Anda di halaman 1dari 103

Final Draft February, 2009

WORLD HEALTH ORGANIZATION


Geneva, Switzerland

Manual Perencanaan
Program Komunikasi
Dampak Perilaku Kesehatan
TRIAL COPY

(Limited Distribution—Being Edited)

2
DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN
UCAPAN TERIMAKASIH
MAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUAL
BAGIAN I: PENGENALAN COMBI – PERTANYAAN – PERTANYAAN DASAR
 Apa itu “COMBI” – Communication for Behavioural Impact?
 Kenapa kita memerlukan “COMBI”?
 Apa langkah – langkah kunci dalam merancang Rencana COMBI?
 Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan dan Promosi Kesehatan?
 Dimana saja COMBI telah diterapkan
 Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan baik?
 Apakah COMBI merupakan investasi yang baik?
 Bagaimana seseorang mencari bahan tambahan mengenai COMBI?

BAGIAN II: 10 LANGKAH – LANGKAH UNTUK MERANCANG RENCANA


COMBI

Pendahuluan
Garis besar 10 langkah – langkah dalam merancang rencana COMBI
LANGKAH NO.1: PENETAPAN GOL KESELURUHAN
LANGKAH NO.2: PENETAPAN OBYEKTIVE PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CATATAN 2.1 MANTRA COMBI NO.1:
“TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,
PAMFLET, VIDEO …. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH
MEMBUAT OBYEKTIVE

PERILAKU SPESIFIK DAN TEPAT”

CATATAN 2.2 HINDARI DARI GODAAN “PERASAAN MENDIDIK”


CATATAN 2.3 KEKHAWATIRAN TERHADAP “PERASAAN PEMBANGUNAN SOSIAL”; BERTUJUAN UNTUK
HASIL – HASIL PERILAKU YANG TERBATAS, PALING BANYAK 1 – 3.

CATATAN 2.4 PERNYATAAN PERTAMA DARI OBYEKTIVE PERILAKU BUKAN MERUPAKAN YANG TERAKHIR.
KITA AKAN KEMBALI PADA YANG PERTAMA UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN DAN

MODIFIKASI BILA PERLU

CATATAN 2.5 MENINJAU OBYEKTIVE PERILAKU TERHADAP KRITERIA 5 W DAN “SMART”

3
LANGKAH NO.3: MELAKUKAN ANALISA “PASAR” UNTUK MENDAPATKAN KUNCI

KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE

PERILAKU YANG TEPAT.


CATATAN 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2
“TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO
…. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MELAKUKAN ANALISA
SITUASI PASAR UNTUK MENDAPAT KUNCI KOMUNIKASI SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE
PERILAKU PENDAHULUAN
CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR
CATATAN 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR
CATATAN 3.4 TETAPLAH PADA ISU – ISU SOLUSI YANG DAPAT DAN TIDAK DAPAT DITERIMA DALAM
MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR (SMA) UNTUK MENDAPAKAN KUNCI
KOMUNIKASI (CK)
CATATAN 3.5 MELAKUKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI MENGENAI TINGKAT
PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN KECENDERUNGAN PERILAKU

CATATAN 3.6 MELAKSANAKAN LATIHAN SEGMENTASI PASAR


CATATAN 3.7 MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN (FORCED FIELD ANALYSIS)
CATATAN 3.8 MELAKUKAN ANALISA ”SWOT” (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITIES,
THREATS)
CATATAN 3.9 MEMPERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU SEHUBUNGAN DENGAN “4 C” DARI
KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC - INTEGRATED MARKETING
COMMUNICATION)
CATATAN 3.10 MELAKUKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE ON) DAN MILO (MOMENT IN THE
LIFE ON)

CATATAN 3.11 MELAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF THE MIND ANALYSIS /
ANALISA HAL – HAL YANG ADA DALAM PIKIRAN)
CATATAN 3.12 MELAKUKAN ANALISA KOMPETITOR
CATATAN 3.13 MELAKUKANKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI / ISU)
CATATAN 3.14 MENETAPKAN RISET LEBIH LANJUT
CATATAN 3.15 MENENTUKAN PERSYARATAN – PERSYARATAN RENCANA COMBI

LANGKAH NO.4: MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI


OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN
CATATAN 4.1 PENETAPAN ULANG OBYEKTIVE PERILAKU
CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN DICAPAI, DALAM RANGKA
MEMBERI SUMBANGAN PADA PENCAPAIAN OBYEKTIVE PERILAKU

CATATAN 4.3 MENGANTISIPASI 3 UPAYA KOMUNIKASI BILA SESEORANG MEMBUAT STRATEGI:


PERHATIAN PILIHAN, PERSEPSI PILIHAN, INGATAN PILIHAN
CATATAN 4.4 MEMPERTIMBANGKAN RANCANGAN STARATEGI YANG M – RIP (MASSIVE –
REPETITIVE, INTENSE, PERSISTENT)

4
CATATAN 4.5 GARIS BESAR PENGGABUNGAN AKSI – AKSI KOMUNIKASI TERPADU YANG AKAN
DIAMBIL SEHUBUNGAN DENGAN “C” KE EMPAT DARI KOMUNIKASI

PEMASARAN
TERPADU (IMC)
CATATAN 4.6 MENGGUNAKAN APA YANG SEDANG BERFUNGSI DALAM HAL SISTEM DAN
PENDEKATAN KOMUNIKASI TETAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL
SEBAGAI

INTERVENSI ALTERNATIVE DAN KREATIVE

CATATAN 4.7 BERCERMIN KEMBALI PADA “MS.CREFS”


CATATAN 4.8 BERUPAYA UNTUK MENYANDINGKAN KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DAN
INTERAKSI YANG ARIF”
CATATAN 4.9 MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN INSENTIVE DAN LOGO LABEL

LANGKAH NO.5: MENYAJIKAN RENCANA AKSI COMBI


CATATAN 5.1 MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN SPESIFIK MENURUT 5 AREA UMUM DARI
INTERVENSI KOMUNIKASI (BILA DIPERLUKAN AREA DAPAT DITAMBAH)

CATATAN 5.2 SEKALI LAGI MENGINGATKAN MS.CREFS


CATATAN 5.3 MENGINGAT 3 UPAYA DARI KOMUNIKASI
CATATAN 5.4 MENGINGAT ATURAN NO.2 DARI 7 ATURAN DALAM MEMASANG IKLAN
ELEKTRONIK DAN YANG TERBAIK MENGHINDARI TIPUAN “GERAK DAN LAGU”

CATATAN 5.5 ATURAN DARI TRIAD AJAIB


CATATAN 5.6 MEMPERTIMBANGKAN MEMASANG IKLAN BERTAHAP
CATATAN 5.7 MEMAKAI AGEN PERIKLANAN DAN MENGATUR AGEN DENGAN RAJIN.

LANGKAH NO.6: MANAJEMEN / PENATALAKSANAAN


CATATAN 6.1 TUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER PROGRAM COMBI
CATATAN 6.2 TUGASKAN KELOMPOK PELAKSANAN UNTUK MEMUDAHKAN
PENATALAKSANAAN

DAN MENGATASI KRISI

CATATAN 6.3 MEMPERTIMBANGKAN PEMBENTUKAN KELOMPOK PENASEHAT

LANGKAH NO.7 MONITORING / PEMANTAUAN


CATATAN 7.1 GUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT PEMANTAU
CATATAN 7.2 RENCAN UNTUK MEMANTAU SURVEI

LANGKAH NO.8: PENILAIAN DAMPAK


CATATAN 8.1 MENGIKUTI ARAH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN DALAM
MEMBENTUK PROSES YANG BENAR DALAM PENILAIAN DAMPAK,

MENGGUNAKAN CATATAN KEHADIRAN DI PUSKESMAS ATAU STUDI OBSERVASIONAL

CATATAN 8.2 MENYUMBANG PADA DAMPAK INTERVENSI COMBI


CATATAN 8.3 MEMAKAI SPESIALIS EVALUASI

LANGKAH NO.9: PENJADWALAN: RENCANA KERJA


CATATAN 9.1 MENGIKUTI DRAFT PERTAMA DARI JADWAL RENCANA KERJA MELALUI LATIHAN
KELOMPOK YANG MELIBATKAN INDIVIDU DAN MITRA PELAKSANA

LANGKAH NO.10 ANGGARAN


CATATAN 10.1 RENCANA COMBI TIDAK DAPAT DILAKSNAKAN DENGAN BIAYA MURAH, JADI

5
LAKUKAN ANTISIPASI KESULITAN DENGAN BESARNYA KEBUTUHAN

ANGGARAN

CATATAN 10.2 KEMUNGKINAN MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN SEKTOR SWASTA

LAMPIRAN I: FORMAT MENYAJIKAN DOKUMEN RENCANA COMBI


LAMPIRAN II: CONTOH RENCANA COMBI

6
PENDAHULUAN

Manual ini berkembang dari kerja kami dalam bidang penyakit – penyakit menular dan
didorong oleh 5 pertimbangan:

1. Penyakit menular masih sebagai ancaman global. Merupakan pembunuh anak –


anak dan remaja terbesar. Bertanggung jawab atas lebih dari 13 juta kematian
pertahun, setengah dari kematian tersebut terjadi dinegara – negara berkembang.
Pembunuh terbanyak dari penyakit infeksi adalah apenyakit saluran pernapasan
akut dan diare, HIV/AIDS, TBC dan Malaria. Pada tahun 2001, kematian karena
HIV/AIDS, TBC dan Malaria diperkirakan sekitar 6 juta. Diluar penyakit –
penyakit ”pembunuh”, masih terdapat 250 juta orang setiap tahun yang menderita
cacat karena penyakit – penyakit infeksi seperti Limfatik Filariasis, Lepra, dan
luka buruli. Penyakit – penyakit ini telah menyebabkan anak putus sekolah dan
bagi orang dewasa akan menghambat mereka untuk mengurus anak anaknya dan
untuk bekerja, secara perlahan – lahan menggangu kesehatan dan kesejahteraan
bangsa, keluarga dan individu. Penyakit – penyakit yang terabaikan ini
memperparah siklus kemiskinan.
2. Kami mempunyai solusi teknis dan medis untuk mengurangi beban kesehatan dari
penyakit – penyakit menular dan dalam banyak kasus solusi tersebut siap tersedia.
Tetapi dengan berbagai alasan orang tidak mau menggunakan solusi yang ada
padanya untuk memperbaiki kesehatannya. Pandangan lama bahwa semua yang
harus kita lakukan adalah menyediakan pengobatan dan otomatis orang akan
datang ke klinik kita, tidak akan dipakai lagi. Bagian penting dari mengatasi
kesenjangan antara adanya solusi dan penerimaan orang adalah perlunya
mobilisasi sosial yang lebih fokus dan strategis, program – program komunikasi
dan pendidikan guna mengajak orang dalam melakukan perilaku yang mengubah
status kesehatan mereka.
3. Untuk sementara kami telah mengetahui bahwa pendekatan informasi –
pendidikan yang sejauh ini telah memberitahu rancangan program komunikasi
kesehatan tidak memberikan dampak perilaku yang kita inginkan sebagai gol
akhir. Sementara itu diperlukan peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai
perilaku sehat, yang dasarnya masih kurang untuk aksi perorangan. Kesenjangan

7
antara mengetahui apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya, jauh dari
menggembirakan.
4. Program mobilisasi sosial WHO pada tahun 2000 mulai menerapkan suatu
pendekatan yang disebut Komunikasi berDampak Perilaku (COMBI) didalam
rancangan dan pelaksanaan mobilisasi sosial berfokus perilaku untuk eliminasi
Lepra di India dan Mozambik, pencegahan Limfatik Filariasis di Malaisia dan
Laos, dan pencegahan dan pengobatan TBC di Kenya, Bangladesh dan India. Kami
telah memperoleh beberapa keberhasilan yang mengesankan. Dan kami juga
memiliki pemikiran yang jelas bahwa dengan pendekatan ini kita dapat membuat
perbedaan yang mencolok dalam mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari
penyakit – penyakit menular, bahwa janji kesehatan yang kami buat kepada orang
dapat diberikan. Kami telah melihat COMBI di…… pada tantangan perilaku bagi
seseorang yang terlibat dalam menghadapi berbagai penyakit, secara efektive
mendorong orang dalam mempertimbangkan aksi – aksi individu dan masyarakat
yang dapat mereka kerjakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit –
penyakit tersebut.
5. Meningkatnya jumlah tenaga – tenaga kesehatan yang meminta untuk dibimbing
bagaimana menerapkan pendekatan COMBI terhadap tantangan perilaku yang
ditemukan dari berbagai penyakit.

Bagi mereka yang memiliki latar belakang komunikasi dan beberapa pelatihan, kami
berharap bahwa manual ini dapat menjadi alat praktis didalam membuat program –
program COMBI guna pelaksanaan sewaktu – waktu. Bagi mereka yang punya
ketertarikan pada pendekatan ini kami percaya bahwa manual ini akan memberikan
beberapa pandangan mengenai apa yang terlibat dalam membuat rencana COMBI untuk
mendapat hasil – hasil perilaku tertentu bagi kesehatan.
Catatan khusus:saat kita menyajikan COMBI dalam hubungannya dengan penyakit –
penyakit menular kami ingin menekankan bahwa metodologi COMBI dapat juga relevansi
khususterhadap tugas pencapaian dampak perilaku yang berhubungan dengan penyakit –
penyakit tidak menular dan juga pengembangan sosial lain.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami.

ASIYA ODUGLEH-KOLEV
Technical Officer, Sosial Mobilization
Health Security and Environment (HSE)

8
20, Avenue Appia
CH-1211 Geneva 27
Switzerland

| Tel. direct: +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721
| Email: oduglehkoleva@who.int
Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail:
everold.hosein@wmc.who.int; Everold@aol.com.)

9
UCAPAN TERIMA KASIH

Manual ini akarnya ada didalam kursus tahunan selama 3 minggu tentang “ Komunikasi
Pemasaran Terpadu untuk Dampak Perilaku dalam Kesehatan dan pembangunan Sosial”
yang telah dilaksanakan di New York University (NYU) sejak 1994 dan dikoordinir oleh
Dr. Everold N. Hosein.

Program pelatihan telah mendapat keuntungan selama bertahun – tahun, dari


input pengajaran diantara: Jeff Carr, dosen bidang Pemasaran di NYU Stern
School of Business Administration; Burson –Marsteller, perusahaan dunia
terbesar dalam pembimbingan komunikasi dan humas; Sudler and Henessy, agen
periklanan pelayanan kesehatan internasional berkedudukan di New York;
Cooney-Waters, perusahaan public relation berkedudukan di New York; badan
periklanan; Dr. Erma Manoncourt, Dr. Sylvia Luciani, dari UNICEF; Dr. O.J.
Sikes, Dr. Sylvie Cohen, dan Dr. Delia Barcelona, dari UNFPA; Dr. Gloria Coe, Dr.
Marilyn Rice, Ms. Bryna Brennan dari PAHO/WHO; Denise Gray-Felder dan Brian
Byrd, dari Rockefeller Foundation; dan Diana Leidel, editor majalah dan desainer
grafis.
Sejak tahun 2000, WHO telah bekerja sama dengan NYU dalam menyelenggarakan dan
melaksanakan program pelatihan dengan peran serta yang besar dari Ms. Helen Kelly
dan Dr. Ron Janoff, Erich Dietrich, dari kantor Academic initiatives and global programs,
dan Dr. Allyson Taub, Prof. Vivian Clarke, Dr. Judith Gilbride dari departemen gizi,
makanan, dan kesehatan masyarakat di NYU Steinhardt School of Education. The

10
NYU/WHO Summer Institute Class of 2003 was involved in a detailed review of this
manual.

Juga pada tahun 2000, WHO mulai menerapkan metodologi dari Communication for
Behavioural Impact (COMBI) berdasarkan pada konsep komunikasi pemasaran terpadu
terhadap penyakit – penyakit menular tertentu. Dr. Elil Renganathan, koordinator dari
program pelatihana dan mobilisasi sosial, dan Dr. Maria Neira, Direktur bagian
pengendalian, pencegahan dan pemberantasan di WHO divisi penyakit – penyakit
menular (dikepalai oleh Dr. David Heymann) yang sangat mendukung pembentukan
inisitive ini. pertama kali COMBI diterapkan pada program – program Lepra di India
yang di dorong oleh Dr. Denis Daumerie dari program pemberantasan Lepra WHO. Sejak
itu digunakan juga dengan berhasil pada Dengue dan Limfatik Filariasis. Baru baru ini
diterapkan pada program TBC, Malaria, HIV/AIDS, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi bayi,
penyakit – penyakit kronis dan kegemukan. Kantor – kantor UNICEF juga telah
menerapkan metodologi ini untuk berbagai program UNICEF mulai dari kekerasan
terhadap anak, HIV/AIDS, ANC, sampai imunisasi. Program – program lapangan ini
dilakukan bekerja sama dengan kantor WHO regional dan perwakilan negara anggota,
kantor UNICEF regional dan negara perwakilan dilebih dari 50 negara.

Manual COMBI dipersiapkan oleh Dr. Everold N Hosein, Senior Communication Advisor –
Consultant WHO dengan dibantu oleh Nn. Asiya Odugleh, technical officer WHO, Dr. Will
Parks, WHO Communication officer, Nn. Lotta Adestal, konsultan WHO yang dibiayai
pemerintah Swedia, dan Nn. Diane Pollet, WHO communication assistant, dan dibawah
supervisi penuh dan bimbingan dari Dr. Elil Renganathan dari WHO.

11
MAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUAL

Maksud
Manual ini dimaksudkan terutama untuk mempermudah petugas kesehatan yang telah
dilatih didalam menerapkan petunjuk 10 langkah COMBI dalam merancang rencana
COMBI guna mencapai obyektive perilaku yang jelas

Bagi mereka yang akan dilatih COMBI, manual ini merupakan referensi cepat tentang
konsep – konsep dan langkah – langkah membuat perencanaan yang digunakan dalam
membuat rencana COMBI

Pada saat yang sama, bagi petugas yang tidak memiliki latar belakang komunikasi,
manual ini memberikan kilasan proses yang terlibat dalam merancang suatu
perencanaan)

Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup secara mendalam seluruh perangkat
yang digunakan dalam merancang COMBI. Isi dari manual ini meliputi beberapa
pengertian dasar dari prinsip – prinsip dan teknik komunikasi dasar. Diharapkan juga
bahwa spesialis lain akan dilibatkan dalam latihan merancang COMBI, seperti spesialis
di bidang periklanan, riset pasar, dan evaluasi dampak

Penggunaan

Manual ini dibagi dalam 2 (dua) bagian:

Bagian I, pada bagian ini pembaca diberi pengenalan dasar dan metodologi dari COMBI.
Menyediakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan mendasar tentang COMBI:
 Apa itu COMBI?
 Mengapa kita memerlukan COMBI?
 Apa perbedaan antara COMBI dengan Penyuluhan dan Promosi kesehatan?
 Apa langkah – langkah kunci dalam merancang rencana COMBI?
 Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI bekerja?

12
 Apakah COMBI merupakan investasi yang baik?
 Dimana saja COMBI telah diterapkan?
 Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Bagian II, bagian ini membawa pembaca kedalam tiap langkah dari 10 langkah pedoman
COMBI dalam merancang COMBI dan menjelaskan apa yang akan dilakukan pada setiap
langkah. Disamping itu juga terdapat beberapa konsep dan perangkat yang berhubungan
dengan tiap langkah di catatan khusus yang dilampirkan pada setiap langkah. Kami
merekomendasikan agar bagian II ini dibaca dulu seluruhnya sebelum dilanjutkan ke
penerapan tiap langkah pada latihan merancang COMBI.

Pada bagian akhir tersedia lampiran – lampiran format untuk menyajikan rencana
COMBI dan contoh dari rencana COMBI

13
BAGIAN I:

Pengenalan COMBI

Pertanyaan – pertanyaan Dasar

14
BAGIAN I:

PENGENALAN COMBI

BAGIAN I: PENGENALAN COMBI

Pertanyaan – Pertanyaan dasar

 APA ITU “COMBI – KOMUNIKASI BAGI DAMPAK PERILAKU”?

COMBI adalah kegiatan mobilisasi sosial yang ditujukan pada tugas


menggerakkan seluruh individu dan masyarakat yang berpengaruh pada individu
dan keluarga dalam mendorong aksi individu dan keluarga. Kegiatan ini
merupakan starategi dalam proses penggabungan beraneka intervensi komunikasi
dengan maksud mengajak individu dan keluarga dalam untuk mempertimbangkan
perilaku sehat yang direkomendasikan dan menganjurkan agar perilaku tersebut
diadopsi dan dipertahankan. COMBI banyak menggunakan masukan dari
pelajaran tentang pendidikan kesehatan dan komunikasi yang diperoleh dalam 50
tahun terakhir dan fokus pada perilaku dengan strategi yang berpusat pada
masyarakat. Dalam hal komunikasi dengan konsumen, secara substansial COMBI
juga mengambil pengalaman – pengalaman dari sektor swasta.

Metodologi COMBI secara efektive memadukan pendidikan kesehatan, KIE,


mobilisasi masyarakat, tehnik komunikasi dengan konsumen dan riset pasar,
dimana semuanya itu secara tajam dan cerdik ditujukan pada hasil – hasil
perilaku yang tepat dibidang kesehatan.

Disadari bahwa gol akhir dibidang kesehatan adalah dampak perilaku: seseorang
melakukan sesuatu. COMBI menekankan pada: kebutuhan informasi, kita butuh
pendidikan, kita perlu persuasi, kita butuh peran serta masyarakat, kita perlu
15
membangunkan masyarakat, kita butuh komitmen pemerintah, kita juga butuh
kepekaan terhadap konsumen dengan fokus pada perilaku dan keputusan yang
dibuat oleh konsumen, untuk diterapkan pada perilaku sehat.

COMBI dimulai dengan “orang” (klien, yaitu mereka yang memperoleh


keuntungan, pengguna jasa – anggota keluarga) dan kebutuhan (keinginan, atau
minat) kesehatan serta ketepatan fokus pada hasil – hasil perilaku yang
diharapkan sehubungan dengan kebutuhan, keinginan, minatnya. Mantra dari
COMBI adalah: tidak melakukan apa - apa – tidak membuat kaos, poster, leaflet,
video …….. tidak melakukan apa – apa, sampai dibuat obyektive perilaku yang
tepat dan spesifik.

Akar dari COMBI adalah pengetahuan, pemahaman dan pengertian seseorang atas
perilaku sehat yang direkomendasikan. ”Pasar / masyarakat” secara penuh
dilibatkan mulai dari awal sampai dengan mempraktekannya, riset masyarakat
dan analisis situasi yang bersifat partisipative sehubungan dengan perilaku yang
diharapkan guna mengekspresikan atau menunjukkan
kebutuhan/keinginan/harapannya. Termasuk dalam analisa situasi adalah
mendengarkan orang dan mempelajari persepsi dan penerimaan mereka atas
perilaku yang ditawarkan, faktor – faktor yang dapat menghalangi atau
mempermudah penerimaan perilaku, pengertian mereka tentang biaya (waktu,
uang, usaha) dalam hubungannya dengan persepsi mereka terhadap nilai perilaku
dengan kehidupan mereka.

Masyarakat kemudian disertakan dalam peninjauan kembali dan analisis dari


perilaku sehat yang dianjurkan melalui penggabungan 5 area aksi komunikasi
terpadu kedalam beraneka susunan yang sesuai dengan situasi “pasar”. Kita
menyadari bahwa tidak ada intervensi komunikasi tunggal yang ajaib.

5 area paduan aksi komunikasi adalah:


 Mobilisasi administrasi, Advokasi kepada masyarakat, dan Hubungan
masyarakat, untuk menempatkan suatu perilaku sehat pada agenda
manajemen publik dan administrasi (program) lewat media massa: berita
utama, talk show, opera sabun, penggunaan selebriti sebagai jurubicara,

16
acara diskusi, pertemuan/diskusi dengan berbagai kategori pimpinan
pemerintahan dan masyarakat, penyedia layanan, tenaga administrasi,
memo pejabat, pertemuaan mitrakerja.

 Mobilisasi masyarakat, termasuk menggunakan riset partisipasi,


pertemuan – pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitra kerja,
media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama, leaflet, poster,
pamflet, video, kunjungan rumah.

 Iklan, Promosi dan Insentive, melalui radio, TV, surat kabar, dan media
lain yang tersedia, mengajak orang dalam meninjau manfaat perilaku yang
direkomendasikan dari sisi biaya pelaksanaan. Pemberian insentip seperti
sampel gratis dan hadiah telah digunakan untuk memotivasi orang agar
mempertimbangkan perilaku yang disarankan dan mencap perilaku atau
layanan atau produk yang berhubungan dengan perilaku tersebut, dan
mempromosikan cap tersebut.

 Penjualan perorangan / komunikasi interpersonal / penyuluhan, di tingkat


masyarakat, disekolah dengan menyertakan anak sekolah sebagai ”penjual
perorangan” , di rumah dan terutama di titik – titik pelayanan, dengan
kepustakaan yang bersifat informasional dan sesuai serta insentive
tambahan, dan mendengar dengan seksama dan mengarahkan pada apa
yang menjadi perhatian orang.

 Promosi tempat pelayanan, menekankan pada kemudahan akses dan


tersedianya solusi - solusi terhadap masalah - masalah kesehatan.

Kunci dalam perencanaan program COMBI adalah memberi perhatian atas kesungguhan
upaya pendekatan keterpaduan dalam pemilihan dan penggabungan aksi komunikasi
yang baik sesuai dengan hasil perilaku yang sangat diharapkan, dan untuk tidak
mempercayai bahwa satu jenis intervensi komunikasi mempunyai kekuatan yang hebat.

 MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN COMBI?

17
Tantangan yang paling mendasar dalam menghadapi penyakit – penyakit infeksius
utama adalah membuat individu (dalam konteks keluarga dan masyarakat) mau
mengadopsi dan memelihara perilaku sehat yang merupakan tujuan akhir dari
upaya – upaya kita terhadap penyakit – penyakit infeksius. Perilaku yang sangat
penting ini hanya diam menunggu seluruh rencana peningkatan serangan
terhadap penyakit – penyakit menular dan penyakit lainnya yang terdapat di
masyarakat miskin. Karena seringkali tantangan ini dikira akan dapat dipenuhi
bila “ segala sesuatunya tersedia”, saat pelayanan kesehatan, dan intervensi
kesehatan sudah tersedia. Ketika obat MDT gratis telah tersedia, apakah seorang
penderita lepra dengan kelainan di kulit dengan mudah untuk datang ke klinik
yang menyediakan MDT? Sangat sulit bagi seorang penderita TB untuk datang ke
klinik meski telah siap tersedia obat gratis.
Penapsiran terhadap kesederhanaan dari perilaku yang diharapkan sering
membingungkan kita. Kita memerlukan sistem kesehatan yang berkualitas,
petugas yang terlatih, dan tersedianya pelayanan dan produk kesehatan. Banyak
perilaku kesehatan sangat tergantung pada ketersediaan pelayanan dan produk
kesehatan. Namun solusi tehnis medis canggih terhadap masalah kesehatan tidak
dengan sendirinya dapat dijual meskipun telah siap tersedia. Pengalaman selama
50 tahun dibidang kesehatan masyarakat memberikan satu contoh dari
kebingungan ini. Sangat banyak contoh – contoh pengalaman kesehatan
masyarakat mengenai kesenjangan antara pengetahuan dan akses pada
pelayanan, produk dan praktek sehingga perilaku kesehatan apapun, sulit untuk
dipahami.

Dasar dari seseorang untuk mengadopsi perilaku sehat adalah pengetahuan,


ketika perilaku sehat serta layanan dan produk kesehatan yang berhubungan
berada dalam jangkauan yang masuk akal konsumen. Perasaan tahu / dididik
sebegitu jauh telah menunjukkan arah strategi dalam mencapai hasil – hasil
perilaku dibidang kesehatan.

Meningkatnya kesadaran dan pendidikan tentang perilaku sehat belum cukup


untuk digunakan sebagai dasar kegiatan individu dan keluarga untuk mengetahui
sesuatu yang jelek meskipun hal ini merupakan langkah yang penting dalam
proses menuju praktek perilaku sehat. Sangat disayangkan, individu yang telah

18
memperoleh informasi dan terdidik tidak berperangai sebagai individu yang
responsive. Banyak contoh – contoh dibidang kesehatan mengenai bagaimana
“pengetahuan” gagal memberikan hasil perilaku yang sangat diinginkan.
Seringkali masih diperlukan untuk mengulangi tema yang nampaknya kurang
penting seperti berikut ini: Mengetahui perbedaan antara apa yang akan
dilakukan dengan melakukan nya.

Untuk melangkah kedalam perilaku yang responsive, diperlukan penerapan


pengetahuan. Untuk itu perlu upaya dalam menarik perhatian orang, baik melalui
proses kehati – hatian dalam mempertimbangkan perilaku yang berfokus pada
komunikasi dan mobilisasi sosial, serta dalam menunjukkan pengetahuan yang
didapat dalam hubungannya dengan keuntungan pribadi, norma – norma sosial
serta pengaruh – pengaruh dan pertimbangan atas aksi dalam menarik orang
tersebut. Inilah misi kunci kita yang bertujuan mempraktekan perilaku - perilaku
sehat dalam mengendalikan dan mencegah penyakit – penyakit infeksi utama.

Perencanaan dan pelaksanaan yang strategis dari program komunikasi dan


mobilisasi sosial agar berperilaku sehat dimulai dengan dasar: seseorang tidak
dapat beraksi atas perilaku sehat yang dianjurkan jika seseorang tidak menyadari
dan tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut, dan jika seseorang tidak
terlibat penuh dalam penilaian yang adil dari manfaat biaya yang digunakan
dalam mempraktekkan upaya – upaya tersebut. Inilah esensi dari “penerapan
pengetahuan”: sesuaikan komunikasi berdasarkan pengetahuan dalam menilai
aksi - aksi yang direkomendasikan. Strategi dalam mencapai dampak perilaku
yaitu perlu untuk sering menawarkan kesempatan kepada orang untuk terlibat
dalam melakukan tinjauan yang seksama atas perilaku yang dianjurkan,
menimbang nilainya sehubungan dengan beban dalam menjalankannya.

Jenis komunikasi ini jelas lebih menarik daripada hal – hal memproduksi materi –
materi audio visual. Lebih dari sekedar mempunyai poster, pamflet, dan kaos T-
shirt. Komunikasi ini lebih pada pemberdayaan orang, keluarga, dan masyarakat
untuk memiliki kendali yang lebih besar terhadap kesehatan dan kehidupannya.
Untuk itu dituntut rancangan yang strategis, pendidikan / penyuluhan yang
massive, program komunikasi dan mobilisasi sosial yang peka terhadap

19
komsumen, mengajak orang dari setiap tingkatan sosial lewat media yang
mengesankan dan dalam aneka situasi (dalam rumah, di klinik, ditempat kerja, di
rumah ibadah, kelompok masyarakat, di sekolah, pada kegiatan – kegiatan
masyarakat).

Diluar penilaian yang adil dari perilaku – perilaku sehat, program komunikasi ini
perlu selangkah didepan. Meskipun seseorang mempunyai pendirian mengenai
perjalanan dari suatu aksi, seringkali mereka membutuhkan dorongan dan pemicu
yang menggerakkan mereka untuk melangkah maju dalam mengadopsi dan
memelihara perilaku - perilaku sehat. Kita semua seringkali butuh insentip, yang
sebenarnya untuk melakukan sesuatu yang benar hal tersebut tidak diperlukan.
Peluang untuk memenangkan hadiah telah mendorong banyak orang untuk
mengimunisasi anaknya pada kampanye polio.

Program komunikasi bagi dampak perilaku membutuhkan keduanya, mengajak


individu dalam mencermati perilaku yang direkomendasikan dan juga memberikan
insentip dan penarik untuk melakukan aksi. Dibanyak Negara, ditempat – tempat
pelayanan kesehatan tidak biasa terdapat tanda – tanda promosi yang memberi
tahu pelayanan apa yang tersedia. Diantara negara – negara tersebut, lebih
menonjol tanda – tanda tempat penjualan minuman karbonasi yang sangat
banyak.

Jika kita menginginkan dampak yang lebih mendalam dalam pengendalian,


pencegahan, dan pemberantasan penyakit – penyakit utama, kita perlu
perencanaan yang strategis, dengan fokus pada upaya komunikasi dan mobilisasi
sosial.

Inilah yang ditawarkan oleh COMBI

20
 APA LANGKAH – LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA
COMBI?

Konsultan dan petugas teknis terlatih dalam perencanaan COMBI menerapkan proses 10
langkah dalam pembuatan rencana COMBI. Dibawah ini akan dijelaskan garis besar
kerangka rencana COMBI. Secara rinci, langkah – langkah tersebut akan diterangkan
pada bagian II dari manual ini. Mereka yang diperkirakan telah sedikit memahami lebih
dulu dasar komunikasi dan prinsip – prinsip pemasaran.

Dua mantra prinsip menuntun proses rancangan COMBI:

Mantra nomor 1: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio,
dsb ….. tidak melakukan apa - apa sampai seseorang membuat
obyektive perilaku yang jelas, tepat, dan spesifik.

Mantra nomor 2: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio,
dsb ….. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah melakukan
analisis situasi
pasar yang berhubungan dengan obyektive perilaku awal.

LANGKAH-LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA COMBI

Identifikasi obyektive perilaku


1. Obyektive umum: Suatu pernyataan dari obyektive program secara
menyeluruh bahwa COMBI akan membantu mencapainnya. Sebagai contoh:
Membantu eliminasi Lymphatic Filariasis (di lokasi) pada tahun 2020.

2. Obyektive Perilaku: Suatu pernyataan obyektive perilaku yang dapt


diterapkan, spesifik, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh:
Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu baru
melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi tertentu),
untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4
tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan / relawan pada tanggal
27 oktober 2001.

21
3. Analisis situasi pasar sebagai kunci komunikasi (SMACK-ing ) dalam
hubungannya dengan ketepatan tujuan akhir perilaku: dengan “berorientasi
pada konsumen”, menggali faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam mencapai obyektive perilaku dalam memberi tahu strategi
penggabungan aksi komunikasi.

Analisis situasi pasar untuk menemukan kunci komunikasi (SMACK ing) dalam
merencanakan COMBI menggunakan seni teknik riset partisipatori yang diadapatasi dari
pemasaran, komunikasi, antropologi dan sosiologi, untuk mengidentifikasi isu perilaku
yang dapat diterima sebagai solusi komunikasi. Analisa situasi pasar meliputi
mendengarkan orang dan mempelajari tentang persepsi dan penerimaannya atas perilaku
yang ditawarkan melalui perangkat seperti analisis TOMA (Top of the Mind
Analysis/analisis apa yang ada dalam pikiran orang) dan DILO (Day in Life Of/ kehidupan
keseharian). Perasaan mereka tentang biaya (waktu, usaha, uang) sehubungan dengan
persepsi atas nilai perilaku terhadap kehidupan mereka, yang digali lewat perhitungan
biaya dan nilai. Perangkat lain seperti analisa kekuatan lapangan (Forced Field Analysis),
membantu anggota masyarakat, petugas kesehatan, akhli setempat, dan akhli COMBI
untuk menganalisis faktor – faktor sosial, politik, ekologi, moral, hukum, dan budaya yang
dapat menghambat atau membantu penerimaan perilaku. Analsia situasi pasar juga
memperhatikan dimana dan dari siapa orang mencari informasi dan nasehat tentang suatu
masalah kesehatan, dan mengapa mereka menggunakan sumber informasi ini. Konsep dari
penempatan (digunakan luas dalam dunia periklanan), juga membantu pengembangan
pesan – pesan dan pendekatan komunikasi yang benar. Juga memperhatikan daerah yang
memerlukan penyelidikan. Akhirnya isu – isu yang tidak substansional dapat diterima
sebagai solusi komunikasi seperti pelayanan yang siap tersedia, didokumentasikan
sehingga dapat dilakukan perubahan organisasi dan aksi politis.

Strategi komunikasi dan Penggabungan

4. Strategi umum dalam mencapai hasil perilaku yang ditetapkan: penjelasan dari
pendekatan aksi komunikasi umum yang perlu dilakukan untuk mencapai
hasil – hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi
yang diketahui adalah sebagai berikut:
a. Nyatakan kembali obyektive perilaku
b. Batlah “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam rangka
mencapai hasil perilaku.
c. Tekankan strategi komunikasi: suatu pernyataan yang luas dari aksi
komunikasi yang dianjurkan dalam mencapai hasil - hasil komunikasi
22
dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi yang ada pada nomor 5
berikut ini

5. Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu yang akan
dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam hubungannya dengan
(tapi tidak ekslusive):
 Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat
 Mobilisasi masyarakat
 Penjualan perorangan (komunikasi interpersonal)
 Memasang iklan (dan promosi dan insentive)
 Promosi Tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran


6. Manajemen dan pelaksanaan dari COMBI: penjelasan dari bagaimana COMBI
akan menata spesifikasi tim perencanaan yang bersifat multidisplin, termasuk
petugas khusus atau institusi mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi
riset setempat), penunjukkan untuk mengkoordinir kegiatan - kegiatan
komunikasi dan kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk
setiap kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan darimana tim
manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.
7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan dari indikator proses yang digunakan
dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi komunikasi termasuk
penjelasan bagaimana data monitoring di kumpulkan, disebar dan digunakan.
8. Penilaian dampak perilaku: rincian dari indikator perilaku yang digunakan,
metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.
9. Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan rincian rencana
kerja berikut jadwal waktu untuk persiapan dan pelaksanaan kegiatan dalam
melaksanakan setiap aksi komunikasi seperti pada nomor 5.
10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang
dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.
(contoh dari rencana COMBI disajikan pada annex II dari manual ini)

23
 Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan/penyuluhan dan promosi
kesehatan?

Ya dan tidak. COMBI memadukan prinsip – prinsip dan teknik – teknik


pendidikan dan promosi kesehatan. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan
mungkin ditujukan pada hasil perilaku yang dinyatakan secara umum, maka
COMBI lebih fokus pada dan memberi informasi hasil perilaku yang dibuat secara
tegas. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan berkembang dari sensibilitas
pendidikan, maka COMBI muncul dari sensibilitas komunikasi dengan konsumen,
mengenali bahwa hasil - hasil perilaku dipakai untuk untuk pendidikan dan dasar
informasi yang disandingkan dengan orientasi pada pemasaran. COMBI juga
dimulai dari “perencanaan berbasis nol” dengan prinsip dasar bahwa tidak ada
yang perlu dikira - kira. Malah melalui riset pasar yang bersifat partisipatori, akan
ditemukan penghalang dan hambatan yang sesungguhnya yang mencegah orang
dalam memilih untuk mengadopsi perilaku sehat.
 Dimana COMBI telah diterapkan?

COMBI sedang diterapkan terhadap berbagai penyakit di sekitar 50 negara:

Program Negara – Negara dimana penerapan perencanaan dan pelaksanaan


Kesehatan COMBI berlangsung(A Selected Sample)

Dengue Belize (planning), Brazil (planning), Cambodia (pre-implementation),


Costa Rica (pre-implementation), Cuba (planning), Dominican
Republic (pre-implementation), El Salvador (planning), Guatemala
(implementing), Honduras (planning), Indonesia (pre-
implementation) Lao People’s Democratic Republic (implementing),
Malaysia (implemented 2001), Myanmar (pre-implementation),
Nicaragua (implementing), Philippines (planning), Thailand
(planning)
Leprosy
India (implemented 2002), Mozambique (implementing)

24
Lymphatic
Filariasis India (implemented 2002,2003), Kenya (implemented 2002, 2003)
Myanmar (planning), Nepal (implemented 2003), Philippines
(implemented 2003), Sri Lanka (2002, 2003), Tanzania (planning),
Uganda (planning), Zanzibar (implemented 2001, 2002, 2003)
Malaria
Afghanistan (pre-implementation), Ghana (pre-planning), Sudan (pre-
implementation); Mozambique (pre-implementation)
TB
Bangladesh (planning), India (implementation), Kenya
HIV/AIDS (implementation)

Myanmar (implementation), Moldova w/UNICEF (pre-


implementation), Kazakhstan w/UNICEF (pre-implementation),
Sudan (pre-implementation), Namibia w/UNFPA (implementation),
Others Swaziland w/US Government (pre-implementation).

Georgia w/UNICEF on immunisation and antenatal care – pre-


implementation; South Asia w/UNICEF on maternal mortality
reduction – pre-implementation;
Moldova and Albania with UNICEF, implementation on juvenile
justice; Moldova w/UNICEF on Early Childhood Development and
Antenatal Care - implementation; Albania w/UNICEF (pre-
implementation on Violence against Children, and Juvenile Justice.),
Cambodia w/UNICEF on infant and young child feeding and tetanus
infection elimination and antenatal care.

 Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan baik?

Dampak dari COMBI ditetapkan sebagai hasil – hasil perilaku spesifik yang terjadi
sejak dari awal. Bila obyektive telah ditetapkan, maka metode – metode riset sosial
ilmiah mulai dari melakukan survei, jumlah sampel survei, pengamatan lapangan,
dan wawancara mendalam akan memungkinkan untuk mengukur pencapaian hasil –
hasil perilaku yang spesifik. Namun demikian persyaratan awal yang penting untuk

25
mengukur dampak adalah memperoleh obyektive perilaku yang jelas sebagai tujuan
akhir dari program.

Di Johor Bahru, Malaisia, program COMBI 3 bulan ditunjukkan dalam hal 85% rumah
tangga yang dari area sampel melaksanakan tugas perilaku yang diinginkan selama
periode 12 minggu. Dan 3 bulan kemudian 70% masih tetap mengerjakannya.

Di Negara bagian Bihar, India, sumbangan COMBI dalam deteksi dini kasus lepra
adalah melalui perbaikan jumlah orang yang datang sendiri ke klinik - klinik. Proporsi
dari penderita dengan kelainan kulit yang hadir di klinik meningkat sebesar 69%
dengan jumlah kasus wanita meningkat sekitar 73%.

COMBI juga mendukung partisipasi lebih dari 40 juta orang dalam pemberian obat
masal, memotivasi lebih 75% dari seluruh populasi untuk mencegah limfatik filariasis
di 6 negara. Srilanka dan Kenya adalah dua Negara yang mencapai cakupan lebih dari
80% populasi, yang berarti kepatuhannya lebih 90% dari mereka yang mendapat
pengobatan.

 Apakah COMBI merupakan investasi yang bagus?

Tidak ada cara yang tepat untuk menunjukkan biaya investasi untuk program
COMBI. Kebanyakan tergantung pada lingkup dari program, apakah merupakan
suatu upaya nasional atau hanya mencakup satu kabupaten. Ada kecenderungan
untuk melihat kerja komunikasi sebagai relative tidak mahal. Namun tidaklah
demikian. Bila kita merasakan bahwa investasi komunikasi pemasaran yang besar
di negara – negara berkembang dalam mempromosikan penjualan produk
konsumen, seperti pasta gigi atau deterjen, masih ada sesuatu yang tersembunyi
disini, yaitu komunikasi kesehatan memerlukan pembiayaan yang minimal. Jika
COMBI akan dilaksanakan dengan baik dalam mencapai tujuan akhir perilaku
yang penting guna menghadapi penyakit – penyakit menular, maka hal itu akan
memerlukan pembiayaan yang masuk akal.

26
Untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang efektive dibuatlah investasi
yang besar seperti pengembangan vaksin dan penentuan efikasi regimen obat.
Namun kita menjalani risiko dengan masih belum efektivenya solusi canggih
tersebut dalam mengatasi masalah - masalah kesehatan masyarakat utama,
karena investasi yang diperlukan untuk mengajak orang dalam memikirkan
perilaku yang baru belum dikerjakan.

Diluar memberikan hasil perilaku, nilai investasi yang dimiliki COMBI terletak
pada hal berikut: mobilisasi sosial akan lebih strategis bila diarahkan sejak dari
permulaan, lebih baik menggunakan sumberdaya – sumberdaya yang sedang
berfungsi, mengetahui dengan tepat masalah – masalah dan hambatan
sesungguhnya yang berpengaruh pada hasil – hasil perilaku, penggunaan tenaga –
tenaga akhli yang relevan dengan tepat, monitoring dan evaluasi lebih terfokus
dan terdapat pengertian yang lebih besar dan kerjasama pada hasil – hasil
mobilisasi sosial diantara mitrakerja.

COMBI telah menarik perhatian berbagai kalangan individu dan kelompok -


kelompok mulai dari spesialis komunikasi, peneliti, relawan, dan pelaku bisnis,
telah mendorong kemitraan antara pihak pemerintah dan swasta, dan membuat
program – program kesehatan menjadi hidup. Sebagai contoh, cabang – cabang
perusahaan farmasi setempat seperti GSK dan agen periklanan global seperti
Ogilvy & Mather (India), Saatchi & Saatchi (Kenya), Ayton Young & Rubicam
(Kenya), Grant McCann Erickson (Sri Lanka) telah memiliki mitra yang kuat
didalam banyak program nasional. Bahkan COMBI sesungguhnya memberikan
nilai uang yang lebih dari itu. Di tingkat global, filantropis perorangan mendukung
COMBI sebab diatas semua itu COMBI memberikan OUTCOME PERILAKU
YANG DIHARAPKAN.

 Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana COMBI dapat diterapkan


terhadap gol perilaku dibidang kesehatan, silahkan menghubungi:

ASIYA ODUGLEH-KOLEV
Technical Officer, Sosial Mobilization

27
Health Security and Environment (HSE)
20, Avenue Appia
CH-1211 Geneva 27
Switzerland

| Tel. direct: +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721

| Email: oduglehkoleva@who.int

Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail:


everold.hosein@wmc.who.int; Everold@aol.com.)

28
BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang


Rencana COMBI

29
BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang


Rencana COMBI

Pendahuluan

Pada bagian II dari manual ini, kami menyajikan 10 langkah dalam proses merancang
rencana COMBI. Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua kerumitan
dalam membuat rencana COMBI. Bagian dari proses ini bersifat intuitive dan kreative.
Tetapi bagian ini akan membawa kita lebih dalam saat melakukan latihan yang sering
membuat bingung waktu membuat rencana komunikasi yang strategis atas hasil - hasil
perilaku spesifik dibidang kesehatan.

Sebelumnya pada halaman 13 – 14 telah kami tampilkan ringkasan dari 10 langkah.


Dibawah ini akan diulangi lagi dengan sedikit berbeda yaitu lebih berorientasi pada
format langkah sebagai pendahuluan untuk menggali setiap langkah dan penjelasan lebih
rinci diberikan pada bagian II dari manual ini.

Ketika kami membuat 10 langkah, hal itu tidak dimaksudkan untuk diikuti secara linear.
Seseorang akan menemui bahwa dalam proses perancangan yang sesungguhnya, dia
dapat mundur atau maju diantara berbagai langkah – langkah sesuai dengan wawasan
baru yang berkembang dari suatu langkah atau yang lainnya.

10 proses langkah ini difokuskan pada merancang rencana COMBI dan diarahkan pada
berbagai isu – isu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari rencana tersebut. Tetapi
tugas – tugas yang terlibat dalam pelaksanaan rencana ini tidak diarahkan secara rinci.
Sebagai contoh, rencana COMBI mungkin dirancang bersama dengan komponen iklan

30
termasuk rincian jadwal pemasangan iklan yang dianjurkan. Tapi manual ini tidak
membicarakan isu – isu yang berhubungan dengan proses pemilihan agen periklanan dan
bekerja dengannya.

Didalam annex di bagian ini diberikan contoh dari rencana COMBI, untuk memberi
gambaran apa yang menjadi isi dari rencana COMBI.

Catatan khusus: pedoman yang juga berguna untuk perencanaan COMBI yang
dikeluarkan WHO adalah Merencanakan Komunikasi dan Mobilisasi Sosial untuk
pencegahan dan pengendalian Dengue Fever: petunjuk langkah demi langkah.

31
GARIS BESAR DARI 10 LANGKAH DALAM MERANCANG RENCANA COMBI.

Mengidentifikasi Obyektive Perilaku:


1. Nyatakan obyektive umum / keseluruhan: suatu pernyataan yang bersifat
jangka panjang dari program dimana COMBI akan membantu
pencapaiannya. Sebagai contoh …… berkontribusi dalam eliminasi Limfatik
Filariasis di (lokasi) pada tahun 2020.

2. Menentukan Obyektive perilaku: suatu pernyataan obyektive perilaku yang


spesifik, sesuai, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh:
Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu
baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi
tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis
(maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan /
relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

3. Lakukan / tinjaun analsis situasi pasar terhadap obyektive perilaku yang


tepat: suatu penggalian faktor – faktor yang “berorientasi pada konsumen”,
yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai obyektive
perilaku, sebagai masukan dalam membuat strategi dan penggabungan
komunikasi.

Strategi Komunikasi dan Penggabungan


4. Menjelaskan strategi keseluruhan untuk mencapai hasil perilaku yang
telah ditetapkan: adalah uraian dari pendekatan komunikasi secara umum
mengenai aksi – aksi yang perlu untuk dilakukan dalam mencapai hasil –
hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi, yang
disajikan berikut ini:
a. Nyatakan kembali obyektive dari perilaku
b. Membuat “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam
rangka mencapai hasil perilaku.
c. Skema strategi komunikasi: pernyataan yang luas dari aksi
komunikasi yang diajukan guna mencapai hasil – hasil komunikasi

32
dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi seperti dalam daftar
nomor 5 dibawah,

5. Membuat Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu


yang akan dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam
hubungannya dengan (tapi tidak ekslusive):
 Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat
 Mobilisasi masyarakat
 Penjualan perorangan ( komunikasi interpersonal)
 Memasang iklan (serta promosi dan insentive)
 Promosi tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran


6. Menjelaskan struktur dari manajemen dan pelaksanaan COMBI:
penjelasan bagaimana COMBI akan dikelola dengan menetapkan tim
perencanaan multidisplin, termasuk petugas khusus atau institusi
mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi riset setempat),
penunjukkan orang untuk mengkoordinir kegiatan komunikasi dan
kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk setiap
kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan dari mana tim
manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.

7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan mengenai indikator proses yang


digunakan dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi – aksi
komunikasi, termasuk penjelasan mengenai bagaimana data monitoring di
kumpulkan, disebarluaskan dan digunakan.

8. Penilaian dampak perilaku: rincian mengenai indikator perilaku yang


digunakan, metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.

9. Menyajikan Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan


rincian rencana kerja berikut jadwal waktu persiapan dan pelaksanaan
kegiatan untuk mengerjakan setiap aksi komunikasi seperti diterangkan
pada nomor 5.

33
10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang
dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.

34
LANGKAH NO.1
Menetapkan
Tujuan
UmumKeseluruha
n

1. PENETAPAN TUJUAN AKHIR SECARA UMUM

Memberikan konteks dalam membuat tingkatan obyektive

Menyatakan gol jangka panjang yang umum memberikan suatu konteks didalam
mana rencana aksi COMBI yang spesifik akan dibuat. Hal ini akan memungkinkan
seseorang untuk melihat pertalian antara rencana aksi COMBI atas obyektive
perilaku spesifik dan misi dari tujuan secara keseluruhan. Biasanya tujuan umum
jangka panjang berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan kunci. Suatu
pernyataan yang menerangkan masalah ini berdasarkan pada tujuan secara
keseluruhan. Pada dasarnya seseorang memberikan tantangan yang tumpang
tindih dan beberapa latar belakang informasi, yang dapat membantu menguraikan
pentingnya obyektive perilaku yang akan datang pada langkah ke 2.

Contoh (secara singkat)


Pernyataan masalah: Negara bagian Johor Bahru mempunyai insiden dan
kematian Dengue Fever dan DHF yang paling tinggi di Malaisia (16
kematian pada tahun 2000). Johor Bahru adalah negara bagian yang
menjadi prioritas Kementerian Kesehatan Malaisia dalam pengendalian
dan Pencegahan Dengue. Strategi kementerian dalam pengendalian Dengue
terutama adalah eliminasi tempat – tempat perindukan nyamuk penyebar
35
Dengue. Strateginya juga dalam mencari mereka yang mungkin menderita
Dengue Fever untuk segera mencari pengobatan. Masyarakat kelihatannya
tidak menyadari bahwa tempat – tempat perindukan nyamuk berada di
rumah mereka dan area sekelilingnya serta keluarga tidak terlibat aktive
dalam menghilangkan tempat – tempat perindukan tersebut.

Gol keseluruhan: Berkontribusi dalam mengurangi insiden Dengue Fever


dan kematian akibat DHF di Negara bagian Johor Bahru, Malaisia tahun
2001 dengan melaksanakan program komunikasi dan mobilisasi sosial yang
akan mendorong orang untuk segera membersihkan tempat perindukan
nyamuk disekeliling rumahnya.

LANGKAH
NO.2:
Menetapkan
hasil perilaku

2. MENETAPKAN OBYEKTIVE PERILAKU SPESIFIK YANG


DIHARAPKAN

36
Buatlah obyektive perilaku yang spesifik dan tepat, yang akan mengarahkan rancangan
rencana COMBI. Seseorang diminta untuk tidak melanjut ke langkah berikutnya
sebelum hal ini dilakukan

Contoh obyektive perilaku nomor 1: Mengajak 800.000 individu (mis, setiap orang
kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5
tahun) di (lokasi tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik
filariasis (maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan /
relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

Contoh obyektive perilaku nomor 2: Mengajak 400.000 individu (pria, wanita dan anak –
anak semua umur) yang batuk lebih dari 3 minggu dan tidak datang ke salah satu dari
320 sarana kesehatan yang ditunjuk pemerintah untuk pemeriksaan gratis sputum TB
diseluruh (lokasi) selama periode 1 tahun.

Seluruh rencana COMBI kembali pada gambaran dampak perilaku yang diharapkan
dan juga difokuskan pada tugas akhir mengevaluasi dampak. Obyektive perilaku yang
lebih tepat dan spesifik pada saat nya kemudian akan memberi latihan penilaian
dampak yang lebih baik. Catatan berikut akan sangat membantu dalam menuntun kita
lewat langkah ini.

CATATAN 2.1 (MANTRA COMBI 1:)

“ TIDAK MELAKUKAN APA - APA … TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,


PAMFLET, VIDEO…… TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG
TELAH MEMBUAT OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT DAN SPESIFIK”.

Langkah nomor 2 adalah pernyataan pada prinsip dasar: pengendalian, pencegahan,


dan pemberantasan penyakit – penyakit menular yang pada akhirnya sampai pada
pencapaian hasil – hasil perilaku yang spesifik. Seseorang harus Melakukan sesuatu,
tidak cukup hanya dengan menyadari atau telah termotivasi atau terdorong. Seseorang
harus beraksi. Untuk mencapai tujuan akhir keseluruhan yang dinyatakan sebelumnya,
diperlukan respons perilaku yang spesifik. Suatu perilaku sehat yang diadopsi atau

37
gagal diadopsi akan berdampak pada status kesehatannya. Rencana COMBI harus
secara absolut mengetahui informasi tentang perilaku yang penting ini.
Selanjutnya mantra COMBI nomor 1: tidak melakukan apa - apa …. Tidak membuat
poster, leflet, video, T-shirt.. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah
membuat obyektive perilaku yang spesifik dan tepat.
Berpegang pada mantra ini akan mencegah untuk tidak terburu buru memproduksi
bahan-bahan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) seperti T-shirt, poster dan
pamflet, tanpa pertama – tama memikirkan mengenai relevansi dari bahan – bahan
terhadap hasil – hasil perilaku yang diinginkan. Bahan – bahan ini mungkin ataupun
tidak dibutuhkan tetapi keputusan ini kembali pada bagaimana bahan tersebut dapat
memenuhi obyektive dari perilaku. Dan dari permulaan harus disebutkan dengan jelas
permintaan akan hasil – hasil perilaku yang diharapkan.
CATATAN 2.2 HINDARI GODAAN DARI “PERASAAN MENDIDIK”

Perasaan mendidik menunjukkan bahwa semua yang perlu kita lakukan adalah
membuat orang mendapatkan informasi dan mengetahui sehingga menjadi sadar akan
perilaku sehat yang direkomendasikan dalam rangka mendorong penerimaan perilaku
yang dianjurkan. Sebagai konsekuensinya perasaan ini menggoda seseorang dalam
merumuskan tujuan akhir yang mengatakan untuk “meningkatkan kesadaran dan
memperbaiki pengetahuan” tetapi hanya sedikit atau tidak ada penekanan yang
difokuskan pada hasil perilaku yang diharapkan. Sementara itu kesadaran dan
pengetahuan adalah langkah – langkah penting dalam proses menuju praktek perilaku
sehat, keduanya masih belum cukup dalam memberikan dasar untuk mendorong respon
perilaku. Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dan sungguh – sungguh
melakukan nya adalah sesuatu yang sangat berbeda.
Langkah nomor 2 mendorong bahwa sejak awal, tujuan akhir harus dinyatakan dalam
bentuk perilaku dan jangan melihatnya dari sudut peningkatan kesadaran dan
pengetahuan. Pada beberapa perilaku mungkin tidak dibutuhkan kegiatan peningkatan
kesadaran dan pengetahuan yang bahkan mungkin akan menimbulkan masalah. Orang
mungkin sudah mengetahui dan bahkan terdorong oleh perilaku yang
direkomendasikan. Upaya komunikasi mungkin lebih dirperlukan daripada
mengarahkan pada faktor – faktor lain yang menghambat respons perilaku yang
diinginkan. Tetapi untuk membuat ketetapan ini, seseorang perlu memulainya dengan
pernyataan yang jelas tentang hasil perilaku yang diinginkan.

38
Perasaan mendidik juga memberi sumbangan pada tindakan yang buru – buru
memproduksi bahan – bahan KIE yang berperan dalam “memberi informasi dan
mendidik” tetapi tidak mempunyai kaitan dengan tujuan akhir kita yaitu dampak
perilaku. Langkah nomor 2 memberi kendali pada satu arah tujuan.

CATATAN 2.3 MEWASPAI SUATU ”PERASAAN PERBAIKAN


SOSIAL”. YANG DITUJUKAN PADA HASIL PERILAKU YANG

TERBATAS, TIDAK LEBIH DARI 1 – 3 HASIL.

Tujuan akhir keseluruhan yang telah kami sampaikan pada langkah nomor 1
kemungkinan besar ingin dicapai dalam beraneka hasil - hasil perilaku. Saat “perasaan
perbaikan sosial” menggoda seseorang untuk menangani semuanya atau sebagian besar,
maka hal ini merupakan kesalahan operasional. Ketika kita merasa terpaksa
melakukan setiap obyektive perilaku untuk memperoleh tujuan akhir keseluruhan, kita
perlu mengurangi tekanan ini dan membatasi diri kita pada keterbatasan waktu yang
sedikit.

Dalam mengatasi banyaknya hasil - hasil perilaku yang diinginkan, biasanya kita
melakukannya dengan menyelesaikan masing – masing hasil dengan segera, seperti
kupu – kupu yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, tetapi pada akhir tahun
tidak banyak yang dapat diselesaikan meskipun kita harus bekerja keras melakukannya
dan dengan maksud yang baik namun hanya sedikit yang dapat dicapai.

Akan lebih baik bila kita membatasi diri dan perhatian pada satu gol perilaku yang
mendasar yang pada waktunya akan memberikan perbedaan hasil yang bermakna.
Paling tidak kita meminta untuk pada saat yang sama tidak lebih dari 3 gol perilaku
yang saling berhubungan. Riset komunikasi konsumen selama bertahun – tahun telah
menunjukkan bahwa orang memiliki kesulitan besar dalam mengingat lebih dari 3 tema
/ pesan dari presentasi komunikasi. Dalam memilih gol perilaku kami benar – benar
menekankan untuk membatasi perhatian.

39
Contoh A
Dalam membuat rencana COMBI untuk eliminasi LEPRA di negara bagian
Bihar, India, kami mengajukan beberapa gol: Mengajak masyarakat untuk
lebih menerima mereka yang menderita lepra dengan mengurangi stigma
yang berhubungan dengan lepra; Meminta orang dengan kelainan pada
kulit untukmengunjungi klinik guna mendiagnosa lepra; meminta pasien –
pasien lepra untuk terus mengikuti pengobatan lepra selama 12 bulan;
memperoleh dukungan tambahan dari pejabat pemerintah dalam program
eliminasi lepra; petugas kesehatan memadukan diagnosa dan pengobatan
lepra sebagai bagian dari pelayanan perawatan kesehatan dan tidak
membuat upaya perlakuan tersendiri.
Kesemua gol tersebut penting, namun masing – masing memerlukan
rencana COMBI sendiri. Tetapi untuk berusaha menangani semuanya
dalam satu upaya komunikasi merupakan suatu risiko yang sebenarnya
tidak perlu. Pada akhirnya kita hanya tertuju pada satu gol: Meminta
orang dengan kelainan pada kulit untuk datang ke klinik guna
mendapatkan diagnosa lepra. Meski hal ini masih harus di sempurnakan
lagi kearah gol perilaku yang lebih fundamental, meminta orang untuk
lebih sering memeriksakan kulitnya bila mereka belum terbiasa untuk
melakukannya.

Contoh B
Dalam membuat rencana COMBI untuk pengendalian Dengue di Johor
Bahru, Malaisia, berikut ini adalah daftar dari obyektive awal:
 Semua dokter melakukan pemeriksaan Uji Hess terhadap semua pasien
dengan demam
 Semua dokter memeriksa jumlah platelet darah dari semua pasien yang
diduga menderita dengue
 Dalam 24 jam semua kasus - kasus dengue harus diberitahukan kepada
otoritas kesehatan
 Manajemen kasus pasien dengue yang benar
 Setiap orang harus membersihkan rumahnya
 Memperoleh pengobatan segera untuk setiap demam
 Setiap orang bertanggung jawab atas daerah tempat tinggalnya

40
 Kontraktorbangunan harus mempunyai tim anti nyamuk sendiri
 Setiap minggu tiap rumah tangga / keluarga melakukan pemeriksaan
rumah masing – masing
 Melakukan kegiatan anti nyamuk yang diorganisir oleh masyarakat
sendiri
 Pablik / industri melakukan survilens nyamuk dan dengue di derahnya
masing – masing
 Guru sekolah membicarakan dengue setiap minggu

Sudah jelas bahwa tidak mungkin komunikasi tunggal dilakukan untuk


semua tujuan tersebut dengan dampak yang berarti. Setiap obyektive dari
perilaku diatas telah dibicarakan panjang lebar diantara kelompok
penasehat teknis yang bertanggung jawab pada proyek ini. Dan akhirnya
dipilih 3 obyektive perilaku:
 Setiap keluarga melaksanakan pemeriksaan rumah sekali
seminggu selama periode 12 minggu, memeriksa larva – larva
potensial dan melakukan kegiatan yang sesuai bila ditemukan
adanya larva.
 Setiap orang dengan demam apapun untuk segera mencari
pengobatan ke klinik kesehatan
 Individu- individu yang datang dari masyarakat membentuk
kelompok relawan untuk memeriksa daerah dimana masyarakat
tersebut tingga dan melakukan kegiatan yang sesuai bila
ditemukan adanya larva.
Pemilihan dari ketiga obyektive tersebut didasarkan pada alasan berikut
ini:
 Layak dan dapat dicapai dalam periode waktu singkat
 Dapat dimengerti oleh setiap orang (pesan – pesan dari kelompok
teknis yang berhubungan dengan setiap obyektive disampaikan
pada sample kecil yang terdiri dari 50 orang dan terpilih secara
acak untuk diuji)
 Dapat sewaktu – waktu mengarah ke pengurangan tempat
perindukan Aedes dan selanjutnya pengurangan nyamuk dan
dengue)

41
 Tidak sulit memonitor perkembangannya

CATATAN 2.4 PERNYATAAN AWAL OBYEKTIVE PERILAKU BUKANLAH OBYEKTIVE

AKHIR.

KITA AKAN KEMBALI LAGI DENGAN MODIFIKASI

Dasar dari upaya pertama kita dalam menetapkan hasil - hasil perilaku yang spesifik
dan tepat adalah pemahaman awal kita mengenai penyakit, penyebabnya, perilaku dan
persepsi orang mengenai penyakit itu, dan apa yang menjadi perkiraan para akhli
mengenai perilaku yang diinginkan dalam mengendalikan penyakit. Tetapi bila kita
berlanjut ke langkah nomor 3 setelah ini (melakukan analisis situasi pasar), maka kita
akan diajak untuk meninjau kembali gambaran awal kita mengenai hasil perilaku yang
diharapkan untuk dilakukan modifikasi. Seperti kasus di Bihar untuk Lepra, kami
memulai dengan tujuan mengajak orang dengan kelainan kulit untuk datang ke klinik
untuk mendapat diagnosa. Tetapi dari hasil analisis situasi pasar mengingatkan kami
pada kenyataan bahwa orang miskin di pedesaan tidak mempunyai kebiasaan untuk
memeriksa kulitnya sehingga mereka tidak perduli terhadap adanya bercak pada kulit
atau kelainan pada tubuhnya. Hal ini mengarahkan pada modifikasi obyektive perilaku
menjadi mendorong orang agar memeriksakan kulit nya untuk mengetahui ada
tidaknya bercak atau kelainan pada kulit yang merupakan tanda permulaan dari
kemungkinan menderita lepra.

CATATAN 2.5 MENINJAU KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU YANG


BERHUBUNGAN DENGAN 5 W DAN KRITERIA “SMART”

Dalam membuat obyektive perilaku, suatu peninjuan kembali berguna untuk


melengkapi jawaban atas pertanyaan – pertanyaan 5 W, Who (siapa), What (Apa),
When (Kapan), Where (Dimana), dan Why (Kenapa). Suatu pernyataan yang jelas
dari hasil perilaku yang diharapkan akan menentukan Siapa yang diharapkan
melakukan Apa, Kapan, dan Dimana. Contoh, 21 juta individu berumur 5 lebih
(Siapa?) akan meminum 3 – 5 tablet untuk mencegah Limfatik Filariasis (akan
melakukan Apa) pada tanggal 24 Februari 2002 (Kapan?) di 12 Kabupaten (nama
kabupaten) dari negara bagian Tamil Nadu, India (Dimana?). Seseorang sebaiknya
memeriksa apakah ke 4 pertanyaan penting tersebut telah menjawab obyektive
42
perilaku. W (Why – Kenapa?) mengingatkan kita untuk memverifikasi kaitan
antara hasil perilaku yang diinginkan dan pencapaian dari gol keseluruhan.
Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa kemungkinan besar kita perlu memilih hasil
perilaku yang diinginkan dalam jumlah yang terbatas dari sejumlah daftar
perilaku. Dalam membuat pilihan ini seseorang perlu memastikan bahwa apa yang
dipilih akan membuat perbedaan yang bermakna dalam mencapai gol keseluruhan
seperti yang dinyatakan sejak awal.

Pendekatan lain untuk meninjau kelengkapan dari obyektive perilaku yang telah
ditetapkan adalah memeriksa hubungannya dengan pertanyaan yang dapat
dijawab sendiri melalui akronim berikut “SMART”, apakah obyektive perilaku
tersebut Spesifik?, Measurable? (dapat diukur?), Appropriate? (Sesuai?), Realistc?
(Realistis?), Time – bound ?(terikat waktu?).

LANGKAH NO.3:
Melakukan Analisa
“Pasar”

3. MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” UNTUK KUNCI


KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN
OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT.

Analisa Situasi “Pasar” guna memperoleh Kunci Komunikasi merujuk pada latihan yang
disebut SMACK, sebagai langkah kritis dalam memperoleh pemahaman mengenai hasil
perilaku yang diinginkan dari sudut pandang konsumen. Hanya melalui pemahaman ini
seseorang dapat melangkah untuk menarik konsumen lewat berbagai cara komunikasi
agar mau mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Disini kata “Pasar”
digunakan secara penuh. Kata itu diambil dari pengalaman selama lebih dari 100 tahun
dibidang riset pasar dan komunikasi konsumen. Dengan kata itu individu ditempatkan
didalam lingkungan pasarnya (meskipun pada masyarakat termiskin), dimana mereka

43
membuat keputusan konsumen mulai dari apakah hari ini membeli beras atau
mengunjungi klinik kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan atas batuk yang terus
menerus. Melaksanakan analisa situasi pasar (SMA) dapat menjadi pengalaman yang
kurang mengenakan karena seseorang akan menghabiskan banyak waktu dalam
membuat rencana COMBI. Tetapi bila hal itu dilakukan dengan baik maka langkah
berikut yaitu langkah nomor 4 dan nomor 5 menjadi relative lebih mudah karena
strategi komunikasi dan rencana kegiatan akan keluar dari SMA.

Namun demikian seseorang sebaiknya menyadari bahwa analisa situasi pasar dapat
membawa pada kesimpulan bahwa situasi pasar sangat terbuka, dan mungkin tanpa
ujung pangkal dari mana upaya penawaran dimulai dalam memberikan rekomendasi
suatu perilaku sehat. Keadaan ini membawa pada pertimbangan pilihan perilaku lain
atau pada pendekatan lain dalam pengendalian atau pencegahan penyakit tertentu.

CATATAN BERIKUT AKAN MEMBANTU PELAKSANAAN LANGKAH NOMOR 3

CAT 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2

“TIDAK MELAKUKAN APA-APA ….. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,


PAMFLET, VIDEO … TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG
TELAH MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU AWAL”.

Seperti pada mantra COMBI nomor 1, Mantra nomor 2 dikembangkan dari


kesadaran bahwa analisa situasi pasar (SMA) merupakan langkah awal yang
penting didalam merancang COMBI sebelum masuk kedalam pemilihan pesan –
pesan dan produksi bahan – bahan KIE. Bila tekanan terus berlangsung untuk
memproduksi bahan – bahan, maka mantra nomor 2 ini menuntun seseorang untuk
bertahan terhadap tekanan sampai analisa situasi pasar telah dilakukan.

MEMEGANG DAN BERMAIN DENGAN MANTRA COMBI nomor 2.


Mengapa analisa situasi pasar? Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari
upaya untuk menemukan Kunci Komunikasi (Commmunication Keys-CK)
yang memungkinkan kita melakukan komunikasi dengan konsumen dalam

44
memfasilitasi pertimbangan perilaku yang disarankan. Selanjutnya
kombinasi dari Analisa Situasi Pasar (SMA) dengan kunci komunikasi (CK)
menjadi SMACK. Mantra nomor 2 menjadi: tidak melakukan apa – apa…
tidak membuat poster, leaflet, T-shirt dsb…. Sampai kita men SMACK
PERILAKU disekitar …

Melakukan SMACK usulan obyektive perilaku adalah membawa perilaku


yang dianjurkan kepada konsumen, melontarkannya seperti bermainan
tenis meja antara anda dan konsumen, dan galilah faktor – faktor apa yang
menjadi penghambat atau pendukung dengan melihat kemungkinannya
mempraktekkan perilaku tersebut. Prinsip dasar pemasaran disini:
mendengarkan konsumen. Ada pepatah pemasaran tua yang mengatakan:
seseorang tidak dapat melakukan apa – apa bagi konsumen sampai anda
mendengarkan konsumen. Kunci komunikasi yang dapat memberikan
perbedaan dalam pempertimbangkan dan melaksanakan perilaku, akan
berkembang dalam proses SMACK.

Kami akan menguraikan dibawah ini beberapa perangkat yang digunakan


dalam melaksanakan latihan analisa situasi pasar atau analisa situasi
pasar untuk kunci komunikasi (SMACK). Sebagai contoh, bagian dari
analisa situasi pasar akan mendorong seseorang untuk memeriksa alasan –
alasan mengapa orang tidak menerima perilaku sehat yang
direkomendasikan atau mengapa mereka melakukannya. Dalam banyak
kasus, alasan – alasan yang diberikan adalah diluar isu - isu “kesadaran
dan pengetahuan”. Hal itu akan meyakinkan kita untuk memulai
memproduksi informasi melalui leaflet tanpa terlebih dulu menemukan
fakta dari analisa situasi pasar, apa faktor – faktor yang mendukung atau
menghambat penerimaan perilaku sehat. Selanjutnya kita mendorong
untuk berulang ulang menyuarakan mantra COMBI nomor 2.

CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR

Analisa situasi pasar biasanya berdasarkan pada data riset yang ada saat ini baik dari
berbagai survei maupun studi yang telah dilakukan pada penyakit – penyakit tertentu
di suatu negara. Seringkali hasil penelitian tersimpan dan sangat jarang digunakan
45
dalam merencanakan program komunikasi. Perguruan tinggi setempat atau institusi
penelitian mungkin memiliki hasil yang lengkap tetapi belum pernah dipublikasikan.
Bila belum ada penelitian yang dilakukan, seseorang dapat meminta orang atau
institusi pendidikan untuk melakukan riset yang spesifik. Tetapi jika waktu dan biaya
menjadi hambatan, seseorang harus melakukan sendiri risetnya dengan cara
mengunjungi dan bercakap – cakap dengan anggota masyarakat dan orang yang
mengetahui sistem kesehatan terutama dilapangan.

CAT 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSAKAN ANALISA SITUASI


PASAR
Dibawah ini adalah daftar area utama yang akan digali dalam melaksanakan
analisa situasi pasar meski seseorang tidak perlu terikat pada daftar ini. Setiap
area akan digali lebih rinci pada catatan – catatan berikutnya dan didalam proses
akan diberikan perangkat tertentu. Kadang – kadang perangkat ini kelihatan
seperti diulang – ulang. Kami menemukan bahwa meski serupa tapi perangkat
yang berbeda akan menghasilkan faktor – faktor yang berbeda untuk dipikirkan.

 Situasi saat ini dari penyakit berkenan dengan besarnya beban kesehatan,
tingkat pengetahuan, sikap, persepsi mengenai risiko, perilaku saat ini,
kecenderungan perilaku (lihat catatan nomor 3.5)
 Segmentasi pasar : kelompok – kelompok sasaran mana yang akan
dilibatkan, apa yang menjadi prioritas dari segmen pasar. (lihat catatan
nomor 3.6)
 Konteks dan Perilaku yang mempengaruhi: kekuatan – kekuatan apa yang
sekarang ada sebagai faktor – faktor penghambat dan atau pendukung
untuk menerima perilaku sehat yang direkomendasikan terhadap penyakit.
Dalam situasi apa berperan sebagai “kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan ancaman”, yang dapat mempengaruhi respon perilaku yang
direkomendasikan. (lihat catatan nomor 3.7 dan 3.8)
 Persepsi perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan
konsep – konsep pemasaran yang di butuhkan / inginkan / minati
konsumen, Biaya yang ditanggung komsumen, dan Menyenangkan
konsumen: apa yang menjadi ke butuhan/inginan/minat konsumen dan
bagaimana hal itu dapat diterima, apa persepsi nya tentang biaya (uang,
waktu, dan usaha) yang terlibat dalam pelaksanaan perilaku yang
46
direkomendasikan sehubungan dengan nilai yang dijanjikan bila perilaku
tersebut dijalankan, apa persepsi nya tentang tingkat kepuasan dan
aksesibilitas terhadap perilaku yang direkomendasikan bagi konsumen.
(lihat catatan nomor 3.9, 3.10)
 Posisi – Persepsi perilaku saat ini dan yang diinginkan: bagaimana perilaku
yang direkomendasikan dirasakan saat ini (posisi saat ini didalam benak
konsumen) dan apa persepsi yang diinginkan, oleh karena itu bagaimana
sebaiknya perilaku itu di reposisi dalam pikiran konsumen. (lihat catatan
nomor 3.11).
 Pesaing / kompetitor : alternative perilaku apa yang dapat berperan sebagai
kompetitor terhadap perilaku yang direkomendasikan, sejauh mana dan
kenapa tidak ada tindakan (“tidak berbuat apa – apa”) atau menggunakan
peluang berkompetisi dengan perilaku yang direkomendasikan. (lihat
catatan nomor 3.12)
 Situasi komunikasi: apa saluran / media komunikasi yang paling populer
dan berpengaruh, media tradisional apa yang digunakan, siapa sumber
informasi terpercaya, media apa yang dapat menjadi pemicu yang berguna
dan mendorong aksi, apa pola komunikasi sosial saat ini, apa metode
komunikasi konsumen saat ini, dsb. (lihat catatan nomor 3.13)
 Riset lebih lanjut: aspek – aspek apa dari perilaku yang direkomendasikan
dan komunikasi sosial, yang memerlukan riset lanjutan untuk
memudahkan rancangan COMBI yang lebih baik. (lihat catatan nomor 3.14)
 Persyaratan COMBI: apa persyaratan yang sebaiknya ditentukan (seperti
terdapatnya pelayanan dan obat) sebelum memulai program COMBI. (lihat
catatan nomor 3.15)

CATATAN 3.4 KETIKA SMA / SMACK DIKERJAKAN TETAPLAH PADA ISU – ISU

SOLUSI KOMUNIKASI YANG DAPAT ATAU TIDAK DAPAT


DITERIMA.

Melakukan analisa situasi pasar berguna bila kita tetap berjalan pada isu – isu
solusi komunikasi yang dapat atau tidak dapat diterima. Sesungguhnya tidak
setiap hambatan penerimaan perilaku adalah sesuatu yang mempengaruhi aksi
47
komunikasi. Sebagai contoh, jika pintu klinik tutup pada jam 4 sore tepat dan
kebanyakan orang – orang didaerah itu baru bisa datang setelah jam 4, keadaaan
ini adalah suatu faktor dimana tidak ada solusi dari komunikasi konsumen.
Namun demikian manajemen kesehatan senior sebaiknya mewaspadai hambatan
ini dengan tambahan saran bahwa upaya COMBI mungkin tanpa berujung sampai
isu ini terpecahkan. Analisa situasi pasar dapat membantu keduanya, rancangan
COMBI dan manajemen program penyakit keseluruhan.

Untuk faktor – faktor yang tampaknya dapat diterima sebagai intervensi


komunikasi, catat implikasi komunikasi nya pada strategi dan aksi lebih lanjut
pada langkah nomor 4 (Strategi dalam mencapai hasil perilaku), nomor 5 (Rencana
aksi COMBI), nomor 6 (Manajemen), nomor 7 (Monitoring), dan nomor 8
(Evaluasi).

Pada halaman berikutnya disediakan lembaran kerja yang mungkin dapat


membantu menata
informasi yang dikumpulkan. Daftar jenis kegiatan dibawah kolom analisa situasi
pasar akan
menjadi lebih berarti setelah sebelumnya membaca semua langkah nomor 3.

48
Lembar kerja implikasi komunikasi dari analisa situasi pasar – kunci
komunikasi:

Mendengarkan konsumen

Isu – isu yang Isu – isu yang


ANALISA SITUASI PASAR berkembang yang berkembang yang Implikasi
tidak dapat dapat diterima komuikasi
diterima sebagai sebagai solusi
solusi komunikasi komunikasi

(1) Situasi saat ini: pengetahuan ,


perilaku dan kecenderungan
perilaku sekarang

(2) Segmentasi pasar: prioritas


segmen pasar

(3) Analisa Kekuatan lapangan/


SWAT: kekuatan - kekuatan /
faktor - faktor di lapangan yang
menghambat / mendukung
penerimaan perilaku

(4) Kebutuhan/Keinginan/ minat


yang sedang direspon dengan
solusi–perilaku yang direkomendasi

(5) Biaya dalam bentuk harga,


usaha, waktu, faktor biaya lain dan
perhitungan biaya / nilai

(6) Kepuasan dalam hal

49
ketersediaan dan aksesibilitas

(7) Posisi dan persepsi: bagaimana


posisi persepsi dari perilaku yang
ditawarkan menurut pemikiran
konsumen, bagaimana persepsi itu
dapat di reposisi dalam hubungan
dengan persepsi terbaik yang
diinginkan

(8) Kompetitor: perilaku


alternative, tidak melakukan apa –
apa dan mengambil kesempatan

(9) Situasi komunikasi

CATATAN 3.5: MELAKSANAKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI –
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN
KECENDERUNGAN
PERILAKU SAAT INI

Seseorang tidak dapat beraksi terhadap perilaku sehat bila seseorang tidak menyadari
dan mengetahui tentang perilaku tersebut serta jika seseorang tidak terlibat penuh
dalam penilaian manfaat dalam hubungannya dengan biaya dan upaya yang terlibat
dalam mempraktekkannya. Oleh karena itu untuk merencanakan COMBI yang
efektive, seseorang perlu memulainya dengan pemikiran yang positive atas situasi
saat ini dengan memperhatikan pengetahuan dan pemahaman orang mengenai
perilaku yang direkomendasikan dalam konteks kesadaran mereka atas beban
penyakit terhadap kesehatan, sikap mereka terhadap perilaku yang

50
direkomendasikan, respons perilaku mereka saat ini, proyeksi respons mereka
dikemudian hari. Kami menyebutnya dengan analisa HIC-DARM.

“HIC – DARM adalah suatu model sederhana untuk menerangkan proses penerimaan
perilaku yang baru atau yang direkomendasikan. Model ini berdasarkan pada teori
penerimaan perilaku tradisional dan analisa situasi pasar.

Pertama, kita H ear (mendengar ) tentang perilaku yang


baru

Lalu, kita menjadi I nformed (mengetahui ) mengenai hal


itu
Dan kemudian C onvinced (meyakini) bahwa hal itu
berguna.

--------------------------------------------------------------------------------

Pada waktunya,

Kita membuat D ecision (keputusan) untuk melakukan apa


yang telah

diyakini

Dan kemudian kita mengambil A ction (aksi) pada perilaku yang


baru.

Kita menunggu R e-confirmation (rekonfirmasi) bahwa aksi


kita adalah yang terbaik. Jika semuanya
bagus,

Kita M aintain (memelihara) perilaku yang baru

Pada model ini, terdapat garis pemisah antara HIC dan DARM untuk
menggambarkan adanya kesenjangan antara memberitahu dan meyakinkan seseorang
(HIC) dengan langkah pelaksanaan selanjutnya terhadap dampak perilaku (DARM).
Banyak program kesehatan yang berusaha untuk terus memberi tahu dan
meyakinkan (HIC), tetapi sering berhenti disitu saja dan gagal untuk mendorong
orang agar selanjutnya melangkah untuk menerima dan menjaga perilaku sehat yang
baru. Secara relative adalah mudah untuk memberitahu, mendidik, dan meyakinkan
individu mengenai apa yang perlu dilakukan dan merupakan tantangan besar untuk

51
mendorong hasrat atau minat dalam melaksanakan dan mempertahankan aksi
tersebut.

Seseorang kembali harus berhati – hati terhadap dorongan perasaan mendidik yang
memberi konsekuensi bahwa seseorang akan berhenti sampai HIC saja dari rangkaian
proses HICDARM. COMBI digunakan dengan prinsip – prinsip ketelitian dari
Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication – IMC) guna
memfasilitasi suatu proses melalui pengambilan Keputusan, untuk ber Aksi, dan
melakukan Rekonfirmasi, serta Memeliharanya (DARM).

Melakukan analisa DARM adalah untuk mendapatkan dan menganalisa data dan
informasi (dari riset pasar yang ada atau akan dilakukan) yang akan memungkinkan
seseorang untuk melihat pasar, masyarakat dalam hubungannya dengan masing –
masing dimensi HICDARM. Sebagai contoh, dari data yang tersedia seseorang
menentukan berapa banyak orang telah mendengar tentang perilaku yang
direkomendasikan dan apa yang mereka dengar, berapa banyak orang yang
kelihatannya telah mengetahui dan apa yang mereka ketahui dan atau yang tidak
diketahui., berapa banyak orang yang kelihatannya meyakini atau tidak meyakini
perilaku yang direkomendasikan dan apa dasar dari keyakinan / kekurang
yakinannya, berapa proporsi dari mereka yang kelihatannya telah sampai pada tahap
membuat keputusan – apa keputusannya dan bagaimana sampai dia memutuskannya,
berapa banyak yang telah melangkah ke tahap aksi atau yang tidak beraksi pada
perilaku yang direkomendasikan, jika mereka telah beraksi, apa yang memicu mereka
untuk beraksi dan seperti apa pengalamannya, bila ternyata belum beraksi apa yang
menyebabkan mereka tidak beraksi, seberapa jauh orang merasa puas atas
pengalaman melakukan aksi, keuntungan dan nilai yang didapat dari rekonfirmasi
perilaku yang direkomendasikan. Berapa proporsi orang – orang yang saat ini
mempertahankan praktek perilaku dan apa yang memfasilitasi nya.

Setiap dimensi dari HIC-DARM meminta intervensi komunikasi yang benar. Analisa
HIC-DARM menggali situasi saat ini dan mendorong pemikiran mengenai pendekatan
– pendekatan komunikasi untuk memfasilitasi kesempatan seseorang melalui HIC-
DARM. Secara umum apa yang dikatakan seseorang tentang tahap HIC biasanya
adalah sangat berbeda dengan apa yang perlu dikatakan seseorang untuk tahap

52
DARM. Seringkali kita melihat usaha dalam menangani tahap DARM dengan pesan –
pesan yang sama dengan yang digunakan untuk komponen HIC.

Jika banyak orang melewati tahap HIC dan telah menunjukkan peningkatan aksi
namun belum melaksanakannya maka analisa HIC-DARM memungkinkan kita untuk
menggali kenapa orang enggan untuk beraksi. Pada gilirannya hasil analisa ini
memberikan dasar untuk mendorong mereka untuk meninjau keenganannya
bersamaan dengan penawaran berbagai pemicu yang dapat membantu mengatasi
keengganan nya. Analisa HIC-DARM memberi kewaspadaan pada kita terdapat
sesuatu yang nyata: Pesan kepada individu yang menciptakan kesadaran terhadap
perilaku yang disarankan (tanpa memandang media yang digunakan) harus berbeda
dari apa yang mendorong untuk mengambil keputusan beraksi dan tetap berbeda dari
apa yang sesungguhnya membantu memicu aksi.

Data untuk analisa HIC-DARM kadang kala sudah ada didalam survei KAP atau
dalam studi yang serupa. Namun seringkali hasil riset yang ada tergeletak begitu saja
disekeliling kita dan tidak digunakan. Kadangkala beberapa studi yang relevan telah
dilakukan oleh staf fakultas dari Universitas setempat namun belum dipublikasi. Bila
belum ada studi yang lengkap dan masih tersedia waktu yang cukup maka seseorang
dapat meminta orang melakukan studi yang spesifik (survei atau fokus group) dalam
hubungannya dengan analisa HIC-DARM. Sumber informasi lain yang bagus adalah
petugas kesehatan lapangan yang mempunyai pengalaman langsung dengan
masyarakat dan dapat memberi pandangan yang berguna mengenai HICDARM.
Dalam setiap kasus seseorang akan terdorong untuk melakukan penggalian
HICDARM melalui “jelajah sekitar”: berbaur dalam kehidupan masyarakat dan
bercakap – cakap langsung dengan anggota masyarakat mengenai isu kesehatan
tertentu dan perilaku yang direkomendasikan dengan menggunakan elemen HIC-
DARM dalam percakapan. Bila kesimpulan dari sesi informal ini belum dapat di tarik
ke populasi yang lebih besar, maka kegiatan ini dapat memberikan potret atau
gambaran dari analisa HICDARM.

CATATAN 3.6 : MELAKSANAKAN LATIHAN DALAM SEGMENTASI PASAR.

53
Penetapan awal dari obyektive perilaku pada rencana COMBI (langkah nomor 2),
memisahkan populasi yang akan di sertakan dalam mempertimbangkan perilaku yang
direkomendasikan. Sebagai contoh jika gol dari perilaku adalah membuat “setiap
orang” yang batuk lebih dari 3 minggu harus mendapatkan pemeriksaan sputum TB
(untuk diagnosa TB), rujukan kepada semua orang yang batuk lebih dari 3 minggu
adalah definisi tingkat pertama dari “pasar” untuk perilaku yang direkomendasi.
Untuk jelasnya, tidak semua orang di ”pasar” akan disertakan dengan cara (definisi)
yang sama. Petani di desa akan didekati secara berbeda dari pekerja di kota. Sangat
mungkin masing – masing berpikir dan berlaku berbeda mengenai batuk yang terus
menerus. Dan meski diantara petani, petani muda berpikir dan berlaku berbeda
dengan petani tua. Petani wanita berbeda dengan petani pria. Jadi dengan cara ini
kita mulai menyusun / memahami “segmen pasar” untuk memudahkan strategi
pendekatan kita tentang bagaimana memasukkan kategori orang yang berbeda.
Segmentasi pasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Terdapat segmentasi pasar
secara demografis: segmentasi menurut umur, pendapatan, gender, pekerjaan, tempat
tinggal (kota, desa, pinggir kota), dsb. Terdapat segmentasi psikografis: orang miskin
yang hanya mencari kebutuhan yang paling dasar. Orang miskin yang menginginkan
lepas dari kemiskinan, bercita – cita kaya, kompetisi sosial kelas menengah, wanita –
wanita yang tertekan dan terpinggirkan, dsb. Terdapat segmentasi etnografis,
pembagian sub kelompok menurut keturunan budaya. Pada akhir analisa, setiap
individu menjadi suatu segmen pasar. Tetapi tanpa melihat hal-hal yang ekstrim, hal
tersebut berguna untuk berpikir dalam hal kategori – kategori yang berlainan atau
sub kelompok dari pasar dalam merencanakan komunikasi. Bila kita memperlakukan
orang “semuanya sama”, jarang sekali akan berhasil.

Oleh karena itu kita sebaiknya melakukan latihan segmentasi pasar dimana kita
memisah kelompok pasar tertentu kedalam sub kelompok. Kita dapat menggunakan
pendekatan demografis, dan atau psikografis dan atau etnografis pada proses ini.
Dengan membagi sub kelompok dan tersedianya data sosiologis, antropologis dan
HICDARM, kita perlu memenggambarkan implikasi – implikasi komunikasi untuk
memasukkan sub kelompok tersebut. Sebagai contoh, jika menurut budaya wanita
tidak diperkenankan meninggalkan rumah untuk mencari perawatan kesehatan tanpa
pengawalan seorang pria, hal ini mempunyai implikasi, bagaimana seseorang akan

54
menyertakan wanita dalam mempertimbangkan perilaku sehat yang melibatkan
kunjungan ke pusat kesehatan.

Cat no. 3.4 dari analisa HIC-DARM diatas, memberikan kerangka kerja untuk
segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat dibuat sehubungan dengan dimana posisi
orang didalam proses HICDARM. Mungkin satu sub kelompok adalah kelompok HIC
yang sekarang perlu untuk dimasukkan, berbeda jika mereka telah memasuki tahap
DARM. Dan juga dalam sub kelompok DARM mungkin terdapat sub kelompok besar
yang mulai beraksi tetapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk memicu aksi.

Meski diantara sub kelompok yang mulai melakukan kegiatan, terdapat diantaranya
yang sudah mendekati akhir kegiatan. COMBI tetap menggunakan konsep yang
merujuk pada NOSA (Number of Steps Away):
Jumlah langkah yang telah dilaksanakan sejak dari awal kegiatan. Contoh, seorang
individu mungkin akan berangkat ke Puskesmas tetapi terhalang oleh karena tidak
mengetahui berapa lama kemungkinannya dia menunggu untuk mendapatkan
pelayanan. Seseorang akan mengatakan bahwa orang tersebut sudah maju selangkah
dari kegiatan. Individu lain mungkin ingin mengunjungi Puskesmas tetapi suami
melarang nya meninggalkan rumah, disamping dia juga mendengar bahwa seseorang
harus menghabiskan waktu 2 hari untuk mendapatkan pelaksanaan pemeriksaan
sputum TB serta dia juga tidak punya uang untuk transportasi ke Klinik. Dari sudut
pandang NOSA kita akan mengatakan bahwa orang tersebut kira – kira telah maju 6
langkah dari kegiatan (setiap hambatan memberikan hitungan 2 langkah) dan akan
lebih sulit untuk mendorongnya dibanding bila individu hanya berapa selangkah dari
kegiatan.

Implikasi NOSA pada strategi COMBI, berakhir pada pengalaman komunikasi


konsumen bahwa prioritas pertama seseorang adalah mencapai kesepakatan dengan
konsumen potensial yang baru berada beberapa langkah dari kegiatannya dan
berkeinginan untuk melangkah melalui pintu tersebut. Ketika individu tersebut
diperlakukan dengan baik, dia akan menjadi tenaga penjualan (sales person) terbaik
bagi anda. Menjawab kebutuhan mereka yang hampir berada di titik kegiatan adalah
juga menjawab kebutuhan mereka dalam fase – fase HIC-DARM yang lain.

55
Segmentasi pasar memungkinkan seseorang untuk membuat segmen pasar prioritas.
Dan ketika seseorang berusaha untuk menangani seluruh pasar dari nurani
pembangunan sosial, mungkin lebih bijaksana untuk menangani segmen – segmen
prioritas, membangun jejaring dari klien yang merasa puas dan pada gilirannya akan
“menjual” perilaku yang direkomendasikan pada yang lain.
Ketika latihan segmentasi berlanjut, tetap berada pada jalur akan membantu
implikasi komunikasi yang didorong oleh suasana khusus dari setiap segmen pasar.

CATATAN 3.7: MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN

Pertanyaan yang diajukan pada analisa kekuatan lapangan: apa yang menjadi
kekuatan - kekuatan atau faktor – faktor di lapangan (masyarakat tertentu,
masyarakat umum, lingkungan) yang dapat membantu mencapai obyektive perilaku
yang diinginkan atau mencegah pencapaiannya. Memahami hambatan – hambatan
dan atau faktor – faktor pendukung ini akan memberi informasi yang berguna tentang
tema – tema yang akan membentuk dasar dari komunikasi dengan publik. Dilain
pihak hasil analisa dapat menunjukkan sedemikian hebatnya kekuatan – kekuatan
yang akan menghalangi penerimaan perilaku yang direkomendasikan sehingga tidak
ada pijakan untuk memulai upaya komunikasi publik.

Mengelompokkan faktor – faktor atau kekuatan – kekuatan lapangan harus dilakukan


dengan bagaimana perilaku yang direkomendasikan dirasakan. Analisa kekuatan
lapangan dari apa yang dirasakan akan membantu dalam menentukan faktor – faktor
yang mendukung persepsi terbaik yang diinginkan dan yang mencegah persepsi
terburuk terhadap perilaku yang direkomendasikan. Kolom berikut ini memudahkan
seseorang untuk mengelompokkan kedalam kolom yang sesuai: persepsi saat ini,
kemungkinan persepsi terburuk, dan persepsi terbaik yang diinginkan. Kemudian
didalam kolom yang masih ada seseorang memasukkan apa hal terbaik yang akan
membantu mencegah persepsi terburuk (dan karena itu perlu diperkuat dalam
komunikasi publik) dan apa hal buruk yang akan mencegah pencapaian persepsi
terbaik dan yang mana selanjutnya harus ditangani.

Persepsi Pengendali Persepsi Penghalang Persepsi


terburuk (”Hal Baik”) Saat ini (”Hal Buruk”) Terbaik

56
Apa yang akan Apa yang mencegah
membantu pencapaian Persepsi
mencegah persepsi terbaik?
terburuk


Pilihan strategi:
Pilihan strategi Penghalang dihilangkan
Perkuat Kendali

CATATAN 3.8: MELAKUKAN ANALISA “SWOT”(STRENGTH, WEAKNESS,


OPPORTUNITIES, THREATS)

Rencana COMBI perlu dilihat sebagai bagian integral dari keseluruhan program
pengendalian / pencegahan penyakit. Mencapai obyektive perilaku yang spesifik
dari rencana COMBI sangat terkait dengan dinamika program penyakit.
Melakukan analisa SWOT pada lingkungan program penyakit akan membantu
kita untuk fokus pada Kekuatan, meminimalisir Kelemahan, dan mengambil
kemungkinan keuntungan yang besar dari Kesempatan yang ada, sambil
memperhatikan Ancaman untuk mencapai obyektive perilaku.

Hal ini kelihatannya serupa dengan analisa kekuatan lapangan, tetapi dengan
menggunakan pola yang berbeda, isu – isu baru dapat muncul yang sebelumnya
tidak ditemukan saat analisis awal.

Analisa SWOT dapat dilakukan sebagai latihan kelompok dengan tim program
penyakit yang bersifat multi disipliner. Idealnya pada akhir dari analisa SWOT
kita harus mempunyai dua daftar:

57
 Daftar dari SW (Kekuatan dan Kelemahan) yang menerangkan kekuatan
dan kelemahan pokok dari program (faktor internal)
 Daftar dari OT (Kesempatan dan Ancaman) yang menerangkan kesempatan
dan ancaman terhadap program (faktor eksternal).

Seperti kita menyiapkan daftar tersebut kita perlu mencatat implikasi dari
berbagai faktor atau kekuatan untuk merencanakan intervensi komunikasi dalam
mengajak publik mempertimbang-kan perilaku yang direkomendasikan.

CATATAN 3.9 : PERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN “4 C” DARI KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU (IMC)

Komunikasi pemasaran terpadu mememberikan konseptualisasi baru dari


Pemasaran dalam 4 C, yang salah satunya lebih sesuai dengan hasil perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan daripada konsep pemasaran konvensional yaitu 4
P.

“C” yang pertama adalah consumer need/want/desire (kebutuhan / keinginan /


minat konsumen) dibanding P (produk). Fokus dari C yang pertama ini pada
konsumen dan persepsi konsumen atas suatu kebutuhan / keinginan / minat.
Seseorang tidak semata-mata menjual produk saja, seseorang menawarkan solusi
atas kebutuhan / keinginan / minat konsumen yang mungkin ada atau tersembunyi
di pikirannya. Coca cola tidak menjual air yang telah di beri pemanis, carbon dan
pewarna, dia menjual pengalaman dalam menjawab minat konsumen. Seseorang
tidak menciptakan kebutuhan / keinginan / minat ini tetapi menanggapi
kebutuhan yang ada atau yang terbaik dalam membangkitkan sesuatu yang sudah
laten. Program kesehatan menanggapi kebutuhan dan minat untuk kesehatan
yang baik. Kebutuhan ini tidak harus diciptakan, tetapi sudah ada. Pada analisa
situasi pasar (SMA) kita perlu mencari tahu apa ”kebutuhan / keinginan / minat
konsumen” yang menjadi sasaran dari perilaku yang direkomendasikan dan
menggali bagaimana hal ini dirasakan oleh individu. Sebagai contoh, pada kasus
pemberian paket obat massal limfatik filariasis, kita percaya bahwa kita

58
menanggapi kebutuhan dasar yaitu kesehatan yang baik tetapi individu mungkin
tidak merasa berisiko terhadap penularan penyakit dan selanjutnya merasa
perilaku yang dianjurkan, tidak ada hubungan dengan kebutuhan / keinginan /
minatnya.

“C” kedua adalah Cost – Biaya (berlawanan dengan “P” – harga) difokuskan pada
kombinasi dari biaya uang, biaya kesempatan, dan biaya upaya. Seseorang perlu
memperhatikan biaya yang terlibat dalam melakukan perilaku yang
direkomendasikan dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan jika perilaku
tersebut dijalankan. Disini kita fokus pada nilai yang dirasakan oleh individu dan
bukan pada keuntungannya. Perilaku mungkin mempunyai keuntungan, tetapi
keuntungan tersebut tidak masuk dalam peringkat yang berharga dari seseorang.
Disini kita mendapati titik pusat pembuatan keputusan bagi konsumen: jika rasio
nilai – biaya tidak seimbang, dalam hal ini tampaknya biayanya terlalu besar untuk
nilai yang dijanjikan, maka konsumen akan menolak tawaran tersebut. Dalam
merekomendasikan perilaku sehat biasanya yang menjadi jantung dalam mengajak
orang adalah memfasilitasi perhitungan biaya dan nilai dan mendengarkan
keperdulian, ketakutan dan pesanan. Pada analisa situasi pasar (SMA), seseorang
perlu menggali rasio Nilai dan Biaya dari perilaku seperti yang dirasakan oleh
individu. Sebagai contoh, dalam kasus mencari diagnosis TBC, seseorang mengamati
bahwa hal itu akan mengambil 2 – 3 hari dari waktu kehidupan pasien agar dapat
pergi ke Puskesmas dan mengambil 3 sampel sputum serta menunggu hasilnya. Biaya
transport tambahan dan mengatur siapa yang menjaga anak – anak dapat membuat
beban yang berlebihan pada individu sehubungan dengan apa yang diketahuinya
tentang batuk. Persepsi ini perlu dipertimbangkan dalam membuat rencana
bagaimana kita akan mendorong masyarakat dalam upaya mencari diagnosa TBC.

“C” ketiga adalah ‘Convenience / Kepercayaan’ (berbeda dengan P – Placement /


Penempatan) yang bejalan diluar penempatan lokasi dan fisik dari produk, dan
yang membangkitkan pertanyaan – pertanyaan mengenai seberapa nyaman dan
mudahnya akses konsumen untuk mendapatkan pelayanan atau melakukan
perilaku yang diminati. Faktor – faktor seperti lokasi Puskesmas, jam pelayanan,
keberadaan pemberi layanan, ketidak praktisan perilaku yang direkomendasikan,
dll, adalah dimensi dari “C” yang ketiga. Didalam SMA seseorang perlu menggali

59
persepsi individu mengenai kemudahan melakukan perilaku yang
direkomendsikan.

“C” yang pertama dan ketiga keduanya diakhiri dengan bagian perhitungan nilai –
biaya. Jika kelihatannya biaya (termasuk faktor kepercayaan) nya terlalu tinggi
dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan (terkait dengan kebutuhan /
keinginan / minat), maka kita perlu memikirkan cara merendahkan biaya atau
mengajak individu melihat nilai yang berguna setimpal dengan tingginya biaya.

Mungkin dilihat dari segi kepuasan, biaya yang dipakai terlalu tinggi. Solusinya
mungkin terletak dalam hal kemudahan individu untuk melaksanakan perilaku
pada program penyakit yang dimiliki. Sebagai contoh, daripada individu harus
mendatangi klinik untuk mendapatkan tablet pencegahan limfatik filariasis,
mungkin kita harus memberikan tablet ke rumah. Meskipun hal ini bukanlah isu
komunikasi, paling tidak analisa situasi pasar (SMA) menjadikan hal ini sebagai
perhatian dari manajemen sistem kesehatan.

Lihat catatan no.4.9 dibawah ini yang menerangkan bagaimana perhitungan


biaya–nilai dapat dipengaruhi oleh label perilaku (sehingga meningkatkan persepsi
dari nilai) dan pemberian insentip (sehingga mengurangi persepsi dari biaya).

Akhirnya, “C” keempat adalah ‘Communication / Komunikasi’ (berlawanan dengan


“P” – Production / Produksi) menjadi terpadu dan menyenangkan, melihat
gabungan intervensi komunikasi (PR-Humas, Advokasi, mobilisasi administrasive,
periklanan, media massa, media tradisional, mobilisasi masyarakat, penjualan
perorangan / konseling, promosi ti tempat layanan, dll) yang menyenangkan. Lebih
banyak daripada hanya berfokus pada promosi pelayanan atau produk, dan
memproduksi poster, T-shirt dan pamflet. Hal ini juga disadari bahwa tidak ada
satupun peluru komunikasi yang ampuh. Komunikasi menjadi kegiatan tukar
menukar informasi dengan konsumen yang berhubungan dengan 3 ”C” yang lain:
ini adalah solusi yang mengagumkan terhadap kebutuhan anda terhadap rasio
nilai – biaya yang baik dan menyenangkan . Dan hal ini juga melibatkan
kepuasan konsumen dalam melihat rasio nilai – biaya. Hal ini sangat berbeda dari
sekedar mempromosikan merk. Dan hal tersebut perlu dilakukan secara massive,

60
repetitive (berulang – ulang), intensive, persisten (M-RIP). Kita akan kembali lagi
ke C keempat ini pada langkah no. 4 dan 5.
Namun demikian, untuk saat ini, seperti kita perhatikan obyektive perilaku dalam
hubungannya dengan C yang ke empat, maka kita perlu untuk mengklarifikasi
aspek – aspek tersebut pada ketiga C yang lainnya yang menjadi dasar untuk
publik dapat menerimanya.

CATATAN 3.10 MELAKSANAKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE OF / )


DAN
MILO (MOMENT IN THE LIFE OF / )

Analisa DILO digunakan untuk menggali konteks situasi dan keseharian dimana
yang perilaku direkomendasikan sedang di dorong. Analisa DILO, menghendaki
untuk memeriksa kegiatan sehari – hari dari mereka yang ingin kita dorong untuk
mempertimbangkan perilaku sehat. Apakah melalui pengamatan atau narasi
individu, seseorang membuat daftar kegiatan keseharian mereka sejak dari
bangun pagi sampai mau tidur malam. Analisa ini membantu kita memberi empati
pada konsumen, untuk mengetahui saat untuk melakukan kontak komunikasi,
menempatkan perilaku yang dianjurkan kedalam kehidupan sehari-harinya
sehingga kita lebih memahami faktor – faktor yang mendukung atau menghambat
aksi dari perilaku sehat. Dengan cara ini seseorang mendapatkan perasaan yang
lain dari bagaimana mereka merasakan keterlibatan biaya dalam melaksanakan
perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh analisa DILO di satu komunitas
mungkin menunjukkan bahwa hampir seharian penuh, sebagian besar orang
dewasa berada diluar rumah, bekerja di sawah, meski pada akhir pekan. Pada
program pemberian pengobatan masal, hal ini membangkitkan beraneka
pertanyaan strategis seperti: bagaimana kita menjangkau individu – individu
tersebut dengan komunikasi?, kapan waktu terbaik untuk melakukan kunjungan
rumah? Apa pendekatan yang harus dilakukan untuk mendistribusikan obat pada
situasi ini?, bagaimana kita mengurangi biaya dari perilaku yang
direkomendasikan dengan tidak terlalu membebani mereka untuk meninggalkan
sawahnya untuk mendapatkan obat.

61
Analisa Moment In the Life Of (MILO) adalah modifikasi dari DILO yang
menangkap bagian –
bagian penting dari saat - saat ketika seseorang mengharapkan perilaku tertentu
akan dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan atau main peran, seseorang
memperhatikan langkah – langkah apa yang terlibat dalam menjalankan perilaku
yang direkomendasikan. Hal ini lebih memungkinkan untuk memberi empati
langsung pada, contoh: individu yang hadir di Pusat kesehatan untuk memeriksa
sputum TB. Dalam menggali momen tersebut seseorang berusaha melihat proses
dari titik pandang individu dan mencatat bagaimana proses khusus telah
membebani kelengkapan proses pemeriksaan sputum TB. Sekali lagi, sifat dari
biaya terhadap perkembangan individu. Jika melalui proses ini seseorang dapat
mengantisipasi bagaimana orang akan bereaksi, maka seseorang dapat lebih
mempersiapkan mereka untuk momen dari aksi dan memfasilitasi penerimaan
dari perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh, pada kasus pemberian pengobatan
masal limfatik filariasis, analisa MILO menempatkan seseorang kedalam situasi
seorang relawan kesehatan yang muncul di pintu rumah dan menawarkan 4
sampai 7 tablet yang harus diminum ditempat. Latihan MILO mempermudah
pemahaman dari apa yang mungkin sedang melintasi didalam pikiran anggota
keluarga saat itu dan mendorong untuk mempertimbangkan apa yang dapat
dikerjakan sebelum dan ketika itu guna mendukung penerimaan dari tablet yang
ditawarkan.

CATATAN 3.11 LAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF


THE MIND ANALYSIS – ANALISA APA YANG
SEDANG
DIPIKIRAN)

Analisa puncak pikiran (TOMA) memungkinkan seseorang untuk menggali


persepsi yang berhubungan dengan isu tertentu. Kegiatan ini melibatkan latihan
sederhana dalam mengajukan pertanyaan pada berbagai orang mengenai hal apa
yang pertama datang kedalam pikiran mereka ketika mendengar kata atau
kalimat tertentu (berkaitan dengan perilaku yang direkomendasikan), apa hal
yang kedua dan yang ketiga. Dengan cara ini, setelah mengajukan pertanyaan –
pertanyaan tersebut kepada masyarakat maka seseorang dapat merasakan apa

62
yang ada pada puncak pikiran orang sehubungan dengan penyakit atau perilaku
tertentu. Pengetahuan mengenai rumor dan mitos seringkali berkembang dari
TOMA. Sebagai contoh, analisa pemikiran dari kata ‘Filariasis’ dapat menunjukan
bahwa orang berpikir sebagai ‘hukuman Tuhan’, Cacat menetap’, atau ‘Penyakit
bulan baru’. Jika hal tersebut yang segera timbul dalam pikiran sebagian
masyarakat, maka ini merupakan indikasi bahwa dibutuhkan dorongan yang lebih
substansial kepada masyarakat untuk melihat penyebab penyakit yang
sesungguhnya dan bagaimana penyakit tersebut dapat dicegah.

Jika kita kembali ke catatan no.3.7 diatas tentang analisa kekuatan lapangan dan
bagaimana hal itu digunakan dengan memperhatikan persepsi orang, maka
seseorang akan melihat bagaimana TOMA dapat membantu seseorang untuk lebih
mengerti persepsi orang pada saat itu, mencatat bagaimana secara mentalitas
kedudukan perilaku tertentu dalam pikiran orang. Analisa ini dapat menunjukkan
bahwa kita perlu mengajak individu secara mentalitas dalam proses reposisi
perilaku sehingga dapat diterima dengan harmonis terkait dengan status
kesehatan mereka. TOMA memungkinkan seseorang mengelompokkan faktor –
faktor yang akan menuntun keikutsertaan individu dalam mereposisi perilaku
terhadap penyakit.
Jalan lain melihat TOMA adalah melihatnya sebagai cara memeriksa persepsi
orang atas “label perilaku”. Hal ini dapat menuntun kepada labeling perilaku yang
lebih baik.

Jika didalam program kita menggunakan petugas kesehatan atau relawan dan
persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan petugasnya adalah:
pelayanannya buruk dengan petugas yang tidak perduli, maka pertimbangan
strategis utama adalah bagaimana meminimalisir persepsi tersebut (yang mungkin
sangat baik bila berdasarkan pada pengalaman kontak nyata). Implikasinya
mungkin kita perlu melatih petugas / relawan dengan benar, membangun
keterampilan komunikasi interpersonal, membuat mereka tampil beda dengan
seragam dan badge yang lain untuk meningkatkan keberadaan dan kredibilitas
nya, dan kemudian memberitahu masyarakat mengenai perubahan tersebut.

Melalui cara inilah TOMA membantu membuat rencana COMBI.

63
CATATAN 3,12 : LAKUKAN ANALISA KOMPETITOR

Melakukan analisa kompetitor adalah menanyakan apa perilaku alternative yang


dikerjakan diluar perilaku yang direkomendasikan. Dalam bidang kesehatan
seringkali kita tidak melihat adanya kompetitor. Dengan mudah kita katakan
bahwa orang menolak perilaku yang dianjurkan dan memilih tidak melakukan apa
– apa. Dari sudut pandang komunikasi konsumen, “tidak melakukan apa –apa”
sebenarnya adalah suatu kompetitor. Itu adalah pilihan Individu yang
mengharuskan kita untuk menggali ada apa dengan pilihan tersebut. Jawabannya
akan memberikan dasar yang lain untuk mengajak orang dalam
mempertimbangkan perilaku sehat.

Kompetitor umum yang lain dan dimensi lain dari “tidak berbuat apa – apa”
adalah Take a Chance (TAC) – mengambil kesempatan”. Sebagai contoh, orang
berikir bahwa mereka tidak terlalu berisiko dan karenanya memilih mengambil
kesempatan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengidap filariasis daripada
memilih perilaku yang direkomendasikan yaitu memilih meminum tablet
pencegahan. Sangat membantu apabila kita memeriksa kenapa TAC memiliki
appeal.

Kadangkala terdapat kompetitor dalam bentuk layanan alternative atau perilaku


alternative. Daripada pergi ke klinik untuk mendapat pemeriksaan kemungkinan
TB, seseorang akan memilih gantinya dengan pergi membeli obat batuk ke toko
obat / apotik terdekat. Analisa kompetitor membantu mengenali perilaku atau
layanan alternative mereka sebagai pilihan yang diinginkan dibanding perilaku
yang direkomendasikan. Semakin kita memahami seruan dari kompetitor –
kompetitor tersebut semakin baik kita mengajak orang dalam menggali manfaat
dari perilaku yang direkomendasikan.

CAT 3.13 MELAKSANAKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI /


ISU)

64
MS.CREFS adalah singkatan yang menyoroti komponen – komponen kunci dari
proses komunikasi. Setiap huruf mewakili komponen komunikasi yang berbeda
dan dijelaskan dibawahnya). Mengerjakan analisa MS .CREFS adalah mencermati
pasar dari sudut pandang komponen – komponen ini, dengan bercermin pada
implikasinya pada rencana COMBI.

Proses komunikasi melibatkan Message (Pesan), dari Source (Sumber) yang


dikirimkan melalui Channel (Saluran) kepada Receiver (Penerima) dengan Efek
tertentu yang dimaksudkan dengan peluang memberikan Feedback (Umpan balik),
kesemuanya berlangsung dalam Setting (Keadaan) tertentu.
Sebagai suatu proses, komponen – komponen tersebut saling terkait.

Analisa MS.CREFS menjadi tugas dalam hal membangkitkan beraneka


pertanyaan yang berhubungan dengan tiap komponen. Berikut ini adalah daftar
beberapa pertanyaan (yang lebih bersifat menyarankan.

Message (Pesan): Pesan apa yang beredar saat ini mengenai suatu penyakit
tertentu dan apa hubungannya dengan perilaku? Pesan apa yang
diinginkan masyarakat? Bahasa apa yang sebaiknya digunakan untuk
pesan – pesan tersebut? Apa pesan – pesan yang dapat membuat perilaku
yang direkomendasikan menduduki tempat terbaik dalam pikiran mereka?
Pesan – pesan apa yang akan berperan sebagai pemicu aksi? Akankah
diperlukan pesan – pesan yang berbeda untuk pendengar yang berbeda?
Apakah terdapat pesan – pesan tertentu (dari sektor swasta atau
pemerintah) yang kelihatan mempunyai daya ingat yang tinggi, bagaimana
pesan – pesan tersebut mengarahkan pada apa yang telah tertanam dalam
alam sadar masyarakat? Apakah terdapat rumor yang menetap?, dapatkah
seseorang mengantisipasi pesan – pesan yang mungkin beredar dan
menciptakan krisis pelaksanaan?

Sumber: siapa sumber di masyarakat yang saat ini kredibel dan dapat
dipercaya?, apa yang membuat mereka demikian?, apakah ada individu
terkenal (olahragawan, aktor, politisi) yang nampak sebagai sumber

65
informasi yang kredibel dan dapat dipercaya?, apakah ada karakteristik
tertentu yang dapat dipegang dari sumber informasi yang kredibel dan
dapat dipercaya oleh masyarakat? Untuk perilaku tertentu yang sedang
diajukan, siapa yang mungkin berperan sebagai sumber informasi yang
kredibel dan dapat dipercaya didalam masyarakat? Sejauh mana petugas
kesehatan dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang kredibel dan
dapat dipercaya?, sejauh mana pelatihan dan penampilan mereka (seperti,
seragam) dapat meningkatkan kredibilitas dan keakhliannya?, sejauh mana
guru dan murid sekolah berperan sebagai sumber informasi?.

Channel (Saluran): saluran komunikasi apa yang saat ini berfungsi di


dalam masyarakat?, saluran komunikasi apa yang pernah digunakan dalam
komunikasi kampanye kesehatan sebelumnya?, saluran komunikasi apa
yang digunakan dalam kampanye politik?, apakah terdapat pertemuan -
pertemuan masyarakat sebagai bagian dari struktur pemerintahan
setempat?, apakah ada media masa yang siap?, berapa banyak diantara
masyarakat yang telah dan mendengarkan radio / TV?, berapa banyak yang
membaca surat kabar?Apa saluran atau program radio atau TV yang paling
terkenal?, surat kabar apa yang mempunyai jangkauan luas?, Media
tradisional apa yang digunakan dalam komunikasi?, Apakah rumah ibadah
merupakan saluran potensial untuk komunikasi pesan – pesan kesehatan?,
apakah terdapat tempat – tempat yang masih berfungsi untuk orang
berkumpul (resmi atau tidak resmi) dan bertukar informasi?, Apa saluran
komunikasi baru dan murah yang perlu di kenalkan pada masyarakat?,
apakah ada agen iklan yang berpengalaman di masyarakat dalam
menggunakan saluran komunikasi yang tersedia?.

Receiver (Penerima): siapa pendengar / segmen pasar yang akan di sertakan


dalam komunikasi tentang perilaku spesifik?, Apa yang kita ketahui
tentang mereka dari sudut pandang demografis, psikografis, atau
etnografis? Apa status HIC-DARM mereka bila berhadapan dengan perilaku
yang direkomendasikan?

66
Efekct (Efek): Apa efek / dampak yang ada dari upaya – upaya komunikasi
kesehatan yang lain?, Apa tanggung jawab dari efek / dampak?, Efek apa
yang dimaksudkan dari upaya – upaya komunikasi yang direncanakan
sehubungan dengan pernyataan obyektive perilaku?.

Feedback (Umpan balik): Apa mekanisme umpan balik yang ada didalam
masyarakat yang dapat mempermudah seseorang untuk memeriksa apakah
pesan – pesan sedang didengar dan dimengerti seperti yang dimaksudkan?
Sistem umpan balik apa yang mungkin layak untuk dipakai untuk suatu
pemeriksaan bila saat ini belum ada sistem yang berjalan?.

Setting (Situasi): Untuk berbagai kemungkinan intervensi komunikasi yang


dipertimbangkan, dalam keadaan apa akan dilakukan?, apakah di muka
pintu rumah?, didalam ruang keluarga?, di Puskesmas?, dibawah pohon?,
disuatu fasilitas dengan atau tanpa penerangan?, dihalaman rumah kepala
desa?, diruang serbaguna sekolah?, di jalan raya?. Bagaimana situasi ini
akan mempengaruhi rancangan intervensi komunikasi?, apakah suatu
keadaan menganjurkan periode waktu dengan kenyamanan tertentu untuk
aksi komunikasi?

Eksplorasi MS.CREFS ini memberi dasar pada aksi komunikasi yang lebih
terperinci yang akan diberikan pada langkah selanjutnya.

CATATAN 3.14 KEBUTUHAN RISET LANJUTAN

Sewaktu melakukan analisa situasi pasar (SMA), akan ada pertanyaan yang muncul
dan belum tersedia jawabannya. Hal ini akan menjadi saran mengenai area riset
selanjutnya. Area ini sebaiknya diidentifikasi dan jika kerangka waktunya layak
untuk membuat rencana COMBI, sebaiknya dibuat pengaturan yang membuat
terlaksananya riset.

67
CATATAN 3.15: MEMBUAT PERSYARATAN RENCANA COMBI

Sewaktu analisa situasi pasar telah dilakukan, mungkin berkembang isu – isu dan
tema yang mungkin tidak sesuai dengan intervensi komunikasi. Sebagai contoh,
mungkin terdapat beraneka layanan yang berhubungan dengan isu – isu seperti jam
buka klinik, atau tidak tersedianya obat di klinik, dsb. Hal itu membuang – buang
waktu untuk memulai upaya COMBI kecuali sudah tersedia pelayanan yang
berhubungan dengan perilaku yang direkomendasikan, hal itu penting untuk
mengetahui kemungkinan persyaratan program penyakit untuk rencana COMBI,
seperti kesiapan petugas kesehatan terlatih yang tersedia dan ketersediaan obat di
tempat pelayanan. Persyaratan ini harus ditunjukkan kepada manajer program
penyakit dengan catatan bahwa upaya COMBI harus dilaksanakan hanya setelah isu
– isu tersebut telah diatasi.

68
LANGKAH 4

STRATEGI COMBII

4. MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI


PERNYATAAN OBYEKTIVE PERILAKU

Strategi COMBI keseluruhan menunjukan pada pendekatan yang luas bahwa


program COMBI dilakukan untuk mencapai obyektive perilaku. Strategi dibuat
secara bijak dengan memadukan kegiatan – kegiatan komunikasi dan mobilisasi
sosial yang langsung ditujukan pada hasil perilaku yang diharapkan. Strategi
COMBI harus memasukkan pesan – pesan kunci, urut – urutannya menyuarakan
keseluruhan strategi, campuran dari aksi – aksi komunikasi (mobilisasi
administrasi / advokasi publik / Humas /, mobilisasi masyarakat, pengiklanan,
penjualan perorangan / komunikasi interpersonal, promosi ditempat pelayanan),
adanya hubungan baik diantara perbedaan aksi – aksi komunikasi, dan tinjauan
yang luas dari bagaimana rencana itu di kelola dan dievaluasi. Catatan – catatan
berikut dimaksudkan untuk membantu menuntun seseorang melewati langkah ini.
Catatan – catatan ini juga dimasukan kedalam spesifikasi aksi – aksi komunikasi
yang lebih rinci pada langkah no.5

CATATAN NO. 4.1 PENETAPAN KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU

Memperhatikan langkah no.3 (analisa situasi pasar), maka pada langkah (saat) ini
baik bila dilakukan tinjauan terhadap obyektive perilaku yang telah ditetapkan
pada langkah no.2 dan memperbaikinya jika diperlukan. Sekarang seseorang
mungkin telah mempunyai informasi pasar dan pandangan yang lebih baik yang
dapat membantu menetapkan kembali obyektive perilaku dengan ketepatan dan
spesifikasi yang lebih baik.

69
CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN
DICAPAI
DALAM RANGKA MEMBERI KONTRIBUSI DALAM
MENCAPAI
OBYEKTIVE PERILAKU.

Dalam hal operasional, COMBI dalam artian luas adalah tentang (tapi tidak
terbatas) mengerjakan beraneka aksi – aksi komunikasi yang akan memberi
kontribusi dalam mencapai hasil – hasil perilaku yang spesifik. Cara berkontribusi
ini dibuat dengan “menyandingkan komunikasi” dengan “konsumen” mengenai
faktor – faktor pendukung dan penghambat yang berkembang dari analisa situasi
pasar (langkah no.3) dan dapat diarahkan pada intervensi komunikasi. Analisa
situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa faktor penghambat harus
diatasi dengan kesulitan akibat dari jam buka dan tutup Pusat keehatan. Hal ini
bukan merupakan sesuatu yang dapat diterima pada intervensi komunikasi.
Namun demikian jika analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa faktor
penghambatnya adalah karena orang tidak mengetahui dimana letak Pusat
kesehatan, maka intervensi komunikasi yang berguna adalah dengan memusatkan
pada promosi tempat pelayanan dengan obyektive komunikasi nya adalah
membuat orang menjadi sangat perduli dimana tepatnya letak Pusat kesehatan.
Sebagai contoh, analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa perhatian orang
akan obat pencegahan Limfatik Filariasis adalah karena air kencing menjadi
berwarna merah, maka obyektive komunikasi nya harus memberi jaminan kepada
mereka mengenai hal tersebut dengan menjelaskan bahwa hal ini dapat terjadi
hanya pada sebagian kecil orang dan kondisi tersebut hanya fenomena sementara
yang berakhir dalam satu atau dua hari dan hal itu disebabkan warna bahan
pembuat tablet.

Analisa situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa banyak rumor dan
mitos yang tetap bertahan dan hal tersebut dapat menghambat respon perilaku
orang. Seseorang harus membuat batasan obyektive komunikasi yang ditujukan
pada rumor dan mitos tersebut.

Mungkin kita mempunyai beberapa obyektive komunikasi yang ditujukan pada


mengamankan hasil–hasil perilaku yang dimaksudkan. Setiap obyektive
70
komunikasi menunjuk pada tema - tema, isu - isu, dan “pesan – pesan” yang perlu
dalam membentuk dasar bagi “menyandingkan komunikasi” dengan konsumen /
klien / individu / masyarakat / bangsa.

CATATAN 4.3: MENGANTISIPASI TIGA USAHA DARI KOMUNIKASI BILA


SESEORANG MEMBUAT STRATEGI: PILIHAN PERHATIAN ,
PILIHAN PERSEPSI, PILIHAN MENGINGAT.

Ketika kita membuat strategi dan juga rencana aksi COMBI, kita perlu
mengantisipasi rintangan terhadap komunikasi yang efektive. Terdapat 3
fenomena kunci yang didapat dari pengalaman komunikasi yang bergesekan
dengan efektivitas komunikasi. Fenomena ini sangat umum dalam penggunaan
media massa tetapi juga sangat lazim pada komunikasi interpersonal. Ketiga
fenomena itu adalah:
 Pilihan Perhatian
 Pilihan Persepsi
 Pilihan Ingatan

Pilihan Perhatian: pada setiap interaksi komunikasi, tidak mungkin secara total
interaksi dapat senantiasa menarik perhatian sepanjang waktu. Secara alami
pikiran kita akan menyimpang dan menerawang. Biasanya kita penuh perhatian
hanya untuk waktu sekitar 40 detik dan kemudian menurun, dan mulai
memikirkan sesuatu yang lain. Setelah beberapa detik beralih kemudian kita
kembali ke pesan / berita ditangan, lalu memberi perhatian lagi untuk sejenak dan
kemudian kembali lagi beralih. Keadaan ini berlangsung selama aksi komunikasi.

Fenomena ini terjadi pada interaksi tatap muka dan ketika terpajan pada media
masa. Ketika kecenderungan untuk beralih pikiran ini tidak mungkin untuk secara
total dihilangkan, maka kita perlu bekerja untuk mengurangi frekuensi pola itu
dengan berbagai perangkat yang dapat mempertahankan perhatian. Karena
perhatian yang naik turun maka penting untuk membuat variasi pengulangan yang
konstan dari tema – tema kunci sehingga mereka yang tidak menangkap diawal akan
dapat memperolehnya kemudian.

Paying
Attention
71
Paying
Paying attention
attention

Attention
Wanders Attention
Wanders

Dengan media masa, seseorang menjadi sasaran serangan brutal dari perhatian
pilihan. Membaca surat kabar dengan baik menggambarkan bagaimana beberapa
cerita akan menarik perhatian dan lainnya tidak karena karakteristik dari berita
utama dan paragraph pembuka. Oleh karena itu persiapan bahan – bahan untuk
wartawan sebaiknya dipandu menurut kebutuhan berita utama yang menarik dan
sesuai dengan paragraph pembuka. Produksi program radio dan TV juga sebaiknya
diberi tahu mengenai tendensi pikiran orang untuk beralih. Ada tradisi lama
dalam memasang iklan di radio dan TV, bahwa seseorang perlu mengambil
perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari iklan. Jika tidak, seseorang
akan kehilangan perhatian pemirsa untuk sisa iklan selanjutnya.

Pilihan perhatian pada media masa elektronik juga dapat menjadi dasar pemilihan
untuk mendengarkan program lain. Program kesehatan 15 menit yang rutin dari
kementerian kesehatan mungkin tidak didengarkan karena orang lebih memilih
program musik populer disaluran radio yang lain, kecuali kalau program 15 menit
tersebut disiarkan dengan suatu cara yang membuat pendengar terdorong untuk
mendengarkannya. Tentu saja jika tidak ada program saingan yang lain maka
siaran kesehatan tersebut tetap disaluran pendengar tapi mungkin diperlakukan
sebagai suara latar belakang saja tanpa didengarkan secara aktive kecuali bila
siaran itu diproduksi dengan penuh penyesuaian terhadap selera pendengar.

Juga ada dimensi psiklogis untuk pilihan perhatian. Pesan yang pasti tentang apa
yang dipercayai seseorang biasanya hadir lebih sungguh - sungguh daripada pesan
yang menggangu nilai dan kepercayaan seseorang yang sudah ada. Perokok
kemungkinan besar tidak mau mendengarkan pesan yang mengatakan bahwa
merokok akan membunuh anda. Strategi komunikasi dari seseorang terhadap hal

72
itu ialah perlu menemukan cara untuk mengatasi tendensi tersebut jika secara
nyata apa yang ditampilkan akan menyusahkan individu.

Secara alamiah orang akan mendengar apa yang ingin dia dengarkan. Jika mereka
telah tertarik pada luka Buruli melalui pengalamannya tentang penyakit itu atau
mengetahui ada seseorang dengan penyakit itu, maka mereka akan lebih menerima
untuk terus mendengarkan isu itu di program radio. Orang yang melihatnya bukan
sebagai masalah, cenderung akan mengabaikan narasi yang panjang di radio atau TV
kecuali kalau perhatian mereka segera ditangkap dan mereka cepat memahami
kenapa mereka berisiko.

Pilihan Persepsi: Hal ini merujuk pada kecenderungan alamiah orang untuk
menerima atau menapsirkan simbol – simbol dan pesan – pesan dari sudut
pandangnya, pengaruh budaya, tradisi, bahasa, sosial, tingkat pendidikan, dll.
Suatu keajaiban bila komunikasi yang efektive dapat mencakup seluruhnya,
adanya fenomena pilihan persepsi ini sangat mungkin seseorang untuk
menapsirkan kata – kata dan signal –signal dengan cara yang berbeda daripada
yang sebenarnya dimaksudkan oleh sumber informasi. Oleh karena itu strategi
komunikasi perlu menyadari akan bahaya yang tercipta akibat dari fenomena ini.
Setiap upaya harus dibuat untuk menjamin bahwa apa yang dimaksudkan dalam
komunikasi adalah apa yang dirasakan. Pesan – pesan sederhana, bebas dari
jargon adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah pilihan persepsi. Kita
semua mengetahui rancangan poster dan pesan – pesan telah ditafsirkan dengan
cara yang benar – benar berbeda oleh orang yang berbeda. Selanjutnya perlu
dilakukan pre – test yang seksama dari rancangan – rancangan dan pesan – pesan,
untuk menjamin, sejauh mana kemungkinan bahwa hal itu akan dimengerti oleh
seluruh masyarakat seperti apa yang dimaksudkan.

Seringkali informasi baru ditafsirkan orang dalam hubungannya dengan sikap dan
kepercayaan yang hidup saat itu, dan dengan cara bahwa kepercayaan yang hidup
saat ini tetap utuh.
Makin banyak yang kita ketahui tentang sikap dan kepercayaan tersebut, maka
kita dapat merencanakan aksi komunikasi yang lebih baik, yang akan
membawanya kedalam pertimbangan karena kita berusaha mengatasi rintangan

73
yang tercipta oleh pilihan persepsi. Jika individu percaya bahwa Limfatik
Filariasis adalah hukuman dari Tuhan maka pesan – pesan terhadap keadaan
yang sebaliknya (kecuali dibangun dengan seksama) dapat ditolak dan ditafsirkan
ulang yang berarti “Oh jadi karena inilah Tuhan menghukum kita”.

Pilihan mengingat: merujuk pada fenomena alamiah komunikasi yang lain:


kecenderungan kita untuk mudah lupa. Sebagai konsekuensinya strategi
komunikasi yang efektive akan berusaha menjamin pengulangan pesan – pesan
secara konstan sebagai jalan untuk mengatasi kecenderungan ini. Pengumuman
layanan masyarakat di radio dipancarkan sekali sehari jelas sekali lebih mungkin
untuk dilupakan dibanding bila di pancarkan 8 kali sehari.

Pilihan mengingat juga terjadi di tingkat alam bawah sadar. Setiap orang
mengingat kejadian – kejadian yang mempunyai arti bagi mereka. Seringkali
pilihan mengingat ini terjadi dalam melupakan sesuatu yang memang ingin
dilupakan seseorang, seperti memori yang tidak menyenangkan atau pandangan
yang tidak sesuai dengan orang lain.

Terlalu banyak informasi juga menyebabkan banyak lupa, seperti presentasi yang
berisi terlalu banyak informasi. Nasehat umum dalam membuat presentasi adalah
seseorang harus tetap berpegang pada 3 poin utama karena kita tidak mau
mengingat lebih dari 3 poin utama selama presentasi. Dan disini juga, dengan
pengulangan ke tiga poin utama maka kecenderungan untuk lupa akan dapat
diatasi.

CATATAN 4.4: BERPIKIR M – RIP (MASSIVE, REPETITIVE, PERSISTENT,


INTENS) SEBAGAI RANCANGAN STRATEGI

Program – program komunikasi dengan intensitas yang minimal tidak ubahnya


seperti meludah ke udara atau melempar nyamuk ke gajah. Untuk memproduksi
suatu pengumuman melalui spot radio berdurasi 60 detik hampir tidak memberi
dampak sama sekali bila disiarkan hanya beberapa kali sesaat sebelum program
berita nasional. Aksi – aksi dan intervensi – intervensi komunikasi perlu
dikerjakan dengan secara besar - besaran, berulang - ulang, bersemangat, dan

74
terus menerus. Banyak diantara spesialis komunikasi pemasaran berpandangan
bahwa ketika seseorang menggunakan media tertentu maka seseorang harus
mendominasi media tersebut. Jika akan menggunakan spot radio, jangan
menggunakannya hanya sekali sehari tetapi rencanakan untuk menggunakannya
6 – 10 spot perhari.

Komuikasi M-RIP merupakan pendekatan yang efektive dalam menghadapi


masalah akibat dari pilihan – pilihan perhatian / persepsi / mengingat. Tetapi
seseorang harus sudah mewaspadai sebelumnya: bahwa program M-RIP tidak
dapat dikerjakan dengan biaya murah. Sektor swasta sudah mengetahui hal ini
secara baik dan siap membuat rencana dan anggaran yang sesuai, sedang kita di
sektor publik yang bekerja menuju ke dampak perilaku yang luas dibidang
kesehatan masih belum menggunakannya secara penuh.

Program – program komunikasi M-RIP biasanya membangkitkan reaksi “tidak


dapatkah kita, hanya membatasi pada sebagian kecil intervensi kunci?”. Berikut
ini adalah jawaban instruksional: seorang CEO dari suatu perusahaan produk
konsumen utama di Amerika, dalam menjawab pertanyaan serupa dari beberapa
mahasiswa jurusan bisnis, menerangkan bahwa 50% dari apa yang dilakukan
perusahaan dalam komunikasi konsumen mungkin membuang – buang waktu
tetapi sulit untuk mengatakan yang 50% lagi adalah sia – sia. Daripada
menghabiskan uang dalam jumlah banyak hanya untuk mengetahui bahwa yang
50% itu adalah sia – sia, lebih baik uang itu digunakan untuk intervensi pada hal –
hal yang lebih kurang sama, sepanjang hasil perilaku konsumen tetap terjadi.
Rencana komunikasi M – RIP mungkin pada mulanya kelihatan berlebihan tetapi
intervensi ini diperlukan untuk dampak perilaku.

Terdapat satu aspek lain dari komunikasi M-RIP yang berguna: Pengalaman
komunikasi konsumen menunjukkan bahwa dalam rangka menanamkan tema
perilaku yang memadai guna mendorong ke pelaksanaan perilaku, konsumen perlu
“di benturkan” baik melalui penglihatan dan pendengaran selama 6 kali sehari,
beberapa hari per minggu, untuk periode 3 minggu atau lebih, dalam beraneka
kesempatan komunikasi.

75
CATATAN 4.5: PENJELASAN PENGGABUNGAN INTERVENSI
KOMUNIKASI
TERPADU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ”C” YANG
TERAKHIR
DARI 4 ”C” DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC)

“C” terakhir dari komunikasi pemasaran terpadu (lihat cat no.3.9) merujuk pada
penggabungan yang arif dari intervensi komunikasi terpadu yang difokuskan pada
obyektive perilaku dan penerimaan tema: ”kami memiliki solusi hebat dalam
menanggapi kebutuhan / keinginan / minat anda dengan hubungan nilai dan biaya
yang sangat bagus serta kami menyediakan dengan baik”. Dalam membuat
Strategi COMBI pada langkah no.4 ini, kami perlu memberikan penjelasan
mengenai aksi – aksi komunikasi terpadu yang akan mendorong orang untuk
secara aktive mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Aksi – aksi
komunikasi ini dikelompokkan kedalam 5 kategori utama:

(a) Mobilisasi administrasi / advokasi masyarakat / Humas: disini kami


menempatkan perilaku sehat yang direkomendasikan pada agenda
manajemen publik dan program / administrasi lewat media massa: sampul
berita, talk show, opera sabun, jurubicara selebriti, program diskusi.
Pertemuan / diskusi dengan berbagai kategori pimpinan pemerintahan dan
masyarakat, penyedia layananan, petugas administrasi, memo pejabat,
pertemuan mitrakerja, konferensi dan keterangan pers. Pengalaman yang
lampau memastikan bahwa publik perlu memiliki perasaan pentingnya isu
kesehatan dan merasa berisiko karena harus memikirkan perilaku sehat
yang direkomendasikan. Kita mengetahui bahwa jika kita tidak
memperoleh dukungan penuh dan penuh antusias dari petugas administrasi
dan manajemen kesehatan pada suatu kampanye kesehatan, tidak mungkin
kita memiliki petugas kesehatan yang dapat memberi tanggapan yang
benar terhadap mereka yang mencari tahu apa arti dari mengerjakan
perilaku sehat tertentu.

76
(b) Mobilisasi masyarakat: disini kita mendorong institusi masyarakat,
masyarakat dari struktur pemerintahan, pimpinan masyarakat dalam
mencermati perilaku yang direkomendasikan dan menggerakkan
keterlibatan masyarakat dalam menunjukkan perilaku kepada keluarga
dan individu. Termasuk dalam aksi - aksi komunikasi adalah riset
partisipatori, pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitrakerja,
media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama masyarakat,
mobil keliling, leaflet, poster, lukisan dinding, panflet, video, kunjungan
rumah, kendaraan promosi, dll. Dari pengalaman yang lalu kita mengetahui
bahwa ketertarikan masyarakat untuk terlibat merupakan awal
penerimaan perilaku sehat.

(c) Memasang iklan, (promosi dan insentive): Disini kita menggunakan


teknik pemasangan iklan melalui radio, TV, surat kabar, dan media lain
yang tersedia (seperti poster, spanduk, bendera), mengajak orang untuk
melihat kembali manfaat perilaku yang direkomendasikan terhadap biaya
dalam melaksanakan perilaku tersebut. Sektor swasta telah menunjukkan
pada kita adanya kontribusi yang kuat dan khusus dari pemasangan iklan
(dikerjakan pada bentuk M-RIP) dalam memberikan tanggapan yang cepat.
(perhatian khusus dalam menggunakan iklan dijelaskan pada langkah
no.5). Sebagai tanbahan, seseorang dapat menganjurkan berbagai insentive
sederhana dan jalan dalam memberi label perilaku dan mempromosikannya
agar perilaku tersebut dipertimbangkan.

(d) Penjualan perorangan / Komunikasi interpersonal / Penyuluhan: disini


kita melibatkan relawan masyarakat, petugas kesehatan, anak sekolah
(lihat langkah no. 5 untuk ide – ide dalam mengikutkan anak sekolah),
pengembangan sosial tenaga kesehatan lapangan, di tingkat masyarakat, di
rumah dan terutama di tempat – tempat pelayanan perawatan kesehatan
dengan menggunakan kepustakaan internasional dan dalam mengajak yang
lain dengan insentive tambahan, dan menyediakan waktu untuk
mendengarkan apa yang jadi perhatian orang dan memperhatikannya.
Selama beberapa dekade “Penjualan perorangan” merupakan pendekatan
komunikasi konsumen yang paling kuat bagi beberapa perusahaan

77
konsumen tersukses di dunia, seperti Amway, Fuller Brush, Avon, Herba
Life. Dalam komunikasi kesehatan sebenarnya telah lama tercatat bahwa
komunikasi interpersonal memegang peran yang sama kuatnya dalam
mengajak orang untuk datang klinik atau pusat kesehatan. Kami telah
menemukan bahwa jika dilakukan dengan benar, penyampaian perilaku
sehat secara perorangan dengan melakukan kunjungan rumah secara
substansial dapat meningkatkan pencapaian respon perilaku. Yang penting
bahwa tenaga penjual perorangan yang akan melakukan kunjungan rumah
dilatih dengan benar (terutama dimensi komunikasi) dan berpakaian yang
sesuai untuk meningkatkan persepsi atas kemampuannya dan
kredibilitasnya.

(e)Promosi tempat pelayanan: disini kita melakukan promosi melalui tanda


– tanda dan simbol – simbol promosi yang mudah dilihat keberadaannya
dan mudah diakses, dalam arti untuk melakukan perilaku yang
direkomendasikan. Seseorang menyadari bahwa di sektor publik jarang
sekali Pusat kesehatan dipromosikan sebagai tempat layanan untuk jenis
perawatan kesehatan tertentu. Dibanyak negara sangat mudah
menemukan promosi keberadaan Coca Cola dibandingkan untuk
menemukan tanda yang menunjuk ke Pusat kesehatan. Dengan cara yang
sama bahwa orang perlu diingatkan untuk benar - benar jujur (dimana
membeli coca cola), orang perlu diingatkan dimana letak Pusat kesehatan
dan jenis layanan apa yang disediakan.

Berikut ini perlu ditegaskan: Seseorang berupaya keras untuk menggabung aksi –
aksi komunikasi secara strategis dibanding menegaskan jenis aksi komunikasi
tertentu. Tidak ada satupun aksi atau bahan komunikasi (poster or lukisan
dinding atau opera sabun) akan memberikan dampak perilaku yang diinginkan.
Strategi COMBI memerlukan penggabungan yang arif dari aksi – aksi yang
berbeda tapi terpadu sesuai dengan obyektive perilaku yang sedang dicari.

CATATAN 4.6: GUNAKAN SISTEM DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI


YANG

78
ADA TAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL
SEBAGAI
INTERVENSI YANG KREATIVE.

Dalam catatan no. 3.13 dari analisa situasi pasar, kita menggali apa sistem dan
cara komunikasi yang saat ini berfungsi ditengah masyarakat. Didalam membuat
strategi komunikasi kita sebaiknya kembali ke temuan – temuan analisa situasi
pasar dan menempatkannya secara strategis untuk digunakan pada sistem
komunikasi apapun yang sedang beroperasi.

Jika terdapat drama radio yang populer maka sebaiknya seseorang menggali
bagaimana menempatkan tema – tema perilaku kedalam satu atau dua skrip.
Seseorang tidak dianjurkan untuk menanggung seluruh biaya dalam memproduksi
opera sabun baru. Jika tidak ada tradisi mendengar sandiwara radio mungkin
lebih baik untuk tidak memberi tantangan untuk mencoba mengenalkan format
yang kita tahu cukup mahal. Jika di desa seorang pemain drum biasa digunakan
sebagai agen komunikasi, carilah jalan untuk menggunakannya sebagai media.
Jika sepeda keliling masih menggunakan pengeras suara maka seseorang perlu
meminta untuk terus menggunakannya.

Sementara kita menganjurkan pemakaian apa yang sudah ada, janganlah hal ini
menghambat kita dari pemikiran cara komunikasi yang baru dan kreative serta
tersedia dan layak secara operasional. Sebagai contoh, di Malaisia berkembang ide
penggunaan kelompok relawan pengendara sepeda yang memakai T shirt warna
warni dengan tema perilaku mengenai dengue, mereka diminta bersepeda setiap
hari minggu dari satu komunitas ke komunitas lainnya untuk mengingatkan orang
untuk melakukan perilaku yang direkomendasikan yaitu melakukan pemeriksaan
tempat – tempat perindukan nyamuk di lingkungan rumah tangga selama 30
menit. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi secara operasional
layak dilakukan dan ternyata bekerja dengan baik.

CATATAN 4.7: MEREFLEKSIKAN KEMBALI “MS.CREFS”

79
Pada langkah no.3 (lihat catatatan no.3.13) kita mengerjakan analisa MS.CREFS
pada lingkungan pasar, yang menampilkan berbagai komponen - komponen aksi
komunikasi. Sebaiknya kita kembali ke analisa ini dan mengambil inti dari ide
yang mungkin berguna untuk diterapkan dalam mengartikulasikan strategi
komunikasi. Dengan cara ini seseorang diperkenankan untuk berpikir melalui
komponen – komponen komunikasi yang berbeda sesuai strategi yang telah
dirancang. Setiap elemen mendorong pemikiran baru. Sebagai contoh, S = source
(sumber), mendorong seseorang untuk melakukan pemikiran siapa yang potensial
sebagai “sumber” yang kredibel dan akhli dalam melakukan komunikasi lewat
radio guna membicarakan komunikasi dengan pendengar: seorang dokter
spesialis?, Pria?, Wanita?, Perawat?, Bekas pasien?, Pimpinan politik?, Aktor atau
penyanyi terkenal?. Untuk “C” = Channel (Saluran) memicu pertimbangan
mengenai media komunikasi apa yang tersedia dan dapat bermanfaat bagi strategi.
Sebagai contoh, apakah TV dilihat oleh banyak orang atau oleh kelompok
pimpinan yang sesuai guna menjamin pengggunaan yang luas? Apakah mobil
keliling masih digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan kepada
masyarakat?. Untuk “M” = Message (Pesan), mengarahkan seseorang untuk
bertanya tentang isi dari pesan – pesan, struktur dan bahasa dari pesan yang
dimaksudkan pada “E” = efek. Dengan jalan ini, seseorang dapat memeriksa setiap
aspek dari MS.CREFS dalam membuat strategi komunikasi.

CATATAN 4.8: UPAYA – UPAYA MEMADUKAN KOMUNIKASI YANG


DIPAKAI
DAN ”INTERKASI DAN PARTISIPASI TIDAK LANGSUNG
YANG
DIRASAKAN / DIALAMI”

Dasar dari membuat orang menerima perilaku sehat adalah pengetahuan, tetapi
apa yang menjadi pusat untuk mencapai dampak perilaku adalah penerapan dari
pengetahuan. Penerapan pengetahuan menuntut komunikasi apa yang dipakai.

Jantung dari latihan / kegiatan mengajak orang dalam menggali perilaku yang
dianjurkan dan memungkinkan untuk diterima adalah mendengarkan mereka.
Inti dari komunikasi yang digunakan adalah mendengarkan orang tentang apa

80
yang menjadi perhatiannya, apa yang mereka dengar, kecemasan mereka, nilai,
persepsi dan pilihan – pilihan mereka, dan memperkenankan perkembangan
pemahaman kita mengenai perhatian mereka dengan mengetahui komunikasi dan
interaksi dengan mereka.

COMBI berusaha keras untuk menyandingkan komunikasi dalam mengajak


keterlibatan konsumen untuk mempertimbangkan perilaku yang
direkomendasikan. Dalam menGURAIKAN strategi komunikasi, penting bagi kita
untuk menjamin metode – metode komunikasi yang digunakan memperkenankan
penyesuaian komunikasi ini. Hal ini berarti, pelatihan komunikasi khusus bagi
”tenaga penjualan perorangan” atau mereka yang terlibat dalam komunikasi
interpersonal dalam memfokuskan diri pada komponen mendengarkan orang dan
menanggapi perhatian mereka. Meskipun dengan menggunakan iklan, pendekatan
yang digunakan dalam mengajak individu merupakan suatu strategi berpikir. Spot
radio berdurasi 60 detik dapat dibangun sehingga dirasakan ada percakapan
dengan pendengar dibandingkan berulang – ulang menyuarakannya kepada
pendengar, atau memakai trik – trik produk kreative yang tidak biasa untuk
mencapai tujuan.

Sebagai contoh, salah satu format yang populer dan tidak mahal untuk komunikasi
yang dipakai di radio dan TV adalah talk show atau call in show. Acara ini
mendorong perasaan “interaksi dan partisipasi yang tidak langsung”. Pendengar /
pemirsa merasa terlibat dalam percakapan atau panggilan telephon meskipun
mereka tidak melakukannya. Membayangkan keikutsertaan memudahkan
“penyesuaian” dan refleksi pada perilaku yang direkomendasikan. Kolom
pertanyaan dan jawaban dalam surat kabar lokal adalah cara lain dalam
membantu membangun perasaan ikut terlibat. Hal ini berguna untuk menggali
format media tersebut dalam merumuskan strategi komunikasi.

CAT ATAN 4.9: MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN LABEL DAN


INSENTIVE
DENGAN LOGO

81
Dalam langkah no.3 diatas (lihat catatan no.3.9) kita melihat pada konsep dari
Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dikenal sebagai perhitungan “Biaya – Nilai”
dari konsumen terhadap perilaku yang direkomendasikan. Ada dua cara
mempengaruhi perhitungan ini didalam strategi komunikasi yaitu dengan
memakai insentive dan membuat label perilaku atau produk yang berhubungan
dengan perilaku. Sebagai contoh, dalam mendorong orang untuk datang ke klinik
desa mengambil tablet pencegahan LF, sekali – sekali diberikan kesempatan untuk
memenangkan undian penawaran murah kepada semua yang yang datang ke
klinik desa. Insentive ini menurunkan perkiraan “biaya” yang digunakan untuk
datang ke klinik desa. Dengan cara yang sama, jika obat atau pelayanan yang
akan didapatkan dapat di label, memberi nama yang berhubungan dengan “aman
dan efektive”, dan juga logo yang dengan cepat dapat membangkitkan keterkaitan
tersebut, dan yang kemudian promosi nya menjadi kuat, hal ini meningkatkan
tafsiran nilai dari apa yang ditawarkan didalam perilaku yang direkomendasikan.

LANGKAH NO.5
Menampilkan Rencana
Aksi

5. MENAMPILKAN RENCANA AKSI COMBI

82
Rencana Aksi COMBI adalah instrumen utama untuk mengatur pelaksanaan program
COMBI. Hal itu harus dibuat secara komprehensive dan jelas dengan rincian kegiatan
– kegiatan yang perlu dilaksanakan agar strategi komunikasi yang ditetapkan pada
langkah no. 4 dapat dioperasionalkan. Rencana aksi harus memasukkan semua
kegiatan – kegiatan persiapan demikian juga apa yang sesungguhnya akan terjadi bila
strategi dilaksanakan menurut berbagai kategori aksi yang dibuat pada strategi
komunikasi.

Sebagai referensi, disediakan contoh dari rencana COMBI pada annex II dari manual
ini.

CATATAN 5.1: MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN KHUSUS MENURUT 5


AREA
INTERVENSI KOMUNIKASI (DAN AREA TAMBAHAN LAIN
BILA
PERLU)

Disini kita perlu membuat rincian spesifikasi dari aksi komunikasi yang ditetapkan
pada langkah “strategi” diatas, termasuk penjelasan dan rencana untuk membuat,
pembelian, harga dan distribusi dari setiap bahan – bahan komunikasi, produk,
layanan, insentive (seperti T-shirt, harga), demikian juga identifikasi pelatihan apa
bagi petugas dan mitra kerja dan kegiatan – kegiatan supervisi yang diperlukan (pada
siapa, apa, dimana, kenapa, siapa yang memfasilitasi).

Contoh, suatu rencana harus menjelaskan kepastian, berapa banyak bahan – bahan
komunikasi tertentu (radio spot, poster) yang diperlukan seseorang, siapa yang akan
memproduksi, dan bagaimana distribusinya. Jika diperlukan pelatihan bagi tenaga
lapangan, relawan, kelompok drama, dan guru sekolah, lalu rencana aksi harus
menjelaskan kapan dan dimana mereka akan dilatih, oleh siapa dan bagaimana. Jika
didalam strategi diperlukan kerjasama erat dengan media dan wartawan lalu rencana
aksi harus merinci bagaimana kelompok ini dikontrak atau diberikan informasi
(seberapa sering dan dimana konferensi pers diadakan).

83
Rincian ini harus diberikan dalam hubungannya dengan 5 elemen kategori
komunikasi COMBI, merujuk pada langkah no.4, tetapi seseorang jangan
membatasinya:
 Mobilisasi administrasi, advokasi publik, Humas
 Mobilisasi masyarakat, termasuk keikutsertaan organisasi masyarakat, NGO
dan sektor swasta
 Pemasangan iklan, Insentive dan Promosi
 Penjualan perorangan, Komunikasi interpersonal dan konseling
 Promosi tempat pelayanan

CATATAN 5.2: SEKALI LAGI, KEMBALI KE MS.CREFS UNTUK SELANJUTNYA


MELIHAT APA YANG AKAN MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DARI

KOMUNIKASI

Karena kita telah merinci aksi komunikasi, sebaiknya kita mengingat MS.CREFS
yang akan meningkatkan efektivitas dari aksi komunikasi (lihat catatan no. 4.7
diatas). Berikut adalah sebagian dari tema – tema MS.CREFS terpilih yang harus
menuntun bentuk dari beberapa aksi komunikasi:
S – Source (Sumber)
 Petugas dan relawan berbasis masyarakat sebagai tenaga penjualan
perorangan: relawan kesehatan masyarakat, petugas kesehatan desa,
inpektur kesehatan masyarakat, dan banyak lagi yang dapat kita pakai
sebagai tenaga penjual perorangan untuk melakukan kunjungan dari
rumah ke rumah perlu menunjukkan kredibilitas, tingkat dipercaya dan
keakhliannya. Pelatihan bagi individu – individu tersebut harus menjadi
perhatian didalam rencana. Sebaiknya menghindari jadwal sesi pelatihan
yang berhari – hari yang biasanya telah dibuat dengan berusaha
memasukkan setiap rincian yang mungkin mengenai penyakit tertentu dan
cara pencegahannya. Satu alternative menyarankan pelatihan dibatasi satu
hari, setengah hari fokus pada materi yang bersifat teknis dan setengah
hari yang lain pada keterampilan komunikasi termasuk bermain peran.
Pelatihan ini akan meningkatkan persepsi keakhliannya. Juga penting bagi
petugas untuk berpakaian yang dapat menunjukkan keberadaan dan
gambaran kredibilitas mereka. Sebagai contoh badge nama, topi, T-shirt

84
bertuliskan label perilaku sehat atau pakaian khusus lain, dan tas yang
khusus yang kesemuanya menambah persepsi kredibilitas dan
keakhliannya. Akhirnya seseorang harus merencanakan suatu bentuk
ucapan terima kasih kepada petugas dan tunjukkan perhargaan atas
masukan yang diberikan, mungkin lewat upacara disuatu tempat dimana
mereka mendengar kata – kata terima kasih yang ditujukan pada mereka,
menerima sertifikat penghargaan yang ditanda tangani pejabat. Kepuasan
dari petugas – petugas dapat dipercaya jika mereka menunjukkan
kesenangan dan kepuasan atas kerja mereka.

 Anak sekolah sebagai tenaga penjual perorangan: anak sekolah dapat


berperan sebagai sumber (dan saluran) informasi yang punya kekuatan
didalam keluarga. Tugas Kementerian pendidikan dengan demikian
bertambah banyak dengan permintaan dari sektor kesehatan untuk
memasukkan banyak tema – tema kesehatan pada sistem pendidikan dan
untuk merubah kurikulum dalam mengakomodasi permintaan tersebut.
Kami melihat bahwa meminta Kementerian pendidikan untuk
memperkenankan latihan singkat selama setengah jam per semester atau
pertahun masih masuk akal. Dibeberapa negara, kami telah memberikan
satu lembar balik kepada kementerian pendidikan mengenai bahan
perilaku tertentu yang direkomendasikan untuk didistribusikan kepada
setiap anak berusia 9 – 14 tahun di semua sekolah. Di dalam setiap kelas
guru akan membacakan isi dari bahan tersebut dan membantu siswa dalam
melengkapi quiz pada halaman belakang. Anak – anak diminta untuk
membawa kertas tersebut kerumah dan membacakannya kepada keluarga
atau meminta seseorang untuk membaca dengan keras, anggota keluarga
diminta mencoba mengisi kuis dan meminta orang tua membubuhkan tanda
tangan pada bagian bawah lembaran untuk dikembalikan ke guru. Pada
hari siswa berangkat ke sekolah dengan membawa lembar kerja, mereka
juga diberi sesuatu untuk dibawa pulang (pinwheel atau kertas pelindung
matahari) yang berisi tulisan / logo / tema perilaku sehat. Saat pulang
sekolah, anak – anak diminta membentuk barisan dengan membawa barang
– barang berlogo perilaku yang direkomendasikan. Dengan cara ini mereka

85
menjadi lebih mengetahui perilaku yang direkomendasikan dan mereka
menciptakan kendali masyarakat dengan pinwheel dan pelidung matahari.

C – Channel (Saluran)
 Menggunakan saluran media massa dengan jangkauan terbatas seperti
suratkabar dan TV: rendahnya tingkat melek huruf dibeberapa negara akan
mendorong seseorang untuk tidak menggunakan media cetak. Seseorang
harus mencatat bahwa dari sedikit diantara mereka yang dapat membaca
surat kabar adalah pimpinan kunci yang selalu dimintai pendapat di
masyarakat dan memiliki dampak perorangan yang hebat terhadap yang
lainnya melalui jenjang langkah aliran komunikasi yang diberikan oleh
media massa. Pembaca surat kabar satu – satunya dikedai kopi akan
meneruskan semua cerita – cerita ke pada orang lain dan pada gilirannya
mereka akan meneruskannya lagi kepada orang lainnya. Oleh karena itu
masih bermanfaat untuk menggunakan media cetak atau TV meskipun
jangkauannya terbatas.

 Bekerja dengan media massa dan jurnalis: keterangan pers, konferensi pers
dan pertemuan khusus dengan editor merupakan cara yang lazim dalam
menarik perhatian pers terhadap suatu berita baru. Seseorang kurang
tertarik menggunakan waktu dan uang yang banyak untuk beberapa hari
workshop bagi jurnalis. Seringkali mereka beralih dari satu berita ke berita
lain dan cakupan pasca workshop cenderung bersifat sementara dan sekilas.
Seseorang harus memperhatikan kualitas dari press release dan bagian
berita yang diberikan kepada media. Banyak press release pemerintah bila
dibaca seperti pengumuman resmi dianding cerita – cerita tertulis seperti
yang dilakukan oleh jurnalis profesional dengan berita utama yang
disarankan dan mengarah. Dalam merinci penggunaan media didalam
rencana COMBI, seseorang harus memberikan beberapa petunjuk untuk
persiapan bahan – bahan pres.

 Pamflet vs Fact sheet / worksheet …… berwarna ……. Dan untuk yang


buta huruf?: Pamflet adalah saluran tradisional dalam menyebarluaskan
informasi kesehatan. Dana yang tersedia seringkali hanya cukup untuk

86
jumlah yang terbatas bila dibuat berwarna, terlipat rapi. Tetapi seseorang
mencatat bahwa pada tingkatan tertentu pamflet tidak menarik lagi karena
mereka telah memiliki suatu pengharapan untuk diperoleh. Selembar fact
sheet atau worksheet yang diproduksi dalam jumlah banyak dan dibuat
dengan rancangan 2 warna yang bagus dan tidak terlipat memiliki potensi
pembaca yang besar. Seringkali seseorang diminta secara retorika, apakah
berguna memproduksi dan mendistribusikan factsheet dalam konteks
tingginya tingkat buta huruf. Nasehat kami adalah bahwa meski digunakan
untuk buta huruf, latihan ini tetap berguna. Terdapat suatu nilai simbolik
penting saat seseorang menyerahkan fact sheet kepada orang yang buta
huruf setelah sebelumnya secara lisan seseorang telah menjelaskannya.
Individu biasanya mencari seseorang untuk membacakan sheet jika dirasa
perlu.

CATATAN 5.3 : INGAT 3 MASALAH DARI KOMUNIKASI

Kita juga sebaiknya mengingat 3 masalah komunikasi (perhatian pilhan, persepsi


pilihan, dan ingatan pilihan) dan startegi mengatasi nya (lihat catatan no.4.3 diatas).

CATATAN 5.4: MENGINGAT ATURAN KEDUA DARI 7 ATURAN MEMASANG


IKLAN
DI MEDIA ELEKTRONIK TAPI YANG TERBAIK MENGHINDARI
TIPU
MUSLIHAT”GERAK DAN LAGU”

Seperti rincian yang kita buat mengenai komponen pemasangan iklan, mengingat
kembali tip pemasangan iklan akan bermanfaat karena sangat penting untuk menarik
perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari spot radio / TV. Jika disini kita
gagal, biasanya pemirsa tidak mau mendengarkan lagi. Ini merupakan satu lagi
dimensi dari fenomena perhatian pilihan. Versi ini juga berlaku pada iklan cetak.

87
Sebagai cara menarik perhatian orang, produser iklan radio / TV biasanya
meningkatkannya kearah lebih menyenangkan dan gerak dan lagu. Tetapi
untuk kebanyakan perilaku sehat, pendekatan ini seringkali tidak sesuai.
Seseorang akan menyarankan untuk mengganti pendekatan dengan yang
mendukung komunikasi yang dipakai, gayanya yang sederhana, komunikasi
langsung dengan pendengar / pemirsa terlaksana tanpa hasil apa – apa.

CATATAN 5.5: ATURAN DARI TRIAS AJAIB

Setelah presentasi biasanya kita hanya dapat mengingat 3 kunci utama, masih
sebagai dimensi lain dari fenomena pilihan ingatan. Hal in sebaiknya
menginformasikan rincian yang kita tawarkan dalam membuat spesifikasi berbagai
kegiatan – kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, dalam iklan dan presentasi kita yang
lain kita harus tetap berpegang pada 3 kunci utama, tetapi tidak hanya pada satu
kunci. Sebaiknya juga kita mengulangi tema perilaku paling tidak 3 kali pada aksi
komunikasi tertentu, seperti radio spot 60 detik.

CATATAN 5.6: BERPIKIR MEMASANG IKLAN BERTINGKAT.

Seseorang tidak akan menyiarkan spot radio – TV berdurasi 60 detik setiap hari
selama setahun atau 3 kali seminggu sesaat sebelum berita. Sebaiknya kita berpikir
memasang iklan dalam bentuk bertingkat. Sebagai contoh suatu serial tayangan
bertahap 3 minggu, spot radio 6 - 8 kali perhari, 5 hari seminggu. Spot TV 2 – 3 kali
per malam, 5 hari perminggu pada periode yang sama. Dan iklan satu halaman penuh
sekitar 3 kali seminggu selama 3 minggu. Kemudian istirahat katakanlah kira – kira
3 – 6 minggu. Selanjutnya kita kembali dengan tayangan yang lain selama 3 minggu.
Pendekatan pemasangan iklan ini harus menuntun rencana pemasangan iklan yang
rinci pada langkah nomor 5.

CATATAN 5.7: JIKA MENGGUNAKAN AGEN IKLAN YANG DIKELOLA


DENGAN TEKUN

Dinegara – negara dimana agen periklanan berfungsi baik sebaiknya kita


menggunakan agen ini. Rencana aksi kita yang rinci sebaiknya meliputi proses brifing

88
terhadap beberapa agen iklan jika mereka akan digunakan, pertemuan dengan
mereka, dan meminta mereka mempresentasikan strategi atau respon atas rencana
COMBI. Kemudian kita harus mengambil salah satu agen berdasarkan kriteria
campuran (kreativitas, biaya, keinginan menjamin sponsor dari sektor swasta,
kemauan untuk mendebat strategi). Seseorang harus siap sedia memberi masukan
pada agen iklan dengan peka dan berhati – hati. Seseorang dengan bahasanya harus
bisa berdebat dengan mereka dari sudut pandang komunikasi pemasaran. Penyajian
aksi – aksi komunikasi yang rinci harus mencerminkan pertimbangan – pertimbangan
tersebut dengan cara memberi pedoman jalan keluar kepada agen iklan. Agen
mungkin mendebat pendekatan kreative yang disarankan, sebagai contoh, kita perlu
untuk dapat menarik perhatian agen iklan dalam diskusi yang seksama tentang upaya
pendekatan yang disarankan.

Agen iklan mungkin berkeinginan untuk menampilkan pesona dan kesenangan


ciptaannya tetapi kita dapat meminta dengan sungguh - sungguh, langsung,
komunikasi akrab. Agen iklan dapat menekankan akan perlunya fokus pada suatu
USP (unique selling proposition / saran penjualan yang unik) atau suatu SOCO (Single
Overriding Communication Objective / penolakan tunggal obyektive komunikasi),
tetapi kita mungkin perlu untuk tetap dalam pandangan bahwa perilaku yang
direkomendasikan perlu di promosikan untuk mendapat beberapa “saran penjualan”
dan untuk mencapai obyektive perilaku kita perlu mengajukan beberapa obyektive
komunikasi.

LANGKAH NO.6

Tata laksana

6. TATALAKSANA

Perlu tersedia penjelasan mengenai bagaimana rencana COMBI akan dikelola.


Sesungguhnya dalam mencapai dampak perilaku, rancangan rencana yang baik
namun tidak terlaksana secara efektive lebih baik dari yang tidak ada ujung
pangkalnya. Dalam langkah ini struktur manajemen ditampilkan untuk menjamin

89
pelaksanaan yang efektive, membuat spesifikasi tim pelaksana multidispliner,
termasuk staf khusus atau kerjasama dengan agen / organisasi (perusahaan iklan
lokal, institusi riset) dalam mengkoordinir aksi – aksi komunikasi. Sebaiknya kita
juga menyertakan tiap kelompok penasehat teknis atau badan – badan pemerintah
dari mana tim manajemen menerima dukungan teknis atau kepada siapa tim
harus melapor.

CATatan 6.1: MENUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER


PROGRAM
COMBI

Dibutuhkan satu orang yang ditugaskan sebagai manajer program COMBI yang
secara penuh bertanggung jawab dalam pelaksanaan COMBI, namun dengan
masukan nasehat dan monitoring dari kelompok pelaksana (diterangkan dibawah
ini). Tanpa adanya satu orang yang bertanggung jawab, pelaksanaan cenderung
menjadi kacau balau.

CATATAN 6.2: MENUGASKAN KELOMPOK PELAKSANA UNTUK


MEMPERMUDAH MANAJEMEN DAN BERHADAPAN
DENGAN
KRISIS.

Kelompok pelaksana terdiri dari 3 – 7 orang yang setiap minggu akan bertemu
dengan manajer yang ditugaskan dan melakukan peninjauan pelaksanaan secara
rinci dan harus dispesifikasi. Kelompok pelaksana memberikan dukungan pada
manajer dan juga mempermudah resolusi setiap kesulitan pelaksanaan yang
mungkin timbul. Sekelompok kesulitan pelaksanaan yang mungkin timbul harus
ditangani seperti perkembangan krisis sehubungan dengan pelaksanaan program.
Sebagai contoh, jika pada program pemberian obat massal terjadi kematian yang
disebabkan (meski tidak benar) karena obat yang sedang didistribusikan,
kelompok pelaksanan harus siap untuk mengorganisir respon komunikasi yang
strategis didalam situasi krisis.

CATATAN 6.3: PERTIMBANGKAN MEMBENTUK KELOMPOK


PENASEHAT.

90
Selanjutnya, kelompok pelaksana mungkin bermanfaat untuk memiliki kelompok
penasehat yang lebih luas yang akan bertemu setiap bulan atau meninjau
kemajuan pelaksanaan. Kelompok pelaksana ini dapat melibatkan berbagai mitra
mulai dari LSM dan sektor bisnis swasta dan sektor – sektor lain yang bekerja
sama. Kelompok ini juga memperkenankan masukan – masukan dalam proses
pelaksanaan, dan nasehat dan bantuan dalam mengatasi rintangan pelaksnaan.

LANGKAH NOMOR
7
Monitoring

7. MONITORING

Rencana COMBI akan terdiri dari gabungan kegiatan – kegiatan komunikasi yang
sangat luas. Satu aspek dari pelaksanaan rencana yang efektive adalah monitoring
kemajuan pelaksanaan. Kegiatan ini melalui proses monitoring kemajuan bahwa
seseorang dapat mengetahui kesulitan – kesulitan dan memecahkannya. Tetapi
disamping itu monitoring yang efektive dan memungkinkan untuk melakukan
pelacakan dampak perilaku yang berkembang dan memberikan kesempatan untuk
modifikasi strategi selama proses pelaksanaan agar mencapai hasil perilaku yang
lebih baik. Pada langka no.7 kita perlu berpikir melalui bagaimana kita memonitor
kemajuan pelaksanaan dan perkembangan dampak perilaku dan menawarkan proses
untuk melakukan seperti ini.

CATATAN 7.1: MENGGUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT


MONITORING

91
Jadwal rencana kerja yang telah dibuat pada langkah no.9 dibawah ini berfungsi
sebagai alat untuk memantau kemajuan dari pelaksanaan COMBI. Jadwal tersebut
dibuat ketika setiap kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dan oleh siapa.
Tugas dari kelompok pelaksana (lihat catatan no.6.2) adalah memakai jadwal ini
untuk mengikuti kemajuan pelaksanaan. Alat ini memberi cara monitoring kemajuan
pelaksanaan yang relative sederhana. Juga memungkinkan untuk menghadapi setiap
rintangan pelaksanaan yang dapat muncul dari waktu ke waktu.

CATATAN 7.2: RENCANA UNTUK MEMANTAU SUATU SURVEI.

Memantau suatu survei yang dilakukan di daerah – daerah terpilih dengan


menggunakan sampel acak. Sebagai contoh, seseorang dapat mengerjakan survei
dengan 100 sampel rumah tangga dari setiap 3 – 5 lokasi, yang menggambarkan
daerah desa – kota, mungkin berada ditengah waktu. Survei dapat mengikuti apakah
dapat dipahami pesan – pesan yang diberikan kepada kelompok sasaran terpilih
dengan menggunakan saluran komunikasi yang sesuai. Mereka juga dapat menggali
apakah orang merepon pesan – pesan dengan cara yang kita perkirakan. Seseorang
kemudian dapat menggunakan hasil temuan untuk memodifikasi strategi komunikasi
jika seseorang menemukan bahwa obyektive komunikasi yang dimaksud belum
tercapai.

92
LANGKAH NO.8
Penilaian Dampak

8. PENILAIAN DAMPAK

Program COMBI menjanjikan hasil – hasil perilaku. Pada langkah no.8 kita perlu
menjelaskan bagaimana kita akan menunjukkan obyektive perilaku yang dicapai.
Seseorang mengetahui bahwa upaya COMBI bukan satu – satunya intervensi yang
memberi kontribusi terhadap dampak perilaku. Paling tidak dengan dukungan dari
COMBI, hasil – hasil perilaku memberi harapan dan disini kita harus menunjukkan
proses penilaian dari dampak. Sedapat mungkin seseorang juga harus menerangkan
bagaimana dampak itu memberi sumbangan terhadap intervensi COMBI.

CAT 8.1: DIARAHKAN OLEH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH


DITENTUKAN
DALAM MEMBENTUK PROSES YANG BENAR UNTUK PENILAIAN
DAMPAK, DENGAN MENGGUNAKAN CATATAN BANTUAN
PELAYANAN
KESEHATAN ATAU SURVEI ATAU STUDI PENGAMATAN

Pada langkah no.2 kita diarahkan untuk menetapkan obyektive perilaku secara
spesifik dan tepat sebagai langkah awal dalam membuat rencana COMBI. Kita perlu
kembali pada obyektive tersebut. Jika obyektive telah dibuat dengan spesifik dan
tepat, maka sekarang obyektive berperan sebagai dasar pengukuran penilaian
dampak. Terus terang, membuat perkiraan hasil – hasil perilaku yang sangat tepat
lebih menarik daripada menetapkan dampak perilaku.

Contoh, jika obyektive perilaku adalah mendorong sasaran yaitu sejumlah orang
dengan batuk yang menetap untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan guna
pemeriksaan TB, maka pengukuran dampak perilaku nya adalah dengan kegiatan
menghitung jumlah kehadiran mereka di pelayanan kesehatan untuk memeriksa TB.
Pada langkah no.8 ini, seseorang akan menjelaskan bagaimana latihan ini akan
dilakukan. Seseorang perlu memastikan bahwa sistem pencatatan kehadiran di klinik

93
berfungsi dengan baik. Jika hal ini tidak dapat dipenuhi, lalu langkah no.8 perlu
menjelaskan bagaimana kita membuat sistem pencatatan kehadiran.

Hasil – hasil perilaku yang tidak melibatkan kunjungan ke Puskesmas akan


memerlukan penggunaan metode lain untuk menilai dampak. Survei dengan sampel
acak, dapat digunakan untuk membuat sendiri pelaporan dari kegiatan yang khusus,
dengan mengenali bahwa mungkin terdapat kesalahan pelaporan yang dilakukan
responden. Studi observasional dapat melengkapi hasil survei. Studi tertentu
memungkinkan seseorang untuk melihat langsung ketaatan orang terhadap perilaku
yang direkomendasikan. Pada seksi ini kami tidak dapat menjelaskan berbagai cara
untuk mendapatkan data tentang hasil – hasil perilaku yang khusus karena hal itu
sangat tergantung pada perilaku spesifik dan konteks pelaksanaannya.

CATATAN 8.2: DAMPAK TAMBAHAN PADA INTERVENSI COMBI

Janji COMBI adalah bahwa intervensi COMBI akan memberi sumbangan pada
dampak perilaku. Satu dimensi dari penilaian dampak ditunjukkan dengan apakah
ada atau tidak dampak yang dijanjikan. Tetapi mungkin sedikit sulit untuk melihat
pengaruh dampak pada program COMBI. Dalam merencanakan penilaian dampak,
seseorang sebaiknya membuat struktur dari suatu proses sehingga dapat diikuti
dampak dari COMBI. Salah satu cara dalam melakukan hal ini adalah mempunyai
sistem untuk membandingkan catatan kehadiran di pelayanan kesehatan (diduga
hasil perilaku yang diharapkan tercermin melalui jalan ini) sebelum dan sesudah
intervensi COMBI. Demikian juga dengan pengukuran yang menggunakan survei data
dasar dari praktek perilaku sebelum COMBI dapat dibandingkan dengan hasil – hasil
pasca COMBI. Sudah barang tentu untuk melakukan penilaian sederhana ini
seseorang perlu mempertimbangkan kemungkinan faktor – faktor penghambat yang
dapat berkontribusi pada hasil perilaku.

CATATAN 8.3: MENGGUNAKAN SPESIALIS EVALUAI

Penilaian dampak dapat dilakukan dengan sederhana tapi juga dapat menjadi sangat
rumit. Akan bijaksana bila kita menggunakan jasa spesialis evaluasi dalam
merancang komponen penilaian dampak.

94
95
LANGKAH NO.9
Penjadwalan –
Rencana Kerja

9. PENJADWALAN: RENCANA KERJA

Langkah – langkah no.5 sampai 8 telah membuat daftar yangpanjang dari kegiatan –
kegiatan COMBI yang harus dikerjakan. Pada langkah nomor 9 kita meneruskan
dengan membuat jadwal rencana kerja yang rinci dari kegiatan – kegiatan tersebut,
yang menjadi kunci pelaksanaan dan alat manajemen dalam mengerjakan program
COMBI. Rencana kerja yang terperinci memberikan jadwal waktu untuk persiapan
dan pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam mengerjakan setiap aksi
komunikasi seperti yang dijelaskan pada langkah no.5 sampai 8, temasuk penugasan
individu khusus yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan
khusus. Format rencana kerja dapat terdiri dari kolom – kolom dengan judul masing –
masing: Kegiatan, Tanggal selesai, Yang bertanggung jawab (anggota tim, mitra kerja,
dll), Kemajuan. (lihat contoh rencana kerja sebagai bagian dari rencana COMBI pada
annex II). Kolom “kemajuan” diisi dengan pernyataan singkat tentang status
pelaksanaan dan dapat digunakan untuk melaporkan kemajuan kepada kelompok
pelaksana. Kolom “kegiatan” dapat diisi dengan mengulang kemua kegiatan –
kegiatan yang telah dispesifikasi pada langkah nomor 5 dan dimana saja kegiatan
tersebut. Kolom “tanggal selesai” dapat diisi dengan bentuk tabel mingguan, bulan,
kuartal, atau tahunan, sebagai sub – kolom. Suatu diagram dimungkinkan bagi
pengalaman sesaat kapan kegiatan yang berbeda dimulai dan berakhir, apakah
kegiatan – kegiatan persiapan telah diberi waktu yang cukup, apakah aksi komunikasi
yang perlu dipadukan sesungguhnya sudah terpadu dan menyoroti periode puncak
kegiatan.

96
CATATAN 9.1: TINDAK LANJUT DRAFT JADWAL RENCANA KERJA DENGAN
LATIHAN DI KELOMPOK YANG MENYERTAKAN INDIVIDU
DAN
MITRA PELAKSANA.

Draft pertama dari rencana kerja, bersama dengan dokumen rencana COMBI dapat
memberi peran pelaksanaan yang kritis saat dipakai dalam proses review oleh
kelompok yang melibatkan mitra – mitra (individu dan institusi) pelaksana kunci
seperti seseorang yang bergerak maju ke rencana kerja akhir. Dalam review kelompok
terdapat peluang untuk melihat kembali setiap kegiatan, mengajukan pertanyaan
baru mengenai relevansinya terhadap dampak perilaku dan kelayakannya, dan pada
proses didalam kelompok dibuat tenggat waktu dan menunjuk penanggung jawab.
Proses ini juga memberi keuntungan berupa rasa memiliki atas rencana tersebut
meski hal itu mungkin telah dimulai dengan dukungan teknis dari luar.

LANGKAH NO.10
Anggaran

10. ANGGARAN

Pada langkah no.10 kami menyajikan rincian anggaran untuk berbagai kegiatan yang
diajukan pada rencana COMBI. Kami menunjukkan penyajian format yang mencakup
area – area kunci komunikasi seperti mobilisasi administrasi / advokasi publik /
Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan, Iklan dan promosi, dan promosi

97
tempat pelayanan. Didalam setiap area kita menspesifikasi kegiatan – kegiatan,
banyaknya bahan yang akan diproduksi, per unit cost, dsb. (lihat contoh anggaran
sebagai bagian rencana COMBI pada annex II).

CATATAN 10.1: RENCANA COMBI TIDAKA DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN


MURAH SEHINGGA PERLU ANTISIPASI KESULITAN BAHWA
ANGGARANNYA TERLALU BESAR

Di sektor publik umumnya dirasakan bahwa program KIE dapat dilaksanakan


dengan biaya murah, dengan investasi yang sedikit. Hal ini mungkin benar bila
kita terus melihat KIE atau komunikasi kesehatan sebagai membuat sejumlah
kecil poster, T-shirt dan penggunaan media secara sporadis. Pendekatan minimalis
terhadap komunikasi kesehatan tidak akan memberikan dampak perilaku (gol
akhir kita), tetapi hanya memenuhi kebutuhan mereka yang hanya ingin melihat
suatu bentuk KIE tanpa melihat dampak.

Jika sektor swasta mengajarkan kita tentang komunikasi konsumen, hal itu
adalah: untuk mengajak konsumen diperlukan engeluaran dana yang besar.
Beberapa perusahaan disektor swasta, untuk menarik konsumen, mereka
membelanjakan dananya 2 kali lebih banyak dari biaya produksi sesungguhnya
dari suatu produk atau layanan yang ditawarkan. Produksi air dalam botol dan
promosi produk ini adalah contoh nyata.

Kita telah mencatat bahwa solusi medis yang hebat tidak dengan sendirinya dapat
dijual. Dan ketika dana yang besar benar – benar digunakan untuk secara fisik
dapat menyediakan solusi kesehatan (pelatihan petugas, membangun laboratorium
pemeriksaan, pembelian obat-obatan, dsb), kita harus memperkirakan bahwa
hanya dengan investasi besar yang diperlukan untuk mengajak orang dalam
mempertimbangkan solusi yang ditawarkan.

Kita harus mengantisipasi kesulitan bahwa anggaran yang diajukan terlalu besar.
Kami menyarankan bahwa anggaran akan dibuat dengan memperhatikan program
apa yang akan efektive untuk dampak perilaku. Pada tahap selanjutnya ketika hal
itu menjadi lebih jelas mengenai dana apa yang benar – benar tersedia, seseorang

98
kemudian akan kembali ke anggaran dan membuat penyesuaian yang perlu.
Dalam melakukan itu seseorang perlu menjamin gabungan kegiatan – kegiatan
yang dipadukan secara arif pada biaya yang rendah. Jika alokasi anggaran terlalu
kecil dan terjadi pemotongan radikal dana proyek maka rencana COMBI menjadi
buruk, jadi lebih baik untuk menunda pelaksanaan sampai suatu waktu tersedia
dana yang cukup untuk rencana COMBI yang memberi jaminan yang lebih baik
atas dampak perilaku.

CATATAN 10.2: MEMBANGUN KEMUNGKINAN KEMITRAAN DENGAN

SEKTOR SWASTA

Karena anggaran telah dibuat maka mengidentifikasi intervensi – intervensi yang


mungkin bisa memperoleh dukungan dari sektor swasta akan berguna dalam tukar
menukar suatu kerjasama dalam melakukan promosi sederhana dari logo produk
yang diberikan, bahwa afiliasi produk memenuhi petunjuk kementerian kesehatan.
Contoh, factsheet yang akan didistribusikan ke setiap sekolah yang tiba – tiba
harus didistribusikan kerumah akan memberi peluang promosi yang berguna,
katakanlah untuk pasta gigi. Perusahaan pasta gigi mungkin setuju untuk
menempatkan logo merk yang tidak terlalu besar di pojok factsheet dan membayar
bagian pembiayaan dari cetakan. Juga memungkinkan melakukan sponsor
bersama untuk bahan – bahan lainnya atau pertunjukkan radio dan TV, dan
pemasangan iklan. Agen pemasangan iklan lokal / komunikasi pemasaran
mungkin dapat membantu identifikasi kemungkinan mitrakerja dalam promosi.
###

Kesimpulan

99
Tidak ada yang sakral mengenai 10 langkah dalam merencanakan COMBI.
Dan sejak kami memulai rancangan COMBI, kami perlu secara konstan
mengingatkan dirikami tentang misteri perilaku manusia. Kami melakukan
hal – hal yang asing untuk alasan yang ganjil .

Tetapi kami telah menemukan 10 langkah pendekatan yang paling berguna


didalam rancangan kerja COMBI kami di puluhan negara dan dengan
obyektive perilaku yang bervariasi

Anda akan mencatat bahwa penegasan yang dapat dipertimbangkan telah


dimasukkan pada langkah no.2 (pernyataan obyektive perilaku) dan
langkah no. 3 (analisa situasi pasar). Pengalaman kami bahwa 80% upaya
perencanaan kami telah menggunakan kedua langkah tersebut dan
seringkali dalam suasana menyulitkan. Tetapi sekali telah dikerjakan
dengan baik maka semuanya akan masuk dalam kesenangan.

Silahkan menghubungi kami jika memerlukan bantuan apapun dalam


mengerjakan COMBI.

***

100
ANNEX I: FORMAT PENYAJIAN DOKUMEN RENCANA COMBI

Format penyajian dokumen rencana COMBI

Kami memberikan format berikut untuk menyajikan rencana COMBI sebagai


dokumen

1. Pendahuluan
Didalam pendahuluan, seseorang menyajikan topik didalam mana
rencana COMBI dipersiapkan. Topik berisi gambaran penyakit,
tantangan yang dihadapi, upaya – upaya terakhir dan proses yang
digunakan dalam membuat rencana COMBI.

2. Rencana COMBI

2.1. Gol keseluruhan: (lihat langkah no.1)


2.2. Obyektive Perilaku: (lihat langkah no.2)
2.3. Strategi: Seksi ini mengambil secara singkat dan padat hasil pengamatan
dan penemuan dari langkah no.3 dan mengaitkannya dengan strategi pada
langkah no.4 (membuat strategi COMBI)

2.4. Aksi - aksi komunikasi: seksi ini menyajikan rencana aksi COMBI secara
rinci seperti yang dibuat pada langkah no. 5 (rencana aksi COMBI).
Merinci setiap aksi komunikasi yang tepat dibawah judul mobilisasi
administrasi/advokasi publik/Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan
perorangan, pemasangan iklan (dan promosi dan insentive) dan (jika dapat
diterapkan) tempat pelayanan. Seksi ini diakhiri dengan rangkuman
singkat dari berbagai intervensi komunikasi.

2.5. Manajemen: (lihat langkah no. 6 dan no.7)

101
2.6. Evaluasi dampak: (lihat langkah no.8)

2.7. Rencana kerja & Jadwal: (lihat langkah no.9

2.8. Anggaran: (lihat langkah no. 10)

***

102
ANNEX II : CONTOH RENCANA COMBI – RENCANA COMBI UNTUK

PENCEGAHAN LIMFATIK FILARIASIS DI SRILANKA

Sebagai rencana COMBI, kami telah melampirkan copy rencana COMBI yang
dibuat untuk program pencegahan dengan pemberian obat masal di Srilanka
dengan sedikit modifikasi dan berhasil dilaksnakan.

Selalu berbahaya untuk memberikan contoh rencana. Setiap perilaku dan situasi
pasar akan meminta rencana mereka sendiri. Mendorong orang di Srilanka untuk
meminum obat pencegahan LF yang diberikan di rumah mereka sangat berbeda
dengan meminta seseorang yang mengidap batuk terus menerus untuk
mendpatkan pemeriksaan sputum TB di Kenya. Dokumen rencana COMBI dari
masing – masing negara kelihatannya serupa dan juga beberapa kegiatannya
tetapi strategi pemikiran harus spesifik dengan masing – masing situasi. Contoh
rencana hanya diberikan untuk menggambarkan bahwa draft dokumen pertama
dari rencana COMBI mungkin kelihatan serupa dan apa jenis rincian kegiatan –
kegiatan komunikasi yang dicakup didalam strategi COMBI tertentu.
Sesungguhnya apa yang berhasil di Srilanka belum tentu berhasil ditempat lain.

103

Anda mungkin juga menyukai