variabel Y.
Uji Signifikan korelasi Product Moment juga dapat dilakukan secara
praktis, yaitu dengan cara mengkonsultasikan pada tabel r Product Moment
(terlampir), dengan ketentuan Jika nilai rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan variabel
36

Y. Jika nilai rhitung <rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan variabel Y.

G. Hipotesis Statistik
Adapun Hipotesis statistik yang akan diuji adalah:
H0: ρ = 0
Ha: ρ ≠ 0
Keterangan:
H0 = Hipotesis Nihil
Ha = Hipotesis Alternatif
ρ = Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
0 = Tidak ada hubungan
≠0 = “Tidak sama dengan nol” lebih besar atau kurang (-) dari
nol berarti ada hubungan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah MI Unggulan Al Amanah


1. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MI Unggulan Al Amanah
b. NSS/NSM : 11123276138
c. Alamat Lengkap Madrasah : Jln. Sukatani NO. 15 RT. 06/03
Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kabupaten/kota : Depok
Provinsi : Jawa Barat
Telepon : 081808670575
d. Nama Kepala Madrasah : HJ. Kokom Darwulan S.Pd MM
e. Nama Yayasan : Yayasan Panti Asuhan Al Amanah
f. Alamat Yayasan : Jl. Sukatani No. 15 RT. 06/03
g. Telepon : (021) 91266526
h. Kepemilikan Tanah : Yayasan
i. Status Bangunan : Milik yayasan

2. Visi, Misi dan Tujuan


Visi :“ Unggul, Berakhlak, Cerdas dan Kreatif”
Misi :
a. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga madrasah dan
lingkungan masyarakat
b. Menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini sebagai benteng
pertahanan diri dari pengaruh luar yang negatif
c. Mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
d. Meningkatkan mutu akademik dan non akademik
e. Menciptakan lingkungan madrasah yang islami

37
38

Tujuan :
a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil dari proses pembelajaran
dan kegaiatan pembiasaan (seperti sholat berjamaah, berpuasa dan
membaca Al Qur’an)
b. Terwujudnya nilai-nilai agama bagi keberhasilan hidup siswa
c. Siswa kreatif, terampil dan dapat mengembangkan diri secara terus
menerus
d. Peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
kemampuan untuk melajutkan pendidikan pada jenjang
selanjutnya
e. Terbentuknya Ukhuwah Islamiyah

3. Tenaga Pendidik dan Siswa


a. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik di MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
berjumlah 15 orang yang terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran dan
guru Tahfiz. Guru-guru tersebut berlatat belakang pendidikan lulusan
SMA dan S1. Berikut daftar nama-nama tenaga pendidik MI Unggulan Al
Amanah Bedahan Depok:

Tabel 4.1
Daftar Tenaga Pendidik MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
No Nama Pendidikan Keterangan
1 HJ. Kokom Darwulan S.Pd MM S2 Kepala
Sekolah
2 Elsa Yunita Sari, S.Pd. I S1 Wali kelas
IIIA, guru
tahfiz
3 Siti Rokayah,S.Pd.I S1 Wali kelas IV
4 Novita Dwi Lestari, S.Pd S1 Wali kelas
39

IIIB
5 Muhammad Sholeh, S.Pd. I S1 TU dan Guru
komputer
kelas II, III,
IV
6 Alifianti Uswatun Hasanah MA Guru B. Arab
dan B.
Inggris kelas
I dan II
7 Nuriel Khoiriyah Muharram, S.Pd S1 Wali kelas IA
8 Niswatun Hasanah MA Wali kelas IB
9 Hilda Chaerunnisa, S.Pd. I S1 Wali kelas
IIA
10 Sa’diyah, S.Pd. I S1 Guru
Pendamping
IA
11 Marzukoh, S.Pd. I S1 Wali kelas
IIB
14 Misbah, S.Pd. I S1 Guru B. Arab
dan B.
Inggris kelas
III dan IV
13 Amalia, S.Pd S1 Guru Tahfiz
14 Novita Syifa Fauziah, Lc S1 Guru Tahfiz
15 Abdurahman SMA Guru
Olahraga

b. Siswa
Sekolah MI Unggulan Al Amanah memiliki jumlah siswa 171.
Berikut data siswa-siswi MI Unggulan Al Amanah dapat di lihat pada
tabel di bawah ini.
40

Tabel 4.2
Jumlah Siswa-siswi MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
No Kelas Jumlah Jumlah Siswa
Rombel
1 I 2 60
2 II 2 48
3 III 2 46
4 IV 1 17

4. Sarana dan Prasarana


Sarana yang tersedia cukup lengkap. Berikut sarana dan prasarana di
MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok:

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok
No Jenis Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 10
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Guru 1
5 Toilet Guru 4
6 Toilet Siswa 6
7 Ruang UKS 1
8 Tempat Ibadah 2
9 Perpustakaan 1
10 Tempat Olahraga 1
11 Lab. Komputer 1
12 Aula 1
41

B. Analisis Data Berdasarkan Tabel Keterampilan Berbicara


Penelitian ini dilakukan di MI Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok .
Peneliti mengambil data dari sampel yang berjumlah 30 siswa kelas IB pada
semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok
pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes penilaian
keterampilan berbicara siswa pada saat proses pembelajaran dalam materi
menceritakan kembali dongeng yang dibaca atau didengar menggunakan rubrik
dan lembar penilaian yang telah dibuat. Berikut adalah hasil yang diperoleh
dari tes keterampilan berbicara siswa:

Tabel 4.4
Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
Pada Aspek Kebahasaan
Aspek yang dinilai
Kebahasan
No Nama* Struktur Total
Tekanan** Ucapan** Kosakata** Ekspresi**
Kalimat**(
(1-16) (1-12) (1-16) (1-12)
1-12)
1 A 6 7 10 9 7 39
2 B 7 7 12 9 8 43
3 C 10 7 12 9 6 44
4 D 10 7 12 9 6 44
5 E 10 10 12 9 8 49
6 F 10 10 12 9 8 49
7 G 10 7 12 9 7 45
8 H 9 7 12 8 7 43
9 I 9 7 12 9 6 43
10 J 7 7 11 8 6 39
11 K 7 6 12 8 6 39
12 L 7 6 12 9 7 41
13 M 9 7 12 9 7 44
14 N 6 6 11 8 8 39
15 O 10 7 12 9 6 44
16 P 9 7 12 9 7 46
17 Q 10 9 12 9 8 48
42

18 R 8 7 10 8 7 41
19 S 6 6 12 8 5 37
20 T 7 6 10 8 6 37
21 U 7 10 12 9 6 44
22 V 10 7 12 8 7 44
23 W 6 6 12 8 6 38
24 X 7 6 11 8 6 38
25 Y 7 7 12 8 6 40
26 Z 6 6 11 8 6 37
27 Aa 9 7 12 8 7 43
28 Bb 9 7 12 9 7 44
29 Cc 10 7 12 9 8 46
30 Dd 6 6 10 8 5 35
Total 244 212 348 256 200 1263
Rata-rata 8 7 12 8 7 42
Skor
480 360 480 360 360 2040
Maksimal
Persentase 50, 8% 58,8 % 72,5% 71,1 % 41,6 % 62%
Keterangan: * Nama Siswa (terlampir)
** Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek
Kebahasaan (lihat tabel 3.4)

Pada aspek kebahasaan dalam indikator tekanan, skor tertinggi yang


diperoleh siswa adalah 10 dan skor terendah adalah 6 dengan jumlah skor 244
dan persentase 50,8 % dari 30 siswa. Skor tertinggi indikator ucapan 10 dan
skor terendah 6 dengan jumlah skor 212 dan persentase 58,8 %. Pada indikator
kosakata skor tertinggi 12 dan skor terendah 10 dengan jumlah 348 dan
persentase 72,5 %. Indikator struktur kalimat mendapat skor tertinggi 9 dan
skor terendah 8 dengan julah skor 256 dan persentase 71,1 %. Pada indikator
Ekspresi tertinggi adalah 8 dan skor terendah 5 dengan jumlah skor 200 dan
persentase 41,6 %. Skor total tertinggi pada aspek kebahasaan adalah 49 dan
skor terendah adalah 35. Jumlah nilai pada aspek kebahasaan adalah 1263
dengan rata-rata 42 dan persentase 62%.
43

Tabel 4.5
Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
Pada Aspek Non Kebahasaan
Aspek yang dinilai
Non Kebahasaan
No Nama* Total
Keberanian** Kelancaran**
(1-16) (1-16)
1 A 13 8 21
2 B 15 9 24
3 C 12 8 20
4 D 10 8 18
5 E 15 9 24
6 F 15 9 24
7 G 13 9 22
8 H 13 8 21
9 I 10 8 18
10 J 9 8 17
11 K 10 8 18
12 L 12 8 20
13 M 12 8 20
14 N 13 8 21
15 O 10 8 18
16 P 10 9 19
17 Q 15 9 24
18 R 13 9 21
19 S 9 7 16
20 T 12 7 19
21 U 12 8 20
22 V 13 8 21
23 W 13 8 21
24 X 12 8 20
25 Y 11 8 19
26 Z 12 8 20
27 Aa 13 8 21
28 Bb 12 8 20
29 Cc 12 9 21
30 Dd 9 7 16
Total 368 245 604
Rata-rata 12 8 20
Skor Maksimal 480 480 960
Persentase 76,6 % 51 % 62%
Keterangan: * Nama Siswa (terlampir)
** Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara Aspek
Kebahasaan (lihat tabel 3.5)
44

Pada aspek non kebahasaan dalam indikator keberanian dengan skor


tertinggi 15 dan skor terendah 9 dengan jumah skor 368 dan persentase 76,6 %.
sedangkan pada indikator kelancaran skor tertinggi 9 dan skor terendah 7
dengan jumlah skor 245 dan persentase 51 %. Total skor tertinggi pada aspek
non kebahasaan adalah 24 dan skor terdendah 16. Jumlah nilai yang diperoleh
pada aspek non kebahasaan adalah 604 dengan nilai rata-rata 20 dan
memperoleh 62%.

Tabel 4.6
Data Hasil Nilai Keterampilan Berbicara Siswa
Nilai Aspek Nilai Aspek Non
No Nama* Total
Kebahasaan** Kebahasaan***
1 A 39 21 60
2 B 43 24 67
3 C 44 20 64
4 D 44 18 62
5 E 49 24 73
6 F 49 24 73
7 G 45 22 67
8 H 43 21 64
9 I 43 18 61
10 J 39 17 56
11 K 39 18 57
12 L 41 20 61
13 M 44 20 64
14 N 39 21 60
15 O 44 18 62
16 P 46 19 65
17 Q 48 24 72
45

18 R 41 21 62
19 S 37 16 53
20 T 37 19 65
21 U 44 20 64
22 V 44 21 65
23 W 38 21 59
24 X 38 20 58
25 Y 40 19 59
26 Z 37 20 57
27 Aa 43 21 64
28 Bb 44 20 64
29 Cc 46 21 67
30 Dd 35 16 51
Total 1263 604 1867
Rata-rata 42 20 62
Skor Maksimal 2040 960 3000
Persentase 62% 62% 62%
Keterangan: * Nama Siswa (terlampir)
** Total Nilai Keterampilan Berbicara Aspek Kebahasaan
(lihat tabel 4.4)
*** Total Nilai Keterampilan Berbicara Aspek Non
Kebahasaan (lihat tabel 4.5)

Dari data nilai keterampilan berbicara siswa kelas IB MI Unggulan Al


Amanah Bedahan Depok, diketahui nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 73
dan nilai terendah sebesar 51. Diketahui pula 19 siswa masuk dalam kriteria
Baik dan 11 siswa masuk alam kriteria cukup dan persentase yang diperoleh
adalah 62%.

C. Korelasi Analisis Data dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia


Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa, peneliti menggunakan
instrumen dokumenter yang diperoleh dari nilai rapot kelas I MI Unggulan Al
46

Amanah Bedahan Depok pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Dari
data yang diperoleh didapat hasil atau nilai sebagai berikut:

Tabel 4.7
Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
No Nama Siswa * Hasil Belajar**
1 A 77
2 B 85
3 C 90
4 D 83
5 E 93
6 F 89
7 G 82
8 H 79
9 I 82
10 J 86
11 K 75
12 L 85
13 M 88
14 N 69
15 O 80
16 P 88
17 Q 91
18 R 86
19 S 71
20 T 74
21 U 84
22 V 90
23 W 83
24 X 71
47

25 Y 77
26 Z 75
27 Aa 90
28 Bb 91
29 Cc 89
30 Dd 70
Total 2478
Rata-rata 82
Keterangan: * Nama Siswa (terlampir)
** Hasil belajar Bahasa Indonesia/ nilai rapot (terlampir)

Jumlah nilai hasil belajar siswa dari seluruh responden adalah 2478 dengan
nilai rata-rata 82. Selanjutnya dari hasil itu dapat diketahui bahwa perolehan
nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 69.
Untuk membuktikan diterima tidaknya atau benar tidaknya hipotesis yang
penulis ajukan, maka penulis akan membuktikan dengan menggunakan.

1. Uji Korelasional
Korelasi antara dua variabel yaitu keterampilan berbicara siswa (X) dengan
hasil belajar Bahasa Indonesia (Y) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
statistik Pearson Product Moment. Maka dari itu peneliti membuat tabel kerja
korelasi Pearson Product Moment untuk mencari X², Y² dan XY.

Tabel 4.8
Tabel Korelasi Pearson Product Moment antara Keterampilan Berbicara
Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Keterampilan Hasil
Berbicara Belajar
Nama* (X)* (Y)* XY X² Y²
A 60 77 4620 3600 5929
B 67 85 5695 4489 7225
C 64 90 5760 4096 8100
48

D 62 83 5146 3844 6889


E 73 93 6789 5329 8649
F 73 89 6497 5329 7921
G 67 82 5494 4489 6724
H 64 79 5056 4096 6241
I 61 82 5002 3721 6724
J 56 86 4816 3136 7396
K 57 75 4275 3249 5625
L 61 85 5185 3721 7225
M 64 88 5632 4096 7744
N 60 69 4140 3600 4761
O 62 80 4960 3844 6400
P 65 88 5720 4225 7744
Q 72 91 6552 5184 8281
R 62 86 5332 3844 7396
S 53 71 3763 2809 5041
T 56 74 4144 3136 5476
U 64 84 5376 4096 7056
V 65 90 5850 4225 8100
W 59 83 4897 3481 6889
X 58 71 4118 3364 5041
Y 59 77 4543 3481 5929
Z 57 75 4275 3249 5625
Aa 64 90 5760 4096 8100
49

Bb 64 91 5824 4096 8281


Cc 67 89 5963 4489 7921
Dd 51 70 3570 2601 4900
Jumlah 1867 2473 154754 117015 205333
Keterangan: * Nama Siswa (terlampir)
** Nilai Keterampilan Berbicara (lihat tabel 4.6)
*** Nilai Hasil Belajar (lihat tabel 4.7)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh jumlah ∑X adalah 1.867, ∑Y


adalah 2.473, ∑X² adalah 117.015, ∑Y² 205.333 adalah dan ∑XY adalah
154.754. Selanjutnya dimasukan ke dalam rumus.

Rumus Koefisien Korelasi Product Moment:

rxy =

rxy=

= 0,7730

Menurut hasil analisis di atas, diperoleh nilai r hitung sebesar 0,773. hasil
angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari penghitungan kemudian
diinterpretasikan pada tabel korelasi “r” Product Moment (lihat tabel 3.7) pada
tabel tersebut nilai r hitung berada pada rentang 0,70-0,90 yang artinya antara
keterampilan berbicara siswa (x) dan hasil belajar Bahasa Indonesia (y)
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
50

Bila menggunakan r tabel untuk n= 30 dan kesalahan 5% maka diperoleh


nilai r tabel= 0,361 (terlampir) dengan nilai r hitung=0,773 dan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dan tampak bahwa nilai r hitung lebih besar
dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,773 itu signifikan.
Hasil uji korelasional keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Korelasional Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia
Variabel yang rhitung rtabel Keterangan
dikorelasikan
Keterampilan 0,773 0,631 rhitung 0,772 berada pada rentang 0,70 -
Berbicara Siswa 0,90 maka terdapat korelasi yang kuat
(X) dengan Hasil atau tinggi
Belajar Bahasa
Indonesia (Y) rhitung > rtabel
Ho ditolak dan Ha diterima
0,773 > 0,631
artinya hipotesis yang menyatakan
terdapat hubungan antara keterampilan
berbicara siswa dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia diterima

2. Uji Signifikan
Untuk menguji signifikan dilakukan dengan menggunakan rumus uji
signifikan korelasi Product Moment.

thitung =
51

= 0,773

= 0,733

= 0,773

= 0,733

= 0,773 x 8,34 = 6,447

Hasil t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel


untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk= 30-2 =28, maka diperoleh t
tabel= 2,048 (terlampir) berdasarkan hasil tersebut maka dinyatakan
bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yang artinya Ho ditolak dan Ha
diterima atau hipotesis yang menyatakan “ tidak terdapat hubungan antara
keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia”
ditolak dan hipotesis yang menyatakan “terdapat hubungan antara
keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia”
diterima.
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi
koefisien determinasi untuk nilai di atas adalah 0,733²= 0,53. Hal ini
berarti varian yang terjadi pada variabel hasil belajar Bahasa Indonesia
53% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel keterampilan
berbicara. Pengertian ini sering diartikan pengaruh keterampilan berbicara
siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia = 53% dan sisanya karena
faktor yang lain.
Hasil uji signifikan keterampilan berbicara siswa dengan hasil
belajar Bahasa Indonesia dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
52

Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia
Variabel yang thitung ttabel Koefisien Keterangan
dikorelasikan Determinasi
Keterampilan 6,447 2,048 0,53 thitung > ttabel
Berbicara atau Ho ditolak dan Ha diterima
Siswa (X) 53% 6,447 > 2,048
dengan Hasil artinya hipotesis yang
Belajar Bahasa menyatakan terdapat
Indonesia (Y) hubungan antara
keterampilan berbicara
siswa dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia diterima

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis dari data yang telah diperoleh
dari kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan pada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016 dan melalui pengolahan data dengan menggunakan
teknik analisis korelasi Pearson Product Moment yang telah ditentukan pula,
maka diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok semester genap tahun
pelajaran 2015/2016, dan memiliki angka indeks interpretasi kuat atau tinggi
dan keterampilan berbicara siswa mempengaruhi 53% hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hasil Analisis keterampilan berbicara siswa dengan hasil belajar Bahasa
Indonesia dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
53

Tabel 4.11
Hasil Uji Hipotesis Korelasi Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia
Hubungan rhitung rtabel Interpretasi Signifikansi Keterangan Koefisien
Tabel “r” thitung ttabel Determinasi
X => Y 0,773 0,361 Pada rentang 6,447 2,048 thitung > ttabel 0,53 atau
nilai 0,70- 53%
0,90 rhitung > rtabel
“kuat/tinggi”
Ho ditolak
Ha diterima
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di MI Uggulan Al Amanah Bedahan Depok.
Dari data yang didapat dan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan
serta mengacu pada kajian teoritik yang ada pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa hasil penilaian tes keterampilan berbicara siswa yang telah
dilakukan menunjukan nilai rata-rata sebesar 62 dan Hasil belajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IB MI Unggulan Al Amanah Bedahan
Depok dalam kategori baik, hal ini dapat dibuktikan dari penghitungan rata-
rata yang diperoleh, yaitu sebesar 82 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan
nilai terendah 69.
Terdapat hubungan antara keterampilan berbicara siswa dengan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan,
Depok. Hal ini terbukti berdasarkan penghitungan melalui rumus kasar yang
memperoleh rxy= 0,773 dan menunjukan korelasi dalam kategori kuat atau
tinggi karena berada pada rentangan (0,70-0,90). Dan dari hasil rhitung yang
dikonsultasikan pada rtabel Product Moment dengan signifikan 5% dan N 30,
maka diperoleh nilai rtabel= 0,361 sehingga diketahui rhitung> rtabel yang artinya
hipotesis yang menyatakan “Terdapat Hubungan antara Keterampilan
Berbicara dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI Unggulan
Al Amanah Bedahan Depok” diterima. Hal itu juga didukung berdasarkan hasil
hitung uji t diperoleh hasil 6,447 dan t tabel untuk kesalahan 5% uji dua fihak
dan dk= 30-2 =28, maka diperoleh t tabel= 2,048 dan menunjukan thitung> ttabel.

B. Saran
Telah diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa memiliki hubungan
yang kuat atau tinggi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia, dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

54
55

1. Untuk penelitian selanjutnya


Penelitian lebih lanjut tentang melihat hubungaan keterampilan berbicara
siswa terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia bisa diteruskan dengan
melihat hubungan keterampilan berbahasa lainnya terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia.
2. Untuk Guru
Guru dan para orang tua dapat membantu meningkatkankan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa dengan meningkatkan juga keterampilan berbicara
siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta, 2010.

Arsyad G, Maidar dan Mukti M.S. Berbicara II. Jakarta : Karunika UT, 1986.

Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung:


UPI Press, 2007.

Djamrah, Syaiful Bahri, dkk. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet ke-3,
2011.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah /


Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013.

Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta: Nusa Indah,
Cet ke- 10, 1994.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo,


2007).

Roudhonah.Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sahara, Siti, dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta,
2009.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka


Cipta, Cet ke-5, 2010.

Soemarjadi, dkk. Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidkan


Tinggi, 1992.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA,


Cet ke- 17, 2012

Sujana, Nana. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, Cet Ke- 17, 2013.

56
57

Suparno, dkk. Berbicara. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet ke-2, 2007.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, Cet ke- 19, 2014.

Tarigan, Djago. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: DEPDIKBUD,


1997.

Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung , 1986.

Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung, 2008.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

8PP)

Mata Pelajaran :Bahasa lndonesia

Kelas/Semester :I● atun/2(do

PertemuanKe :15
Alokasi\ilaktu :2X35 Menit

惚究臨肌肌槻 軸飩 kriptt bm僣


StandarKompetensi
d“

KompetensiDasar :階 通
e面 fmsi mtt dmgtt ctokoL aman前

Indikator :

l. Menjelaskan arti tokoh dan latar


2- Menceritakan kembali dongeng yang
didengar dengan kalimat sendiri
Tujuan Pembelajaran :
1. siswa diharapkan mampu menjelaskan
arti tokoh dan latar dengan tepat
3' Siswa diharapkan mampu menceritakan
kembali dongeng yang didengar
dengan kalimat sendiri secara jelas

Materi Pembelajaran : Teks cerita dongeng

Metode Pembelajaran : Tanyajawab, contoh, inkuiri, ratihan dan penugasan


Langkah-tangkah pembelajaran :

A. Pendahuluan (10 menit)

1. Mengucapialiffi 1.Mettawab salaln dan


2.Mengabsen 12,Mendengarkan l Disiplin
3. Melakukan apersepsi t. Menjawab pertanyaan urrairi,
I I
4- Menyampaikan tujuan +. Mendengarkan dan
| I *" ingin tahu
pembelajaran I m.mperhatikan

B.Kegiatan lm」 ●o meni0


1. Eksplorasi

Mettelaskan kepada slswa tentang Mendengarkan Disiplin dan


unsure dongeng (tokoh dan latar) penjelasan guru rasa ingint ahu
Meminta siswa untuk Mendengarkan Disiplin, rasa
mendengarkan dan dan ingintahu
memperhatikan dongeng yang memperhatikan
akandibacakan. guru yang sedang

membacakan
dongeng
Menjelaskan kepada siswa hal Mendengarkan Disiplin,rasa
yang perlu diperhatikan dalam pejelasan guru mgintahu
membaca dongeng

Meminta siswa melihat teks Mencari unsur Disiplin


dongeng yang dibacakan guru dan dongeng (tokoh PercayaDiri
mencari unsur dongeng (tokoh dan latar) pada
dan latar) teks dongeng
II. Elaborasi

l. Meminta siswa merrGritakun 1. Maju untuk


kembali dongeng yang sebelumnya menceritakan
sudah dibacakan guru dengan
kembali dongeng
gerak ekspresi dan intonasi yang yang sebelumnya
sesuai secara bergantian dan
dibacakan guru
melakukan penilaian keterampilan
berbicara siswa dalam membaca
dongeng
2. Melakukan kegiatan tanyajawab Melakukan PercayaDiri
dengan siswa terkait isi dongeng kegiatan
tanyajawab
terkait isi
dongeng
3. Memberikan Reward kepada siswa Memberikan
yang berhasil mempresentasikan
Reward kepada
hasil kerja siswa lain yang
telah presentasi

III.Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Melakukan penguatan
Perhatian, rasa
singkat terkait dengan meteri
ingin tahu
yang telah dibahas dalam

kegiatan Eksplorasi dan

Elaborasi
2.Meluruskankebliruttyang lラ ・ Mendengarkan d狙
I RasaЩ tttahu
proses
terjadi dalam I p"-perhatikan
pembelajaran I p"qi"lasan guru
3. Memotivasi yang I l. Mendengarkan dan
siswa lain
I
perhatian
kurang bttartisゎ admtuk l memperhatikan

aktif dalam kegiatan


pembelaj aran se lanj utrya

C. Penutup (10 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karaktcr
Bersama-sama siswa Secara klasikal siswa Komunikatif
menyimpulkan hasil kegiatan menyimpulkan
inti kegiatan inti
つ4

Memberikan siswa post test Mengedakanpos/ TanggungiaWab,


kompetensi hasil test secara individu Percayadiri
pembelajaran untuk

dikerjakan per individu


3. Berdoa dan mengucap salam Religius
3. Berdoa dan
menjawab salam

SumberBelajar :Nurtika dan Setyani, aini. 2015. BSE Bahasa Indonesia untuk
SD don MI kelas L Jakarta: Pusat pembukuan Depdiknas

Media Pembelajaran: Teks bacaan dongeng

Penilaian
l. Keterampilan berbicara

Lembar peniraian Keterampilan Berbicara


siswa pada Aspek
Kebahasaan
HarilTanggal :
Waktu :
Materi :
Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara siswa pada
Aspek Non
Kebahasaan

Aspek yョ 聖 dinilai Total


No Nama Non Kebahasaan
Keberanian Kelancaran
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10

12
13
14
15
16
17
18
19
20
つ4

22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Rata-rata
2. Tes

Indikator Teknik Bentuk Penilaian


Penilaian
1. Menlelaskan arti-tokoh-dan les Uraian
latau.
2. Menyebutkan unsur cerita Tes
Uraian

Depok, Apil20l6
Mengetahui,

Peneliti
TEKS CERITA DONGENG

Dongeng I

Si Kancil Mencuri Timun ?

Si Kancil adalah binatang yang sangat cerdik, dia sangat pandai dan suka
menolonghean-hewan lainnya. mulai dari gagak, tikus, siput, kerbau dan hewan
lainnya. tetapi dengan ketenaran serta kebaikan hatinya, banyak juga yang merasa iri
dan diam-diam membenci si kancil. salah satunya adalah monyet. Monyet dikenal
sebagai hewan yang paling cerdas sebelum si kancil, hewan yang bisa lolos dari
berbagai bahaya, termasuk dari jebakan pak tani di kebun timun. karena sifat irinya,
si monyet ingin mengetes si kancil. apakah dia mampu lolos dari berbagai bahaya
seperti si monyet sehingga layak dijuluki hewan yang paling cerdik di hutan ?

Akhirnya pasa suatu hari, si monyet datang dan menemui si kancil. Dia berkata
bahwa dia memiliki kebun mentimun yang sangat luas dan berharap si kancil mau
membantu memakan timun tersebut karena tak kuat memakannya sendirian.
mendengar tawaranbaik si monyet, si kancil tentu sangat senang tanpa memiliki rasa
curiga sedikitpun. Akhirnya, berangkatlah mereka menuju kebun timun pak tani yang
diakui monyet sebagai kebun miliknya. monyet sangat yakin si kancil tak akan bisa
lolos dari jebakan tidak sepertinya. Sesampainya di kebun mereka berdua memakan
buah mentimun dengan lahap dan sebanyak yang mampu di makan. Begitu mereka
lakukan setiap hari.

Sedangkan pak tani sudah tampak mulai curiga, kaarena setiap hari buah timun
miliknya semain hari semakin berkurang. Pak tani tak sengaja dia melihat bekas jejak
kancil yang ada di kebunnya. "temyata selama ini si kancil yang mencuri timun
milikku, baiklah aku akan membuat perangkap agar si kancil tertangkap". pikir pak
tani. Pada keesokan harinya si monyet dan si kancil kembali ke kebun untuk
memakan timun dengan lahap. Tanpa disadari mereka, pak tani sedang
mernperhatikan gerak-gerik mereka dari balik sernak-semak.

"Oooo, temyata si kancil dan si monyet bandel itu lagi, kemarin hanya si monyet dan
sekarang dia mengajak teman. Lihat saja pasti akan ku tangkap hewan pencuri
tersebut", kata pak tani. setelah beberapa lama akhirnya kancil dan monyet itu
kekenyangan. Mereka menjadi sangat mengantuk dan mutuskan untuk tidur sebentar.
Tapi baru beberapa saat mereaka terpejam, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara
gaduh pak tani yang mongejar mereka sambil memukul-mukul kentongan sehingga
membuat si monyet dan kancil lari. Si kancil dengan gesitnya berlari ke semak-semak
untuk mencari jalan masuk ke hutan. Sedangkat si monyet berusaha memanjat pohon
dan melompat da/r satu pohon ke pohon yang lain.Tetapi, karena kekenyangan
monyet si monyet tidak mampu bergerak dengan gesit. Pak tani menyiapkan bidikan
panah yang sudah di bubuhi ramuan obat tidur, sehingga ketika mengenai si monyet,
monyet tersebut langsung jatuh dan tak sadarkan diri. Dan akhirnya, monyet yang iri
hati tersebut tertangkap dan dibawa pulang oleh pak tani. Setelah kejadian itu, tak
terdengar lagi bagaimana kabar si monyet dan juga tak pernah muncul lagi di dalam
hutan. Maka, setiap perbuatan jahat pasti akan mendapat balasan yang buruk juga di
kemudian hari.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran Bahasa lndonesia

KeIas/Semcster I← atu1/2(duぅ

PertemuanKe 16

AlokasiWaktu 2X35 Men■


StandarKompetensi :Memahalnl wacana lisall tentang deskripsi benda‐
benda disekitar dan dOngeng

KompetensiDasar :Mengldentiflkasi llnsllre dOngeng rtOkoh,Я mantt dan


ho
Indikator .

1.Mettelaskan arti anlanat


2.Mencerinan kembdi dOngeng yang didengar dengan kalimat sendiri

Tttuan Pembelttaran :

1.Siswa diharapkan mampu mettelaskan arti amantt dengantepat


2 Siswa山 町 kan mampu mmceritakan kembah dOngeng yang ddeng肛
dengan kalinltt sendiri secmjelas

Ma“ 」Pembettaran :Teks cerim dOngeng


Metode Pembelttamm :Tanyajawab,cOntOh,罰
b五,latihan dan penugasall
Langkah_langkah Pembdttann:

Ao Pendabuluan(10 1EEeniつ

l. Mengucap salam dan 1.Mcttawab salam dan


Mengabsm 12.Mendengarkan l nSわh
:。
3.Melananttersttd 1 3.MettaWabpertanyaan lMandiri

4' Menyampaikan tujuan +. vr"ndengarkan dan *"


pembelajaran || I ingin tahu
,n.-perhatikan

B.Kegiatan lnti● o menio


I. Eksplorasi

1.PIlettelaSkan kepada slswa


Mendergarkan Disiplin dan
tentang unsure dongeng (amanaQ penjelasan guru rasa ingin tahu
2. Meminta siswa untuk Mendengarkan dan Disiplin,rasa
mendengarkan dan memperhatikan ingin tahu
memperhatikan dongeng yang gum yang sedang
akan dibacakan. membacakan
dongeng
3. Menjelaskan kepada siswa hal Mendengarkan Disiplin, rasa
yang perlu dperhatikan dalam peJelasall gum ingin tahu
membaca dongeng Mencari llnsllr
4. Meminta siswa melihat teks dongeng KamanatD Disiplin
dongeng yang dibacakan guru pada teks dOngeng Percaya Diri
dan mencari unsure dongeng

(amanat)
II. Elaborasi

l. Meminta siswa menc"ritatan


Percaya diri,
kembali dongeng yang sebelumnya
Keberanian,
sudah dibacakan guru dengan
kembali dongeng Komunikatif
gerak ekspresi dan intonasi yang
yang sebelumnya
sesuai secara bergantian dan
dibacakan guru
melakukan penilaian keterampilan
berbicara siswa dalam membaca
dongeng
2. Melakukan kegiatan tanyajawab 2. Melakukan PercayaDiri
dengan siswa terkait isi dongeng
kegiatan
tanyajawab terkait
isi dongeng
3. Memberikan Reward kepada siswa 3. Memberikan
yang berhasil mempresentasikan
Reward kepada Saling
hasil kerja siswa lain yang menghargai
telah presentasi

III.Konfirmasi

l Melakukan p"nguatun singkat l. Memperhatikan Perhatian, rasa


terkait dengan meteri yang penguatan yang ingin tahu
telah dibahas dalam kegiatan diberikan guru
Eksplorasi dan Elaborasi
2. Meluruskan kekeliruan yang 2. Mendengarkan dan Rasa ngm tahu
tdadi dalam proses pemperhatikan
pembelajaran penjelasan guru
4. Memotivasi siswa lain yang | +. Mendengarkan dan I Perhatian
kurang bttarthゎ aduntuk l lnemperhatikan
aktif dalam kegiatan
pembelaj aran se lanj utlya

C. Penutup (10 menit)


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

1. Bersama-sama siswa 1. Secara klasikal Komunikatif


menyimpulkan hasil siswa
kegiatan inti menyimpulkan
kegiatan inti
2. Memberikan siswapost test 2. Mengerjakanpost Tanggungiawab,
kompetensi hasil /esf secara individu Percayadiri
pembelajaran untuk

dikerj akan per individu

3. Berdoa dan mengucap 3. Berdoa dan Religius


salam menjawab salam

SumberBelajar :Nurtika dan Setyani, aini. 2015. BSE Bahasa Indonesia untuk
SD don MI kelas I. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas

Media Pembelajaran: Teks bacaan dongeng

Penilaian :
1. Keterampilan berbicara
Lembar peniraian Keteramp,an Berbicara
Siswa pada A"pek
(ebahasaan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Materi :
Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara
Siswa
Pada Aspek Non Kebahasaan

4Spek yang dinilai Tolal


No Nama
1
り4
ウD

4
5
6
7
8
9
10

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
Rata― rata
2. Tes

Bentuk Penilaian



l. Menjelasta" arti amunatt


2. Menyebutkan unsur cerita

Depok, April2016
Mengetahui,

Peneliti
Dongeng 2

Gembala Pembohong dan Serigala

Zaman dahulu kala, di sebuah perkampungan hiduplah seorang anak gembala. Dia
bekerja pada seorang majikan untuk menggembala domba milik majikanya. Tiap
pagi anak itu menggiring dombanya berangkat ke padang rumput di pinggir hutan.
Dan tiap sore dia kembali menggiring domba-domba tersebut kembali ke kandang.
Sebelumnya sang majikan pemah berpesan, jika suatu saat ada gerombolan serigala
yang datang dan ingin memangsa domba miliknya, anak itu di suruh berteriak
meminta pertolongan pada orang-orang di kampung. Agar orang-orang tersebut mau
memb antu mengusir herombolan seri gal a tersebut.

Pada Suatu hari, anak gembala tersebut merasa bosan, Hingga muncul niat usilnya
untuk mengerjai orang-orang kampung. LaIu, anak gembala itu ingat perkataan
majikannya, kemudian anak gembala itu berlari ke pinggir kampong sambil
berteriak" serigala !! serigala !! tolong ada serigala !!" mendengar teriakan anak itu,
parawarga langsung berlarian untuk membantunya. Mereka membawa alat-alatyang
ada yang bisa digunakan untuk mengusir para serigala. Tapi ketika mereaka sampai
padang rumput, Mereka tidah melihat harrya serigala seekorpun. Mereka hanya
melihat si anak pengembala yaflg sedang tertawa terbahak-bahak menertawakan
mereka. " hahaha lucu sekali kalian tertipu". kata anak gembala itu.

Dengan perasaan jengkel, para penduduk kemudian kembali pulag ke rumah masing-
masing. Tapi beberapa saat kernudin mereka mendengar lagi anak gembala tersebut
berteriak minta tolong. Mereka pun langsung berlari lagi menuju padang rumput
dengan membawa alat-alat yang tadi. Tetapi lagiJagi mereka tak menemukan serigala
kecuali anak gembala tersebut yang lagi-lagi sedang tertawa. tentu saja hal itu
membuat Tentu saja hal tersebut membuat para orang-orang merasa dipermainkan.

Hingga tibalah waktu sore untuk membawa domba-dombanya pulang ke kandang.


Tapi ketika dia mau menggiring domba-dombanya tiba-tiba segerombolan serigala
datang dan mengejar domba-dombanya untuk dimangsa. tentu saja anak gembala itu
ketakutan dan lari dengan kencang ke perbatasan kampong. " Tolong ... !! ada
serigala.. ada serigala ..!!" teriaknya. Akan tetapi tak ada satu orang pun yang dalang
membantunya. Karena dia sering berbohong, maka kini tak ada lagi yang percaya
kepadanya. Dan anak gembala tersebut hanya dapat menyesali perbuatannya. Jangan
sekali-kali kita berbohong, karena jika sudah berbohong tidak aka nada lag1 yang
percaya, walaupun kamu berkata jujur.
DAFTARNAMA SISWA KELASI MIUNGGULAN AL¨ AH BEDAHAN
DEPOK SEMESTDk GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Nonlor Nama Siswa


1 Abdul Handita Tcgar
2 Aisyah Alya Putri
3 Aldi Abdul Al Aziz
4 Alika Kllrnia Bahri
5 Ahner Abiall Al Hakim
6 Aziz Nabil Musyafa
7 価 ah Aqila Saffa
8 Bagas Ridho Setyawan
9 Cut Dara Saniya
10 Dhika Pramudva
DzakaFariz Dianto
12 Fahd Fadil Al Hakim
13 HanifDamar Respati
14 Kayla Nataya Putri
15 Kazias Kintan
16 Keysya Aghata Prabu
17 Kirana Putrinine R.
18 Lulu Nabila
19 M.Fadhil Hasbv
20 Mahesa Abian
21 Muthia Fitri
22 Nadia Ghalda
23 Prisila Destiananta
24 Ulvianur
25 V市 ian Zerfmda
26 Zaki Al Hakim
27 ZaskiaAmanda Nurul
28 ZaSkiaFa Nur I
29 Angelica
30 Allnad Mudzakkir I
¨●ゝ
ン∽一
∽〓●7ヒョ﹁
OHO N ︲ 崎 一O N 2 く に く コ ]L 2 つ 〓 く ト
く つ 〓2
エ く 2 く 〓 く ヨ,
∽′コ ]︼ 2 C 望 ¨
く 2 Ш︼ 〓 く 〓 ⊃ 卜 に O L く α 冒 コ 一
2 “ く 卜 ﹂く 0
TABEL‖
N:LA卜 N:LAI DALAM DiSTRIBUSit

oc untuk uli dua fihak(tWO talltesl)


0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
α untuk ull satu fihak(one ta‖ test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1 '1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
2 0,816 1,886 21920 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
4 0,7 41 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 o,727 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
11 0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 0,692 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 0,691 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 0,690 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 0,699 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 0,688 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 .0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 0,697 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 0,697 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 0,685 1:319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 0,683 1,313 1,701 2,048`「 2,4o7 2,763
29 0,693 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
30 0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
40 0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
60 0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660
120 o,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617
∞ o,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576

ド TABEL‖ l

NILAl‐ N:LAIr PODUCT MoMENT

Taraf Signifikan Taraf Signifikan


N 5% N N
Taraf Signifikan
1°/。 5% 1% 5% 1%


5  0  5
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 0,266 0,345


4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 0,254 0,330


5 0,878 0,959 19 0,367 0,470 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306


7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 Oi735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263


12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181


17 0,482 0p06 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
4 4 4 4 4 ∞
5 6 7 8 9



21 0,433 0,549 0,294 0,380 0,074 0,097




22 0,423 0,537 0,291 0,376 0,070 0,091



23

0,413 0,526 0,288 0,372 0,065 0,086



24

0,404 0,515 0,284 0,368 0,062 0,081


25 0,396 0,505 0,281 0,364
26 0,388 0,496 0,279 0,361
MADRASAHIBTDAIYAH UNGGULAN AL
Telp.c021)91266526.Hp.081808670575

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah MI Unggulan Al Amanah


Bedahan Depok dengan ini menyatakan bahwa:

Nama Niswatun Hasanah

NIM 109018300016

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah @GMI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Un市ersitas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahwa mdrasiswi dengan identitas tersebut benar telah melakukan penelitian


di MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, dengan judul penelitian "Hubungan
Antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia" mulai
dari bulan April sampai bulan Juni 2016.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.


Atas pehatiannya kami ucapkan terimakasih.

Depok, Juni 2016

Mengetahui,
DEPARttEMEN AGAMA No Dokumen i FITK‐ FR‐ AKD¨ 081

U:N」 AKARTA 丁g!.丁 erbit : 5」 anuari 2009


FITK
FORM(FR) No Revisi: : 00

′′4 H Jυ anda Alo 95 Cゎ υね:イ 54′ 2′ ndonesla Ha
SURAT BIMBINGAN SKRIPSi
Nomor:Un.01/F.1/:囮 NI.01.3/.P■ β
/.■ 913 arta 25 Febru年 12013
J温〔
Lamp.:.… … ..f・ …・
Hal :Bilnbingan Skripsi

Kepada Yth.
Fauzan, MA
Perrrbimbing Skripsi
FakLrltas llmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarla.

As s alamu' al likum wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pernbimbing VII


(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama Niswatun Hasallah

NIM 109018300016
Jurusan Kl― PGMI
Semester VIII(Delapan)
Judul Skripsi Ⅱ ubu■ gall Antara Keterampilan BerbiCara Siswa dengan
Hasil Belaiar Bahasa IIlldonesia

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 18 februari
2013, abstraksrloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
rnenghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' al aikum wr.wb.


a.n. Dekan

ビ″
z

ⅣI. .,NII.Phil

60530198503 1002/
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswaybs.
DEPARTEMEN AGAMA No Dokumen : F!丁 K― FR― AKD-081
UIN JAKARTA FORM(FR) Tg!.Terbit : 5」 anuari 2009
FITK No.Revisi: : 00
」 H Jυ aρ da Ⅳο95 Crp● rarィ 54'2 1ndoresla
l′ r
Ha
SURAT BiMBINGAN SKRIPS:
Nomor:Un.01/F.1′ 陶MI.01.3/.11つ 。
/.み ρ.lら Jalcarta,25 Februari 2013
Lamp.:.… ..… ………
Hal :Bilnbingan Skripsi

Kepada Yth.
Hindun. M.Pd
Pembirnbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

A ss alontu' al a iktrm wr.w b.

Dengan ini
diharapkan kesediaan Saudara unruk menjacii pembirnbing VII
(rnateri/tekris) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama Niswatun Hasanall

NIM 109018300016
Jurusan KI¨ PGⅣ II

Semester VⅡ I(Delapan)
Judul Skripsi Ⅱ ubullgan Antara ICeterampilan Berbicara Sislva dengan

Ⅱ asil Belaiar Bahasa IIndonesia

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 18 februari
2013, abstrakstloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulall, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amtt' al aikum v,r.w b.


a.n. Dekan

ly7 Zakaria,M.Eo"M.Phil
19560530198503` 1002〆
Tembusan:
l. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
DAFTAR REFERENSI

NAMA : Niswatun Hasanah

NIM :109018300016 i
,:^

JUDUL : Ilubungan Antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan 'l


Ilasil Belajar Bahasa Indonesia (Studi Kuantitatif di Kelas
I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, Semester
Genap, Tahun Pelajaran 201512016)

PEMBIMBING I : Dr. Hindun, M.Pd

PEMBIMBING II : Dr. Fauzan, MA

No Bab Nomor Halaman Referensi Paraf Paraf


Footnote Skripsi Pembimbing Pembimbing
I u
1 6 Socllnttadi,dkk,
Pcndidikan


Keterampilan,
(Jakarta:Direktorat
Jcndral Pendidikan
Tinggi,1992)
2 2 6 Pusat Bahasa
Departemen
Pendidikan
Nasional, KBBI,
(Jakarta: Balai
Pustaka,Cet. ke- III,
Υ
2005)
う0

3 6 Muhibbin Syah,
Psikologi
Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, (
Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,

cetke-19.2014)
/   /

4 4,8,9,16, 7,8,11 Isah Cahyani dan



18,19 Hodiiah、
Kemampuan
Berbahasa Indonesia
di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007)
5 5,19,11, 7,9,11 Henry Guntur
l7 Tarigan, Berbicara


Sebagai Suatu
Keterampilan
Berbahasa,
(Bandung: Angkasa
Bandung,2008)
6 6 7 Hindun,
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Berkarakter di
Madrasah
Ibtidaiyah/ Sekolah
Dasar,(Depok: Nufa
Citra Mandiri. 2013)

つ綸︱
7 7,13 7,9 Suparno. dkk,
Berbicara, (Jakarta:

8 12 9
Universitas Terbuka,
Cet. ke-2. 2007)
Gorys Keraf,

Komposisi Sebuah

呻 ︱
Pengantar
Kemahiran Bahasa,
(Jakarta:Nusa
Indah, Cet ke- 10,
1994)

9 14 10 Djago Tarigan,
Pengembangan
11

Keterampilan
Berbicara, (Jakarta:
DEPDIKBUD,
1997\

10 15 10 Roudhonah, Ilmu
Komunikasi, 7
(Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2007) [, 錮
20 12 Maidar G Arsyad
dan Mukti M.S,
のや
Berbicara II,
(Jakarta: Karunika
Universitas Terbuka,
Cet. ke- 1. 1986) 呻


12 21 13 Djago Tarigan dan



P野 ︱

H.G. Tarigan,
Teknik Pengajaran
Keterampilan
Berbahasa,
(Bandung: Angkasa

Bandune. 1986)
13 22,27 14,19 Slameto, Belajar dan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya,
(Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet ke-5,

P I
2010)
14 23 14 Oemar Hamalik,
Proses Belajar


Mengajar, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara,
2001)

0悌︱
15 25 16 Syaiil Bahri
珂 alnrah,Psikologi
Belttar,(Jakarta
Rincka Cipta,cet ke―
3,2011)

P I

16 26 18 Nana Sttana,
Penilaian Proscs
Hasil Bclttar

W
McngaJar,
(Bandung:PT。
RernaJa Rosdakarya,
Cct Ke-17,2013)
17 28 21 Siti Sahara,dkk,
Kcterampilan
柳︱

Berbahasa
lndonesia,(Jakarta:
FITK UIN Jakarta,
2009)
θ俳︱
18 29 21 Minto Rahayu,
Bahasa Indonesia di
PerguruanTinggr,
(Jakarta: PT.
Grasindo,2007)

19 30,31,33, 25,26,28 Suharsimi Arikunto,
35 Prosedur Penelitian
suatu pendekatan
praktik, (lakarta:
PT. Rineka Cipta,
2010)
20 32,34,36 26,27,34 Sugiyono, Metode
Penelitian


Kuantitatif kualitatif
dan R&D,
(Bandung: Alfabeta,
cet ke-17, 2012)

Jakarta,I8 Juli 2016

12152009122001 NIP.197607112007011013
UJI REFERENSI

Sehモ 黎h rehellsi yang digmよ an dabll pc■ clitian shHpsi yang bttudul“ H:品 uⅢ gan
Ketrattpfian Bcrbicara Sistta dcttgそ m Hasil Bclttar Bahasa lndoncsia(Studi
Kualltitatif di Kelas I MI Unggulan AI Alllanall Bedahan Depok,Selllester Gcnap.
Tallun Pe町 額al1 2015/2016)" Yang disusllll oleh Niswatun llasal■ tt NIM
109018300016,Proralll Stlldi Pendidikan Gllrll Madrasah lbtidaiyah,Faktlllas llFnu
Tttb=由 dan Kcgllluan,UniverJlas IJalll Neぎ 五 Syal‐ if Hidttatullah Jよ al‐ ta_Telall
ditti kebenarannya olch dosen pembimbing pada tangga1 18 J■ lb 2016

Jakalla、 18 Juli 2016

Pembimbing II

Dr.Fauzan.DIA
12152009122001 NIP.197607112007011013
RIWAYAT PENULIS

Niswatun Hasanah, Lahir di Bogor, 5 Januari 1992 dari


seorang ibu yang bernama Ani dan seorang ayah yang
bernama Sudarman. Menikmati masa pendidikan dari mulai
tingkat RA di RA Islamiyah, tingkat MI Hayatul Islamiyah
Yadair, Mts Islamiyah Yadair, MA Islamiyah Yadair dan
sekarang sedang menyelesaikan program pendidikan S1 di
Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada Masa Mts dan MA aktif sebagai anggota OSIS, pada


masa kuliah juga pernah bergabung dengan anggota BEM Jurusan untuk defisi
seni dan olahraga. olahraga merupakan kegemaran penulis terutama untuk bidang
olahraga bola voli sejak masa MA penulis berhasil memperoleh piala kejuaraan
turnamen voli tingkat SMA bersama timya. begitu juga pada masa kuliah berhasil
meperoleh juara 1 turnament voli tingkat FITK.

Pada tanggal 25 Januari 2014 menikah dengan Dea Agustian yang dikaruniai satu
orang anak laki-laki yang bernama Asraf Rasyid El Dzaky pada tanggal 17 Maret
2015. Sejak tahun 2014 menjadi tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah
Unggulan Al Amanah Bedahan Depok. Penulis tinggal bersama keluarga
kecilnya yang beralamat di Jln. Abdul Wahab RT.03/05 No. 21A Kelurahan
Sawangan Kecamatan Sawangan Kota Depok Provinsi Jawa Barat.

Sejak tahun 2014 menjadi tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Al


Amanah Bedahan Depok sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai