Anda di halaman 1dari 14

1

NIKAH TANPA BERPACARAN,


BISAKAH?

Materi Kuliah Online Pertemuan I

2
BERPACARAN
SETELAH
MENIKAH

3
Berpacaran sebelum menikah menjadi
fenomena yang tampak lumrah dalam
kehidupan sehari-hari.
Meski dalam islam berpacaran merupakan
aktivitas yang tidak disukai Allah karena
membuat kita mendekati larangan-Nya.
Banyak pemuda-pemudi yang berpacaran
dengan alas an ingin mengenal pasangannya
lebih dalam sebelum memutuskan untuk
benar-benar menikahinya.
Ada yang pada akhirnya menikah, tapi tidak
sedikit pula yang batal menikah setelah
berlama-lama pacarana
Nah, apakah kita akan menjadi bagian dari
orang-orang tersebut atau memilih jalan
taat?
Jika mengingat kembali tujuan penciptaan
manusia, sejatinya kita diciptakan untuk
beribadah pada-Nya, maka menikah
merupakan salah satu sarana kita untuk
melakukan ibadah.

4
Dikarenakan untuk beribadah dan Insha
Allah akan kita jalani sepanjang hayat, maka
setiap orang pun pasti berusaha mencari
jodoh terbaik, bukan?
Pertanyaannya bagaimana dengan cara kita
menjemput jodoh, apakah dengan cara yang
Allah suka dan ridai ataukah tidak?
Tentu kita ingin menjemputnya dengan cara
yang Allah suka dan rida „kan? Supaya
rumah tangga kita kelak mendapatkan
keberkahan dari Allah yang tiada putus-
putusnya.
Nah, cara seperti apakah itu?
Ada dua acara yang bisa dilakukan yaitu
dengan ta‟aruf atau langsung mendatangi
orang tua.
Mari kita bahas satu persatu!
Pertama, taaruf.
Pasti kamu sudah sering mendengar proses
pranikah yang satu ini kan?

5
Proses ini ada untuk membantu teman-
teman yang ingin menikah tanpa harus
pacaran terlebih dahulu.
Calonnya siapa?
Bukan berarti kita memilihnya secara acak
dari sejumlah orang yang tidak kita kenal.
Kalau ada seseorang yang menarik hati kita,
boleh kok mengajaknya taaruf.
Dalam taaruf, biasanya akan ada seseorang
yang menjadi perantara untuk menyampai-
kan pesan atau menemani selama proses
perkenalan. Hal itu untuk menghindari
berdua-duaan (khalwat) dengan calon
pasangan.
Perantaranya pun bisa siapa saja, orang tua,
guru mengaji atau orang lain yang dapat
dipercaya.
Penjelasan lengkapnya kita akan bahas pada
kuliah wa selanjutnya “Kenapa Mau Taaruf?”

6
Tahapanya, pertama bisa dengan bertukar
riwayat hidup atau CV terlebih dahulu,
setelah itu melakukan pertemuan untuk
mengonfirmasi isi CV tersebut.
Jika merasa cocok, kedua orang tersebut
bisa melanjutkan pada tahap khitbah
(lamaran).
Ini hanyalah gambaran umum. Secara teknis,
langkahnya bisa berbeda tiap orang. Tetapi,
tidak masalah selama tetap berada dalam
koridor yang benar.
Kedua, langsung mendatangi
orangtua.
Tidak semua orang tua memahami dan mau
menerima proses taaruf.
Apabila orang tua masih merasa asing
dengan taaruf, sebenarnya boleh saja
seorang laki-laki atau perempuan langsung
menemui orang tua sang calon.
Syaratnya, harus pede alias percaya diri.

7
Biasanya hal ini dilakukan oleh para laki-laki.
Sebelum melakukan, ada baiknya melakukan
istikharah terlebih dahulu agar lebih yakin.
Libatkan Allah, gantungkan harapan pada-
Nya, agar lebih ikhlas menerima segala
jawabannya.

8
‘ENAKNYA’
MENIKAH TANPA
BERPACARAN

9
Dalam menjemput jodoh, kami tidak
menganjurkan teman-teman untuk
berpacaran sebab selain dilarang,
berpacaran dapat mengurangi keberkahan
dalam pernikahan.
Nih, beberapa keuntungan nikah tanpa
berpacaran terlebih dahulu.
Pertama, lebih bahagia menikmati
berpacaran setelah menikah.
Pasangan yang menikah tanpa berpacaran
pasti akan merasa lebih menikmati masa-
masa awal setelah pernikahan.
Pada masa inilah mereka untuk pertama
kalinya bisa jalan-jalan berduaan,
berpegangan tangan, dan bercanda bersama.
Nah, karena ini adalah kali pertama, rasanya
akan sangat indah hingga rasa bosan tidak
akan mudah menghampiri.
Sedangkan, pernikahan yang didahului
dengan berpacaran, tentu hal-hal di atas
tidak lagi jadi pengalaman pertama, bukan?

10
Kedua, merasa lebih puas
Menurut penelitian, pasangan yang menikah
tanpa berpacaran akan mengalami kepuasan
pernikahan lebih tinggi.
Anggaplah, perasaan cinta bisa diukur
dengan skor 1-10.
Orang yang sudah lama menjalai pacaran,
katakanlah dia sudah cinta pada pacarnya.
Sebelum menikah, perasaan cintanya
kepada pacaranya ada di angka tujuh.
Setelah menikah, dia semakin cinta sehingga
angka cintanya bertambah menjadi 10.
Dengan begitu, berarti ia mengalami
kenaikan nilai jatuh cinta sebesar tiga poin.
Adapun yang menikah tanpa berpacaran,
perubahannya berbeda.
Sebelum menikah, belum ada rasa cinta
yang menggebu-gebu. Misalkan perasaan
cinta kepada si calon ada di angka satu saja.
Setelah menikah, level cintanya naik drastis
sampai angka 10.

11
Tentu kenaikannya jauh lebih banyak, yakni
10 poin. Hal inilah yang menyebabkan
orang-orang yang menikah tanpa pacaran
terlebih dahulu bisa mencapai kepuasan
pernikahan yang lebih tinggi.
Ketiga, Lebih mendatangkan
keberkahan.
Karena sebelum menikah kita terhindar
dari hal-hal yang tidak disukai Allah, Insha
Allah keberkahan akan kita dapatkan lebih
banyak.
Menikah adalah ibadah yang menggetarkan
arasy Allah, maka janganlah memulai
prosesnya dengan sesuatu tidak disukai
Allah, ya!
Keempat, lebih mudah menerima
pasangan.
Dalam pernikahan yang diawali dengan
berpacaran, bisa jadi akan muncul rasa
kaget dan sulit untuk menerima perbedaan
sikap pasangan yang tampak manis saat-

12
berpacaran, namun berubah setelah
menikah.
Akan tetapi, dalam pernikahan yang tidak
diawali dengan hubungan pacaran, tentu
sebelumnya kita tak banyak tahu bagaimana
sikap pasangan, sehingga kita akan lebih
menerima apapun sikap pasangan, termasuk
menerima keburukan dari pasangan.
Bagaimana jika kita sudah terlanjut
berpacaran?
Mari intropeksi diri dan memohon ampun
pada-Nya atas dosa-dosa terdahulu.
Luruskan kembali niat menikah untuk
beribadah agar Allah memberikan segala
keberkahan berlapis bagi rumah tangga kita
kelak.
Tentunya, carilah lingkungan, teman atau
komunitas yang akan mendukung niat baik
kita. Barakallah…

13
Bersambung di
pertemuan selanjutnya...

Anda mungkin juga menyukai