Anda di halaman 1dari 8

PAPER KONDISI EKONOMI INDONESIA

RESESI atau EKSPANSI


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro)

Disusun oleh :

Nama : MARLINA
NIM : 2018116026
Jurusan : Manajemen - Blended
Kelas :A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2019
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah perekonomian dunia, tak sedikit negara yang mengalami masa-masa
kelam masuk dan terperangkap dalam resesi. Krisis ekonomi yang menghantam negara-
negara Uni Eropa pada tahun 2008-2009 mengakibatkan setidaknya 17 negara di kawasan
tersebut memasuki masa resesi, beberapa di antaranya adalah Yunani, Perancis, Portugal,
Republik Siprus, Spanyol, Irlandia, dan Italia.
Pada tahun 2010, kelesuan ekonomi melanda Thailand. Negara yang dikenal dengan
julukan Negeri Gajah Putih mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang negatif selama
dua kuartal berturut-turut. Hal ini disebabkan produk domestik bruto negara tersebut
yang terus merosot. Tak hanya menghantam negara-negara berkembang, resesi ekonomi
juga pernah dialami oleh Rusia yang dikenal sebagai negara super power tandingan
Amerika Serikat sepanjang tahun 2015.
Resesi di negara ini dipicu oleh pencapaian produk domestik bruto yang rendah sebab
pasar modal dunia menolak perusahaan-perusahaan dari Rusia. Akibatnya, tingkat inflasi
yang cukup tinggi bahkan negara mengalami defisit anggaran.

Dari ilustrasi di atas tampak bahwa resesi ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Tak hanya negara-negara kecil yang miskin dan sedang berkembang saja yang terdampak
atas resesi ekonomi, tetapi juga negara-negara besar yang secara ekonomi telah maju.

Pertanyaannya, apakah saat ini Indonesia dalam kondisi resesi atau justru dalam
program ekspansi ekonomi ?. Untuk menjawab pertanyaan itulah paper ini dibuat walau
dalam format dan bahasan sederhana sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah
makro ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan resesi ekonomia dan apa indikatornya ?
2. Apakah yang dimaksud dengan ekspansi ekonomi dan apa indikatornya ?
3. Bagaimana analisa kondisis ekonomi Indonesia saat ini, apakah resesi atau ekspansi ?
C. Analisa dan Pembahasan
1. Resesi Ekonomi
1.1 Pengertian Resesi EKonomi

Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk
domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai
negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat
mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti
lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan
dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-
harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi
ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan drastis
tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi)
disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi).

1.2 Penyebab Resesi Ekonomi


Indikator suatu Negara mengalami resesi adalah sebagai berikut :
1) Terjadi ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi

Ekonomi tak jauh-jauh dari produksi dan konsumsi. Keseimbangan diantara


keduanya menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Di saat produksi dan
konsumsi tidak seimbang, maka akan terjadi masalah dalam siklus ekonomi.

Apabila tingginya produksi tidak diikuti dengan tingginya konsumsi, akan


berakibat pada penumpukan stok persediaan barang. Sebaliknya, jika produksi
rendah sedang konsumsi tinggi maka kebutuhan dalam negeri tidak akan
mencukupi sehingga harus dilakukan impor. Hal ini akan berakibat pada
penurunan laba perusahaan sehingga berpengaruh pada lemahnya pasar
modal.

2) Pertumbuhan ekonomi lambat bahkan merosot selama dua kuartal terturut-


turut
Dalam perekonomian global, pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan baik buruknya kondisi ekonomi suatu negara. Jika
pertumbuhan ekonomi suatu mengalami kenaikan secara signifikan, artinya
negara tersebut dalam kondisi ekonomi yang kuat.

Demikian pula sebaliknya. pertumbuhan ekonomi ini menggunakan acuan


produk domestik bruto yang merupakan hasil penjumlahan dari konsumsi,
pengeluaran pemerintah, investasi dan ekspor yang dikurangi impor. Jika
produk domestik bruto mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dapat
dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan
mengalami kelesuan atau resesi.

3) Nilai impor jauh lebih besar dibandingkan nilai ekspor

Dalam perdagangan internasional, kegiatan impor dan ekspor sangatlah wajar.


Selain untuk menjalin kerja sama ekonomi, tujuan dari impor dan ekspor salah
satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan penduduk di kedua negara.

Negara yang kekurangan komoditas karena tidak bisa memproduksi sendiri,


bisa mengimpor dari negara lain. Sebaliknya, negara yang memiliki kelebihan
produksi bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan komoditas tersebut.
Namun, jika impor dengan ekspor tidak stabil bisa berdampak pada
perekonomian negara. Nilai impor yang jauh lebih besar dibandingkan nilai
ekspor berisiko pada defisit anggaran negara.

4) Terjadi inflasi atau deflasi yang tinggi

Untuk alasan dan kepentingan tertentu, inflasi memang diperlukan.


Namun, inflasi yang terlalu tinggi justru mempersulit kondisi ekonomi, karena
harga-harga komoditas melonjak sehingga tak bisa dijangkau oleh semua
kalangan masyarakat, utamanya yang kelas ekonominya menengah ke bawah.

Kondisi ekonomi akan semakin parah apabila inflasi tidak diikuti dengan daya
beli masyarakat yang tinggi. Tak hanya inflasi yang berdampak pada resesi,
tetapi juga deflasi. Harga-harga komoditas yang menurun drastis bisa
mempengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan yang rendah.
Akibatnya, biaya produksi tidak tertutup sehingga volume produksi rendah.

5) Tingkat pengangguran tinggi

Tenaga kerja menjadi salah satu faktor produksi yang memiliki peranan
penting dalam menggerakkan perekonomian. Jika suatu negara tidak mampu
menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal, maka tingkat
penggangguran di negara tersebut jelas akan tinggi. Risikonya, daya beli
rendah bahkan memicu tindak kriminal guna memenuhi kebutuhan hidup.

1.3 Dampak Resesi Ekonomi


Resesi ekonomi akan mengakibatkan perekonomi yang buruk sebagai berikut :
1) Pendapatan dan profit menurun
2) Turunnya harga saham dan dividen
3) Pembayaran kredit macet
4) Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan secara besar-besaran
5) Berkurangnya kualitas dan kuantitas produk dan jasa

2. Ekspansi Ekonomi
2.1 Pengertian Ekspansi Ekonomi
Menilik pada kamus Bank Indonesia, pengertian ekspansi ekonomi adalah
perkembangan ekonomi dalam pola konjungtur. Pola konjungtur sendiri
merupakan pertukaran naik turunnya kemajuan dan kemunduran ekonomi yang
terjadi secara berganti-ganti. Umumnya, perkembangan dari ekonomi ini bisa
dilihat dari berbagai macam tanda seperti kenaikan harga, meningkatnya jumlah
uang yang beredar, peningkatan produksi dan juga konsumsi.
2.2 Penyebab Ekspansi Ekonomi
Adanya kebijakan ekspansi ekonomi disebabkan oleh kondisi :
1) Banyaknya pengangguran
2) Kapasitas produksi nasional yang belum optimal
2.3 Tujuan Ekspansi Ekonomi
Kebijakan ekspansi ekonomi bertujuan untuk memperbesar kegiatan
perekonomian. Dari kebijakan ini diharapkan terjadi peningkatan permintaan
agregat, pendapatan riil dan sekaligus dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Kebijakan ekspansi dapat dilakukan melalui kebijakan moneter atau kebijakan
fiscal.

3. Analisa Kondisi Ekonomi Indonesia


Untuk menganalisa kondisi ekonomi Indonesia saat ini sehubungan dengan apakah
Indonesia mengalami resesi atau ekspansi, berikut adalah table indikator ekonomi makro
Indonesia yang dikeluarkan oleh https://www.indonesia-
investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/item16? Yang bersumber dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November 2019 :
Tabel Indikator Ekonomi Makro Indonesia
2016 2017 2018 2019¹ 2020¹
• Produk Domestik Bruto 5.0 5.1 5.2 5.10 5.15
(% perubahan tahunan)
• Inflasi 3.0 3.6 3.1 3.2 4.0
(% perubahan tahunan)
• Nilai Tukar 13,309 13,381 14,250 14,250
(IDR/USD)
• Kemiskinan 10.7 10.1 10.0 9.8
(% dari populasi)
• Pengangguran 5.6 5.5 5.3 5.2
(% dari tenaga kerja)
• Cadangan Devisa 116.4 130.2 117.2 125.9
(dalam miliar USD)

Merujuk kepada table diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :


1) Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai salah satu indicator keadaan ekonomi
menunjukan hasil positif. Dari tahun 2018, PDB mengalami kenaikan dari 5.2 menjadi
5.10 pada tahun 2019 dan estimasi 5.15 pada tahun 2020.
2) Inflasi naik dari 3.1 pada tahun 2018 menjadi 4.0 pada tahun 2019
3) Nilai tukar rupiah cenderung stabil
4) Kemiskinan turun dari 10.0 pada tahun 2018 menjadi 9.8 pada tahun 2019
5) Cadangan devisa naik dari 117.2 pada tahun 2018 menjadi 125.9 pada tahun 2019
6) Pengangguran turun dar 5.3 pada tahun 2018 menjadi 5.2 pada tahun 2019

Berdasarkan penjabaran materi dan data riil ekonomi makro Indonesia saat ini maka
dapat digambarkan analisa kondisi ekonomi Indonesia sebagai berikut :
Tabel Analisa Kondisi Ekonomi Indonesia
No Indikator Kondisi Ekonomi
Resesi Ekspansi Riil (saat ini)
1 PDB Turun Naik Naik
2 Inflasi Tinggi Stabil Naik
3 Nilai Tukar Rupiah Lemah Stabil Stabil
4 Kemiskinan Tinggi Turun Turun
5 Pengangguran Tinggi Turun Turun
6 Cadangan Devisa Turun Naik Naik

Beradasarkan kondisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kondisi makro ekonomi
Indonesia saat ini adalah dalam kondisi ekspansi bukan resesi.

4. Kesimpulan
1. Resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau
ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu
tahun.
2. Ekspansi ekonomi adalah perkembangan ekonomi dalam pola konjungtur. Pola
konjungtur sendiri merupakan pertukaran naik turunnya kemajuan dan kemunduran
ekonomi yang terjadi secara berganti-ganti. Umumnya, perkembangan dari ekonomi
ini bisa dilihat dari berbagai macam tanda seperti kenaikan harga, meningkatnya
jumlah uang yang beredar, peningkatan produksi dan juga konsumsi.
3. Analisa kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini :
1) Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai salah satu indicator keadaan ekonomi
menunjukan hasil positif. Dari tahun 2018, PDB mengalami kenaikan dari 5.2
menjadi 5.10 pada tahun 2019 dan estimasi 5.15 pada tahun 2020.
2) Inflasi naik dari 3.1 pada tahun 2018 menjadi 4.0 pada tahun 2019
3) Nilai tukar rupiah cenderung stabil
4) Kemiskinan turun dari 10.0 pada tahun 2018 menjadi 9.8 pada tahun 2019
5) Cadangan devisa naik dari 117.2 pada tahun 2018 menjadi 125.9 pada tahun 2019
6) Pengangguran turun dar 5.3 pada tahun 2018 menjadi 5.2 pada tahun 2019

4. Beradasarkan kondisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kondisi makro


ekonomi Indonesia saat ini adalah dalam kondisi ekspansi bukan resesi.

5. Daftar Pustaka
1. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-resesi-akibat-penyebab-
dampak-cara-mengatasi.html
2. https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/tujuan-kebijakan-makro-ekonomi/tujuan-
kebijakan-ekonomi-ekspansi-dan-kontraksi/
3. https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/item16?
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi

Anda mungkin juga menyukai