BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yurnani (2016) menyatakan bahwa laboratorium adalah suatu sarana yang
dapat mendukung tercapainya proses pembelajaran dalam suatu materi
pembelajaran tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa laboratorium adalah
salah satu sarana yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
Tanpa adanya laboratorium, tidak akan ada praktikum yang dapat mendukung
tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Mengenai standar sarana dan prasarana
yang harus dimiliki oleh sekolah dalam menjalankan pembelajaran telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan telah diperbaharui dalam Peraturan Pemerintah.
Rahman (2015) menjelaskan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang
didapat melalui tahapan eksperimen yang didasari dengan pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana kejadian-kejadian alam berlaku. Ilmu kimia
merupakan sebuah produk yang mencakup pengetahuan, fakta, teori, prinsip
dan hukum serta temuan saintis dan proses. Sehingga dalam penerapan dan
penilaiannya mesti mempertimbangkan karakteristik ilmu kimia sebagai
produk dan proses. Kegiatan eksperimen sebagai salah satu metode yang
mengedepankan proses untuk menemukan sendiri sebuah konsep ilmiah
berdasarkan suatu proses, pengamatan, analisis, pembuktian dan menarik
kesimpulan dari suatu objek, (Yaman, 2016). Dilihat dari beberapa sekolah
menengah atas, rata-rata telah memiliki laboratorium tetapi tidak di kelola
dengan cara yang tepat sehingga menyebabkan kegiatan praktikum kimia
kurang maksimal atau jarang sekali digunakan. Penyebab lainnya yakni karna
kurangnya fasilitas dalam laboratorium sehingga kegiatan praktikum kimia
tidak maksimal dilaksanakan. Oleh karena itu pihak sekolah dituntut untuk
memperhatikan keadaan sarana dan prasarana serta pengelolaan yang tepat
pada lab. Sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa kegiatan praktikum kimia SMA jarang dilaksanakan?