Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“N” P0000 AB000 DENGAN CYSTOMA


OVARI DI RSUD DR SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

Tanggal : 2 Februari 2020

Asuhan Kebidanan Ini disusun untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan III Semester V

Disusun Oleh :
Nama : Znatun Fatimah
NIM : BOB0171737

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN 2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

i
Ditulis oleh : Zanatun Fatimah

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny.“N” P0000 Ab000 Dengan Cystoma


Ovari Di RSUD Dr Saiful Anwar Kota Malang

Malang, Februari 2020

Mengetahui

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya
asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.“N” P0000 Ab000 Dengan
Cystoma Ovari Di RSUD Dr Saiful Anwar Kota Malang” ini dapat terselesaikan.
Asuhan Kebidanan ini berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah ,
identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segeera, intervensi, implementasi,
evaluasi.
Penulis dalam hal ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. dr. Mulyohadi Sungkono, Sp.OG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes
Malang.
2. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH, DTMPH, selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes
Malang.
4. Dr. Edi Murwani, AMd.Keb, M.MRS selaku Ketua STIKes Kendedes Malang
5. Lilik Winarsih, SST., M.Keb, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kendedes Malang
6. Titin Yuliati,Amd.,Keb.,Selaku Pembimbing Klinik

Demikian, semoga asuhan kebidanan ini bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri
dan pihak lain yang menggunakan.

Malang, Februari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Metodologi Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi ..............................................................................................................

2.2 Etiologi .................................................................................................................

2.3 Klasifikasi Stadium ..............................................................................................

2.4 Patofisiologi .........................................................................................................

2.5 Manifestasi Klinis ................................................................................................

2.6 Komplikasi ...........................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Format Asuhan Kebidanan ................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Kebidanan pada Kasus .........................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung berisi cairan,
biasanya berukuran kecil yang berada diindung telur (ovarium). Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse, juga selama masa
kehamilan (Nugroho, 2012).
Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala dan tanda, terutama pada
tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul disebabkan oleh efek massa yang
menekan organ-organ abdomen, aktifitas endrokin, atau akibat dari komplikasi yang terjadi,
misalnya perdarahan, infeksi, dan putaran tangkai tumor.(Rasjidi, Cahyono, Muljadi2010).
Kista ovarium adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan wanita masa reproduksi.
Dengan perkataan lain apabila seorang wanita masih terjadi proses ovulasi berarti masih
terjadi produksi telur tiap bulan, maka wanita tersebut masih mungkin menderita kista
ovarium. Insidensi kista ovarium antara 5-15%, sedang berdasarkan statistic, sebanyak 18%
wanita pasca menopause masih dapat ditemukan kista ovarium. Kejadian ini merupakan suatu
hal yang mengejutkan oleh karena kista ovarium biasanya terjadi apabila tidak ditemukan
kehamilan pada setiap siklus yang terjadi, dan apabila folikel ataupun telur tidak hilang
setelah proses ovulasi. Pada wanita pasca menopause jelas tidak terjadi ovulasi, sehingga
tidak akan terjadi kehamilan ataupun hilangnya telur, akan tetapi wanita tersebut tetap
berisiko terjadinya kista ovarium.
Pada kenyataannya, pencatatan jumlah kasus kista ovarium pasca menopause telah
dimonitor beberapa tahun lamanya, dan telah dicatat dengan data keluarga secara jelas. Akan
tetapi penelitian akhir-akhir ini menemukan bahwa kejadian ini lebih sering terjadi
dibandingkan praduga pada masa lalu.
Perlu dijelaskan bahwa berdasarkan statistik mengenai kista ovarium, pada masa
premenopause maupun pasca menopause tidak akan pernah akurat karena kebanyakan kasus
tanpa disertai dengan keluhan. Hal ini merupakan masalah karena apabila wanita pasca
monepause tersebut tidak disertai keluhan maka umumnya wanita tersebut tidak akan
memeriksakan diri untuk mendapatkan pengobatan (Djuantono, Permadi, Ritinga, 2011).
Dampak yang ditimbulkan antara lain fungsi reproduksi wanita penderita kista
ovarium akan mengalami gangguan berakibat kesuburan yang terganggu bahkan bisa pula
kesulitan untuk hamil. Dampak berikutnya secara psikologis adalah hambatan untuk memiliki

5
keturunan hal ini menimbulkan stress pada wanita penderita kista ovarium karena tekanan
dari keluarga.(Tritanto, 2009).
1.2 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum


Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara nyata
pada klien dengan myoma uteri menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
varney.
1.1.2 Tujuan Kusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Melakukan Pengkajian baik secara subyektif maupun obyektif kepada Ny.“N”
P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari
2. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu
3. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu
4. Menentukan tindakan segera pada ibu
5. Membuat rencana asuhan kebidanan pada pada ibu
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada ibu.
7. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu

1.3 Manfaat
1.1.3 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat melakukan konseling, memperluas wawasan dan
meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada klien dengan kasus
Cystoma Ovari
1.1.4 Bagi Pasien
Dapat mengetahui keadaan dan kesejahteraan dirinya dan mengetahui jika
terjadi kelainan yang menyertai kesehatannya.
1.1.5 Bagi Petugas Kesehatan
Dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1.1.6 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah refrensi baru dalam masalah asuhan kebidanan yang
nantinya dapat dijadikan suatu pembahasan dalam kegiatan belajar mengajar.
1.4 Sistematika Penulisan

6
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan , manfaat, metode penulisan, dan sistematika
penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang konsep Cystoma Ovari dan konsep Manajemen Asuhan
Kebidanan Varney.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian, identifikasi masalah dan diagnos, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, pengembangan rencana/intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defini Cystoma Ovari
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung
yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah
padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013) Kista ovarium
biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau setengah
cair. (Nugroho, 2014).
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung telur) berarti
kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja. (Setyorini, 2014)
Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya
bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga
menimbulkan sesak nafas. (Manuaba, 2009)
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di
bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah, dan cairan kental.
2.3 Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium. (Setyorini, 2014). Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya
penyumbatan pada saluran yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus, adanya
zat dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya
tahan tubuh manusia, dan kemudian akan membantu tumbuhnya kista
Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan
zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan
resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik (Andang, 2013).
Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin
terjadi, yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor genetik
Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut gen
protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2) Gangguan hormon

8
Individu yang mengalami kelebihan hormon estrogen atau progesteron akan memicu
terjadinya penyakit kista.
3) Riwayat kanker kolon
Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat berisiko terjadinya penyakir
kista.Dimana, kanker tersebut dapat menyebar secara merata ke bagian alat reproduksi
lainnya.
b. Faktor eksternal
1) Kurang olahraga
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang olahraga maka
kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh
sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat berfungsi
dengan baik.
2) Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat yang dialami
oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok dan mengkonsumsi
alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia terganggu, terjadi kanker, peredaran
darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-lain.
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang tidak
sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan lemak dapat
menyebabkan penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh
manusia, terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh
manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga
akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
4) Sosial Ekonomi Rendah
Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya kista, walaupun
sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit kista.Namun, baik sosial
ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko terjadinya kista apabila setiap
manusia tidak menjaga pola hidup sehat.
5) Sering stress
Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas, minum
alkohol, dan lain-lain.
2.4 Patofisiologi
9
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat rangsangan dari
kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat
diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di
hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel genadotropin dan merangsang pengeluaran FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dan LH (LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron (Nurarif, 2013).
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang normal. Hal
tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon
dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi dengan secara normal
jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium dan hal tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta
menyebabkan infertilitas pada seorang wanita (Manuaba, 2010).

2.5 Klasifikasi
Menurut Yatim (2008), kista ovarium dapat terjadi di bagian korpus luteum dan bersifat non-
neoplastik.
Ada pula yang bersifat neoplastik. Oleh karena itu, tumor kista dari ovarium yang jinak di
bagi dalam dua golongan yaitu golongan non-neoplastik dan neoplastik.
Menurut klasifikasi kista ovarium berdasarkan golongan non neoplatik, kista dapat didapati
sebagai :
a. Kista OvariumNon-neoplastik
1) Kista Folikel
Kista folikel merupakan struktur normal dan fisiologis yang berasal dari kegagalam resorbsi
cairan folikel yang tidak dapat berkembang secara sempurna. Kista folikel dapat tumbuh
menjadi besar setiap bulannya sehingga sejumlah folikel tersebut dapat mati dengan disertai
kematian ovum. Kista folikel dapat terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi.
Diameter kista berkisar 2cm (Yatim, 2008).
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan dapat menghilang dalam waktu 60 hari. Jika
muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat pendek atau
panjang. Pemeriksaan untuk kista 4 cm adalah pemeriksaan ultrasonografi awal, dan
10
pemeriksaan ulang dalam waktu 4-8 minggu. Sedangkan pada kista 4 cm atau kista
menetap dapat diberikan pemberian kontrasepsi oral selama 4-8 minggu yang akan
menyebabkan kista menghilang sendiri (Yatim, 2008).
2) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang diluar kehamilan.Kista luteum yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum hematoma. Perdarahan kedalam ruang
corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya,
terjadilah korpus leteum hematoma yang berdinding tipis dan berwarna kekuning - kuningan.
Biasanya gejala-gejala yang di timbulkan sering menyerupai kehamilan ektopik (Yatim,
2008).
3) Kista stain levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-
abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika yang tebal
dan fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak di
temukan korpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut stain – leventhal
syndrome dan kelainan ini merupakan penyakit herediter yang autosomaldominant (Yatim,
2008).
4) Kista Korpus Luteum
Kista korpus luteum merupakan jenis kista yang jarang terjadi. Kista korpus luteum
berukuran ≥ 3 cm, dan diameter kista sebesar 10 cm. Kista tersebut dapat timbul karena
waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan dan bisa pecah yang sering kali perlu tindakan
operasi (kistektomi ovarii) untuk mengatasinya. Keluhan yang biasa dirasakan dari kista
tersebut yaitu rasa sakit yang berat di rongga panggul terjadi selama 14-60 hari setelah
periode menstruasi terakhir (Yatim, 2008).
b. Kista Ovarium Neoplastik
1) Kistoma Ovarium Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan
dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, dan berwarna putih.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang di
keluarkan harus segera di periksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan
atau tidak (Setiati, 2009).
2) Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu terotoma kistik yang jinak dimana stuktur-stuktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epital kulit, rambut, gigi dan produk
11
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada
elemen-elemen entoderm dan mesoderm.Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid.
Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, dan dibagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu (Setiati,
2009).
3) Kista Endometriois
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim.
Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan
sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.(Setyorini,
2014).
4) Kista denoma Ovarium Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Namun, kista tersebut bisa berasal dari suatu
teroma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen menghalangkan elemen–elemen lain.
Selain itu, kista tersebut juga berasal dari lapisan germinativum (Rasjidi, 2010).
Penangan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar
sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya di lakukan pengangkatan
ovariam beserta tuba (salpingo – ooforektomi) (Rasjidi, 2010).
5) Kista denoma Ovarium Serosum
Pada umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler meskipun lazimnya berongga satu. Terapi pada umumnya sama
seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan
keganasan, perlu di lakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
Bahkan kadang-kadang perlu di periksa sediaan yang di bekukan pada saat operasi untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi (Rasjidi, 2010).
2.6 Tanda Gejala
Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa menimbulkan gejala atau keluhan. Keluhan
biasanya muncul jika kista sudah membesar dan mengganggu organ tubuh yang lain jika
sudah kista mulai menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar
rongga panggul, maka akan menimbulkan keluhan berupa susah buang air kecil dan buang air
besar, gangguan pencernaan, kesemutan atau bengkak pada kaki (Andang, 2013).
Menurut Nugroho (2014), gejala klinis kista ovarium adalah nyeri saat menstruasi,
nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan badan, siklus menstruasi tidak teratur,
dan nyeri saat buang air kecil dan besar.
12
Gejalanya tidak menentu, terkadang hanya ketidak nyamananpada perut bagian
bawah. Pasien akan merasa perutnya membesar dan menimbulkan gejala perut terasa penuh
dan sering sesak nafas karena perut tertekan oleh besarnya kista (Manuaba, 2009)
2.7 Diagnosa
a. Anamnesis
Anamesa / Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara pasien dan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang
keluhan dan penyakit yang diderita pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Pemerisaan fisik yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi fisik
dari pasien. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memperhatikan
keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan sistematis.
2) Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh yang terlihat tidak
normal.
3) Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari bagian tubuh
dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara resonansinya dan meneliti
resistensinya.
4) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang terjadi karena
proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya menggunakan alat bantu stetoskop
c. Pemeriksaan penunjang/tambahan
Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi tertentu
guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
dalam kasus kista ovarii antara lain :
1) Laparaskopi : Menentukan asal dan sifat tumor, apakah tumor tersebut berasal dari
ovarium atau tidak, dan apakah jenis tumor tersebut termasuk jinak atau ganas.
2) Ultrasonografi (USG) :Menentukanletak, batas, dan permukaan tumor melalui abdomen
atau vagina, apakah tumor berasal dari ovarium, uterus, atau kandung kemih, dan apakah
tumor kistik atau solid.
3) Foto rontgen : Menentukan adanya hidrotoraks, apakah di bagian dada terdapat cairan
yang abnormal atau tidak seperti gigi dalam tumor.
4) Pemeriksaan darah : Tes petanda tumor (tumor marker) CA 125 adalah suatu protein yang
konsentrasinya sangat tinggi pada sel tumor khususnya pada kanker ovarium. Lalu, sel
tersebut diproduksi oleh sel jinak sebagai respon terhadap keganasan.
13
2.8 Komplikasi
Menurut Yatim (2008), komplikasi – komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
adalah :
a. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikit-sedikit yang
dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah (anemia).
b. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis.
c. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan.
d. Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak, dan nyeri).
e. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air besar (konstipasi).
2.9 Pengobatan
Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan :
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan nyeri dengan analgetik /
tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada abdomen, dan teknik relaksasi napas
dalam (Prawirohardjo, 2011).
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan kepada pasien
dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba, 2009)
c. Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin membesar, lakukan
pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan pembedahan
yang utama yaitu : laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008).
Prinsip pengobatan kista dengan operasi adalah sebagai berikut:
1) Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram tidak
terlihat tanda-tanda keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan laparaskopi.
Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga panggul dengan melakukan
sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan (Yatim,
2008).
2) Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista dilakukan
dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara laparatomi,
kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan (kanker) atau tidak.
Bila sudah dalam proses keganasan operasi sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba,
jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe (Yatim, 2008).
14
3) Perawatan luka insisi / pasca operasi
Beberapa prinsip yang perlu diimplementasikan antara lain:
a) Balutan dari kamar operasi dapat dibuka pada hari pertama pasca operasi.
b) Klien harus mandi shower bila memungkinkan.
c) Luka harus dikaji setelah operasi dan kemudian setiap hari selama masa pasca operasi
sampai ibu diperolehkan pulang atau rujuk.
d) Bila luka perlu dibalut ulang, balutan yang di gunakan harus yang sesuai dan tidak lengket.
e) Pembalutan dilakukan dengan tehnik aseptic.
2.10 Pencegahan
Menurut Nugroho (2014), adapaun cara pencegahan penyakit kista yaitu:
a. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak mengandung
vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.
b. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga.
c.Menjaga kebersihan area kewanitaan, hal tersebut untuk menghindari infeksi
mikroorganisme dan bakteri yang dapat berkembang disekitar area kewanitaan.
d. Mengurangi makanan yang berkadar lemak tinggi. Apabila setiap individu mengkonsumsi
makanan yang berkadar lemak tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan hormon
khususnya gangguan hormon kortisol pemicu stress dan dapat pula terjadi obesitas.
e. Mengunakan pil KB secara oral yang mengandung hormon estrogen dan progesteron guna
untuk meminimalisir risiko terjadinya kista karena mampu mencegah produksi sel telur.
2.11 Konsep Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian
Hari/tanggal : untuk mengetahui kapan dilakukan pengkajian
Jam : untuk mengetahui jam berapa pengkajian
Tempat : untuk mengetahui dimana tempat pengkajian
A. Data Subyektif
a) Biodata
Nama : Untuk membedakan antara klien yang satu dengan yang lainnya
Umur : Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau
tidak
Suku/bangsa: Untuk mengetahui apakah ibu WNI atau WNA
dan untuk mengetahui adat istiadat yang berlaku.
Agama : Untuk menentukan bagaimana kita memberikan
dukungan pada ibu sesuai dengan kepercayaannya.
15
Pendidikan : tingkat penyampaian / komunikasi tergantung pada tingkat
pengetahuan dan sebagai dasar dalam pemberian asuhan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui status sosial ekonomi. Dan bagaimana tarap
hidup klien agar nasehat yang diberikan nanti sesuai.
Penghasilan: untuk mengetahui status ekonomi klien dan mengetahui pola
kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu tinggal dan untuk memudahkan
menghubungi keluarga ibu.
b) Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas kesehatan.
c) Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
d) Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit
menular yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi seperti IMS,
HIV/AIDS, myoma uteri, cystoma ovarii, abnormal uterine bleeding, kanker
serviks, tumor vagina.
e) Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita kanker ataupun tumor.
f) Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui apakah keluarga ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita kanker ataupun tumor dan memiliki riayat kehamilan kembar.
g) Riwayat haid
Untuk mengetahui keadaan alat reproduksi normal atau tidak.
- Menarche
- Siklus
- Lama
- Jumlah

16
- Disminore
h) Riwayat perkawinan
Meliputi berapa kali menikah ,berapa lama menikah dan berapa usia pertama
kali ibu menikah dan apakah ibu berganti-ganti pasangan atau tidak.
i) Riayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui komplikasi atau masalah yang pernah timbul waktu hamil,
melahirkan seperti perdarahan, kelainan letak juga riwayat preeklamsi. Selain
itu ditanyakan juga tempat melahirkan, cara melahirkan ( spontan atau
dengan tindakan) begitu juga dengan kelahiran anak meliputi BB, PB< jenis
kelamin dan sekarang ( hidup atau mati).
j) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu menjadi akseptor KB< jenis KB yang
digunakan, berapa lama penggunaanya, adakah efek samping yang timbul.
k) Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui pola nutrisi ibu , eliminasi, istirahat, aktivitas, personal
hygiene,rekreasi dan kebiasaan yang dilakukan.
l) Riwayat psikososial dan budaya
a. Psikologi
Untuk mengetahui kondisi kejiwaan atau psikologis ibu tentang
keadaanya saat ini.
b. Social
Untuk mengetahui ibu tinggal bersama siapa, bagaimana hubungan ibu
dengan keluarga serta masyarakat sekitar.
c. Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga
berhubungan dengan kesehatan ibu.
m) Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan ibu serta pelaksanaan ibadah
B. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu
- Keadaan Umum : Baik/cukup/lemah

17
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen/koma
- Tanda-tanda vital menurut Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008:
- Tekanan darah : ( 100/70-120/80 ) mmHg
- Denyut nadi : ( 60-100 ) kali / menit
- Suhu badan : (36,50-370)c
- Pernafasan : ( 16-24) kali/menit
b) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris atau tidak, tampak benjolan abnormal atau
tidak, ada lesi atau tidak, kulit kepala besih atau tidak
- Rambut : Hitam atau tidak, rontok atau tidak
- Wajah : Pucat atau tidak, simetris atau tidak, muka odema atau
tidak
- Mata : simetris atau tidak, Konjugtiva pucat atau tidak, sklera
ikhterus atau tidak
- Hidung : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada sekret atau
tidak, ada polip atau tidak.
- Mulut : Stomatitis atau tidak, lidah kotor atau tidak, ada caries
atau tidak
- Leher : Tampak pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,
dan kelenjar limfe atau tidak
- Payudara : simetris atau tidak, payudara tegang atau tidak , puting
susu menonjol atau tidak
- Abdomen : Tampak pembesran abnormal atau tidak, Tampak
bekas operasi atau tidak
- Genetalia : Apa yang keluar bersih atau tidak, varises atau tidak,
odema atau tidak, tampak flour albus atau tidak,
tampak tanda-tanda penyakit kelamin atau tidak.
- Anus : bersih atau tidak, tampak hemoroid atau tidak.
- Ektremitas : Atas : Simetris atau tidak
Bawah : Simetris atau tidak, odema atau tidak.
Varises atau tidak
b. Palpasi

18
- Kepala : Teraba benjolan yang abnomal atau tidak
- Leher : Teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
atau tidak.
- Payudara : Teraba benjolan abnormal atau tidak, ada nyeri tkan
atau tidak.
- Abdomen : Teraba benjolan abnormal atau tidak.
- Ekstremitas : atas : ada oedema atau tidak
Bawah : ada oedema atau tidak.
c. Auskultasi
- Dada : terdengar wheezing dan ronchi atau tidak
- Abdomen : terdengar bising usus atau tidak
d. Perkusi
- Abdomen kembung atau tidak
- Reflek Patella : Positif / negatif
c) Pemeriksaan Penunjang menurut Uliyah, Musrifatul 2009:
HB: pria ( 13,5-18,0 gr%), wanita ( 12,0-16,0 gr %)
Leukosit : 5000-10000/µl
Eristrosit : pria ( 4,5-6,0 juta/ µl), wanita ( 4,0 – 5,0 juta/ µl)
Trombosit : (150.000-400.000)
Gula darah : 70-120 mg/dl
II. Identifikasi Masalah atau Diagnosa
Dx : P4004 Ab100 Dengan Cystoma Ovari
Ds : Data yang berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnosa ibu.
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital menurut Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008:
Tekanan darah : (100/70 – 120/80 ) mmHg
Nadi : ( 60 – 100 ) kali/menit
Suhu : ( 36,5-37)0C
Pernafasan : (16-24) kali/menit
Inspeksi:
Mata : anemis/tidak, mata cekung/tidak
Wajah : oedema/tidak
Vagina : bersih/tidak, ada varises/tidak, ada perdarahan/tidak
19
Ekstremitas :
Atas : ada oedema/tidak
Bawah : ada oedema/tidak
Palpasi:
Abdomen : ada benjolan abnormal/tidak
Auskultasi :
Dada : ada suara tambahan / tidak
Abdomen : ada bising usus / tidak
Perkusi :
Refleks : +/-

III. Antisipasi Masalah Potensial


Mengetahui masalah yang bisa terjadi sesuai dengan data yang telah ada baik dari
data subjektif maupun data objektif.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Menentukan tindakan segera yang akan dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi.
V. Intervensi
Dx : P4004 Ab100 Dengan Cystoma Ovari
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu tidak terlalu
kesakitan
Kriteria hasil :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital menurut Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008:
Tekanan darah : (100/70 – 120/80 ) mmHg
Nadi : ( 60 – 100 ) kali/menit
Suhu : ( 36,5-37)0C
Pernafasan : (16-24) kali/menit
Intervensi sesuai kebutuhan pasien
VI. Implementasi
Implementasi mengacu pada intervensi
VII. Evaluasi
Evaluasi sesudah diberikan asuhan
20
21
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa , 4 Februari 2020
Jam : 15.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny “N”
Umur : 41 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Imam Bonjol no 11 rt 01 rw 01 Bogol Lor Pasuruan
2. Alasan Datang
Ny “N” dikirim dari poli kandungan karena akan dilakukan operasi
laparascopy cistectomy sampai perbaikan keadaan umum di ruang 10
3. Keluhan Sekarang
Ibu mengeluh pusing dan nyeri perut kanan bawah sejak 2 minggu ini hilang
timbul
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Lalu:
Ibu mengatakan mengalami perdarahan hilang timbul sejak bulan Agustus-
Oktober, karena semakin banyak ibu periksa ke RS Masyitoh Bangil lalu
dirujuk ke RSSA. Sampai di UGD RSSA ibu di rawat inap di ruang 10.
Setelah keadaan ibu membaik pada tanggal 2 November ibu pulang dan rutin
kontrol di Poli RSSA.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit DM,
Hipertensi, dan Asma dan ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit IMS, ISK, serta HIV/AIDS.
5. Riwayat Haid

22
Ibu mengatakan pertama kali haid saat berusia 15 tahun, siklus 1 bulan sekali
lamanya 4-7 hari dengan banyaknya 2-3x ganti pembalut/hari dan mengalami
nyeri saat menstruasi. Pada bulan Agustus 2019, 7 hari setelah menstruasi ibu
masih mengalami perdarahan hilang timbul sampai bulan Oktober 2019. Ibu
mengatakan HPHT tanggal 20 Januari 2019.
4. Riwayat Perkawinan
Menikah : 2x
Lama : Pertama : 5 tahun, Kedua : 2 tahun
Umur pertama menikah : 34 tahun
Jumlah anak :-
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah berKB sebelumnya.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Dirumah Di rumah sakit


- Nutrisi : makan 1-2x sehari Nutrisi : pada saat pengkajian
dengan porsi sedang, ibu sering ibu mengatakan terakhir makan pukul
mengkonsumsi mie instan kurang 12.00 WIB porsi TKTP-B
lebih 3x/minggu dan ibu mengatakan
tidak mengalami penurunan berat Eliminasi : ibu mengatakan
badan.
sudah BAB 1x/hari dan BAK terakhir
Minum 6-8 gelas/hari
- Eliminasi : BAB 1x/2hari jam 14.00 WIB
BAK 5-6 x/hari ibu BAK 5-6 x/hari
Istirahat : ibu mengatakan tidur 7-8 Istirahat : ibu mengatakan susah
jam/hari tidur
Aktivitas : Ibu mengerjakan Aktivitas : ibu mengatakan bisa
pekerjaan rumah ringan seperti beraktivitas sendiri
menyapu Personal Hygiene: ibu mengatakan
Personal Hygiene: Mandi 2x/hari, ganti pembalut 1x/hari serta mandi
ganti baju 2x/hari, ganti celana dalam masih di bantu
Setiap kotor dan basah.
Sex : ibu mengatakan berhubungan
seksual 3-4x/minggu dan jika tidak
haid

23
7. Riwayat Psikososial dan Budaya
a. Psikologi
Ibu mengatakan merasa cemas akan keadaannya
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan antara ibu dengan keluarga sangat baik.
c. Budaya
Ibu mengatakan tidak menganut budaya yang mempengaruhi kondisi
kesehatannya seperti tarak makan dan ibu mengatakan selalu memeriksaan
dirinya ke petugas kesehatan jika sakit
d. Spiritual
Ibu mengatakan beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai
keyakinannya

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 21x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : bentuk normal, rambut bersih
Wajah : tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda +/+
Hidung : simetris, bersih, tidak tampak polip,
Mulut : bibir lembab, tidak tampak stomatitis, tidak tampak caries gigi
Telinga : simetris, bersih tidak tampak serumen

24
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis, dan
kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak tampak retraksi dada
Abdomen : TFU: pertengahan pusat-sympsis, konsistensi padat,
permukaan rata, nyeri (+)
Genetalia : flux (-), flour (-)
Ekstremitas: pada ektermitas bawah (kaki) tidak oedema dan tidak nyeri
tekan, pada ekstremitas atas (tangan) terpasang infuse NaCI 20 tpm
Hasil Laboratorium (tanggal 03-02-2020)
HB : 11,50 gr/dl
Leukosit : 7,22 103/µl
Trombosit : 450 103/µl
Golda : B+
Albumin : 4,74 g/dL
Hasil USG Gyn (tanggal 10-11-2020)
- Tampak uterus emerufungsi dengan ukuran membesar 11,1 x 6,96 cm
dengan EL menebal
- Mioma uteri dan cystoma ovari
II. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA
Dx : Ny.“N” usia 41 tahun P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari
Ds : Ibu mengeluh pusing dan nyeri perut kanan bawah sejak 2 minggu ini hilang
timbul
Do : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
Infus NaCI (+) 20tpm
Mata : simetris, konjungtiva tampak pucat
Abdomen : TFU: pertengahan pusat-sympsis, konsistensi padat,
permukaan rata, nyeri (+)
Genetalia : flux (-) , flour (-)
25
Hasil Laboratorium (tanggal 03-02-2020)
HB : 11,50 gr/dl
Leukosit : 7,22 103/µl
Trombosit : 450 103/µl
Golda : B+
Albumin : 4,74 g/dL
Hasil USG Gyn (tanggal 10-11-2020)
- Tampak uterus emerufungsi dengan ukuran membesar 11,1 x 6,96 cm dengan EL
menebal
- Mioma uteri dan cystoma ovari
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
Dx : Ny.“N” usia 41 tahun P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan proses pemulihan ibu dapat
berjalan dengan lancar
Kriteria hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan Ny “N” keadaanya
lebih baik
Keadaan Umum : Baik
TTV :
Tekanan darah : 90/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 60 – 90 x/menit
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5oC
Intervensi
Intervensi :
1. Melakukan pendekatan teurapetik pada Ny “N” dan keluarga
R/ Agar klien dan keluarga kooperatif
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ny “N” dan keluarga
R/ Agar ibu mengetahui kondisinya saat ini
3. Mengobservasi TTV, KU, dan keluhan
R/ untuk mendeteksi tanda bahaya pada Ny “N”
26
4. Menganjurkan untuk istirahat yang cukup
R/ istirahat yang cukup dapat membuat keadaan Ny “N” cepat membaik
5. Melakukan persiapan sebelum operasi seperti memberitahu ibu untuk tidak makan
setelah dilakukan lavement dan minum mulai dari jam 24.00 WIB, melepas
perhiasan seperti anting dan kalung serta jika terdapat gigi palsu dilepas, melakukan
lavement sehari sebelum operasi, dan menganjurkan ibu untuk mandi sebelum
dilakukan operasi.
R/ agar operasi berjalan dengan baik
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
VI. IMPLEMENTASI
Hari/ Tanggal : selasa , 3 Februari 2020
Jam : 20.00 WIB
Dx : Ny.“N” usia 41 tahun P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan memberi salam dan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta menanyakan keluhan yang
dirasakan pasien
2. Mengobservasi TTV dan KU Ny “N”
3. Menganjurkan Ny “N” untuk istirahat yang cukup
4. Memberi KIE persiapan sebelum operasi
5. Memberikan terapi injeksi dan oral sesuai jadwal yaitu :
- Asam tranexamat 3 x 500mg / hari (IV)
- Asam mefenamat 3 x 500mg/ hari
VII. EVALUASI
Hari/tanggal : selasa , 3 Februari 2020
Jam : 20.30 WIB

1. Hasil pemeriksaan TTV, KU pada jam 20.00 WIB didapatkan :


KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/60mmHg
N : 76x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7 ℃
Infus NS (+) 20tpm
27
2. Injeksi asam tranexamat 1 x 500mg sudah diberikan pukul 16.10
3. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan sebelum operasi besok
4. Dilakukan lavement pukul 20.00 WIB
5. Terapi oral sudah diberikan

28
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tanggal : Rabu, 4 Februari 2020


Jam : 07.00 WIB
Dx : Ny. N usia 41 tahun P0000 Ab000 Dengan Pre Laparascopy Cistectomy atas
indikasi Cystoma ovari
S : Ny “N” mengatakan cemas karena akan dioperasi hari ini
O : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20 kali/menit
Pervag : fluxus (-)
A : Ny. N usia 41 tahun P0000 Ab000 Dengan Pre Laparascopy Cistectomy atas
indikasi Cystoma Ovari
P :
1. Mengobservasi TTV dan KU ibu. TD: 120/70 mmHg, N: 85 x/menit, S: 36,6
C, RR 21 x/menit
2. Memberi motivasi ibu sebelum operasi. Sudah dilakukan
3. Memberi terapi sesuai advis dokter, 1 jam sebelum operasi diberikan injeksi
methypied 125 mg per IV. Injeksi masuk jam 07.10 WIB
4. Mengganti baju ibu dengan baju operasi, mengikat rambut ibu serta memberi
topi operasi. Sudah dilakukan
5. Mengantar pasien ke ruang operasi menggunakan kursi roda. Pasien tiba di
ruang operasi pukul 07.20 WIB
6. Memberi KIE keluarga untuk menunggu di ruang tunggu operasi jika sewaktu-
waktu dipanggil oleh petugas ruang operasi. Keluarga mengerti

29
BAB IV
PEMBAHASAN

Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung berisi cairan,
biasanya berukuran kecil yang berada diindung telur (ovarium). Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse, juga selama masa
kehamilan (Nugroho, 2012).
Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala dan tanda, terutama pada
tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul disebabkan oleh efek massa yang
menekan organ-organ abdomen, aktifitas endrokin, atau akibat dari komplikasi yang terjadi,
misalnya perdarahan, infeksi, dan putaran tangkai tumor.(Rasjidi, Cahyono, Muljadi2010).
Kista ovarium adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan wanita masa
reproduksi. Dengan perkataan lain apabila seorang wanita masih terjadi proses ovulasi berarti
masih terjadi produksi telur tiap bulan, maka wanita tersebut masih mungkin menderita kista
ovarium. Insidensi kista ovarium antara 5-15%, sedang berdasarkan statistic, sebanyak 18%
wanita pasca menopause masih dapat ditemukan kista ovarium. Kejadian ini merupakan suatu
hal yang mengejutkan oleh karena kista ovarium biasanya terjadi apabila tidak ditemukan
kehamilan pada setiap siklus yang terjadi, dan apabila folikel ataupun telur tidak hilang
setelah proses ovulasi. Pada wanita pasca menopause jelas tidak terjadi ovulasi, sehingga
tidak akan terjadi kehamilan ataupun hilangnya telur, akan tetapi wanita tersebut tetap
berisiko terjadinya kista ovarium.
Pembahasan merupakan analisa penulis mengenai ada tidaknya kesenjangan antara
teori yang ada di dalam media pustaka dengan pengamatan secara langsung terhadap suatu
kasus yang dialami oleh seorang klien. Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Pada Asuhan
Kebidanan Pada Ny N usia 41 tahub P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari Di RSUD Dr Saiful
Anwar Kota Malang, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan
tinjauan kasus di lapangan.
Berdasarkan teori Varney penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara
melakukan anamnesa atau pengkajian dilanjutkan dengan identifikasi masalah/diagnosa,
masalah potensial yang memerlukan penanganan khusus (segera) yang diterapkan seperti
intervensi, implementasi dan evaluasi baik dari tindakan yang telah dilaksanakan.

30
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung berisi cairan,
biasanya berukuran kecil yang berada diindung telur (ovarium). Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse, juga selama masa
kehamilan (Nugroho, 2012).
Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala dan tanda, terutama pada
tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul disebabkan oleh efek massa yang
menekan organ-organ abdomen, aktifitas endrokin, atau akibat dari komplikasi yang terjadi,
misalnya perdarahan, infeksi, dan putaran tangkai tumor.(Rasjidi, Cahyono, Muljadi2010).
Setelah melakukan asuhan kebidanan, penulis dapat menyimpulkan :
- Pada pengkajian didapatkan diagnose Asuhan Kebidanan Pada Ny N usia 41 tahun
P0000 Ab000 Dengan Cystoma Ovari Di RSUD Dr Saiful Anwar Kota Malang. Dan
antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan yang berarti.
- Pada intervensi dan implementasi yang telah dilakukan antara teori dan kasus tidak
ada kesenjangan.
- Dalam melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif memerlukan langkah-
langkah pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah, identifikasi masalah potensial,
pemenuhan kebutuhan segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi asuhan yang
telah diberikan.
- Dari keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan ini, klien sangat kooperatif dalam
menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat evaluasi hasil pelaksanaan
klien bisa menjawab dan dapat menerima penjelasan tenaga kesehatan.
5.2 Saran
Diharapkan agar setiap individu lebih memperhatikan pola hidup sehat dan makanan
yang dikonsumsi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Baziad,Ali dkk.1993. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta.Media Aesculapius


Jones. Derek Llewellyn.2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi.jakarta.hipokrates
Moore, Hacker.2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta.Hipokrates
Rayburn, F. William.2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. Widya medika
Wiknjosastro, hanifa.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta.yayasan bina pustaka

32

Anda mungkin juga menyukai